Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fanny Angelia
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang seharusnya dapat masuk ke pasar kerja ternyata banyak yang menjadi pengangguran. Diantara berbagai macam SMK lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) ternyata paling banyak menjadi pengangguran. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan terhadap lulusan SMEA. Karena dasar ilmu yang dimiliki, lulusan SMEA sebaiknya diarahkan untuk berwirausaha setamat SMEA. Untuk itu perlu dilakukan penelitian pendahuluan mengenai seberapa besar intensi mereka untuk bewirausaha setamat SMEA.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat seberapa besar kecenderungan siswa-siswi SMEA kelas III untuk berwirausaha setamat SMEA dan untuk mengetahui faktor- faktor yang rnempengaruhi pilihan tesebut. Pendekatan yang digunakan adalah teori Planned Behavior dari Ajzen (1988) yang rnenyatakan bahwa intensi merupakan penentu terdekat dari tingkah laku. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah intensi untuk berwirausaha setelah tamat SMEA. Sedangkan sikap terhadap tingkah laku, norma subyektif dan Perceived Behavior Control (baik yang Iangsung (PBCd) maupun yang tidak langsung PBCb)) merupakan variabel bebas. Variabel-vanabel tersebut diukur dengan skala yang menyerupai bentuk yang dicontohkan oleh Ajzen.

Dengan menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 138 siswa-siswi kelas III SMEA jurusan Manajemen Bisnis di Jakarta Timur dilibatkan sebagai subyek dalam penelitian. Pengambilan data dilakukan secara kelompok di dalam kelas sedangkan pengolahan datanya dilakukan dengan bantuan komputer, terdiri dari analisis diskriptif intensi, korelasi dan analisis regresi berganda.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa skor intensi subyek secara keseluruhan berada diatas angka 1. Jadi dapat dikatakan bahwa intensi siswa-siswi kelas III SMEA untuk berwirausaha setamat SMEA relatif tinggi. Dari hasil analisis regresi berganda diketahui hanya norma subyektif dan PBCd yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap intensi. Jadi dari beberapa hipotesis penelitian yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan terhadap intensi hanya hipotesis penelitian dari norma subyektif dan PBCd yang diterima. Dari kedua variable tersebut variabel PBCd memberikan sumbangan yang Iebih besar terhadap intensi. Dengan hasil penelitian yang demikian disarankan pada pemerintah untuk memberikan pelatihan kontrol diri dan pelatihan wirausaha pada siswa SMEA.
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Asgarita
Abstrak :
ABSTRAK Remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan manusia yang cukup menarik. Pada saat inilah proses penemuan identitas diri menjadi sangat penting. Salah satu komponen penting dari identitas diri adalah jender. Perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional yang cukup drastis membuat tuntutan untuk berperilaku sesuai jender semakin meningkat terutama pada remaja putri.. Tuntutan ini dapat mempengaruhi bidang lain yang cukup penting pada masa ini, yaitu prestasi. Ditandai penurunan prestasi dan sedikitnya remaja putri yang mengambil kelas matematika dan sains sekalipun mereka mengambil, dapat berhenti di tengah jalan. Salah satu penjelasan dari hal ini adalah fear of success. Konsep yang ditemukan oleh Martina Homer ini menyatakan bahwa perempuan menghindari kesuksesan karena cemas akan konsekuensi yang yang dihadapinya, yaitu kehilangan femininitas (loss of femininity), kehilangan penghargaan sosial (loss of social selfeteem) dan adanya penolakan sosial (social rejection). Ini berlaku jika mereka berada di situasi yang kompetitif dan harus berkompetisi dengan laki-laki. Ternyata, gejala ini juga ditemukan pada remaja putri, terutama mereka yang berada dalam bidang maskulin. Penelitian ini didasari keinginan peneliti untuk melihat fear of success pada remaja di Indonesia, terutama mereka yang bersekolah di SMK. Mengingat streotipe yang ada di masyarakat bahwa SMK dengan junisan yang ada merupakan representasi dari jenis kelamin tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan aspek-aspek fear of success pada siswi yang sekolah di SMK berstreotype maskulin dan siswi di SMK berstreotype feminin. Penelitian yang bertujuan deskriptif ini melibatkan 116 subyek (52 siswi STM Telkom dan 64 siswi SMEA) dengan teknik pemilihan sampel secara incidenlal. Pengambilan data menggunakan kuesioner fear of success dari Seniati (1991) yang telah diadaptasi sesuai dengan konteks remaja yang akan diolah secara statistik. Hasil penelitian memperlihatkan skor rata-rata fear of success yang dimiliki siswi STM lebih tinggi dibandingkan siswi SMEA meskipun secara keseluruhan derajat fear oj success yang dimiliki kedua kelompok cukup rendah. Berdasarkan skor rata-rata ditemukan bahwa tidak ada perbedaan fear of success yang signifikan antara siswi STM dan siswi SMEA.
