Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deni Yasmara
"Pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal mengalami keterbatasan gerak yang menyebabkan penurunan peristaltik usus sebagai pemicu terjadinya konstipasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian air putih 500 ml pada pagi hari terhadap kejadian konstipasi pada pasien imobilisasi akibat gangguan sistem muskuloskeletal.
Metode penelitian yang digunakan adalahQuassy eksperiment, dengan desain post test only non equivalent control group. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 responden kelompok perlakuan dan 24 responden kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah bowel score yang diobservasi setiap hari selama tiga hari.
Terdapat pengaruh yang signifikan minum air putih 500 ml di pagi hari terhadap kejadian konstipasi pada pasien dengan imobilisasi akibat gangguan sistem muskuloskeletal dengan nilai p = 0,002 (p < 0,05).

Patient with musculoskeletal disorder has been moving limitation and caused decreasing of gut peristaltic.The aimed of this study to find out the influence of drinking plain water 500 ml on the morning to constipation Incident of Immobilize Patient with musculoskeletal system disorder.
The methode of this study were Quasi-eksperiment with post test only non equivalent control group design. The number of sample was 24 respondents as intervention group, and 24 respondent as controll group. The instrument that be used were Bowel Score that have been observed everyday for three days.
The result shows significant influences of drinking plain water on the morning to constipation incident of immobilize patient musculoskeletal system dysorder ( p value = 0,002 ; α= 0,05).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Dameria
"Perawat memiliki peranan yang penting mengatasi konstipasi pada pasien stroke selama perawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan masase abdomen dengan masase abdomen dan minum air putih hangat pada pasien stroke yang mengalami konstipasi terhadap proses defekasi di kota Medan. Penelitian Quasi eksperimen dengan dua kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol menggunakan pendekatan purposive sampling dengan total 47 responden, masing-masing 14 responden kelompok masase abdomen, 16 responden kelompok masase abdomen dan minum air putih hangat dan 17 responden intervensi standar. Proses defekasi diobservasi setiap hari selama tujuh hari. Proses defekasi pada ketiga kelompok dilihat dari waktu terjadinya defekasi signifikan antara kelompok intervensi I dan II dengan nilai p=0,015 dan dilihat dari frekuensi defekasi signifikan antara kelompok intervensi II dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,000.

Nurses had an important role to overcome constipation of stroke patient during the treatment in hospital. This study was aimed to find out the difference of abdominal massage and abdominal massage with dringking warm plain water to defecation process of stroke patient in Medan. This quasi experimental study used two intervention groups and one group as a control, this purposive sampling approach had 47 respondents, they were 14 respondents in the abdominal massage intervention group, 16 respondents in the abdominal massage with dringking warm plain water intervention group and 17 respondents in standard intervention group. Defecation process was observed everyday for seven days. Defecation process of the three groups were analyzed from the time of significant defecation between the first and the second intervention group (p=0,015), and the time of significant defecation between the second intervention and control group (p=0,00)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listiana Aziza
"ABSTRAK
Latar belakang: Pilot dapat mengalami dehidrasi ringan yang akan mempengaruhi performa kognitif dan keselamatan penerbangan, sehingga pilot perlu mengonsumsi air putih yang cukup. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih pada pilot sipil.
Metode: Studi potong lintang menggunakan data sekunder Survei Kebiasaan Hidup Sehat Pada Pilot Sipil di Indonesia Tahun 2016. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik dan indeks massa tubuh (IMT). Aktifitas fisik dikategorikan aktif (frekuensi latihan fisik ≥ 3 kali/minggu) dan kurang aktif (frekuensi latihan fisik < 3 hari/minggu). Analisis menggunakan regresi Cox dengan waktu yang konstan.
Hasil: Dari data 644 pilot, terdapat 528 data yang memenuhi kriteria. Sebanyak 59,3% pilot sipil memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup dengan rata-rata konsumsi sebanyak 1910 ± 600 ml/hari. Aktifitas fisik, jenis penerbangan, pengetahuan tentang hidrasi dan indeks massa tubuh merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi air putih. Pilot dengan aktifitas fisik aktif memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 34% lebih tinggi dibandingkan kurang aktif [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Pilot sipil dengan jenis penerbangan jarak menengah memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 16% lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penerbangan jarak dekat [RRa= 1,16; IK95% 1,00-1,35;p= 0,045]. Pilot yang memiliki pengetahuan baik tentang hidrasi memiliki kebiasaan konsumsi air putih cukup 20% lebih tinggi dibandingkan dengan pilot pengetahuan kurang [RRa= 1,20; IK95% 1,05-1,38; p= 0,006]. Dibandingkan pilot dengan IMT <18,5kg/m2, pilot dengan IMT 18,5-23 kg/m2 memiliki 4,14 kali lipat [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] dan IMT > 23 kg/m2 [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] memiliki 4,33 kali lipat lebih terbiasa mengonsumsi air putih yang cukup.
Simpulan: Pilot dengan aktivitas fisik aktif, penerbangan jarak menengah, pengetahuan baik tentang hidrasi dan indeks massa tubuh ≥ 18,5 kg/m2 akan lebih memiliki kebiasaan konsumsi air putih yang cukup.

