Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Nur Prasetyo
"Pendahuluan: Dengan stasusnya sebagai transportasi massal, Transjakarta harus dapat digunakan oleh seluruh kalangan termasuk penyandang difabel, salah satunya halte. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan ITDP pada tahun 2018, hasil observasi menjelaskan bahwa dari beberapa fasilitas ramah difabel yang dimiliki oleh Transjakarta masih banyak yang belum memenuhi standar, diantaranya adalah kemiringan ram, ketersediaan guiding block, lebar pintu masuk, ruang gerak bebas pada koridor, papan informasi berjalan, serta informasi berbasis suara yang masih belum banyak tersedia di halte Transjakarta. Metode: Variabel penilaian aksesibilitas halte diantaranya pada ukuran dasar ruang, jalur pemandu, pintu, ram, tangga, serta rambu dan marka sesuai Permen PUPR No. 14 tahun 2017 dan Permenhub No. PM 98 tahun 2017. Penelitian dilakukan seluruh halte ramah difabel Transjakarta sebanyak 64 halte yang tersebar di 12 koridor di seluruh wilayah DKI Jakarta kecuali Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Hasil: Secara keseluruhan, tingkat pemenuhan aksesibilitas di halte ramah difabel bus Transjakarta sebesar 66%, aksesibilitas ukuran dasar ruang 89%, jalur pemandu 36%, pintu 79%, ram 71%, tangga 76%, serta rambu dan marka 45%. Kesimpulan: Kesimpulannya, pemenuhan aksesibilitas pada halte ramah difabel bus Transjakarta masih perlu ditingkatkan. Penelitian lebih lanjut mengenai aksesibilitas pada halte bus Transjakarta masih perlu dikembangkan.

Introduction: As mass public transportation, the Transjakarta facilities, including bus stops, must be accessible to the public, including people with disabilities. The ITDP research in 2018 explained that many Transjakarta facilities did not conform the accessibility standards, including the slope of the ramp, the availability of guiding blocks, the width of the entrance, free movement space in corridors, running text, and the availability of voice-based information. Methods: The accessibility variables of the bus stop assessment are the size of the space, guiding block, doors, ramps, stairs, as well as signs and markings according to PUPR Ministerial Regulation No. 14 of 2017 and Perhubungan Ministerial Regulation No. PM 98 of 2017. The research was carried out on all 64 Transjakarta disabled-friendly bus stop across 12 corridors throughout the DKI Jakarta area except Kepulauan Seribu Administrative District. Results: Overall, the accessibility fulfillment rate at the disabled-friendly Transjakarta bus stop was 66%, room size accessibility was 89%, guiding block 36%, doors 79%, ramps 71%, stairs 76%, and signs and markings 45%. Conclusion: The fulfillment of accessibility at the disabled-friendly Transjakarta bus stop needs to be improved. Further research on accessibility at Transjakarta bus stops still needs to be developed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Yoga Himawan Prabowo
"Aksesibilitas destinasi wisata merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Kota Yogyakarta sebagai salah satu kota tujuan wisata utama di Indonesia memiliki berbagai destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Namun, aksesibilitas menuju beberapa destinasi wisata masih menjadi kendala bagi wisatawan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas destinasi wisata di Kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji layanan BRT Transjogja sebagai upaya peningkatan aksesibilitas destinasi wisata Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui survey wawancara (emic). Lokasi penelitian yaitu di jalur BRT TransJogja koridor 1A yang memiliki rute strategis dengan melewati beberapa destinasi wisata dan menjadi salah satu rute transportasi umum utama di Yogyakarta. Kota merupakan wadah untuk berbagai macam aktivitas manusia yang beragam, salah satunya pariwisata. Berdasarkan hasil analisis ditemukan beberapa temuan kunci yang menjadi perhatian untuk diperbaiki dan mengoptimalkan layanan TransJogja meliputi Kemudahan Akses dan Rute, Sistem Pembayaran, Kenyamanan dan Keamanan, Informasi dan Sosialisasi dan Kepuasan Pengguna.

