Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Aminah
Abstrak :
Perusahaan jasa transportasi udara (JTU) , sangat peka terhadap lingkungan politik, ekonomi internasional dan negara tempat persinggahan. Negara dimana gross domestik produknya tinggi merupakan pangsa pasar yang berarti, karena potensi pasar cukup tinggi. Tetapi keuntungan yang diperoleh bisa sangat marginal, karena persaingan, pelbagai biaya dan lingkungan usaha yang cepat berubah. Karena itu pemilihan sektor yang menguntungkan harus dilakukan dengan teliti. Sejak tahun 1986, dengan manajemen baru dari P.T Garuda Indonesia maka perusahaan ini memperoleh kemajuan dalam pemasaran JTU ini. Jumlah penumpang yang memakai JTU ini naik terus, hanya pada tahun 1990 mengalami penurunan akibat perang teluk. Kenaikan pemasaran antara 1986-1990 kami pelajari untuk memperoleh pengalaman dalam mempelajari pemasaran JTU Garuda Indonesia dan JTU lainnya. Faktor muat penumpang naik, jumlah pesawat terbang yang tak beroperasi sedikit demi sedikit berkurang, yang pada akhirnya dirasakan kekurangan pesawat terbang. Untuk memperoleh pangsa pasar yang baik, selain upaya melalui kerja sama komersil, maka promosi wisata seperti VISIT INDONESIA YEAR 1991, konperensi PATA di Bali, di Bandung dan pada tahun depan adalah VISIT ASEAN YEAR 1992, perlu peramalan, perencanaan dan antisipasi JTU dalam menjaring para wisatawan. Fasilitas pendukung dari pemasaran yaitu lkomputerisasi/reservasi otomatis, keandalannya perlu dinaikkan, untuk memberikan JTIJ yang bermutu. Kelincahan dari petugas dilapangan perlu ditingkatkan, supaya pemakai jasa mendapatkan seat yang dikehendaki, yaitu tempat dan waktu yang tepat.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soetjahjo HS.
Abstrak :
Kondisi bisnis penerbangan nasional pada saat ini telah mengalami perubahan dibandingkan dengan kondisi sebelum adanya deregulasi angkutan udara. Perubahaan yang sangat mencolok adalah adanya intensitas persaingan yang semakin tajam diantara operator penerbangan dengan saling berkompetisi merebut pasar. Kebijaksanaan deregulasi angkutan udara yang dilakukan pemerintah sejak tahun 1990 telah diantisipasi dengan baik oleh operator penerbangan swasta dengan penggunaan pesawat jet dan beroperasi pada rute-rute gemuk dengan strategi bersaing yang agresif untuk memperoleh pangsa pasar yang tinggi guna pengembangan pasar dimasa mendatang. PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai perusahaan penerbangan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara, sebenarnya memiliki peluang dan potensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan operator penerbangan swasta dengan adanya deregulasi angkutan udara tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan melakukan observasi yang mendalam pada PT. Merpati Nusantara Airlines ternyata diketahui bahwa kebijaksanaan deregulasi angkutan udara tersebut berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Sebagai indikator penurunan kinerja perusahaan adalah tingkat kesehatan perusahaan : rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas menunjukkan pada posisi perusahaan yang tidak sehat. Demikian pula indikator pemakaian pesawat terbang perhari, keandalan operasi penerbangan dan produktivitas tenaga kerja menunjukkan pada posisi yang kurang baik. Pada periode tahun 1990 - 1994, Merpati dari tahun ketahun cenderung menderita kerugian yang semakin meningkat. Secara kumulatif jumlah kerugian telah melebihi 75% dari modal yang disetor dan kondisi perusahaan yang demikian sesuai ketentuan pasal 47 KURD perusahaan dapat dinyatakan bubar menurut hukum.

