Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This research is conducted to find out and to examine to impact of the regional extension on the health services in the Health Departement of Lamandau regency. ....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Luasnya wilayah kota membutuhkan suatu jaringan transportasi yang terintegrasi. Untuk itu dibutuhkan suatu terminal sebagai titik simpul bagi warga kota berganti moda angkutan untuk melanjutkan perjalanan demi mencapai tempat tujuan.
Terminal sebagai public goods haruslah memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada para penggunanya. Terminal bus Pulogadung sebagai terminal antar kota dan dalam kota, saat ini masih berfungsi layaknya sebuah terminal, tempat pertemuan bus dengan penumpang/naik turun penumpang. Akan tetapi aspek ketersediaan fasilitas dalam memberikan pelayanan yang nyaman dan mudah kepada para pengguna masih kurang mendapat perhatian. Kenyamanan dan kemudahan masih menjadi mimpi bagi para penggunanya.
Penelitian ini bermaksud mengurai faktor-faktor yang mempengaruhi para pengguna dalam memanfaatkan terminal Pulogadung berkaitan dengan kenyamanan, keamanan dan kemudahan yang dapat dinikmati oleh penumpang/calon penumpang dan para pengusaha/perwakilan otobis. Dilakukan secara kuantitatif melalui kuesioner, observasi dan survei lapangan, tinjauan teoritis hingga pengamatan ke negara lain dengan harapan mampu menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna dalam pandangan penumpang dan pengusaha.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terminal Pulogadung masih berfungsi sebagai terminal, tempat naik turun penumpang dan vii tempat penumpang berganti moda angkutan dengan mudah. Akan tetapi, keberadaan fasilitas pendukung yang mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya tidak tersedia sebagaimana mestinya. Penumpang setiap hari memanfaatkan terminal Pulogadung oleh karena ketersediaan armada angkutan, bukan karena ketersediaan fasilitas yang baik.
Penulis berasumsi bahwa penyediaan dan pembenahan fasilitas yang ada dalam terminal berperan penting untuk memperbaiki kualitas pelayanan terminal. Dalam penyediaan dan pembenahan fasilitas terminal ini bukanlah hanya dengan membangun terminal di lokasi lain dengan lahan relatif luas, akan tetapi dapat dilakukan renovasi terhadap struktur bangunan, sebagaimana hasil pengamatan dinegara lain. Diperlukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan terminal Pulogadung, diantaranya mengenai arsitektur ruang publik, masalah manajemen pengelolaan termina, kualitas alat transportasi, masalah kaki lima dalam terminal, serta masalah prilaku dan disiplin masyarakat sehingga terciptanya kelancaran transportasi perkotaan.

Regional broadness of town require transportaion network which is integrated. For that required by a terminal as nodal points to towny change the moda of transportation to continue the journey for the shake of reaching location.
Terminal as a public goods shall given the freshment and amenity to all its consumer. Pulogadung Bus Station as intercity terminal and in town, in this time still function within reason a terminal, place of bus meeting with fluctuate the passenger. However aspect of its availiability of facility in giving balmy service and easy to all consumer still less getting of attention, freshment and amenity still become the dream to all its consumer.
This research mean to decompose the factors influencing consumer in exploiting terminal Pulogadung relate to the freshment, security and amenity able to be enjoyed by passenger/passenger candidate and entrepreneur/bus delegation. Conducted by quantitatively questionnaire, observation and survey the field, theoretical evaluation till perception to other state on the change can elaborate the factors influencing consumer perception of passenger and entrepreneur.
From research result, inferential that terminal Pulogadung still function as terminal, place fluctuate the passenger and passenger place change the moda transportation of easily. However, existence of support facility capable to give the freshment consumer is not made available properly. Thousands of passenger every day exploit the Pulogadung because availability of armada transportation, not because availability of good facility.
Writer assume that ready and existing facility correction in terminal of playing important role to improve, repair the quality of terminal service. In ready and this terminal facility correction is not only by developing terminal in other location with the farm relative wide of, however can be done to renovate to building structure, as other state perception result. Needed by continuation research related to terminal Pulogadung, among other regarding the public room architecture, problem of management terminal, quality of transportation appliance, problem of cloister in terminal, and also the problem prilaku and society discipline so creation fluency of urban transportation."