ABSTRACT
Background: Pilots could risk mild dehydration that would affect cognitive performance and flight safety, so they should have adequate plain water consumption. The purpose of this study was to determine the dominant factor associated with plain water consumption habit among civilian pilots.
Methods: A cross-sectional study using secondary data of Healthy Habit Survey on a civilian pilot in Indonesia 2016. The data collected were demographic, job characteristics, knowledge, fruit and vegetable consumption habit, physical activity and body mass index (BMI). Plain water consumption habit was categorized adequate (water consumption ≥ 8 glasses / day, @ glass = 250 ml) and inadequate (<8 glasses / day). Physical activity was categorized active (frequency physical exercise ≥ 3 day/week) and sedentary (frequency physical exercise <3 day/week). Data was analyzed using Cox regression with constant time.
Results: Out of 644 data, 528 met inclusion criteria. 59.3% pilots had adequate plain water consumption with mean consumption was 1910 ± 600 ml/hari. Physical activity, type of flights, knowledge about hydration and body mass index were dominant factors associated with plain water consumption habit. Compared to sedentary, active pilots were 34% higher to consume adequate plain water [RRa= 1,34; IK95% 1,16-1,54; p= 0,000]. Compared to short haul flight, pilots with medium haul flight were 16 % more consume adequate plain water, [RRa = 1.16; p = 0.045]. Compared to poor knowledge, pilots with good knowledge were 20% higher to consume adequate plain water [RRa = 1.2; p = 0.006]. Compared to pilots whose BMI <18,5kg/m2, pilots with BMI 18,5-23 kg/m2 and BMI > 23 kg/m2 were respectively 4,14 times [RRa= 4,15; IK95% 1,15-14,88 ; p= 0,029] and 4,33 times [RRa= 4,33; IK95% 1,20-15,59; p= 0,025] higher to have adequate plain water consumption habit.
Conclusion: Civilian pilots with active physical activity, operate in medium haul flight, good knowledge about hydration and BMI ≥ 18.5 kg/m2 had more adequate plain water consumption habit."
2016
T46638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Dameria
"Perawat memiliki peranan yang penting mengatasi konstipasi pada pasien stroke selama perawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan masase abdomen dengan masase abdomen dan minum air putih hangat pada pasien stroke yang mengalami konstipasi terhadap proses defekasi di Kota Medan. Penelitian kuasi eksperimen dengan dua kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol menggunakan pendekatan purposive sampling dengan total empat puluh tujuh responden, masing-masing empat belas responden kelompok masase abdomen, enam belas responden kelompok masase abdomen dan minum air putih hangat, dan tujuh belas responden intervensi standar diobservasi setiap hari selama tujuh hari. Proses defekasi terhadap ketiga kelompok dilihat dari waktu terjadinya defekasi antara kelompok intervensi I dan II dengan nilai p= 0,015, dan dari frekuensi defekasi antara kelompok intervensi II dan kelompok kontrol dengan nilai p= 0,000. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evidence based practice dalam asuhan keperawatan medikal bedah dalam memberikan intervensi keperawatan terhadap pasien stroke yang mengalami konstipasi sehingga perawatan terapi komplementer di bidang keperawatan dapat dikenal dan memberikan manfaat sebagai pencegahan dan pengobatan alami.

