Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linda Purnamawati
"Linda Purnamawati. Tingkat Pemanfaatan Perpustakaan Umum oleh Pelajar SM Kajian Berdasarkan Kedekatan Lokasi. (Di bawah bimbingan Zulfikar Zen, MA). Skripsi, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1999. Perpustakaan umum sebagai sebuah lembaga publik yang eksistensinya dinilai dari tingkat pemanfaatan oleh masyarakat yang dilayaninya, maka dari itu, skripsi ini berupaya mengkaji tingkat pemanfaatan perpustakaan umum berdasarkan konsep tingkat pemanfaatan pemakaian oleh pelajar SMU dari sekolah yang memiliki kedekatan lokasi dengan perpustakaan umum. Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan dengan tiga sekolah terdekat di lingkungan yang dilayaninya yaitu SMUN 70, 6, dan Muhammadyah 3 Jakarta. Cara-cara pengkajian dilakukan dengan mengevaluasi jumlah keanggotaan Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan oleh pelajar dari ketiga sekolah tersebut yang kemudian diperbandingkan dengan jumlah keseluruhan keanggotaan Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan dengan status pelajar untuk beberapa periode, mengevaluasi tingkat pengetahuan para pelajar dari ketiga SMU tersebut terhadap keberadan Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan, aktivitas mereka, serta mengkaji tingkat persepsi para pelajar tersebut sebagai salah satu upaya menilai faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi tingkat pemanfaatan perpustakaan umum. Adapun hasil dari penelitian menujukan bahwa tingkat pemanfaatan Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan oleh pelajar dari ketiga sekolah tersebut menujukan tingkat pemanfaatan yang sangat buruk. Dan dari hasil kajian terhadap faktor penyebabnya diperoleh fakta bahwa buruknya tingkat pemanfaatan disebabkan faktor ketidaktahuan terhadap keberadaan dan lokasi perpustakaan yang terkait pula dengan masalah promosi, serta masalah sulitnya mencapai lokasi Perpustakaan Umum Wilayah Jakarta Selatan akibat lokasi yang tidak strategis akibat letaknya yang jauh dari jalan utama yang dilalui kendaraan umum."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S15496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA2638
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lira Redata
"Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari sekolah, yang bertujuan membantu sekolah mencapai tujuan pendidikan. Perpustakaan sekolah akan bermanfaat bila prestasi siswa tinggi dan selalu berkeinginan mengikuti perkembangan iptek. Untuk memenuhi kriteria di atas, maka hal itu sangat ditentukan oleh sistem pengajaran yang senantiasa menuntut pemanfaatan perpustakaan sekolah, yaitu sistem pengajaran dengan pendekatan belajar aktif. sistem pengajaran dengan pendekatan belajar aktif, di satu pihak menuntut guru untuk Iebih kreatif dalam melaksanakan tugas pendidikan di sekolah, di lain pihak siswa dituntut untuk dapat lebih mandiri dalam kegiatan belajar. Tentunya untuk memenuhi kedua tuntutan ini, guru dan siswa memerlukan fasilitas yang berperan menunjang pelaksanaan belajar aktif, yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat berperan menunjang belajar aktif melalui empat komponen yang dimilikinya, yaitu: koleksi, kegiatan dan layanan, fasilitas, serta sumber daya manusia.
SMU MADANiA adalah salah satu sekolah yang menerapkan pendekatan belajar aktif dalam kegiatan belajar mengajarnya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah SMU MADANiA berusaha berperan menunjang belajar aktif melalui koleksi, kegiatan dan layanan, fasilitas, serta personal yang dimilikinya. Peranan yang sudah dipenuhi oleh perpustakaan sekolah SMU MADANiA adalah sebagai sumber belajar; penyirkulasi koleksi; simbol bagi siswa untuk meraih kebebasan berbicara ; rumah yang menyediakan akses ke sumber sesuai kurikulum ; tempat ideal mengajarkan kemampuan menggunakan informasi; petunjuk, pendukung, dan kebebasan untuk mengembangkan tanggung jawab belajar; serta penyedia lingkungan belajar yang memadai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S15575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astania Budianti
"Agama adalah salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia, karena agama merupakan pengendali dan pengatur manusia untuk menjalani kehidupan sehari- hari dengan hakikat untuk menghadap Tuhan YME. Ibadah sendiri adalah bentuk tingkah laku beragama yang beragam tergantung menurut agamanya masing-masing. Ibadah tersebut merupakan pengejawantahan dari pelaksanaan kepercayaan manusia terhadap Penciptanya.