2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tjatur Djoko Sabardianto
"Jakarta Pusat memiliki delapan puskesmas tingkat kecamatan yang tersebar dilokasi berbeda sesuai wilayah kerjanya. Pemanfaatan jenis pelayanan di tiap puskesmas oleh pengguna jasa dipengaruhi kemudahan aksesibilitas mencakup; letak, kondisi jalan, transportasi, dan jarak. Pertimbangan lain yang menjadi alasan pengguna jasa adalah; pengetahuan jenis pelayanan, biaya pemanfaatan, dan keyakinan terhadap hasil pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aksesibilitas terhadap pemanfaatan aset ditinjau dari frekuensi kunjungan pengguna jasa ke puskesmas. Disamping itu juga menganalisis alasan pengguna jasa mencakup ; pengetahuan jenis pelayanan, biaya pemanfaatan dan keyakinan hasil pelayanan yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Dengan menggunakan metode survei, analisis regresi ordinal logistic, dan crosstabs-correlation terhadap data primer yang bersumber dari 169 pengguna jasa puskesmas sebagai responden diharapkan dapat dianalisis secara mendalam pengaruh yang ingin diteliti tersebut. Analisis dilakukan dengan dukungan data sekunder yang didapat melalui observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa :
1. Terdapat pengaruh aksesibilitas terhadap pemanfaatan jenis pelayanan ditinjau dari frekuensi kunjungan pengguna jasa pada puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Pusat. Tingkat signifikansi sebesar Nilai Sig. Pearson 0,125 > 0,05 dan koefisien determinasi (R-Square Nagelkerke) sebesar 0,043 2. Terdapat pengaruh pengetahuan jenis pelayanan, biaya pemanfaatan, terhadap terhadap pemanfaatan puskesmas. Namun tidak terdapat pengaruh antara keyakinan hasil pelayanan dengan pemanfaatan puskesmas ditinjau dari frekuensi kunjungan pengguna jasa pada puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.
Implikasi penting terhadap hasil penelitian adalah puskesmas dalam sudut pandang manajemen fasilitas/aset yang memiliki kinerja finansial, kinerja fungsi, dan kinerja fisik yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang sesuai dengan kebutuhan internal organisasi dan masyarakat sebagai pengguna jasa.

Jakarta Pusat has eights District Community Health Center (CHC) that?s spread in different location suitable. Customers who want to get health service at CHC have been influenced by accessibility (place, street condition, transportation, and distance). The other considerations are knowledge of variety services, service costs, and certainty of service results.
The aim of this Research is to analyze the effect of accessibility in assets utilization base on customer visit frequencies and that its to know the correlation among customer reasons and utilization of District CHC at Jakarta Pusat. Using the survey methods : regretion ordinal logistic analyzed, and rosstabscorrelation towards primary data from 169 responds as customer. Its been expected to analyze profuonly about the effect of those variables. This analyze is support by secondary data from observation and documentation study. The research outcome revealed :
1. There is an influence between accessibility and utilization of health facility by customer in District Community Health Center at Jakarta Pusat with 0,125>0,05 level of signification (Sig. Pearson) and 0,043 coefisien of determination (R-Square Nagelkerke).
2. There is an influence among knowledge of variety services and service costs inside utilization of health facility by customer in District Community Health Center at Jakarta Pusat. Though, there is no influence between certainty of service result in that facility.
There is an important implication about the research outcome. From the asset management and facility management perspective, District Community Health Center have financial performance, functional performance, and physical performance that can be developed for further future. Compatible with the citizen needs as customer."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Otti Ilham Khair
"Berkembangnya suatu kawasan perkotaan, akan mempengaruhi harga tanah di sekitarnya, tak terkecuali tanah di Kawasan Sentra Primer Baru Timur maupun di lingkungan sekitarnya. Tanah merupakan salah satu aset yang strategis baik ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomis.
Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan adanya pengaruh aksesibilitas dan lingkungan terdekat (neighborhood) terhadap pembentukan harga tanah serta persebaran harga tanah di Kawasan Sentra Primer Baru Timur dan sekitarnya.