Dengan memperhatikan keinginan pelanggan, basis dari kompetisi dan kapabilitas dari perusahaan, maka kunci keberhasilan untuk menghadapi tantangan bisnis dengan menurunnya kinerja perusahaan adalah dengan memperbaiki 3 faktor dominan yang menjadi kendala penurunan kinerja yaitu : meningkatkan mutu produk agar tercapai on time performance, peningkatan mutu pelayanan menuju customer oriented dan profesionalime SDM disemua lini pekerjaan.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Alfian
Abstrak :
Kecamatan Krayan (Kabupaten Nunukan) adalah salah satu daerah tensolir di Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Sabah (Malaysia) dan Brunei. Potensi utama daerah ini adalah Beras Krayan yang memilild rasa khas dan kualitas yang sangat baik. Pangsa pasar beras ini di daerah / kecamatan sekitarnya - terutama Malaysia dan Brunei - memiliki prospek yang baik. Daerah ini dikelilingi hutan lindung dan medan yang bergunung-gunung. Sampai saat ini akses ke Krayan hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat terbang. Masalah utama Krayan adalah terbatasnya kapasftas angkut pesawat terbang. Selain itu ongkos angkut pesawat terbang selama ini dirasakan relatif mahal. Akibatnya angkutan barang untuk kebutuhan penduduk dan pemasaran potensi hasil bumi menjadi terhambat. Mengatasi kondisi ini diusulkan kepada pemerintah daerah untuk memiliki pesawat terbang sendiri sebagai sarana transportasi yang lebih murah. Fungsi utamanya adalah : - Memasarkan potensi hasil bumi, terutama betas ke daerah sekitarnya dan Brunei, - Memasok barang kebutuhan sehari-hari dari daerah sekitarnya ke Krayan Walaupun ongkos angkut barang yang direncanakan relatif murah, bisnis angkutan udara ini diatas kertas tetap menguntungkan bagi pihak pengelola. Multiplier effect yang ditimbulkan diharapkan menggairahkan perekonomian masyarakat / petani dan meningkatkan produksi / penjualan potensi basil bumi selain beras.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Yohanna H.
Abstrak :
Dalam rangka menghadapi persaingan di dunia bisnis, perusahaan maskapai penerbangan menghadapi tuntutan yang semakin meningkat untuk mengoptimasikan kegiatan operasionalnya Berbagai usaha optimasi pada industri penerbangan dilakukan antara Iain melaiui penjadwalan armada dan awak pesawat yang menyangkut beberapa faktor yang saling mempengaruhi. Salah satu cara yang dilakukan PT. MNA untuk dapat meningkatkan pelayanannya ke konsumen adalah dengan melakukan peningkatan atau penambahan Frekuensi penerbangan terhadap jadwal penerbangan yang sudah ada_Dengan adanya penambahan jam keberangkatan maupun tujuan penerbangan, maka PT. MNA dapat mcmberikan alternalif pilihan waktu bagi konsumen untuk melakukan perjalanan sesuai rute yang bersangkutan. Usaha peningkalan lersebut diimbangi dengan oplimasi sejumlah armada pesawat yang lersedia. Pada penelitian ini, dilakukan pengumpulan data mengenai parameter yang berpengamh dalam persoalan peningkatan t`rcIIn order to facing emulation in business world, company of air transport tirm faces demand which progressively mount for the optimization of its operational activity. Various optimization efforts at air transport industry conducted by for example passing scheduling of air crew and armada which conceming some factor which is influencing each other. One ofthe way of which is conducted by PT. MNA to be able to improve its service to consumer is by conducting improvement or addition ol' air transport frequency to air transport schedule which have there. With existence of addition ot' departure hour and also air transport target, hence PT. MNA can give time choice alternative to consumer to conduct journey according to pertinent route. Effort the improvement made balance to with optimization a number of available plane armada. At this research, is conducted by data collecting concerning parameter having an effect on problem of make-up of air transport frequency for the armada of Boeing plane armada 737-200, like air transport route, specification of airport and hour lly. Then conducted by compilation of integer programming model maximizing number of hours fly plane armada by reckoning some operational aspect delinition like maximum hour per air transport route amount and plane which wish to be improved. Pursuant to result of optimal solution of integer programming. obtained by some make-up of air transport route able to assign value maximum hour. Result of make-up of a number ofthe air transport route will be used to schedule lor new air transport which give utilization hour level plane to fly bigger plane compared to with air transport schedule which have there.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balitbang Perhubungan Kemenhub RI, 2018
