Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jose Soares
Abstrak :
ABSTRAK
Pemolisian masyarakat (Community policing) mulai diperkenalkan di Polsek Cristo Rei pada September 2008 oleh Polisi Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Model perdana Community policing di Timor-Leste. Ketika itu kekuasaan pengendalian keamanan masih dalam tanggungjawab PBB hingga Desember 2012. Namun setelah munculnya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 2009 maka memberikan ruang bagi PNTL untuk mengedepankan pendekatan Community policing dalam pelaksanaan tugasnya dan didukung dengan struktur organisasi dari tingkat markas besar hingga pos polisi di desa. Community policing di Polsek Cristo Rei mulai efektif pada 2013 setelah PNTL menerima kewenangan keamanan kembali dari Polisi PBB di akhir 2012. Didukung dengan kebijakan Mabes untuk menerapkan Community policing di Timor-Leste dengan model Vissiblity, Involvement dan Professionalism (VIP) serta kebijakan untuk menempatkan petugas CP di sekolah dan di desa, pembentukan Keamanan Sukarela Desa, Dewan Pemolisian Komunitas dan Dewan Keamanan Munisipiu/Kabupaten sebagai wujud desentralisasi kewenangan dan tanggungjawab masyarakat dengan polisi atas permasalahan yang terjadi sehingga keduanya secara proaktif untuk mengidentifikasi, mencegah dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi demi tercipta keamanan dan ketertiban bagi masyarakat sehingga kualitas hidup masyarakat dapat diperbaiki. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yaitu melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen. Penulis telah mewawancara 24 orang informan yakni beberapa kepala sekolah, beberapa siswa, perwakilan veteran, Ketua Pemuda, Perwakilan Perempuan, Perwakilan Ketua Adat, Penyelesai Masalah, Camat, LSM, petugas OPS, OPE, Kapolsek, Kepala subseksi Community policing Polres Dili, Wakalpolres, Wadir dan Direktur Community policing tingkat Nasional. Dari temuan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa walaupun community policing sedang berlangsung namun masyarakat belum merasa aman dan tentram karena masih ada permasalahan-permasalah seperti kekerasan dalam rumah tangga, persengketaan tanah, dan kejahatan lainnya yang terjadi di wilayah itu. Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat disimpulkan bahwa perlu menambah anggota yang ditugaskan di wilayah itu baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dengan memperbanyak rasio anggota sehingga dapat mengimbangi dengan jumlah penduduk yang ada di wilayah itu karena sekarang rasionya 1:1.176 dan 1:1.351 pada aktivitas di siang hari. Pemberdayaan masyarakat grass root level belum maksimal untuk menciptakan kondisi aman dan tenteram bagi lingkungan, desa dan kecamatan. Anggaran dan sarana pendukung tugas dan fungsi Community policing di wilayah itu masih minim karena CP belum memiliki mata anggaran tetap tersendiri, kurangnya sarana transportasi sepeda motor, fasilitas perumahan bagi anggota OPS serta sarana komunikasi dalam menunjang tugas di lapangan
ABSTRACT
The Community policing was introduced in Cristo Rei Sub Station on September 2008 by United Nations Police as a first Model implementation community policing in Timor-Leste. By the time the security control was under the United Nations responsibility until December 2012. But after Decree Law No. 9/2009 inter into the force which provide PNTL space for promote community policing approach in its task and function which supported by organization structure from head quarter till police post in villages. The Implementation of community policing in Cristo Rei Sub Station effective on 2013 after the handover police authority from United Nations Police to Polisia Nasional Timor Leste (PNTL) in the end of December 2012. Supported by head quarter policies to apply Community policing model Visibility, Involvement and Professionalism (VIP) as well policy to assign School Liason Officer (SLO), Community policing Officer (CPO) to each villages, the establishment of Suco Volunteer Security (SVS), the establishment Community Policing Council (CPC) and Municipality Security Council (MSC) as part of decentralization of authority and responsibility of community and police on problem occur in their area so both proactively to identifies, prevent and find solution to the problem occur which can be create security and order for those communities so quality of life can be improve. The research method used in this Academic paper is used qualitative approach through interview, observation and document study. The writer have interviewed 24 key sources such: few school master, some students, representatives of : Veteran, Youth, Female, Traditional head, Problem solver, Head of sub district, NGO, Community policing officer, School liaison officer, Sub station Commander, Head of community policing in district level, Deputy district commander, Deputy and Director of Community policing in the PNTL head quarter level. Research finding on the ground that even though the implementation of community policing ongoing but community felt slightly unsafe and tranquillity yet because there were problems still exist such domestic violence, land dispute and other crimes occur in the that area. Based on the research on the ground can draw a conclusion that there is need to increase police members in the area weather in quantity or quality. Through increase of police members can be balance the sum total of citizen in that area because currently the ratio is 1:1.176 and 1:1.351 in the daytime. There was lack of grass root level of community policing empowerment to create peace and tranquillity in its neighbour, villages and sub district level. Budget and police task and function supported equipment were lacking because community policing have no its own constant budget, lack of transport like motorbike, house facilities for community police officers as well communication equipment which can support police work on the ground.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handajani
Abstrak :