Sumber data dalam penelitian ini bersifat data primer dan sekunder. Data tersebut mencakup data tentang harga tanah, data tentang aksesibilitas (jarak tempuh ke pasar, jarak ke pusat kawasan, lebar jalan, dan jarak tempuh ke jalur angkutan umum terdekat), data tentang lingkungan terdekat yang mencakup peruntukan tanah, ketinggian tanah, penggunaan tanah, dan bentuk tanah. Teknik analisis/pengolahan data menggunakan uji Goodness of Fit, Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda dengan metode Stepwise, serta analisis spasial. Hasil statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap harga tanah adalah lebar jalan, jarak ke jalur angkutan umum, jenis penggunaan perdagangan/jasa dan perumahan teratur. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap NJOP adalah Lebar jalan, jenis penggunaan perdagangan/jasa, perumahan teratur permukiman padat dan ketinggian dari permukaan jalan. Dari analisis spasial ditemukan bahwa jarak menuju pusat perdagangan dan jarak menuju jalur angkutan umum memiliki kecenderungan bahwa harga tanah semakin tinggi. Sedangkan peruntukan dan bentuk tanah tidak memiliki pengaruh terhadap harga tanah dan NJOP.
Dari variabel tersebut di atas yang mempengaruhi harga tanah, ternyata hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 58,7 persen, dan dari variabel yang mempengaruhi NJOP hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 43,5 persen, berarti masih ada unsur atau variabel lain yang seharusnya ikut dalam penentuan harga tanah dan NJOP, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut Bagi pihak pemerintah hendaknya dapat melakukan penataan kawasan dengan melakukan administrasi pertanahan yang optimal diantaranya dengan penatagunaan tanah yang baik.
Bagi masyarakat disarankan agar dalam mengambil keputusan untuk mencari tanah sebagai investasi atau hunian, hendaklah mempertimbangkan faktor aksesibilitas, baik lebar jalan atau jarak lokasi tanah menuju jalur transportasi terdekat sehingga diharapkan akan menambah nilai tambah serta kemudahan dalam melakukan aktifitas.

Urban development will affect it?s environ land price, including at the East New Primer Central Area and surroundings. Land is one of strategic assets in view of social and economic aspects.
The objective of this study is to verify effects of accessibility and neighborhood on the land price formation and the land price dissemination at the East New Primer Central Area and surroundings.
Sources used in this study are primary and secondary data covering data on the land price, accessibility (range to market, range to area center, road width and range to nearest public transportation lane), data on the neighborhood covering land allotment, land elevation, land use and land form. Methods used to analyze/process those data are Goodness of Fit test, Classical Assumption Test, Linear Regression using Stepwise Method and spatial analyze. Statistical result obtained shows that variables influencing the land price are road width, range to public transportation lane, and types of trade/service use and planned housing. While variables influencing Tax Base for Land is road width, types of trade/service, planned housing, dense settlement and height from road surface. It is found from spatial analyze that range to trade center and range to public transportation lane result in land price rise. As for land allotment and form have no influence towards price of land and Tax Base for Land.
From explanation above it turns out that those variables influencing land price are only have contribution of 58.7 %, whilst those variables influencing Tax Base for Land are only have contribution of 43.5% which imply an existence of another aspects or variables contributing in formation of price of land and Tax Base for Land so further study is required. It is to be hoped that government initiates an area arrangement by organizing an optimal land administration by means of, among others, good land use. Besides, accessibility aspects such as road width or range between land location and nearest transportation lane should be served as consideration in seeking land as investment or residence so that added value and convenience can be obtained."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Gita Merisa
"Imunisasi dasar merupakan hal yang penting bagi anak karena imunisasi merupakan salah satu cara mencegah infeksi penyakit tertentu yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Persentase kelengkapan imunisasi di Indonesia sudah mencapai 85,2%, namun hal ini tidak sesuai dengan keadaan di Provinsi Papua. Persentase kelengkapan imunisasi di Provinsi Papua hanya mencapai 45,7%. Rendahnya persentase kelengkapan imunisasi ini dapat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dan akesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dengan kelengkapan imunisasi batita di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Data diperoleh melalui hasil wawancara terhadap 168 responden dengan menggunakan kuesioner. Responden didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Dari 168 responden, 99 subjek memperoleh imunisasi lengkap dan 69 subjek tidak memperoleh imunisasi lengkap. Berdasarkan hasil analisis dengan Chi-square, tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan kelengkapan imunisasi batita (p=0,043). Hubungan aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat tidak memenuhi kriteria uji Chi-square sehingga digunakan uji alternatif, yaitu uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher, tidak terdapat hubungan bermakna antara aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dan kelengkapan imunisasi batita (p=0,307). Oleh karena itu, perlu dilakukan progam untuk meningkatkan tingkat pengetahuan ibu. Dengan begitu, kelengkapan imunisasi batita diharapkan akan meningkat.