The accessibility of tourist destinations is one of the important factors in increasing tourist visits. The city of Yogyakarta as one of the main tourist destination cities in Indonesia has a variety of interesting tourist destinations to visit. However, accessibility to several tourist destinations is still an obstacle for tourists. Efforts are needed to improve the accessibility of tourist destinations in Yogyakarta City. This study aims to examine the Transjogja BRT service as an effort to improve the accessibility of tourist destinations in Yogyakarta City. The method used in this study is qualitative with a data collection method through an interview survey (emic). The location of the research is on the BRT TransJogja corridor 1A which has a strategic route by passing through several tourist destinations and is one of the main public transportation routes in Yogyakarta. The city is a forum for various kinds of diverse human activities, one of which is tourism. Based on the results of the analysis, several key findings were found that are of concern to improve and optimize TransJogja services, including Ease of Access and Routes, Payment System, Convenience and Security, Information and Socialization and User Satisfaction."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endah Pertiwi
"Aksesibilitas menurut kamus besar bahasa indonesia dimaknai seabgai hal yang dapat dijadikan akses. Aksesibilitas dalam dunia web memungkinkan setiap orang dapat menikmati informasi yang ada dalam sebuah situs yang termuat di internet"
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2013
020 VIS 15:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdus Labang Donya
"Pembangunan perumahan Kota Bogor mengalami peningkatan. Dimana
sektor perumahan mendominasi penggunaan tanah seluas 38,6% dari luas lahan
Kota Bogor. Hal tersebut mengindikasikan adanya peningkatan nilai tanah
perumahan di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
keruangan nilai tanah perumahan dengan menganalisis mengenai hubungan nilai
tanah perumahan berdasarkan aksesibilitas jarak perumahan dari prasarana
transportasi (stasiun, pintu tol, dan terminal); sarana pelayanan umum (perguruan
tinggi, rumah sakit, dan pusat kegiatan ekonomi); dan pusat kota (kebun raya)
menggunakan analisis keruangan dan statistik. Hasil yang didapatkan adalah jarak
perumahan dari pusat kota (kebun raya) dan prasarana transportasi (terminal dan
pintu tol) memiliki korelasi negatif dengan tingginya nilai tanah. Dan pintu tol
merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi nilai tanah perumahan di Kota
Bogor."
Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wirda Jannah Astyatika
"Kegiatan industri di Kota Tangerang berkembang di sepanjang jalan utama. Kota Tangerang memiliki empat zona industri, yaitu Daan Mogot, Manis, Pabuaran Tumpeng dan Pasirjaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik pada tiap zona industri tersebut. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis deskriptifkomparatif.
Hasil menunjukan terdapat perbedaan karakteristik pada Zona Industri Manis dan Pasirjaya yang memiliki karakteristik pemanfaatan tanah, aksesibilitas, luas, jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja, jumlah jenis industri, kepadatan industri serta rasio penanaman modal yang relatif tinggi. Sedangkan pada Zona Industri daan Mogot dan Pabuaran Tumpeng memiliki karakteristik dengan nilai variabel yang relatif lebih rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34218
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Cahyo Wibowo
"ABSTRAK
Perkembangan berbagai macam penggunaan serta aplikasi internet akhir-akhir ini yang membutuhkan bandwidth yang besar semakin mempertegas diperlukannya suatu akses internet broadband dengan data rare yang tinggi untuk menggantikan akses internet menggunakan modem dial-up, sehingga pengguna intemet dapat mengimbangi laju kebutuhan bandwidth tersebut.
Dua teknologi akses internet baru yang mampu memberikan akses internet broadband adalah ADSL dan cable modem. Pada skripsi ini kedua teknologi tersebut diperbandingkan dari segi ketersediaan akses (aksesibiltas) dan kemungkinan pengembangan (skalabilitas) untuk melihat mana yang lebih baik dan lebih menjanjikan bagi penyelenggaranya.
Pada akhir skripsi ini disimpulkan bahwa ADSL untuk saat ini memiliki aksesi bilitas dan skalabilitas yang lebih baik dibandingkan cable modem, namun pada perkembangan selanjutnya dengan adanya standar yang pasti dan perkembangan pengguna internet di rumah-rumah maka cable modem juga akan memiliki aksesibilitas dan skalabilitas yang mampu menyaingi ADSL.