Kabupaten Tangerang merupakan wilayah pemerintahan yang berkembang pesat kota, perkembangan tersebut juga diikuti dengan meningkatnya populasi masyarakat yang ada di Kabupaten Tangerang pada saat ini, sarana kesehatan milik pemerintah hanya ada Puskesmas dan Rumah Sakit Umum. Dalam melakukan rencana pengembangan ini diperlukan pengorbanan perkiraan biaya investasi yang tidak sedikit, secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam pengembangan ruang rawat inap ini meliputi : aspek pasar dan pemasaran, faktor sosio ekonomi dan budaya serta aspek sumber dananya acuan tersebut untuk merealisasikan rencana pengembangan. Rumah Sakit Islam Asshobirin merupakan rumah sakit swasta yang berazaskan keagamaan yang terletak di desa Pondok Jagung Tangerang Kecamatan Serpong berada dibawah naungan Yayasan Muslimin Tangerang yang terletak diwilayah pemukiman Bumi Serpong Damai. Dalam penelitian ini didapatkan gambaran tentang rencana pengembangan ruang rawat inap VIP dari 5 ruang VIP yang tersedia di rumah sakit Islam Asshobirin menjadi 20 ruang VIP, adapun penilaiannya dilakukan secara ekonomis dengan cara menghitung Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR), dan disesuaikan dengan bunga bank sebesar 10 % sedangkan bunga pinjaman sebesar 17 % pada saat ini, dalam penelitian ini menggunakan studi kasus dengan menggunakan data sekunder selama 5 tahun terakhir, serta menganalisis faktor internal dan eksternal di lingkungan rumah sakit Kabupaten Tangerang. Hasil studi ini dilatarbelakangi dengan angka kenyataan yang ada dan mengacu pada data demografi berdasarkan data BPS dan Profile Kesehatan Kabupaten Tangerang bahwa pemanfaatan ruang rawat inap dengan tempat tidur di rumah sakit Kabupaten Tangerang pada tahun 2000 dengan menggunakan rata-rata ALAS selama 4 hari, masih diperlukan lagi sebanyak 1917 sehingga bila diasumsikan menurut kebijakan Departemen Kesehatan 10 % dipergunakan untuk ruang rawat inap VIP maka masih ada sebanyak 191 tempat tidur VIP pada saat ini kenyataan yang ada di rumah sakit Kabupaten Tangerang untuk seluruh rawat inap VIP pada saat ini sebanyak 51 ruang VIP dengan, sehingga bila rumah sakit Islam Asshobirin ingin menambah atau mengembangkan ruang rawat inap VIP masih memungkinkan. Kabupaten Tangerang merupakan daerah kawasan industri, dimana peluang kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dibutuhkan sangat tinggi, sehingga dilihat dari pertumbuhan tenaga yang paling tinggi penempatannya ada pada tingkat sarjana muda maupun sarjana, disamping itu Kabupaten Tangerang juga merupakan penyangga Kota Jakarta dengan demikian diharapkan dalam pengembangan ruang rawat inap VIP dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Analisis keuangan dilakukan pada 4 (empat) jenis penghitunganyang berbeda pada struktur financingnya yaitu: (1) Equity, Rp.1.085.100.000,- Loan, Rp. 460.000.000,- (2)Equity, Rp.I.460.000.000; Loan, Rp. 0,- (3) Equity, Rp.645.100.000,-Loan, Rp. 1.000.000.000,- (4) Equity, Rp.270.100.000,- Loan, Rp.1.460.000.000,-. Pada penghitungan arus kas selama periode 10 tahun, didapatkan bahwa nilai NPV dan IRK dengan struktur financing yang berbeda adalah sebagai berikut: (1) NPV, Rp. 837.999.699,- , IRR 28,40% (2) NPV, Rp. 910.734.741,- , (3) NPV, Rp. 752.615.083,- , IRR 26,79% (4) NPV, Rp. 679.880.040,- , IRR 25,54%. Dari 4 (empat) alternatif tersebut diatas, alternatif yang dipilih adalah yang pertama dengan struktur financing adalah Equity Rp.1.085.100.000,- Loan, Rp. 460.000.000,- alternatif ini dipilih karena mempunyai nilai IRR. 28,40% yang artinya proyek ini layak dikembangkan karena nilai IRR lebih besar dari bunga yang disyaratkan yaitu 10% dan nilai NPV sebesar Rp. 837.999.699,- yang artinya proyek ini akan memberikan keuntungan dimasa mendatang, sehingga rumah sakit Islam Asshobirin layak untuk didirikan. Diharapkan hasil studi keputusan pengembangan ini harus segera dtindak lanjuti dengan Master Program atau Rencana Induk yang merupakan penjabaran kegiatan selanjutnya dari studi keputusan pengembangan ini agar tidak menjadi sia-sia. ...... Development Analysis of Inpatient VIP Room at Asshobirin Islamic Hospital, Tangerang, 2002District of Tangerang is a city of government territory that is growing fast, and follows with increasing of number of population in that district which has health care facilities only primary health care and public hospital. In doing this development, need much of investment cost estimation. Aspects that will be discussed in this thesis include marketing, social-economics and cultural and also funding resources to realize the development plan. Asshobirin Islamic Hospital is a private hospital with based on religious aspects and located in Pondok Jagung - Tangerang. This hospital is under Yayasan Muslimin Tangerang (Moslem Foundation of Tangerang) in Bumi Serpong Damai settlement. In this research we can get the description of development plan of inpatient VIP room with increasing from 5 of VIP rooms to 20 VIP rooms. The assessments done economically with estimated the Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR), and adjusted with the bank interest about 10 % and loan interest in this time about 17 %. This research used case study using secondary data in the past 5 years and analyzed the internal and external factors in environment of District Hospital of Tangerang. The result of this study is based on the real number and relies on data of demography from BPS and Health Profile of Tangerang District. It said that utilization of inpatient room in Hospital of Tangerang using ALOS (Average Length of Stay) is four days. It means that need more about 1917 rooms so when it formulates with the Health National Department policies, 10% of inpatient rooms are VIP's. Therefore there are 191 VIP's beds. In Hospital of Tangerang District VIP's beds are 51 rooms, so it's possible for Asshobirin Islamic Hospital to increase or develop VIP's inpatient rooms. District of Tangerang is industrial area where there are the chances of high quality labors. Moreover when we see the growth of labors is