Nurses had an important role to overcome constipation of stroke patient during the treatment in hospital. This study was aimed to find out the difference of abdominal massage and abdominal massage with dringking warm plain water to defecation process of stroke patient in Medan. This quasi experimental study used two intervention groups and one group as a control, this purposive sampling approach had 47 respondents, they were 14 respondents in the abdominal massage intervention group, 16 respondents in the abdominal massage with drinking warm plain water intervention group and 17 respondents in standard intervention  group. Defecation process was observed everyday for seven days. Defecation process of the three groups were analyzed from the time of significant defecation between the first and the second intervention group (p= 0.015), and the time of significant defecation between the second intervention and control group (p= 0.00). The results of this study are expected to be as evidence-based practice in medical-surgical nursing care in the nursing interventions in stroke patients who experience constipation so that complementary therapies in the field of nursing care can be known and provide to be used as a preventative and natural medicine."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Pebriani
"Air memiliki peranan yang penting bagi tubuh, namun seringkali menjadi hal yang dilupakan sehingga tanpa disadari banyak remaja yang mengalami dehidrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum air putih dan faktor lainnya dengan asupan air total pada siswa/i di SMP Negeri 1 Depok tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan melibatkan 195 responden kelas 8 di SMP Negeri 1 Depok yang didapat dengan total sampling.
Variabel independen yang diambil adalah karakteristik responden (jenis kelamin dan uang jajan), status gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan kebiasaan minum (berdasarkan waktu minum dan membawa bekal minuman ketika bepergian, kebiasaan minum air putih, berdasarkan jenis minuman yang tidak dianjurkan dan dianjurkan). Asupan air diperoleh dengan wawancara food recall 2x24 jam, variabel status gizi diperoleh dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, sementara variabel lainnya diperoleh dengan pengisian kuesioner. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi-square. Sebanyak 53,3 % responden dengan asupan air total kurang dari 2000 ml/hari.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kebiasaan minum air putih merupakan satu-satunya variabel yang memiliki hubungan dengan asupan air total. Siswa/i diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kebiasaan minum yang baik, selain itu, kepada pihak sekolah agar memberi dukungan maupun menyelenggarakan kegiatan bersifat edukatif dan aplikatif untuk meningkatkan asupan air sehingga dampak kekurangan air bagi tubuh dapat diminimalisir.

Water has an important role for the body, but it is often ignored by adolescents. As a result, they become dehydrated unconsciously. The purpose of this study is to find out the relationship between drinking water habits and other factors on the total water intake in Junior High School 1 Depok students in 2014. The study was conducted on April 2014. It used cross-sectional design which was involving 195 respondents of eighth grade students in Junior High School 1 Depok. All respondents were obtained by a total sampling.
The independent variables were the characteristics of respondents (gender and pocket money), nutritional status, physical activity, knowledge of nutrition, and drinking habits (based on drinking time and bringing drinks in traveling; drinking water; and the kind of beverages that are recommended or not recommended). The data about the total water intake for each respondent was obtained by food recall interview within 2x24 hours, and the nutritional status data was obtained by measuring weight and height. Moreover, the other variables were obtained by means of questionnaires. Bivariate analysis used chi-square test. From 195 respondents, 53.3% of them have a total water intake less than 2000 ml/day.
Statistical tests show that only drinking water habits variable has relationship with a total water intake. The students are expected to improve the knowledge about the important of water for their body, so they will have good drinking habits. Also, the school should give supports and facilitate educated and applicable activities to increase the intake of water. As a result, the bad impacts of lack of water for the body can be minimized.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Nelly Lastiar
"Hypospadia merupakan malfomasi kongenital yang terjadi pada bayi laki-laki. Penatalaksanaan pada hypospadia adalah dengan uretroplasty. Salah satu penatalaksanaan pada klien pasca uretroplasty adalah bedrest yang bertujuan untuk mempertahankan fiksasi canalis uretra pasca operasi. Akibat bedrest pada klien pasca uretroplasty dapat meningkatkan resiko konstipasi pada anak. Faktor lain yang dapat menyebabkan konstipasi pada anak post uretroplasty adalah mengabaikan keinginan buang air besar karena rasa sakit post operasi, adanya perasan tidak nyaman ketika melakukan defekasi di tempat tidur akibat kurangnya privasi. Masalah konstipasi dapat diselesaikan dengan manajemen konstipasi yaitu memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga faktor- faktor penyebab terjadinya konstipasi, mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan tubuh setiap hari, menyediakan diet tinggi serat serta mendorong aktivitas sesuai batas toleransi aman pada klien. Salah satu implementasi keperawatan dalam mempertahankan hidrasi adekuat adalah dengan pemberian air putih sebanyak 250-500 cc di pagi hari. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan pemberian air putih yang disertai dengan intake serat yang adekuat mampu mengatasi masalah konstipasi pada anak. Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi studi kasus manajemen konstipasi pada anak yang kemudian dapat dikembangkan menjadi penelitian dan landasan manajemen konstipasi pada anak.