387.7 IND m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Balitbang Perhubungan Kemenhub RI, 2017
387.7 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Widyanti
Abstrak :
Tujuan dari karya akhir ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada PT Garuda Indonesia dalam melakukan pengelolaan demand khususnya untuk penumpang group untuk kemudian d iaplikasikan pada Yield Management System sehingga dapat membantu mengoptimalkan pendapatan. Yield Management Sys tem ( MS) a dalah s i stem manajemen pendapatan yang digunakan untuk melakukan opti masi pendapatan dari s uatu r ute penerbangan melalui penerapan peragaman harga, penetapan alokasi kursi p e sawat dan penetapan restr iksi pada masing-masing tingkat harga. I mp lementasi YMS ini semakin penting pada rute-rute pene rbangan yang tidak t eregulasi dimana terjadi persaingan yang ketat. St rategi bersaing melalui kualitas pelayanan dan kebijakan harga biasanya sangat mudah diikuti oleh pesaing s ehingg a peran da n k emampuan dalam melakukan kontrol terhadap inventaris kursi, yang merupakan bagian dari YMS, menjadi faktor yang sangat menentukan. Pada rute-rute penerbangan yang didominasi oleh wisatawan, keberadaan penumpang dalam group-group dapat menjadi signifikan disebabkan karena jumlah dan besarnya. Perlakuan terhadap penumpang group tidak dapat disamakan dengan penumpang individual dikarenakan adanya karakteristik-karakteristik yang menjadi ciri khas penumpang group yaitu: - proses booking dilakukan jauh-jauh hari dan biasanya dilakukan oleh pihak ketiga - harga tiket ditentukan berdasarkan kesepakatan - pemesanan dilakukan terhadap sekelompok kursi sehingga terjadi pergeser an penumpang individual yang dapat member ikan kontribusi pendapatan lebiht inggi - penumpang group dalam mengisi kursi lebih tinggi kepastiannya daripada penumpang individual Karena itulah perlakuan dan perhatian khusus terhadap penumpang group tidak dapat diabaikan. Pasar Jakarta-Tokxo di pilih sebagai bahan kajian dalam karya akhir i ni disebabkan karena load factor, s eat factor dan pangsa pasar Garuda relatif terhadap JAL sebagai pesaing utama, cenderung menurun dalam dua tahun terakhir ini . Padahal data pasar mengindikasikan adanya kecender ungan untuk terus naik dengan l aju pertumbuhan penumpang yang cukup baik. Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi Garuda untuk meningkatkan pendapatan melalui serangkaian kebijakan yang melibatkan unsur-unsur pemasaran dan YMS. Disamping hal di atas, segmen rute ini khususnya dan Indonesia-Jepang umumnya, proporsi penumpang yang mengguna kan moda perjalanan dalam bentuk group juga cukup tinggi. Dengan deniikian pengelolaan group mi juga menjadi faktor penentu keberhasilan YMS yang diterapkan. Metode yang digunakan dalam melakukan peranalan penumpang group ini adalah dengan inenggunakan transformasi diskrit (transforivasi z) dan teori konvolusi dengan inenggunakan data historis penerbangan Jakarta-Tokyo bulan Mel 1994 s/d Mei 1995. Hasil perainalan yang diperoleh keinudian diaplikasikan pada YMS yang uinuxn digunakan bagi penulupang individual. Untuk mendukung impleinentasi YMS, pada karya akhir mi juga dilakukan tinjauan terhadap kondisi eksternal dan internal perusahaan.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T10125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Marito
Abstrak :