dominant with bachelors and undergraduate level. Besides that, District of Tangerang is a support city of Jakarta so it is expected that the development of inpatient VIP's room can fill the needs of public health care. Financial analysis done with 4 types of different estimation in structure of financing, there are: (1) Equity, Rp.1.085.100.000,- Loan, Rp. 460.000.000,- (2) Equity, Rp.1.460.000.000,- Loan, Rp. 0,- ; (3) Equity, Rp.645.000.000,- Loan, Rp. 1.000.000.000,- ; (4) Equity, Rp.270.100.000,- Loan, Rp. 1.460.000.000,-. In estimation of cash flow in 10 years period, the value of NPV and IRR with structure of financing are: (1) NPV, Rp. 837.999.699,- , IRR 28,40%; (2) NPV, Rp. 910.734.741,- ; (3) NPV, Rp. 752.615.083; , IRR 26,79% ; (4) NPV, Rp. 679.880.040; , IRR 25,54%. From four types of previous alternative, the chosen alternative is the first one, it is: Equity Rp.1.085.100.000, - Loan, Rp. 460.000.000,-, this alternative is being chosen because of the value of IRR 28, 40% which means this project is worth enough to be developed because the value of IRR bigger than qualification interest (10%) and the value of NPV is Rp. 837.999.699, - which means this project will give future profit so Asshobirin Islamic Hospital is qualified to be built up. It is expected that the result of decision of this development followed with Master Program or Master Plan which explain about next activities from the results, so this result is not useless.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusmin
Abstrak :
Globalization era gives changing on 5c which is country, costs, customer. competitor and company Changing it charge hospital to increase service quality to patient and its family. Changing that also give impact on emulation that progressively tight deep grab potential market compartment The other impact is felt is increasing total bed so utilisasi is hospital that menurun can and can also increase. This condition of gets to be seen on case study at two swasta's hospitals that is at Makassafs city which is hospital Stella Maris and (`mestelina?s hospital hits utilisasi service nurses to lodge VIP'S class on year 2009. On year 2007 2008 RSG?S houses note GIMLET number services to nurse VIP?S class lodge just 53 % and 54 %, meanwhile RSSM is even greater which is 76 % and 74 %. This research constitute research with quantitative approaching and kualitatitl Its aim wants to know determinant that is engaged utilisasi and quality picture services swasta's hospital. Observational data as data of primary which is acquired quantitative data with method surveys to utilize kuesioner where sample in observational it as much 200 respondents, one that its amount established by sampling tech slratzfied random is sampling with allocation method proportional. For kualitatifs data by methodics visceral interview on to amount to informan. There is data even its secondary is gotten by undertaking studies document. Result observationaling to point out that no relationship among predisposing'S factor, enabling's factor and need's factor with utilisasi services to nurse VIP'S class lodge on RSG and RSSM 2009. Quality picture services hospital on RSSM better compared with by RSG. Picture services doctor on the two hospital with better. Appreciative picture services and RSSM'S rate less expensive and better than RSG. Therefore Stella Maris's hospital party and Grestelina's hospital needs to shortly notice utilisasi's determinant and increases hospital service quality, quality services doctor, point services hospital and mengkaji is rate that at establishes.
Era globalisasi memberikan perubahan pada 5C yaitu country, costs. customer, competitor dan company. Perubahan ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Perubahan tersebut juga memberikan dampak pada persaingan yang semakin ketat dalam merebut pangsa pasar potensial. Dampak yang lain dirasakan adalah peningkatan jumlah tempat tidur sehingga utilisasi rumah sakit dapat menurun dan juga dapat rneningkat. Kondisi ini dapat dilihat pada studi kasus di dua rumah sakit swasta yang ada di kota Makassar yaitu rumah sakit Stella Maris dan rumah sakit Grestelina mengenai utilisasi layanan rawat inap kelas VIP pada tahun 2009. Pada tahun 2007-2008 rumah RSG mencatat angka BOR layanan rawat inap kelas VIP hanya 53 % dan 54 %, sedangkan RSSM lcbih besar yaitu 76 % dan 74 %. Penelitian ini merupakan pcnclitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitati Tujuannya ingin mengetahui determinan yang berhubungan dengan utilisasi serta gambaran kualitas layanan rumah Sakit Swasta. Data penelitian berupa data primer yaitu data kuantitatif yang diperoleh dengan metode survei menggunalcan kuesioner dimana sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 responders, yang jumlahnya ditetapkan dengan teknik sampling stratified random sampling dcngan metode alokasi proporsional. Untuk data kualitatif dengan metode wawancara mendalam pada sejumlah informan. Adapun data sekundemya diperoleh dengan mclakukan telaah dokumen. Hasil penelitian mcnunjukka.n bahwa tidak ada hubungan antara faktor predisposing, faktor enabling dan faktor need dengan utilisasi Iayanan rawat inap kelas VIP pada RSG dan RSSM tahun. Gambaran kualitas layanan rumah sakit pada RSSM Iebih baik dibandingkan dengan RSG. Gambaran layanan dokter pada kedua rumah sakit sama baiknya. Gambaran nilai layanan dan tarif RSSM lebih murah dan lebih baik dibandingkan RSG. Oleh karenanya pihak rumah sakit Stella Maris dan rumah Sakit Grestelina perlu untuk segera memperhatikan determinan utiilisasi dan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit, kualitas layanan dokter, nilai layanan rumah sakit dan mengkaji tarif yang di tetapkan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trisna Desmiati
Abstrak :
Penelitian tentang Eksistensifikasi pelayanan VIP Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo dalam mengatasi defisit anggaran dilakukan karena rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo mengalami defisit angaran untuk biaya operasional.