Immunization is an important thing for toddler because it can protect toddler from getting infected by certain infectious disease which can be prevented by immunization. 85,2% toddler in Indonesia get complete immunization, but this fact is contradictive with the condition happened in Papua Province. There are only 45,7% toddler get complete immunization. This low percentage could be affected by various factors. This study aims to determine whether there are correlation between 2 factors (status of mother?s knowledge about immunization and accessibility to nearest health care) and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province. This study is an analitycal study in the form of cross sectional study. Data was collected by interviews with 168 respondents who are chosen by consecutive sampling. From 168 respondents, 99 respondents have complete immunization and 69 respondents don?t have complete immunization. The result is performed by Chi-square test and Fisher test. Based on Chi-square test, there is correlation between status of mother?s knowledge about immunization and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,043). The other hand, there is no correlation between accessibility to nearest health care and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,307) based on Fisher test. In consequence, there should be a program to improve mother?s status of knowledge in order to increase the percentage of toddlers completely immunized"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Dharma Yudha
"Kemiskinan merupakan masalah yang masih menjadi fokus utama di berbagai negara khususnya Indonesia. Kemiskinan suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. Permasalahan mengenai ketepatan bantuan penerima masih menjadi masalah karena metode dan tidak adanya kriteria yang efektif. Desa Sukakersa merupakan desa yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kecamatan Parakansalak yaitu 1,79% per tahun 2010-2020. Oleh sebab itu, diperlukan database yang dapat mengumpulkan dan mengelola data kependudukan untuk membantu menentukan karakteristik rumah tangga miskin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial peringkat karakteristik rumah tangga berdasarkan pemeringkatan menggunakan metode SAW dan SIG. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat tiga karakteristik rumah tangga di Desa Sukakersa yaitu Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) sebanyak 24%, Rumah Tangga Miskin (RTM) 60%, dan Rumah Tangga Tidak Miskin (RTTM) 16%. Berikutnya, pola spasial karakteristik rumah tangga di Desa Sukakersa dapat diketahui melalui tingkat aksesibilitas. Jumlah karakteristik rumah tangga di Desa Sukakersa dominan berada pada tingkat aksesibilitas sedang dengan persentase 63% dari total 94 rumah tangga. Selain itu juga menunjukan bahwa karakteristik rumah tangga tidak dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas, di mana setiap tingkatan aksesibilitas didominasi oleh karakteristik rumah tangga miskin (RTM).

Poverty is a problem that is still the main focus in various countries, especially Indonesia. Poverty of a region is different from other areas. The problem regarding the accuracy of beneficiary assistance is still a problem due to the lack of effective methods and criteria. Sukakersa Village is a village that has the highest population growth rate in Parakansalak District, namely 1.79% per year 2010-2020. Therefore, a database is needed that can collect and manage population data to help determine the characteristics of poor households. This study aims to analyze the spatial pattern of ranking household characteristics based on ranking using the SAW and GIS methods. The results of this study indicate that there are three household characteristics in Sukakersa Village, namely Very Poor Households (RTSM) of 24%, Poor Households (RTM) 60%, and Not Poor Households (RTTM) 16%. Next, the spatial pattern of household characteristics in Sukakersa Village can be identified through the level of accessibility. The dominant number of household characteristics in Sukakersa Village is at a moderate level of accessibility with a percentage of 63% of a total of 94 households. In addition, it also shows that household characteristics are not affected by the level of accessibility, where each level of accessibility is dominated by the characteristics of poor households (RTM)"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Gayatri Wulansari
"Sebagai bagian dari daerah Global South, Indonesia sudah melalui sebuah proses urbanisasi yang cukup tinggi. Urbanisasi ini membuat tekanan pada infrastruktur yang membantu menyokong kebutuhan manusia di setiap sector seiring dengan pertumbuhan populasi dan permintaan meningkat. Indonesia perlu menjaga persediaan sumber daya dan jasanya untuk menjaga aksesibilitas untuk masyarakatnya, dan salah satunya adalah akses terhadap air bersih, yang sejalan dengan SDG ke-6 milik UN. Untuk melihat bagaimana urbanisasi ini memberikan dampak pada aksesibilitas air bersih, maka studi ini meregresi parameter urbanisasi untuk melihat efeknya pada air bersih pada tahun 2019 menggunakan total sampel 290.052 rumah tangga. Dapat disimpulkan dari hasil regresi bahwa urbanisasi sosial dan ekonomi mempengaruhi aksesibilitas air bersih secara signifikan dan menunjukkan hubungan negatif, sedangkan urbanisasi yang terjadi secara demografis tidak menghasilkan hasil tersebut.