Sektor jasa telah menjadi industri yang berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir, salah satunya industri penerbangan. Perkembangan tersebut ditandai dengan banyak bermunculannya maskapai penerbangan bam. Tiap maskapai penerbangan saling bersaing untuk mendapatkan penumpang dan memperebutkan market share terbesar. Ditengah-tengah persaingan tersebut, peningkatan dan perbaikan kualitas sangat penting dilakukan untuk bisa mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru. Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan nasional juga merasakan pentingnya hal tersebut. Untuk mengukur kualitas pelayanan di PT Garuda Indonesia digunakan metode SERVQUAL yang diciptakan oleh Parasuraman, et al. Penelitian ini hanya difokuskan pada sam rute yaitu Jakarta-Surabaya, yang merupakan rute penerbangan domestik tersibuk di PT Garuda Indonesia Dalam penelitian ini juga dilakukan segmentasi, berdasarkan puas atau ndaknya penumpang terhadap kualitas pelayanan yang mereka rasakan, menggunakan analisis diskriminan. Hasil dari penelitian ini rnenunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang masih berada di bawah ekspektasi penumpang adalah dimensi reliability responsiveness, dan rangibles, dengan gap sebesar -0,09, -0,08, dan -0,02. Sedangkan kualitas pelayanan pada dimensi empathy dan assurance memiliki gap positif yaitu 0,00 dan 0,07. Hasil segmentasi penumpang menunjukkan bahwa variabel yang paling membedakan (the most discriminates) antara penumpang yang puas dan tidak puas adalah variabel atribut pelayanan dan bukan demografi penumpang.
The service sector has become the major growth industry dining the last few decades, with the airline industry as one of them. The growth of airline industry was shown with the emergence of many new airlines. Each airline was competing to get as many passengers as possible and the biggest market share. To win the competition, those companies must also consider improving and developing the service quality, so they can retain their passengers and gain new passengers. As one of the national airlines in Indonesia, Garuda Indonesia has also regarded the sen/ice quality as an important aspect. This paper uses SERVQUAL, which was created by Parasuraman, et. al-, to measure service quality of Garuda Indonesia. This research focused on one route, Jakarta-Surabaya, which is the busiest domestic route in Gamda Indonesia. Segmentation in this research is based on passengers’ satisfaction, concerning service quality that they had received, using discriminant analysis. The results of this research show that the service quality perceptions in reliability, responsiveness and tangibles dimensions are lower that the expected service quality. The gaps are -0.09, -0.08, and -0.02. On the other side, service quality perceptions in empathy and assurance dimensions have positive gaps, which are 0,00 and 0.07. The segmentation results show that the most discriminating variable between satisfied and unsatisfied passengers is the service quality attribute, not the passengers’ demography.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramagarjito B. Irtanto
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis karakteristik interaksi antarkota di Indonesia melalui pendekatan pengangkutan udara untuk penumpang dan kargo pada tahun 2008-2011. Dengan menggunakan pendekatan model gravitasi, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara pengangkutan udara antarkota dengan besaran Produk Domestik Regional Bruto, populasi, struktur ekonomi, interaksi antar kota utama dan dan terdapat hubungan terbalik dengan jarak sebagai proksi penghambat interaksi. Adapun pengaruh beberapa kota utama memberikan hasil yang berbeda di masing-masing estimasi. Pemisahan analisis untuk wilayah Indonesia Barat, Indonesia Timur dan antarwilayah Indonesia menemukan bahwa pengangkutan udara untuk masing-masing wilayah memiliki karakteristik tersendiri. ...... This study analyzes the characteristics of the domestic intercity interaction of Indonesia?s passenger and cargo air transport in 2008-2011. By using the gravity model approach, it is found that there are positive correlations between the intensity of intercity air transportation with Gross Domestic Regional Product, population, economic structure and interaction between the hubs. It is also shown that there is an inverse relationship of distance as a proxy inhibitor for interaction. The influence of several major cities provides different results in each estimation. Segregated analysis were done for interaction in western region, eastern region and between the two regions in Indonesia. The analysis provides clear evidence of unique characteristics for each region.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>