Dari data Susenas didapatkan bahwa pelayanan di rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat miskin sementara masyarakat mampu lebih memilih pelayanan di rumah sakit swasta. Disamping itu dari data keuangan juga terlihat bahwa rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo mensubsidi pelayanan untuk masyarakat miskin dan pasien Askes.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan ekonomi terhadap pengembangan pelayanan VIP untuk mengurangi masalals defisit anggaran di rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo sehinga dapat meningkatkan efisiensi, quality, equity dan susiainability
Metode penelitian merupakan studi kasus yang bersifat analitik dengan mengunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kodva Balikpapan, rumah sakit Kanujoso Djauwibowo, rumah sakit lain yang merupakan pesaing dan Pusat Statistik
Dari analisa pasar ternyata kebutuhan masyarakat Balikpapan untuk pelayanan bermutu cukup tinggi dan pelayanan bermutu yang tersedia sekarang belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih ada peluang bagi rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo untuk mengembangkan pelayanan VIP. Disamping itu rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo juga telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Diusulkan rencana pengembangan yang paling sederhana yaitu, melakukan renovasi bangunan yang ada sekarang untuk dapat menyediakan pelayanan VIP untuk rawat jalan dan menambah jumlah pelayanan VIP untuk rawat inap dengan mengurangi jumlah tempat tidur kelas III. Dalam analisa ekonomi konsep ini ternyata dapat meningkatkan pendapatan sehingga dapat mengurangi masalah defisit angaran. Perubahan komposisi tempat tidur seperti yang diusulkan ini tetap dapat memenuhi kebutuhan pelayanan untuk masyarakat kurang mampu.
Disamping perubahan sarana dan prasarana untuk dapat mengembangkan pelayanan VIP ini juga diperiukan perubahan didalam organisasi dan beberapa kebijakan, sehinga disarankan untuk selanjutnya melakukan penelitian mengenai kelembagaan rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo.
Extension on VIP Service at Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Hospital in Overcoming Budgetary DeficitResearch on "Extension on VIP Services at Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Hospital in overcoming Budgetary Deficit" was performed because the Kanujoso Djatiwibowo Hospital experienced budgetary deficit in its operation.
Analysis of Susenas 1990 data indicated that Kanudjoso Djatiwibowo Hospital was utilized more by the poorer society while the rich prefer to utilize private hospitals. The hospital financial report shows that Kanudjoso Hospital has been subsidizing the poor and the patients with "ASKES" program.
The objective of this research is to evaluate the feasibility of extending VIP services in order to reduce budgetary deficit at this hospital in an effort to increase its efficiency, quality, equity and sustainability.
The method chosen for the research is analytical study case utilizing secondary data from ' Dinas Kesehatan Kotamadya Balikpapan ', from Kanudjoso Djatiwibowo hospital, data from other hospitals as its competitors and data from Center of Statistic.
From market analysis it was found out that the need for high quality services is quite high, however the high quality services currently available cannot yet satisfy the need of the
public. It can then be concluded that good prospect is still exist for the hospital to extend its VIP services. In addition the hospital has been equipped with adequate facilities for extension of its VIP Services.
The simplest extension plan would be to renovate the existing building. Renovation should include provisions of outpatient VIP services and additional bed for in-patient VIP services by ways of reducing the number of that in third class services. The change in the composition of number of bed in those classes would still be expected to meet the requirement of services from economically weak patients.
In the economic analysis this concept would increase hospital income so that it could overcome its budgetary deficit problem.