Ibadah tersebut dijalankan oleh manusia karena mereka percaya dengan apa yang mereka dapatkan melalui agama. Untuk itu diperlukan pendidikan agama yang adekuat untuk memahami perlunya menjalankan Ibadah, terutama bagi para remaja yang sedang mengalami masa transisi untuk mencari identitas diri.
Keluarga dan Sekolah merupakan dua faktor penting yang mempengaruhi remajal. Apabila salah satu lingkungan memberi pengaruh yang kurang baik maka hal tersebut patut diperhatikan. Padahal terdapat berbagai jenis sekolah yang memberikan suasana dan lingkungan masing-masing yang juga turut mempengaruhi seseorang dalam berbagai hal, termasuk dalam hal agama.
Dalam penelitian ini dilihat pengaruh dua jenis sekolah yaitu SMU Islam dan SMU Swasta Umum terhadap keinginan siswa untuk menjalankan Ibadah. Perbedaan kedua jenis sekolah ini adalah pada materi pelajaran agama, SMU Islam memberikan materi pelajaran yang lebih banyak, kemudian fasilitas beribadahnya lebih lengkap dan juga lingkungan pergaulan yang homogen beragama Islam, sedangkan di SMU Swasta umum materi pelajaran agama tidak sebanyak di SMU Islam, fasilitas beribadah ada, namun tidak selengkap SMU Islam dan pergaulan beragamanya lebih beragam.
Selain lingkungan sekolah Theory of planned behavior sendiri menyatakan bahwa keinginan atau intensi seseorang dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu variabel sikap, Norma subyektif dan Perceived behavioral control. Dalam penelitian ini Pengaruh ketiga variabel tersebut dilihat masing-masing peranannya sehingga dapat dilihat gambaran yang Iebih jelas mengenai tingkah laku beribadah tersebut.
Dengan teknik non probability sampling sebanyak 60 siswa SMU Islam dan 60 siswa SMU Swasta umum, dilibatkan sebagai sampel penelitian. Data ke-120 siswa-siswa tersebut diolah dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk mendapatkan deskripsi sampel, mean, hasil analisis berganda dan hasil t-Test untuk melihat perbedaan Intensi kedua jenis sekolah.
Setelah penelitian dilaksanakan diketahui bahwa lingkungan sekolah SMU Islam dan SMU Swasta Umum temyata tidak menghasilkan perbedaan Intensi untuk menjalankan Ibadah. Siswa-siswa dari kedua jenis sekolah sama-sama menunjukkan intensi yang tinggi untuk menjalankan ibadah wajib. Selain itu dengan menggunakan analisis berganda diketahui bahwa terdapat hubungan linear yang signifikan antara sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control terhadap intensi untuk menjalankan ibadah wajib. Dari ketiga hal tersebut, norma subyektiflah yang paling berpengaruh terhadap intensi tersebut. Artinya, persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk menjalankan ibadah dan motivasinya untuk mematuhi tekanan sosial tersebut menentukan niat individu tersebut untuk memunculkan tingkah Iaku yang dimaksud.
Segi teoritis dari peneiitian ini adalah penerapan theory of establishment of ego identity dari Erikson dan theory of planned behavior pada bidang yang universal yaitu interaksi antara manusia dengan Penciptanya. Dari segi praktisnya, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak sekolah dan keluarga untuk dapat lebih memperhatikan kebutuhan remaja akan agama. Serta memberikan pengarahan dan pendidikan yang lebih baik lagi yang tentunya akan bermanfaat bagi masa depan para remaja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Damayanti Darmadji
"Iklan Layanan Masyarakat "AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Juga Bisa Cegah, yang terdiri atas 4 versi, yaitu: Transmission, Confession, Friendship dan Prevention (Domino), merupakan proyek kerjasama Menko Kesra Taskin dengan AusAID. Penayangkan dilakukan sepanjang tahun 1999/2000 melalui RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.