As a part of the Global South, Indonesia has been experiencing a period of rapid urbanization. Urbanization puts pressure on infrastructure in almost all sectors related to humanity as the population grows and demands increase over time. Indonesia needs to maintain its resources and services in order to create accessibility towards its people, and one of them is the access to clean water, as aligned with the 6th SDG. In order to see how urbanization could affect accessibility to clean water, this study regresses the parameters of urbanization towards clean water access in 2019 with a total sample of 290,052 households. It can be concluded from the regression result that social and economic urbanization does affect clean water accessibility negatively, except for demographic urbanization as it gave an opposite result."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Yoga Mustika
"Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pemanfaatan aset berupa tanah dan bangunan di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur. Faktor-faktor tersebut adalah faktor aksesibilitas kawasan PIK, faktor tipe bangunan yang disediakan, faktor biaya pemanfaatan dan faktor prosedur pemanfaatan.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat penjelasan yaitu menjelaskan hubungan kausal atau hubungan saling mempengaruhi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, yang selanjutnya diolah dengan uji statistik. Sedangkan untuk melengkapi data primer yang diuji statistik, dilakukan juga pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi obyek penelitian dan studi literatur. Analisa yang dilakukan adalah dengan mengkaitkan hasil uji statistik dengan data lapangan yang diperoleh.
Dari analisis terhadap hasil uji statistik, disimpulkan bahwa : hanya dua faktor yang mempengaruhi pemanfaatan tanah dan bangunan di PIK, yaitu faktor aksesibilitas dan faktor tipe bangunan, sedangkan faktor biaya pemanfaatan dan prosedur pemanfaatan tidak berpengaruh.
Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk mengoptimalkan pemanfaatan tanah dan bangunan diperlukan kejelasan fungsi kawasan PIK Pulogadung, perbaikan aturan tentang penggunaan lahan dan pengawasan terhadap penggunaannya.

This research focused at factors anticipated influence the asset (land and building) exploiting in the form of real property at Small-Medium Scale Enterprise Industrial Village ( PIK) Pulogadung, Cakung, East Jakarta. The Factors areaccessibility of PIK area, building type of real property PIK, expense of exploitingand exploiting procedure.
This research is a quantitative research having the character of clarification that is influencing each other.Data collecting was done with the questionaire distribution, then conducted with the statistical test. While to equip the statistical examinee primary data, data collecting also done with interview, and documentation of object research.
Analyse is taken by correlating result of statistical test with the obtained field data. From statistical test result, concluded that : only two factors influencing exploiting of real property in PIK, that is accessibility and building type, while factor expense of exploiting and exploiting procedure do not have an effect on.