In addition to changes in equipment and facilities, extension of VIP service also requires changes in organization and certain hospital policies. Therefore, it is recommended that further research on Kanudjoso Djatiwibowo hospital organization should be carried out.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T1396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Rahma Barasila
Abstrak :
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto merupakan badan pelaksana Dinas Kedokteran dan Kesehatan Polri (Disdokkes). Penyelenggaraan perawatan pasien inap kelas VIP merupakan salah satu kegiatan rumah sakit ini. Ruangan VIP Rumkit RS Sukanto yang baru didirikan pada awal tahun 1999 telah merawat sebagian besar pasien yang berasal dari kalangan Polri dan ABRI yaitu 84.9%, sedangkan pasien umum hanya 12.03%. Ruangan ini mempunyai kinerja yang rendah dengan Bed Occupancy Rate (BOR) pada tahun 1999 sebesar 27.46%. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifkasi faktor lingkunga ekstemal, faktor lingkungan internal yang memberikan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan bagi peningkatan utilitas ruang rawat inap VIP Rumkit RS Sukanto serta menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan kinerja Iayanan rawat Map VIP dan Rumkit RS Sukanto. Penelitian ini merupakan Operational Research yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan analisa strategik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam dan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data primer, sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS (Biro Pusat Statistik), rumah sakit di daerah Jakarta Timur, Dirjen Yanmed Depkes (Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Departemen Kesehatan). Hasil penelitian menunjukkan secara umum berdasarkan evaluasi internal (IFE matrix) bahwa harga yang bersaing dan relatif rendah menjadi faktor kekuatan dominan dengan skor tertinggi (0.42) dengan faktor kelemahan dominan adalah kekurangan fasilitas fisik seperti telepon dengan skor 0.08. Total faktor internal untuk ruangan VIP adalah 2.45. Sedangkan berdasarkan evaluasi eksternal (EFE matrix) diketahui bahwa nilai skor tertinggi untuk faktor peluang dominan adalah 0.48, yaitu peluang untuk mengambil segmen pasar middle-top manager pada 29 perusahaan yang telah dilayani para pegawainya disertai dengan faktor ancaman dominan dengan nilai skor terendah yaitu 0.08 mengenai kurang transparannya sistem pendanaan BUMN Patti secara umum sehingga berdampak pada anggaran kesejahteraan karyawan rumah sakit. Dengari demikian total faktor eksternalnya adalah 2.18. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa Rumkit RS Sukanto pada matriks BCG berada pada pada posisi Problem Children, di mana Rumkit RS Sukanto mempunyai pangsa pasar relatif yang rendah tetapi mempunyai rata-rata pertumbuhan yang tinggi. Sehingga pimpinan harus memutuskan untuk menguatkan posisi produk dengan Cara menambah invesiasi melalui product development atau market development atau bahkan keluar dari persaingan ini melalui harvesting, divestiture atau likuidasi. Sedangkan dalam matriks IE, Rumkit RS Sukanto berada pada sel V sehingga mengarahkan pada strategi hold and maintain, Dari keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk rencana ke depan Rumkit RS Sukanto perlu membuat tim pemasaran dan tujuan pemasaran yang rinci dan jelas dengan rencana program pemasarannya. Rumkit RS Sukanto juga disarankan untuk mengemas ulang produknya dengan tetap mempertahankan harga sehingga menjadi produk yang memiliki high value, disertai dengan memperkenalkan jasa pelayanan ruangan VIP kepada pimpinan-pimpinan perusahaan yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit. ......Raden Said Sukanto Center Police Hospital is an executor board of Indonesian Police Medical and Health Official. The operational of nursing VIP inpatient is one of the activities of this hospital. VIP room of the RS Sukanto hospital was exist in early 1999 and had nursed for 84,9 % of military and the police patient, while at that time had nursed 12,03 % civil patient. This room had low performance with bed occupancy rate in 1999 about 27,46 %. The aim of this research is to identify the external factor environment and the internal factor environment, which could give opportunities, threats, utilities, and weaknesses. Also to establish the marketing strategy that could improve the service performance of the VIP room. This research is an operational research, which has a descriptive analytic characteristic and uses the strategic analysis. The technique of collecting data was by doing in-depth interview and spreading questioners to get the primary data. The secondary data was obtained from statistic center bureau, health department, and other hospitals in East Jakarta. Generally, the result of this research based on the internal evaluation (WE Matrix) shows that the competitive and relatively low price become the dominant strength factor with the highest score (0,42) and the dominant weakness factor which is the lack of physical facilities like telephone with score 0,08. The total internal factor for VIP room CPS IV is 2,45. While based on the external evaluation (EFE Matrix), the highest score for the dominant opportunity factor is 0,48, which is to take the middle top manager segment from 29 Firms that the employees have already been served by RS Sukanto hospital. Follow by the dominant threat factor that have the lowest score (0,08) which is the untransparancy of funding system of military government business organization that effect to the employees welfare budgeting of this hospital. From this research study, we knew that RS Sukanto hospital is in the problem children position at the BCG matrix. This mean that RS Sukanto has low relative market share but has high growth market rate, while on the internal external (IE) matrix RS Sukanto hospital is in the 5th cell. Based on the IE Matrix and ECG matrix, the alternative adaptation strategy for VIP room are product development and market penetration. Moreover, based on QSPM the selected adaptive strategy is product development. The overall of this study, could be resume for future planning that RS Sukanto hospital need to establish marketing team and a detail marketing goal with the planning of marketing program. RS Sukanto hospital is also suggested to recovered VIP room product and still maintaining the price so that product become a high value product, besides that, RS Sukanto hospital have to promote the VIP room service to the top managers form the firm that had already been cooperate with this hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T1014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Lufti Huswatun
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa belum dilakukannya bauran promosi secara optimal untuk paviliun melati. Sebagai produk unggulan yang memberikan profit besar kepada rumah sakit seharusnya paviliun melati dapat tersosialisasi di masyarakat. Dari analisa yang sudah dilakukan ditemukan bahwa BOR paviliun melati selama periode Oktober 2001 sampai dengan Pebruari 2002 rata-rata diatas 60 %, tapi berdasarkan kuesioner yang dibagikan kepada pasien tentang alasan di rawat di paviliun melati didapatkan 90 % pasien berasal dari rujukan dokter atau RS lain, dan hanya 10 % pasien yang mengetahui keberadaan paviliun melati. Tujuan penelitian untuk mengetahui landasan keputusan pemilihan bauran promosi paviliun melati dari pihak RS PMl, selain itu juga membuat rancangan konsep bauran promosi yang optimal bagi paviliun melati RS PMI. Jenis penelitian merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan belum sempurnanya landasan keputusan pemilihan bauran promosi paviliun melati dilihat belum adanya database untuk audiens sasaran, serta belum adanya kebijakan dari manajemen tentang anggaran promosi yang akan digunakan. Bauran promosi yang sudah dilakukan selama ini dengan menggunakan brosur dengan lokasi penempatan yang tidak strategis dan distribusi pengadaan serta frekuensi pembaharuan yang terjadwal. Perencanaan kegiatan penyuluhan kesehatan melalui radio dan rencana kegiatan housecall pasien post rawat . khusus kelas utama untuk kontrol ulang cukup baik tapi belum dibuat perencanaan yang matang dari segi SDM, anggaran dan teknis pelaksanaan. Perencanaan anggaran promosi dapat diambil dari pendapatan perawatan, sesuai dengan penelitian Lilien anggaran yang digunakan untuk promosi sebesar 7% dari penjualan. Sedangkan untuk periklanan diasumsikan 25 % dari anggaran promosi total, humas dan publisitas sebesar 50% dari anggaran promosi total dan untuk promosi penjualan sebesar 15 % sedangkan untuk pemasaran langsung sebesar 10%.. Perhitungan didasarkan atas jenis produk paviliun melati yang masih dalam taraf perkenalan sehingga periklanan dan humas harus dilakukan lebih intensif.