Penelitian mengenai "Pengaruh Iklan `AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Juga Bisa Cegah' Terhadap Pemahaman dan Sikap" dilakukan untuk rnengetahui apakah pesan iklan tersebut berpengaruh terhadap pemahaman dan sikap remaja tentang HIV/AIDS. Selain itu, diteliti pula variabel-variabel yang diduga turut mempengaruhi persepsi remaja dalam menonton iklan.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pentingnya bagaimana menyampaikan pesan persuasif tentang HIV/AIDS melalui iklan di televisi. Melalui pengertian yang baik, diharapkan muncul sebuah pemahaman tentang HIV/AIDS yang benar, yang akan melahirkan sikap positif pemirsa dalam menghadapi issu-issu HIV/AIDS di sekitar lingkungannya.
Subjek penelitian berjumlah 114 orang, terdiri atas remaja putra dan putri kelas II yang dipilih secara acak dari empat SMU di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pretest posttest. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen "before-crier control group design" untuk melihat apakah ada perubahan pemahaman dan sikap pada diri subjek setelah menonton iklan. Dan yang digunakan adalah versi Prevention dan versi Confession. Sementara teori tentang perubahan pemahaman dan sikap berpijak pada hasil penelitian Petty dan Cacioppo serta berbagai hasil penelitian para ahli mengenai message learning approach.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS cukup memadai. Selain masih cukup banyak remaja yang menganggap AIDS adalah penyakit kaum homoseksual, mereka juga membutuhkan informasi cara pencegahan agar tidak tertular HIV. Perubahan pemahaman dan sikap yang signifikan ditunjukkan oleh Iklan Layanan Masyarakat "AIDS. Kita Bisa Kena, Kita Bisa Cegah" versi Prevention. Sementara variabel-variabel yang berpengaruh pada persepsi menonton iklan versi Prevention terhadap pemahaman adalah pertemanan mandiri dan punya pengalaman terpapar iklan. Melalui analisa data diketahui bahwa iklan versi Prevention dipersepsikan lebih baik daripada iklan versi Confession. Atas dasar temuan ini, disarankan untuk menerapkan model penjadwalan fighting dengan berpijak pada teori "sleeper effect" dan "delayed action effect" pada program televisi yang disukai remaja, yakni: film dan musik melalui stasiun-stasiun televisi swasta favorit remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Budi Cahyono
"ABSTRAK
Perkembangan film Indonesia saat ini sangat pesafnamun demikian
mengundang kontroversi yang pro dan kontra. Remaja yang menjadi
konsumen terbesar dari film anime merupakan suatu target yang menarik
untuk dapat dimintai pendapatnya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui gambaran tentang bagaimana kecenderungan sikap para siswa
SMU terhadap produk-produk film anime yang banyak beredar. Penelitian
ini adalah penelitian survey dengan menyebarkan kuesioner menggunakan
skala Likert dari 1 sampai dengan 6. Dengan responden pelajar SMU di
Jakarta sebanyak 130 orang. Menggunakan statistik deskriptif untuk
mendapatkan gambaran dari permasalahan tersebut diatas, berdasarkan
aspek-aspek kognitif, afektif dan konatif. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa rata-rata sikap pelajar SMU terhadap film anime memiliki
kecenderungan yang positif. Untuk penelitian yang lebih baik sebaiknya
juga diteliti terhadap siswa SMP agar bisa diperbandingkan antar usia
remaja sehingga hasilnya lebih elaboratif dan juga sebaiknya menggunakan
subyek yang lebih banyak agar dapat lebih digeneralisasikan hasilnya."
2004
S3351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nurhidayah
"Masalah yang muncul di kalangan remaja bukan hanya dirasakan oleh remaja sendiri,tetapi juga oleh orang tua dan orang lain di sekirarnya dan bahkan menjurus menjadi masalah moralitas, Menurut Kohlberg perkembangan moral seseorang mengikuti tahap-tahap yang terdiri dari tahap pra konvensional tahap konvensional dan tahap pasca konvensional, dan selama masa remaja tahap perkembangan moral ketiga, yaitu moralitas pasca konvensional harus dicapai. Rangsangan lingkungan merupakan hal penting bagi penyusunan struktur moral yang baru.