Result of this research suggest that to optimize exploiting real property needed by function clarity of PIK Pulogadung area, order repair about usage of farm and observation to its use."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Satrio Wicaksono
"Accessible design atau Accessibility merupakan proses pembuatan produk yang dapat memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas dengan melakukan adaptasi tertentut erhadap desain alat ataupun teknologi. Laman web yang menerapkan aksesibilitas jugat erbukti bermanfaat saat digunakan oleh orang yang bukan penyandang disabilitas. adat ahun 2023 Indonesia ada sebanyak 215.62 juta (7.19%) penduduk yang menggunakanI nternet dan terdapat 22.97 juta (8.5%) masyarakat indonesia penyandang disabilitas. Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2008, pemerintah wajib menyediakan keterbukaani nformasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Melalui e-government pula, peningkatan pelayanan publik dapat terwujud. Penulis juga menemukan banyak laman web milik pemerintah yang menyediakan layanan publik untuk berbagai macamkeperluan seperti pembayaran pajak, pengadaan barang, ataupun pengurusan dokumen seperti KTP. Inisiatif penerapan aksesibilitas dalam laman web juga dilakukan oleh Amerika dengan menetapkan regulasi Section 508 dan Americans with Disabilities Act (ADA) di kawasan Uni Eropa dengan dikembangkannya standarisasi EN 301 549 V3.2.1, dan secara global PBB mendorong penerapannya dengan membuat E-Government Development Index (EDGI). Untuk itu World Wide Web Consortium (W3C) membuat sebuah standarisasi aksesibilitas konten web untuk semua jenis perangkat yang bernama Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) dengan versi terbarunya yakni WCAG 2.2. Pengujian kepatuhan aksesibilitas tidak memungkinkan untuk dilakukan secara manual karena akan memakan waktu yang sangat panjang dan akurasi yang dibutuhkan sangat tinggi. Oleh karena itu dikembangkan berbagai macam alat bantu pengujian antara lain adalah WAVE, Lighthouse, Axe, SortSite, dan Accessibility Insights for Web. Dalam penelitian ini digunakan standarisasi WCAG 2.2 dan alat bantu WAVE untuk melakukan pengujian. Diambil sebanyak 34 sampel laman web Kementerian di Indonesia. Terdapat satu laman yang tidak dapat diakses selama rentang pengujian sehingga pengujian dilakukan terhadap 33 laman web Kementerian, secara umum ditemukan bahwa terdapat 16 kementerian memiliki tidak lebih dari 100 elemen yang harus diperbaiki, 12 kementerian memiliki tidak lebih dari 200 elemen yang harus diperbaiki, dan lima laman kementerian oleh alat bantu WAVE paling tinggi yakni sebanyak 66 elemen dibanding 46 untuk kedua peneitian terkait. Sehingga penulis menyimpulkan laman web Kementerian Indonesia masih harus diperbaiki untuk menjamin kenyamanan pengguna yang merupakan penyandang disabilitas. Namun perlu diperhatikan bahwa jumlah diatas tidak mengindikasikan laman web kementerian Indonesia lebih sulit digunakan oleh penyandang disabilitas karena sifat dan alur penggunaan dari laman web yang tidak sama antara yang diteliti pada penelitian ini dengan penelitian pembanding. memiliki lebih dari 201 hingga 588 elemen yang harus diperbaiki. Melihat lebih dalam, penulis menemukan terdapat 1,235 (26.2%) elemen yang termasuk kategori error dan harus segera diperbaiki dari total 4,705 elemen yang terbagi dalam enam kategori. Penyebab utama suatu elemen dikategorikan error adalah gambar tertaut tidak memiliki teks alternatif (40.94%), Link/tautan tidak ada/kosong/terduplikasi (20.51%), Teks alternatif tidak ada/kosong/terduplikasi (18.82%). Dengan memperbaiki ketiga penyebab error diatas, jumlah elemen dengan kategori error akan berkurang sebanyak 80.27%. Setelah melakukan perbandingan dengan dua penelitian terkait, ditemukan bahwa secara umum laman web kementerian memiliki rata-rata elemen yang dideteksi oleh alat bantu WAVE paling tinggi yakni sebanyak 66 elemen dibanding 46 untuk kedua peneitian terkait. Sehingga penulis menyimpulkan laman web Kementerian Indonesia masih harus diperbaiki untuk menjamin kenyamanan pengguna yang merupakan penyandang disabilitas. Namun perlu diperhatikan bahwa jumlah diatas tidak mengindikasikan laman web kementerian Indonesia lebih sulit digunakan oleh penyandang disabilitas karena sifat dan alur penggunaan dari laman web yang tidak sama antara yang diteliti pada penelitian ini dengan penelitian pembanding.