2004
S3393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aminarti Sjakbandiah Koesmardini
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu studi analitis yang menggunakan data primer yang dilaksanakan pada bulan Desember 1998. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan siswi SMEA Yapan Indonesia di Kecamatan Sawangan Kabupaten DT II Bogor. Pengolahan data secara statistik dilakukan terhadap 261 siswi yang berusia 14-21 tahun dengan menggunakan SPSS-PC Package. Uji Chi Square digunakan untuk meliliat hubungaii dua variabel, yakni antara variabel tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan Ibu siswi dan pendapatan orang tua, pengetahuan gizi siswi dan pengetahuan gizi lbu siswi, sikap siswi dan sikap ibu siswi terhadap makanan bergizi, dengan variabel Pola makan siswi. Perbedaan hasil uji tersebut bermakna bila nilai p < 0,05. Diperoleh hasil bahwa 64,8 % responder mempunyai pola makan yang baik. Hanya variabel Pengetahuan lbu siswi yang berhubungan dengan pola makan siswi secara bermakna pada p < 0,05. Variabel lainnya yakni tingkat sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan Ibu siswi, pendapatan orang tua, pengetahuan gizi siswi, serta sikap Siswi dan sikap Ibu siswi terhadap makanan bergizi ternyata secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p>0,05). Disarankan kepada Pengelola Program Kesehatan dan Program Pendidikan agar diberikan penyuluhan gizi terutama melalui kelompok Ibu, melalui penjaja makanan di warung sekolah dan media-media lainnya. Penyuluhan gizi pada siswi selain dalam bentuk pelajaran juga diberikan secara ekstrakurikuler misalnya berkemah, dll Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya dengan metode obseivasi partisipatif agar diperaleh data yang lebih berkualitas.
ABSTRACT survey was carried out in December 1998 to study the meal pattern of adolescent girls in SMEA Yapan, high school students in Sawangan - Bogor district. A cross-sectional study involving a sample of 261 students aged 14 to 21 years. The aim of this study is to investigate the meal pattern of adolescent girl and factors associated with it, such as socio-economic status, mothers education, knowledge about nutrition of adolescent girls and their mother, attitude of adolescent girls and their mother to the nutritive food was investigated. The statistical analysis was done using the SPSS-PC statistical package. The Chi-Square was used for the statistical association between two variables in relation to the meal pattern. The difference was considered statistically significant when p-value was less than 0,05. The logistic regression was used to estimate of several variables on food consumption pattern holding others variables constant. The study found that 64, 8 % of respondents have a good meal pattern. There was a significant correlation between the mothers' knowledge about nutrition and the girls? meal pattern (p < 0,05). The other variables such as social-economic status included the education of the students' mother and the income of the parents, the knowledge of nutrition of the students, and the attitudes of the students and their mother to the good nutritive food, were no significant correlation (p >0,05). A nutrition education programmed to promote healthy balanced diet and to reduce negative foods beliefs and negative food habits is urgently needed for house﷓wives, through the managers of the canteen in the school, and another medias. Nutrition education for girl students is better by extra curriculum.. For the next nutrition survey it is better with observative participation methods to get the better data quality.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library