Seorang remaja yang menghabiskan waktunya selama 24 jam di lingkungan sekolah (SMU Berasrama) tentu akan memperoleh rangsangan yang berbeda dengan remaja lain yang hanya menghabiskan waktunya selama 8 jam sehari di seko1ah Berdasarkan kenyataan tersebut maka diajukan hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada perkembangan moral siswa SMU Umum dan siswa SMU berasrama, siswa SMU berasrama lebih tinggi perkembangan moralnya daripada siswa SMU Umum. Dengan menggunakan alat ukur dari Rest yaitu The Defining Issue Tesr (DID dilakukan tes tertulis untuk mengungkap tingkat perkembangan moral individu.
Hasil analisis item dari alat tes ini menunjukkan reliabilitas sebesar 0,7042 Dari hasil uji hipoicsis dengan menggunakan t-test didapatkan nilai t sebesar 0,134 dan p sebesar 0,894. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perkembangan moral siswa SMU Umum dan siswa SMU Berasrama Keterbatasan penelitian yang hanya melibatkan dua buah sekolah yang homogen (keduanya mempakan sekolah Islam yang memiliki kurikulum sama), harus diperluas dalam penelitian dengan melibatkan sekolah umum maupun sekolah dengan basis agama yang berbeda sehingga dapat dilakukan pengolahan data yang lebih baik dengan hasil yang lebih baik pula."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadhi Arif Rachman
"Peningkatan kualitas pendidikan dasar di Indonesia merupakan tantangan yang tidak akan habis-habisnya. Salah satu kunci suksesnya transfformasi menuju masyarakat yang adil dan makmur sangat ditentukan oleh proses pendidikan dan kualitas pendidikan. Saat ini terjadi transisi masyarakat industri ke masyarakat informasi di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini ditandai dengan terjadinya konvergensi yaitu integrasi mass media ,komputer dan telekomunikasi ke dalam satu teknologi dan institusi. Dengan adanya Internet maka telah tercipta jaringan komputer keseluruh dunia untuk komunikasi elektronik. Dengan munculnya internet akan berdampak pada bagaimana orang berkerja dan mengambil keputusan. Pertukaran informasi menjadi sangat cepat dari suatu daerah ke daerah yang lain yang jauh. Maka dapat disebutkan bahwa abad yang baru ini disebut dengan abad Informasi. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan pada tingkat SMU masih rendah namun yang sangat menarik adalah sebagian besar pengguna Internet di Indonesia berasal dari kalangan remaja.
Peneliti ingin mencari faktor-faktor apa saja yang membentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar. Sebelumnya telah diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah atensi, faktor struktural dan faktor fungsional, dengan mempergunakan faktor analysis faktor-faktor tersebut akan direduksi menjadi faktor-faktor yang lebih kecil. Penelitian mengambil setting Sekolah Menengah Umum yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebanyak tiga puluh satu SMU dipilih menjadi tempat penelitian dengan jumlah responder seratus lima puluh orang siswa.
Setelah dilakukan analisis dengan mempergunakan faktor analysis, dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada satu faktor yang membentuk persepsi siswa SMU untuk mempergunakan Internet untuk belajar yaitu faktor pembentuk persepsi siswa untuk mempergunakan Internet untuk belajar dimana terdapat variabel I)persepsi terhadap stimuli kemudian 2) variabel sosiopsikologis 3)Pengaruh kebutuhan, 4) Suasana emosional, 5) Kesiapan mental, 6) Latar belakang budaya, 7)Konteks menentukan makna, 8) Prinsip kesamaan (principles of similarity).

Several Factor that form High School Student Perception to use Internet for Learning Purposes in DKI JakartaAn effort to elevate the quality of education in Indonesia is a never-ending challenge. Two of the success keys in the transformations to a prosperous and just society are determent by educational process and the quality of education. Today the transformation from industrial society to information society is pushed by the rapid development in technology. This transformation is marked by the convergences, which is the integration of mass media, computer and telecommunication into one technology and institution basis. Today with Internet there is a computer network to all over the world for electronic communication purposes. Internet will give an impact to how people work and make a decision. Information exchange will be a lot faster from place to place even in the far distance. We called today is the information age.