Hypospadias is a congenital malfunction that occurs in male infants. Hypospadias is trated by uretroplasty. One of posturethroplasty management of is bedrest which aims to maintain the fixation of the postoperative urethral canal. Bedrest in post uretroplasty patients may increase the risk of constipation in children. Another factor that contributing to constipation in post-urethroplasty children is that they usually ignore the urge to defecate due to postoperative pain and incovenienceto defecate in bed defecation due to lack of privacy. Constipation problem can be treated with constipation management that is to provide information and education to the family of factors causing constipation, maintaining fluid intake according to body requirement , providing high fiber diet and encouraging activity according to patient 39;s safe tolerance limit. One of the implementation of nursing in maintaining adequate hydration is by giving250-500 cc of water in the morning. The results indicate that provision of water which accompanied by adequate fiber intake able to was solve the problem of constipation in children. . This paper is expected to be an evidence based of constipation management in children which might be developed into research and foundation of constipation management in children."
2020
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deborah Katrin Yulia Lbn G
"Menurut beberapa studi penelitian yang dilakukan, kejadian hiperurisemia sering terjadi pada pekerja pabrik, terkhusus pekerja pabrik yang bekerja di lingkungan kerja panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, status gizi (IMT), asupan gizi (purin dan protein), merokok, konsumsi air putih, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, konsumsi soft drinks, dan suhu lingkungan kerja dengan kejadian hiperurisemia pada pekerja pabrik PT. X Cikarang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel yang diteliti adalah pekerja pabrik PT. X Cikarang dengan total 152 sampel. Data dikumpulkan dengan cara pengumpulan data rekam medis dan pencatatan suhu lingkungan kerja pabrik, serta pengisian kuesioner mandiri dan wawancara FFQ semikuantitatif. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT, asupan protein hewani dan konsumsi air putih dengan kejadian hiperurisemia (p-value< 0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat 23% pekerja pabrik mengalami hiperurisemia.

According to several researches, hyperuricemia frequently occur in factory workers, especially those working in high temperature. This research has purpose to know the association between age, Body Mass Index (BMI), nutrition intake (purine and protein), smoking, water intake, alcohol intake, coffe intake, softdrinks intake and working enviroment temperature with hyperuricemia on workers at PT. X Cikarang 2015. This research is using study methode cross sectional with simple random sampling. The samples are research are the workers at PT. X Cikarang with 152 samples. The data is collected with collecting medical record data and factory working enviromental temperature, also doing self quesioner and semiquantitative FFQ interviewing. Chi square test result is showing there are significant relation between BMI, animal protein intake and water intake with hyperuricemia (p value <0,05). It can be conclude that 23% factory workers has hyperuricemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rosmaida
"ABSTRAK
Air merupakan sumber utama kehidupan manusia 55-78% tubuh manusia
adalah cairan, bahkan hampir semua reaksi kimia dalam tubuh manusia tidak
dapat berlangsung tanpa air. Ada dua faktor yang mempengaruhi konsumsi air
putih pada remaja yaitu yang berasal dari internal remaja dan eksternal remaja.
Faktor internal meliputi umur, jenis kelamin, IMT, aktivitas fisik, kesukaan
minuman, dan pengetahuan sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah
pengaruh teman sebaya dan pengaruh media massa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan faktor internal dan eksternal dengan konsumsi air putih
pada remaja penghuni asrama mahasiswa UI Depok 2011. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 146 remaja penghuni
asrama Universitas Indonesia pada bulan April 2011. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa lebih dari separuh dari jumlah responden (53,4%) kurang
konsumsi air putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi air putih pada remaja. Oleh
karena itu sangat penting penyebaran informasi melalui media massa dan promosi
kesehatan melalui media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi/ media KIE
mengenai pentingnya minum air putih bagi kesehatan khususnya bagi remaja.

ABSTRACT
Water is the main source of human life , almost 55-78% of the human
body is fluid. In fact, almost all chemical reactions in the human body can not
take place without water. There are two factors that affect water consumption in
adolescents that is derived from internal and external adolescent. Internal factors
include age, sex, BMI, physical activity, favorite drinks, and knowledge.
Meanwhile, external factor are influence of peer groups and from mass media.
The aim of this study is determining the relationship of internal and external
factors with water consumption in adolescent students who live in at Dormitory
Residents UI Depok 2011. Data was collected using questionnaires, which
distributed to 146 adolescent students who live in dormitory of University of
Indonesia in April 2011. Based on research, result shows that more than half of
respondents (53.4%) have a lack of consuming water. The results also shows a
significant relationship between knowledge about nutrition with mineral water
consumption in adolescents. Therefore, it is important to distribute information
through mass media and health promotion through Communication, Information,
and Education media which contains the importance of drinking water for health,
especially for adolescents."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library