"
2001
S39901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikra Alfiati Rahimah
"Penulisan ini membahas tentang potensi ruang liminal dalam membantu navigasi penyandang tunanetra. Pembahasan ini bermula dari peninjauan kembali terhadap konsep inklusivitas menunjukkan bahwa desain inklusif saat ini sering kali masih menciptakan "eksklusivitas inklusif," di mana solusi yang diterapkan mengecualikan pengguna dalam beberapa cara. Konsep ruang liminal diperkenalkan sebagai perangkat inklusif yang fleksibel dan imersif, yang berfungsi sebagai batas dan akses, serta dapat identitas spasial yang mendukung kebutuhan navigasi dan orientasi tunanetra. Dalam konteks ini, ruang liminal tidak hanya menyediakan akses tetapi juga menciptakan lingkungan yang intuitif dan adaptif, memungkinkan penyandang tunanetra untuk bernavigasi dan mengidentifikasi ruang dengan lebih baik. Studi kasus menunjukkan bahwa ruang liminal dapat diintegrasikan sebagai elemen navigasi yang mendukung kemandirian dan kenyamanan pengguna, menciptakan lingkungan yang benar-benar inklusif dan responsif terhadap berbagai kebutuhan pengguna.

This paper discusses the potential of liminal space in aiding the navigation of visually impaired individuals. The discussion begins with a review of the concept of inclusivity, revealing that current inclusive design often creates "exclusive inclusivity," where implemented solutions still exclude users in certain ways. The concept of liminal space is introduced as a flexible and immersive inclusive device, functioning as both a boundary and access, as well as providing spatial identity that supports the navigation and orientation needs of the visually impaired. In this context, liminal space not only provides access but also creates an intuitive and adaptive environment, allowing visually impaired individuals to navigate and identify spaces more effectively. Case studies demonstrate that liminal space can be integrated as a navigational element that supports user independence and comfort, creating a truly inclusive and responsive environment to various user needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Faila Saufa
"Penelitian ini berjudul kualitas layanan koleksi langka di perpustakaan Grhtama Pustaka Yogyakarta: studi kasus pada aksesibilitas koleksi. pada penelitian ini, peneliti menganalisis kualitas pelayanan koleksi langka di perpustakaan grhtama pustaka dengan mengacu kepada indikator aksesibilitas yaitu mudah diakses, mudah digunakan, relevan, mudah ditemukan lokasinya, up to date, ekandalan, cepat didapatkan, dan ketersediaan koleksi"
Jakarta: Perpustakaan Nasioanl RI , 2017
020 VIS 19:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairul Fahmi
"Tulisan ini mendeskripsikan aksesibilitas penduduk miskin pada permukiman kumuh (Slum Area) dalam berobat ke pelayanan kesehatan berdasarkan indikator asal daerah, lama menetap, tingkat pendapatan, dan pendidikan dengan menggunakan pendekatan teori kemiskinan dan teori ruang sosial. Metode pengambilan sampel menggunakan metode proportional purpossive sampling dan snowballing yang kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa kecenderungan serta metode analisa deskriptif. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan merupakan hambatan bagi penduduk miskin di permukiman kumuh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai. Ruang sosial yang mereka punya yang meliputi rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi atas wilayah kebutuhan pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor kunci yang memudahkan mereka dalam memvisualisasikan cara untuk mengakses pelayanan kesehatan ini disamping status penduduk asli, tingkat pendidikan dan ekonomi, serta lama menetap di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34158
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Maulana
"Kabupaten Kuningan memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Objek wisata yang diteliti meliputi Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, dan Telaga Remis.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata di Kabupaten Kuningan. Metode analisis yang digunakan adalah metode spasial komparatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata. Objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi cenderung berada di kelas jalan provinsi dengan fasilitas wisata yang lengkap dan aksesibilitas yang mudah dijangkau. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah cenderung berada di kelas jalan lokal dengan fasilitas wisata yang kurang lengkap dan aksesibilitas yang sulit dijangkau.

Kuningan Regency has several interesting tourist objects that many tourists visit both public and tourists from outside Kuningan Regency itself. Research objects are Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, and Telaga Remis.
The purpose of the research is to identify the correlation of level tourist attraction and characteristic of attraction in Kuningan Regency. The analytical method used in this research is a descriptive comparative spatial.
The result show that there was no correlation between the level tourist attraction and characteristic of attraction. Attraction with a high level of attractiveness disposed to be in the class province with complete tourist facility and good accessibility. While the attraction with low level attractiveness disposed to be in the class local roads with uncomplete tourist facility and bad accessibility.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>