In Indonesia the use of Internet for academic and learning purposes in high school is still very low, but interestingly is the most of Internet user in Indonesia come from teenagers age groups. The researcher wants to find what is the factors that form student's perception to use Internet for learning purposes. Before the research takes place the researcher already identified several factors that influences perception, which are attention, structural factor and functional factor. By using factor analysis those factors are going to be reduced into smaller groups factor. The research took place in the province of DKI Jakarta. Thirty-one high schools are randomly selected for the research with total of hundred and fifty student's respondents.
After the analysis conducted (using factor analysis). The output from this research was the reduction of many factors into one factors that influences student's perceptions for using Internet for learning purposes. The factor is factor that form student perception to use Internet for learning purposes, which contains several variables, the first variable 1) perception towards stimulation. The second variable is 2) sociopsychologis. The third variable is 3) Needs influences, the forth variable is 4) State of Emotional, The fifth variable is 5) Mental readiness, the sixth variable is 6) Cultural background. The seventh variable is 7) Frame of References. The eighth variable is principles of similarity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Hermosa
"ABSTRAK
Kemampuan mengenali huruf pada siswa sekolah dasar dan menengah di DKI Jakarta ternyata tidak diikuti dengan pemahaman terhadap materi bacaan yang disajikan. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan penelitian Dakhidae (1997, dikutip oleh Purnawan, 2001) terhadap sejumlah penduduk DKI Jakarta yang berusia 10 tahun ke atas. Sementara kemampuan tersebut sangat dibutuhkan pada pendidikan tingkat universitas, mengingat literatur kuliah banyak berisi konsep-konsep abstrak yang membutuhkan proses berpikir yang mendalam untuk memahaminya. Selain itu, tema-tema bacaan yang beredar di masyarakat memang membutuhkan kejelian pembaca untuk memilah dan memilih bacaan yang argumennya layak dipercaya. Mengingat kemampuan pemahaman bacaan yang masih minim di kalangan siswa SMU, maka peneliti merasa perlu mengajarkan serangkaian strategi membaca yang dinamakan membaca kritis yang bertujuan meningkatkan kejelasan dan pemahaman bacaan. Strategi-strategi yang dimaksud adalah skimming, marking dan annotating, outlining dan mapping, analyzing dan evaluating argument, serta making inference yang disampaikan melalui metode ceramah dan praktek langsung melalui bacaan yang diberikan.
Penelitian ini merupakan kegiatan penerapan strategi membaca yang dilakukan selama lima hari berturut-turut dengan jumlah subyek sebanyak tujuh orang. Efektivitas kegiatan diukur dengan memberikan tes pemahaman bacaan yang item-itemnya merupakan representasi dari materi yang diajarkan. Tes pemahaman bacaan ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, disamping hasil integrasi keterampilan, hasil observasi, serta evaluasi peserta mengenai manfaat kegiatan yang berfungsi sebagai data tambahan.
Pengolahan data utama dilakukan dengan pengujian statistik non parametrik melalui metode Wilcoxon Signed-Rank Test, dan uji signifikansi pada level 0,05 untuk one tailed test. Untuk mengetahui proses berpikir dalam menjawab setiap item tes, peneliti juga melakukan analisis kualitatif terhadap jawaban subyek. Analisis kualititatif tersebut merupakan pendukung data kuantitatif yang diperoleh melalui pengujian statistik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah : strategi membaca kritis tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa SMU. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya peningkatan skor tes pemahaman bacaan yang signifikan setelah mengikuti kegiatan ini. Disamping itu, analisis jawaban kualitatif menunjukkan bahwa tidak ada item yang dijawab dengan tepat oleh seluruh peserta. Namun dari segi penguasaan strategi membaca yang diajarkan, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh strategi dikuasai oleh peserta. Hal ini disimpulkan dari penilaian terhadap hasil integrasi keterampilan dan observasi terhadap performa peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut peserta selama kegiatan. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil tersebut adalah perlunya dikonstruk suatu instrumen ukur yang merepresentasikan secara langsung strategi-strategi membaca yang diajarkan, pemilihan subyek yang lebih mewakili populasi, dan durasi kegiatan yang lebih lama sehingga memungkinkan penguasaan strategi yang diajarkan secara lebih baik."
2002
S2882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>