The background of the research was that promotional mix isn't implemented optimally for melati pavilion. As a core product giving high contribution for the hospital, melati pavilion should be socialization among people. From the analysis, it detected that the B.O.R of melati pavilion during September 2001 until February 2002 approximately 60%. But considered patient opinion about their reason of stay in VIP, it is found 90% patients came due to other hospital or doctor reference, the rest about 10% of the patients recognized the existence of melati pavilion (survey). The aim of the research was to explore right perception about promotional mix strategy in PMI hospital. Besides researcher wants to know about planning concept of promotional mix in PMI. The type of the research was a case study with qualitative approach. Data was analyzed by using interviewed, observation and documentation study. The result indicates that RS PMI has been facing the follow problem: unclear objective of promotion mix selection. Brochure positioned in proper place, no schedule frequency and renounce, no human resources planning, budget planning and technical implementation. But RS PMI performs well in reminding customer to do regular check up by phone. Assume Lilien research that budget for promotion account for approximately 7% from sales promotion. For the advertising program 25% from the total promotion budget, publication 50% from the total promotion budget. Both advertising and publication budget has to be more than other because of the product was still in introduction stages. Budget for sales promotion about 15% from total budget promotion and finally budget for direct marketing is about 10 % from total budget promotion.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Ibuk Sindy
Abstrak :
Strategi pemasaran bagi produk-produk rumah sakit di Rumah Sakit Honoris telah dirancang dan dilaksanakan termasuk diantaranya berupa produk perawatan di ruang rawat VIP. Hanya saja dalam perkembangannya pemanfaatan ruang rawat inap VIP yang apabila dilihat dari indikator BOR-nya masih jauh dari memuaskan. Data yang ada menunjukkan bahwa sejak tahun 1998 sampai dengan tahun 2001 BOR ruang rawat inap VIP Rumah Sakit Honoris berkisar antara 30 % - 42 %. Demikian pula dari sisi penghasilan, ruang perawatan VIP belum memberikan kontribusi subsidi silang bagi kelas perawatan dibawahnya. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan ruang rawat inap VIP di kemudian hari, perlu di analisa sejauh mana strategi pemasaran ruang rawat inap VIP selama ini. Hal yang menjadi fokus penelitian adalah salah satu bagian dari pemasaran yaitu bauran pemasarannya (Marketing Mix). Akan di teliti pula bagaimanakah bauran pemasaran rumah sakit kompetitor hingga pada akhirnya akan diajukan saran bagaimanakah kebijakan bauran pemasaran di masa-masa mendatang. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Honoris - Tangerang dengan metode Observasi, wawancara terhadap responden serta penelaahan dokumen-dokumen yang ada. Lingkup penelitian adalah menganalisa bauran pemasaran ruang perawatan VIP yang terdiri dari bagaimanakah Produknya, berapa harga yang ditetapkan serta strategi penetapannya, bagaimana place-nya serta bagaimanakah mempromosikannya. Hasil penelitian berupa data-data bauran pemasaran ruang rawat VIP Rumah sakit Honoris serta rumah sakit-rumah sakit kompetitor. Data yang di sajikan terdiri dari fasilitas yang di sediakan di ruang perawatan VIP, fasilitas-fasilitas penunjang perawatan, harga/tarif yang di tetapkan, akses rumah sakit baik akses fisik maupun akses waktu serta upaya-upaya promosi yang telah dilakukan rumah sakit Honoris. Dari pembahasan diperoleh bahwa apabila di bandingkan dengan fasilitas yang disediakan di ruang perawatan VIP rumah sakit-rumah sakit kompetitor maka fasilitas yang disediakan rumah sakit Honoris relatif tidak jauh berbeda, namun walaupun demikian fasilitas yang tersedia di rumah sakit Honoris terkesan mewah. Tarif yang ditetapkan apabila dibadingkan dengan rumah sakit kompetitor masih cukup kompetitif namun apabila dibandingkan kompetitor terdekat terkesan lebih mahal. Dari sisi akses rumah sakit, maka rumah sakit honoris relatif kurang ideal. Sedangkan upaya promosi yang telah dilaksanakan nampaknya perlu lebih di kembangkan lagi. Untuk mengoptimalkan pemasaran ruang perawatan VIP di kemudian hari, maka upaya yang disarankan adalah :
  1. Survey mengidentifikasi target pasar yang utama
  2. Survey ATP dan WTP pasar sasaran
  3. Improvisasi bauran pemasaran seperti :
    • Penawaran produk dalam bentuk paket
    • Pembentukan klinik satelit
......Marketing strategy for services provided by Honoris Hospital has been designed and applied such as VIP treatment rooms. BOR indicated that the utilization of the VIP Treatment rooms during 1998 to 2001 is about 30 % - 42 % which is less than satisfactory. From the financial aspects, the cash from VIP treatment rooms has not been enough to cross subsidies for the lower treatment levels. In the effort to increase the efficiency of the VIP Treatment rooms occupancy in the future, effectiveness of marketing strategy currently applied needs to be analyze further. The focus of the study is part of marketing which is Marketing Mix. Study also needs to be conducted on the Marketing Mix of the competitor to establish a recommendation for the future Marketing Mix. The research is held in Honoris Hospital - Tangerang by observation method, interviewing respondents and reviewing document. Scoop of research is to analyze the marketing mix the VIP treatment rooms which include the product, price, place and promotion. The result contain of the Marketing Mix in Honoris Hospital and its competitors which is consist the facilities, supporting facilities, price, access to the hospital in term of location and time and promotional activities which has been applied. From the evaluation, facilities provided by competitors is comparative to the treatment rooms in Honoris Hospital, however the facilities in Honoris Hospital looks more luxurious. The pricing is comparative compare to others more ever compare to the nearest competitor is still more expensive. From its location, Honoris Hospital is not quite ideal. The promotional activities could be improved. To optimize the marketing for VIP treatment rooms in the future, a few recommendations can be applied:
  1. Surveying the target Market
  2. Surveying Market's Ability to Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP)
  3. Improving Marketing Mix such as:
    • To offer related treatment in a package
    • Establish of satellite clinics
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem teknologi alat bantu mobilitas untuk orang dengan gangguan penglihatan (OdGP) yang dinamakan dengan Smart Environment Explorer Stick (SEES) . Tujuan khusus penelitian ini adalah mengembangkan algoritma baru dalam meningkatkan akurasi SEE-stick untuk mendeteksi tiang dengan metode perhitungan jarak dan pencarian pasangan garis vertikal berbasis optimasi deteksi tepi Canny dan Transformasi Hough. Algoritma deteksi tiang ini dinamakan algoritma YuRHoS. Hasil penelitian ini adalah telah dikembangkan SEES sebagai sistem pendukung mobilitas OdGP yang mengintegrasikan perangkat global remote server iSEE , embedded local server SEE-phone dan smart stick SEE-stick . Kinerja SEE-stick dapat ditingkatkan melalui algoritma YuRHoS yang mampu memperbaiki akurasi SEE-stick dalam mendeteksi tiang. Perbandingan hasil uji deteksi tiang antara algoritma YuRHoS dengan algoritma deteksi tiang lainnya menyimpulkan bahwa algoritma YuRHoS memiliki tingkat akurasi lebih baik dalam mendeteksi tiang. Dua faktor dominan yang signifikan mempengaruhi kemampuan SEE-stick dalam mendeteksi tiang adalah lokasi uji dan warna tiang. Tingkat akurasi SEE-stick akan optimal dalam mendeteksi tiang di luar ruangan dan tiang berwarna perak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kinerja algoritma YuRHoS pada uji di dalam ruangan 0,085 kali lebih buruk dibandingkan uji di luar ruangan, sedangkan penggunaan tiang berwarna perak sebagai obyek deteksi dapat meningkatkan kinerja algoritma YuRHoS 12 kali lebih baik dibandingkan penggunaan tiang berwarna hitam.
ABSTRACT
This research aimed to develop a technology system of mobility aid for Visually Impaired Person (VIP) called Smart Environment Explorer Stick (SEES) . Particular purpose of this research was developing new algorithm in improving accuracy of SEE stick for pole detection using distance calculation method and vertical line pair search based on Canny edge detection optimization and Hough transform. Henceforth, the pole detection algorithm was named as YuRHoS algorithm. The developed SEES as supporting system of VIP mobility aid had been successfully integrated several devices such as global remote server iSEE , embedded local server SEE phone and smart stick SEE stick . Performance of SEE stick could be improved through YuRHoS algorithm which was able to fix the accuracy of SEE stick in detecting pole. Test comparison of pole detection results among others algorithm concluded that YuRHoS algorithm had better accuracy in pole detection. Two most significant factors affecting SEE stick ability in detecting pole was test location and pole color. Level of accuracy of SEE stick would be optimum once the test location was performed outdoor and pole color was silver. Statistics result shown that YuRHoS algorithm performance indoor was 0.085 times worse than outdoor. Meanwhile, silver pole color as object detection could increase YuRHoS algorithm performance as much as 12 times better compare to black pole color.
2016
D2255
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Nur Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk mengurangi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dihasilkan perusahaan, penting bagi perusahaan tersebut untuk melibatkan para pekerjanya. Pekerja harus didorong untuk menerapkan perilaku pro-lingkungan dan untuk itu perusahaan harus memahami motivasi dibalik perilaku tersebut. Terkait hal ini, studi ini ingin membuktikan apakah value-identity-personal norms VIP model mampu memprediksi perilaku lingkungan pekerja. Menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling PLS-SEM, hasil analisa menunjukan bahwa biospheric value, environmental self-identity, dan personal norms to behave pro-environmentally at work terbukti terkait satu sama lain. Selanjutnya, personal norms terbukti secara signifikan terkait negatif terhadap penggunaan energi di lingkungan kerja dan positif terhadap pencegahan dan daur ulang sampah kertas. Sayangnya, personal norms tidak dapat memprediksi perilaku penggunaan energi pekerja terkait transportasi. Sementara secara keseluruhan, personal norms hanya mampu menjelaskan secara lemah ketiga tipe perilaku lingkungan pekerja tersebut yang menandakan bahwa terdapat peran dari faktor lain yang mungkin bermain, seperti faktor konstekstual. Untuk itu, studi ini merekomendasikan perusahaan untuk tidak hanya membangun biospheric value, environmental self-identity, dan personal norms to behave pro-environmentally at work dalam diri para pekerjanya, namun juga membangun linkungan kerja yang memfasilitasi mereka untuk menerapkan perilaku pro-lingkungan.
