Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Mona Vindytia
"Dunia saat ini berkembang pesat dengan kemampuan kecerdasan buatan (AI) untuk membuka cara-cara baru dan menarik untuk melibatkan pelanggan. Dengan memberikan penawaran inovatif dan pengalaman yang dipersonalisasi, AI memperkuat ikatan antara merek dan konsumen mereka, sehingga membedakan mereka dari para pesaing. Berdasarkan model Stimulus-Organism-Response (SOR), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor stimulus dalam upaya pemasaran Artificial Intelligence (AI) berdampak pada perilaku loyalitas konsumen pada aplikasi layanan pesan antar makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, deskriptif, dan survei cross-sectional. Structural Equation Model (SEM) digunakan untuk menganalisis 412 tanggapan dari survei kuesioner terhadap subjek Generasi Y dan Z yang menggunakan aplikasi pesan-antar makanan dari 2 platform terkemuka di industri ini, yaitu Gojek (GoFood) dan Grab (GrabFood). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua faktor stimulus dalam upaya pemasaran AI memengaruhi pengalaman merek, sementara hanya informasi dan interaksi yang memengaruhi ekuitas merek. Pengalaman dan ekuitas merek secara signifikan mempengaruhi tanggapan (preferensi merek dan niat penggunaan ulang). Implikasi dari penelitian ini dapat memungkinkan akademisi dan praktisi bisnis untuk memahami pengaruh AI terhadap pengalaman pengguna dan memberikan panduan untuk pengembangan strategi pemasaran dan branding untuk mengupayakan kepuasan pelanggan dengan menawarkan layanan online.
Today's world thrives on artificial intelligence’s (AI) ability to unlock new and exciting ways to engage customers. By powering innovative offerings and personalized experiences, AI strengthens the bond between brands and their consumers, setting them apart from the competition. According to the Stimulus–Organism–Response (SOR) model, this study aims to analyze how stimulus factors in Artificial Intelligence (AI) marketing efforts impact consumer loyalty behavior in food delivery service applications. This research uses a quantitative, descriptive, and cross-sectional survey approach. Structural Equation Model (SEM) was used to analyze 412 responses from a questionnaire survey of Generation Y and Z subjects who used food delivery service applications from 2 leading platforms in the industry, such as Gojek (GoFood) and Grab (GrabFood). The results showed that all stimulus factors in AI marketing efforts affect brand experience, while only information and interaction affect brand equity. Both brand experience and equity significantly influence responses (brand preference and reuse intention). Implications of this study can activate academia and business practitioners to understand the influence of AI on user experiences and provide a guide for the development of marketing and branding strategies to strive for customer satisfaction by offering online service."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mohammad Haudialwan Zakiya
"Di masa pandemi COVID-19, penimbunan menjadi fenomena umum, ketika masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau swalayan untuk membeli berbagai kebutuhan mulai dari makanan hingga kebutuhan alat kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi perilaku penimbunan yang terjadi guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyebaran informasi di media sosial yang mengandung stimulus mempengaruhi persepsi konsumen terhadap manfaat yang dirasakan dari menimbun hingga pada akhirnya konsumen memutuskan untuk menimbun. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dikumpulkan melalui kuesioner yang digunakan secara online melalui media sosial (Whatsapp dan Instagram). Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan aplikasi PLM-SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko yang diterima, tingkat keparahan yang dirasakan, dan kelangkaan yang dirasakan tidak berpengaruh signifikan terhadap manfaat yang dirasakan dari penimbunan dan penimbunan, tetapi norma sosial berpengaruh signifikan terhadap manfaat yang dirasakan dari penimbunan. Hasilnya bisa menjadi acuan untuk menentukan kebijakan dalam menghadapi fenomena panic buying yang berujung pada penimbunan. Oleh karena itu, media harus menyadari bahwa konten yang mereka terbitkan harus bebas dari berita yang dilebih-lebihkan sehingga dapat memberikan informasi yang sebenarnya kepada publik.
During the COVID-19 pandemic, stockpiling became a common phenomenon, when people flocked to markets or supermarkets to buy various needs ranging from food to the need for health equipment. Therefore, it is important to explore the stockpiling behavior that occurs in order to get a clearer picture of this phenomenon. This study aims to find out how the dissemination of information on social media containing stimuli affect consumer perceptions of perceived benefits of stockpiling until the consumer decides to stockpile in the end. This study is survey study collected through questionnaire employed by online through social media (Whatsapp and Instagram). The data is analyzed quantitatively utilizing PLM-SEM app. The results of this study show that perceived risk, perceived severity, and perceived scarcity do not have a significant effect on the perceived benefits of stockpiling and stockpiling, but social norms have a significant effect on the perceived benefits of stockpiling. The result can become a reference for determining policies in the face of the panic buying phenomenon which leads to stockpiling. Therefore, the media must realize that the content they publish must be free from exaggerated news so that they can provide real information to the public."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library