Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nila Widowati
Abstrak :
ABSTRAK
Latah sebagai salah satu culture bound syndrome yang dlkaitkan dengan gangguan psikopatologi yang menunjukkan adanya gangguan kecemasan temyata semakin meluas dan tidak hanya terbatas pada kalangan tertentu saja. Latah adalah suatu bentuk reaksi keterkejutan yang tidak dapat dikendalikan. Fenomena latah temyata juga muncul dan meluas dalam kelompok seni dan dapat menjadi ciri kelompok tersebut. Berkembangnya latah dalam kelompok menunjukkan bahwa latah dapat 'menular', berarti dalam kelompok tersebut diasumsikan perilaku latah timbul akibat dari suatu proses belajar sosial. Tujuan penelitian ini adalah ingin menelaah proses timbulnya latah dalam suatu kelompok seni tari yang dikaitkan dengan teori belajar sosial dari Bandura serta faktor-faktor yang berpengamh dalam proses timbulnya latah. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai anggota kelompok seni tari mahasiswa yang latah dengan ketentuan minimal telah enam bulan mengalami latah. Dari penelitian kualitatif ini diperoleh hasil bahwa timbul dan berkembangnya latah pada kelompok seni tersebut dapat diterangkan melalui proses modeling. Kekhususan perilaku latah menarik perhatian sekelilingnya sehingga fenomena tersebut mudah diingat. Kemudian dengan banyaknya stimulasi dalam kelompok yaitu upaya untuk saling mengejutkan sesama anggota kelompok membuat adanya proses latihan sehingga latah menjadi mudah diingat dan menjadi suatu kebiasaan. Diterimanya perilaku latah sebagai suatu ciri kelompok serta dianggap bisa memperluas pergaulan dapat menjadi penguat {reinforcement) bagi pelatah. Untuk penelitian lanjutan dapat mengunakan pendekatan teori lain seperti psikoanalisa sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang perbedaan bentuk-bentuk reaksi latah.
1998
S2718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Safrina Dahri
Abstrak :
Seringnya terjadi kekambuhan pada pecandu narkoba setelah program penyembuhan, menjadikan perlunya penelitian tentang dinamika terjadinya kekambuhan pada pecandu narkoba. Seperti yang kita ketahui, banyak jenis narkoba yang beredar di indonesia antara lain ganja, ekstasi, shabu, heroin dan jenis lainnya. Penelitian ini hanya menfokuskan dinamika terjadinya kekambuhan pada pecandu heroin. Alasan dipilihnya penelitian pada pecandu heroin karena heroin merupakan jenis narkoba yang paling banyak di salahgunakan, paling kuat ketergantungannya terlihat dari gejala putus (withdrawal sympton) yang timbulkannya dan kecenderungan untuk menambah dosis, serta banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat kecanduan putaw seperti tingkah laku kriminal, gangguan fisik, AIDS bahkan kematian. Adapun alasan pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat aplikasi pendekatan cognitive-behavioral dalam menjelaskan proses kekambuhan pada pecandu heroin. Kedua, akibat kekambuhan pada pecandu heroin menimbulkan banyak kerugian materi karena harus berkali-kali berobat bahkan kematian karena kecenderungan menambah dosis. Dan disamping kedua alasan di atas, sedikitnya penelitian tentang kekambuhan pada pecandu putaw menjadikan pentingnya mengadakan penelitian tentang kekambuhan jenis narkoba Iain agar masalah ini dapat diatasi dengan merancang program pencegahan kekambuhan (relapse prevention) untuk para pecandu narkoba di Indonesia. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan mengambil kasus kekambuhan pada pecandu putaw. Adapun sumber data utama yang dipakai adalah hasil laporan wawancara dengan responden (pecandu putaw) dan sumber data penunjang yaitu observasi. Dengan menggunakan kedua data ini, diharapkan hasil penelitian akan lebih baik dan lebih dapat dipercaya. Skripsi ini berusaha menggambarkan masalah kekambuhan yang teljadi pada pecandu putaw dengan menggunakan pendekatan cognitive-behavioral mengenai proses kekambuhan yang dikemukakan oleh Marlatt dan Gordon (1985). Hasil skripsi menunjukkan bahwa terdapat beberapa situasi yang beresiko terjadinya kekambuhan, antara Iain emosi negatif (negative emotional state), tekanan Sosial (social pressure) dan konflik antar pribadi (interpersonal conflict). Kemungkinan terjadinya kekambuhan semakin besar karena pengaruh beberapa faktor kognitif seperti self efficacy yang rendah dan adanya positive outcome expectancies. Pengaruh faktor situasi dan faktor kognitif ini mendorong pecandu memakai untuk pertama kalinya (lapse/slip). Slip dianggap sebagai pelanggaran terhadap aturannya sendiri untuk berhenti memakai putaw. Setelah slip, pecandu akan mengalami konflik (a cognitive dissonance effect) dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri (a personal attribution eject). Pada saat pecandu merasakan lapse/slip menjadi kekambuhan dan merasa tidak mungkin dia kembali berhenti, maka salah satu cara menghilangkan gangguan yang ia rasakan tersebut adalah dengan cara membiarkan kekambuhan tersebut menjadi tidak terkendali. Berdasarkan hasil skripsi, beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah menggunakan pendekatan kuantitatif untuk meneliti faktor situasi apa yang paling berperan terhadap terjadinya kekambuhan apakah determinan interpersonal atau intrapersonal. Selain itu, perlu dilakukan penelitian Iebih lanjut tentang factor mana yang Iebih berperan terhadap terjadinya kekambuhan apakah karena factor internal (kognitif) atau eksternal (situasi) serta program intervensi untuk rnencegah terjadinya kekambuhan (relapse prevention) pada pecandu putaw khususnya dan pecandu narkoba secara umum.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library