ABSTRACT
To reduce pollution and environmental degradation imposed by corporates, it is important for them to involve their workers. The workers have to be encouraged to perform pro environemental behaviors and hence corporates have to understand the antecedents behind the behaviors. This study then aims to examine whether a value identity personal norms VIP model can predict workers environmental behaviors. By utilizing Partial Least Square Structural Equation Modeling PLS SEM method, the results show that biospheric value, environmental self identity, and personal norms to behave pro environmentally at work are indeed related to one another. Further, personal norms is proven to be significantly negatively related to energy use at workplace and positively related to paper waste prevention and recycling. Unfortunately, personal norms are not succesful in predicting energy use related to transportation. Over all, personal norms weakly explain the three types of workers environmental behavior which indicates that there might be a role from other factor, such as contextual factor. Hence, this study recommends corporates not to only strengthening workers rsquo biospheric value, environmental self identity, and personal norms to behave pro environmentally at work, but also providing them with working circumstances that facilitate workers to actually perform pro environmental behaviors.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Malahayati
Abstrak :
Investasi yang ditanamkan untuk fasilitas rawat inap kelas I dan VIP (segmen kelas atas) cukup besar, sehingga bila utilisasinya rendah ditambah dengan tidak tercapainya target pendapatan dari segmen ini maka rurnah sakit tidak dapat melaksanakan kebijakan subsidi silang secara optimal kepada kelas rawatan yang lebih rendah, terlebih bila pendapatan dari kelas rawatan yang lebih rendah juga tidak tercapai. Rumah Sakit perlu memprioritaskan peningkatan utilisasi dan pendapatan dari kelas rawat inap ini sehingga dapat membantu menutupi pendapatan ruang rawat inap secara keseluruhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh infomasi besarnya pasar potensial produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey dan telaah data dan datanya dianalisa secara kualitataif. Untuk memperoleh informasi besarnya pasar potensial yang akan akan menyerap pengembangan dan peningkatan utilisasi produk pelayanan rawat inap segmen atas ini, peneliti melakukan analisa terhadap hal-hal yang mempengaruhi besarnya pasar potensial tersebut yaitu :
1. Analisa hasil penjualan seperti karakteristik demogragik, geografik dan psikografik dari pasien yang telah menjalani rawat inap (penetrated market) serta menilai daerah potensial dari penetrated market tersebut.
2. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan seperti keadaan umum masyarakat Kabupaten Karawang yang diproleh melalui gambaran geodemografiknya, menganalisa minat dan daya beli masyarakat terhadap produk pelayanan rawat inap segmen atas.
3. Analisa akses terhadap lokasi rumah sakit dari wilayah/ kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang untuk menentukan daerah potensialnya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pangsa pasar untuk produk pelayanan rawat inap segmen atas di Kabupaten Karawang masih cukup besar sehingga dengan strategi pemasaran yang tepat, program rumah sakit untuk meningkatkan utlisasi dan pendapatan dari segmen ini dapat direalisasikan. Dari penelitian ini pula diperoleh informasi bahwa pasar potensial untuk produk pelayanan rawat inap kelas I dan VIP ini adalah konsumen yang bertempat tinggal dalam radius 10 - 15 km dari lokasi rumah sakit, merupakan kelompok masyarakat dengan penghasilan tertinggi , berpendidikan tinggi serta bekerja pada sektor perdagangan dan industri. Hasil penelitian dan saran- saran yang diajukan diharapkan dapat memberi masukan bagi RS. Dewi Sri Karawang untuk meningkatkan utilisasai dan pendapatan dari rawat inap kelas I dan VIP. ...... Big investment has been put into providing In Patient Departement facilities for first and VIP class aimed for upper class segment In the case of low utilization of this facility, and or the target income from this segment cannot be reched. The hospital need to put the priority on increasing utilization and income from this first and VIP class In Patient Departement to cover the income from In Patient Departement facility overall. The research aimed to have information on potential market of first and VIP class In Patent Departement facilities, conducted at Dewi Sri Hospital - a private hospital in Karawang Regency. This descriptive research use method of survey and data prediction, then the data is qualitatively analyzed. The analyses were on :
1. The influencing aspects of potential market, such as characteristic on demographic, geographic and psycographic aspect from penetrated market, and then judgment on potential market area from this penetrated market.
2. Factors influencing the market based on general condition of people in Karawang Regency, which coming from geo-demographic view, analyzing interest and capability to buy this upper class segment In Patient Departement Services.
3. Acses to hospital compare to surrounding area I districts to determine potential market for the hospital. As the result, it was found that the market for upper class segment In Patient Departement market still widely open, and by using a proper marketing strategy, the hospital program to increase utilization and income from this segment will be able to reach. It was found also that potential customer which live within radius fifteen kilometers from the hospital has highest income in the regency, with high education and work in industry and trade sector. The research result and suggestions can be use as an input for Dewi Sri Hospital to increase utilization and income from first and VIP class In Patient Departement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>