Accessible design is the process of making products that can meet the needs of people with disabilities by making certain adaptations to the design of tools or technology. Web pages that implement accessibility also proven useful when used by people without disabilities. In 2023 there are 215.62 million (78.19%) people who use the Internet and 22.97 million (8.5%) people with disabilities in Indonesia. Based on UU No. 14 of 2008 (Indonesia National Law), the government is obliged to provide open information to all Indonesian citizen. Through e-Government, improvements in public services can be achieved. Author also found many government websites that provide public services for various purposes such as paying taxes, procuring goods, or processing documents such as KTPs (Indonesian Identity Card). Initiative toimplement accessibility in web pages happened in US by establishing Section 508 and the Americans with Disabilities Act (ADA) regulations, in the European Union with the development of the EN 301 549 V3.2.1 standardization, and globally the UN encouraged its implementation by creating the E-Government Development Index (EDGI). For this reason, the World Wide Web Consortium (W3C) created a standardization of accessibility for all types of devices called Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) with the latest version, namely WCAG 2.2. Accessibility testing is not possible to do manually because it will take a very long time and the required accuracy is very high. Therefore, various kinds of testing tools were developed, namely WAVE, Lighthouse, Axe, SortSite, and Accessibility Insights for Web. WCAG 2.2 standardization and WAVE tools were used to carry out the testing procedure. A total of 34 samples of Ministry web pages in Indonesia were taken. One Ministry web page that could not be accessed during the measurement period, in general author found that there were 16 ministry page that had no more than 100 elements that needed to be improved, 12 ministry pages that had no more than 200, and five ministry pages has 201 to 588 elements. Author found that there were 1,235 (26.2%) elements that fell into the error category and needed to be fixed immediately out of a total of 4,705 elements discussed in six categories. The main cause of an element being listed as an error is that the linked image does not have alternative text (40.94%), the link is missing / empty / duplicated (20.51%), the alternative text is missing / empty / duplicated (18.82%). By correcting the causes of the three errors above, the number of elements in the error category will be reduced by 80.27%. After making a comparison with two related studies, author found that in general Indonesian ministry web pages had the highest average of elements detected by the WAVE tool, 66 elements compared to 46 for the two related studies. Author concludes that the Indonesian Ministry's website still needs to be improved to ensure the comfort of users with disabilities. However, it should be noted that the numbers above do not indicate that the Indonesian ministry's web pages are more difficult to navigate for people with disabilities because the nature and flow of use of the web pages are not the same between sites studied in this research and comparative research."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Widyarsono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh aksesibilitas akan informasi arsip. Hal ini didorong oleh meningkatnya kebutuhan informasi dari berbagai sumber serta dinamika dan lingkungan masyarakat yang telah berubah dalam meletakkan peranan informasi.
Teknik evaluasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan mengamati permasalahan akses di unit layanan informasi Arsip Nasional RI. Subyek penelitian dalam hal ini adalah para peneliti yang sudah biasa menggunakan arsip, peneliti pemula, arsiparis dan pejabat penentu kebijakan. Sedangkan obyek penelitian adalah masalah kewenangan hukum, sarana bantu penemuan kembali, fungsi layanan dan fasilitas layanan. Dari sini dapat diidentifikasi sejauh mana koleksi arsip telah dimanfaatkan serta kendala apa saja yang dihadapi dalam hal akses. Populasi penelitian yaitu pengguna jasa layanan kearsipan dari tahun 1995 sampai dengan 2000, sedangkan sampel diambil berdasarkan sampel purposif, sebanyak 85 responden.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus. Sedangkan data dikumpulkan dengan melakukan pengamatan, survei, riset dokumentasi dan wawancara sebagai pengkayaan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemanfaatan arsip belum optimal, ini terlihat dari jumlah rata-rata peneliti per hari sekitar 7-8 orang sedangkan kapasitas layanan yang tersedia sekitar 10-15 peneliti per hari dan masih terdapat kendala dalam hal akses terhadap informasi arsip sebagai akibat belum adanya ketegasan dalam peraturan dan ketetapan hukum, belum sempurnanya alat bantu temu kembali, serta terbatasnya sumber daya layanan yang ada.

The research aims to measure archival accessibility with regard to the need of information. Social dynamic and modern living environment demand the role of improvement of information technique in society.
The main technique being used for evaluation is observation, focusing on the problem of access in the reference services and mechanism operated in the reading room of the Arsip Nasional RI Research subject deals with both avocational and vocational users, archivists and policy makers on archival matters. Questionnaire on legal authority, finding aids, function of reference services and facilities had been distributed among them, as parts of data collection details are obtained from interviews. From observation and survey, the main question on the perusal of archives materials, and the real problem of archival access have been identified survey's participants are persons who frequented the reference services in 1995-2000, purposive samples totaling 85 respondents were taken among them.
My research employed descriptive method on a case study, i.e. the Arsip Nasional RI. Observation, survey, library research and interview were made for data collecting. The research concludes that problem of access, particularly on obtaining information from archives, is due to insufficient and poorly- defined rules and regulations, inadequacy of finding aids and personnel?s lack of skills. The average daily number of researchers is 7-8, is still lower rate compared to the existing service capacity of 10-15 researchers per day, This saws the archival utilization is not yet optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>