Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Claudia Nila Widiwisheni
"Saat ini anemia menjadi masalah gizi utama pada remaja di Indonesia. Pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja merupakan faktor yang memengaruhi kejadian anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku gizi seimbang dengan kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 208 responden yang dipilih secara simple random sampling. Dari hasil uji Mann Whitney untuk variabel pengetahuan gizi seimbang menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, perilaku gizi seimbang dengan kejadian anemia (p value >0.05). Tetapi ditemukan adanya hubungan bermakna antara kejadian anemia dengan penghasilan orang tua. Penelitian ini merekomendasikan kerjasama sekolah dengan orang tua dan pelayanan kesehatan untuk memantau dan meningkatkan gizi remaja putri, edukasi gizi seimbang dan anemia serta monitoring pencegahan anemia.

Anaemia is currently a major nutritional problem among adolescents in Indonesia. Knowledge, attitude and behaviour of adolescents are factors that influence the incidence of anaemia. This study aims to determine the relationship between knowledge, attitude and behaviour towards a balanced diet and the incidence of anaemia in adolescent girls. The study used a cross-sectional design with a total sample of 208 respondents selected by simple random sampling. The results of the Mann-Whitney test for the variable knowledge of balanced diet showed no relationship between knowledge, attitude and behaviour of balanced diet with the incidence of anaemia (p-value>0.05). However, there was a relationship between the incidence of anaemia and parental income. This study recommends school collaboration with parents and health services to monitor and improve adolescent girls' nutrition, education on balanced diet and anaemia, and monitoring of anaemia prevention. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Dwi Rahmawati
"ABSTRAK
Remaja putri beresiko tinggi menderita anemia gizi besi, karena pada masa ini
terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan dan haid. Anemia gizi
besi pada remaja putri akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang, kognitif,
penurunan fungsi otot, aktifitas fisik dan daya tahan tubuh menurun sehingga
meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran hubungan antara faktor umur, pengetahuan, konsumsi gizi
(energi, protein, vitamin C dan zat besi), kebiasaan minum teh, kebiasaan sarapan,
status gizi, pola haid dan pendidikan ibu terhadap kejadian anemia gizi besi pada
remaja putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Desain penelitian
cross sectional, jumlah sampel 102 dipilih secara proportional random sampling dari
seluruh kelas X dan XI yang memenuhi kriteria inklusi. Instrument yang digunakan
adalah kuesioner, food recall, pengukur hemoglobin dengan digital Amperometric
Enzym Electrode Nesco, timbangan berat badan dan microtoa untuk mengukur
tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia gizi besi sebesar
43,1%. Kejadian anemia gizi besi berhubungan dengan konsumsi energi (nilai p =
0.0001), protein (nilai p = 0,0001), vitamin C (nilai p = 0,018) dan zat besi (nilai p =
0,0001). Kejadian anemia gizi besi di SMAN 2 Kota Bandar Lampung merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang berat . Penanganan yang penting adalah
meningkatkan konsumsi gizi seimbang dan bervariasi pada remaja putri melalui
KIE , pengadaan skrining anemia gizi dengan pemeriksaan hemoglobin saat awal
tahun ajaran.

ABSTRACT
Adolescent girl have a high risk of iron deficiency anemia, because of their of iron
needs increasing for their growth and menstruation. Iron deficiency anemia in
adolescent girls will have an impact on growth and development disorders,
cognitive decline in muscle function, physical activity and decreased immune
system thereby increasing the risk of infection. The purpose of this study was to see
a picture of the relationship between the factors age, knowledge, nutrition
consumption (energy, protein, vitamin C and iron), drinking tea, breakfast habits,
nutritional status, menstrual patterns and maternal education on the incidence of
iron deficiency anemia in adolescent girl at SMAN 2 Bandar Lampung in 2011.
Cross-sectional study design, sample size of 102 selected by proportional random
sampling of all classes X and XI that meet the inclusion criteria. Instruments used
were questionnaires, food recall, measuring hemoglobin with digital Amperometric
Electrode Enzym NESCO, weight scales and microtoa to measure height. The
results showed the incidence of iron deficiency anemia 43.1% . Incidence of iron
deficiency anemia associated with iron nutritional energy consumption (p-value =
0.0001), protein (p-value = 0.0001), vitamin C (p-value = 0.018) and iron (p-value =
0.0001). Incidence of iron deficiency anemia in SMAN 2 Bandar Lampung is a
serious public health problem. Handling is important is to improve the nutritional
intake of balanced and varied diet in adolescent girls through the IEC, the provision
of screening of iron deficiency anemia with hemoglobin at the beginning of the
school year."
2011
S-FDF
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aru Ariadno
"Latar belakang: Argon Plasma Coagulation (APC) merupakan modalitas terapi yang
banyak digunakan untuk pengobatan kolitis radiasi pada pasien keganasan ginekologi,
kolorektal dan urologi yang mendapatkan radioterapi di RSUPN-CM.
Tujuan: Menilai hasil dari APC yang dilakukan pada penderita kolitis radiasi dan
faktor perancunya.
Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan desain kohort retrospektif berdasarkan
data dari rekam medis RSUPN-CM antara bulan April 2012 sampai dengan Oktober
2019. Variabel yang dinilai meliputi umur, jenis kelamin, jenis keganasan, diabetes
melitus, hipertensi, dan status anemia, dengan luaran berupa keberhasilan APC.
Pengujian kemaknaan statistik dilakukan sesuai dengan karakteristik data serta tujuan
penelitian, dengan p <0,05 dianggap bermakna. Juga dilakukan analisis multivariat
untuk melihat variabel perancu yang paling memengaruhi keberhasilan APC.
Hasil: Sebanyak 180 pasien kolitis radiasi yang mendapatkan terapi APC memenuhi
kriteria penelitian dengan proporsi terbanyak berjenis kelamin perempuan sebesar
89,4%, dan berusia >50 tahun sebanyak 83,9%. Sedangkan jenis tumor terbanyak
adalah keganasan ginekologi sebanyak 88,9%. Sebanyak 81,3 % subyek mengalami
keberhasilan terapi APC. Nilai tengah frekuensi APC sebanyak 2 sesi dengan rentang
1 sampai 12 sesi. Terdapat 180 subyek (100%) menderita anemia sebelum menjalani
APC yang pertama. Kadar hemoglobin pada penderita APC meningkat dengan
median Hb sebelum APC pertama sebesar 8 g/dL (3-11 g/dL) menjadi 12 g/dL (10-14
g/dL) sebelum APC terakhir. Sebanyak 59,2% subyek yang mengalami keberhasilan
APC tidak lagi menderita anemia setelah terapi APC, dengan perbaikan status anemia
meningkat sebesar 1,628 kali lebih baik pada subyek yang mengalami keberhasilan
APC dibandingkan dengan subyek yang mengalami ketidakberhasilan terapi APC
(p=0,017). Usia, jenis kelamin, jenis keganasan, hipertensi dan diabetes melitus bukan
merupakan faktor perancu terhadap status anemia pada keberhasilan APC.
Kesimpulan: Terdapat perbaikan status anemia pada penderita kolitis radiasi yang
mendapatkan terapi APC di RSUPN-CM.

Background: Argon Plasma Coagulation (APC) is recently widely used in the
treatment of radiation colitis among patients with gynecology, colorectal and
urology malignancy.
Purpose: To measure the result of APC conducted on radiation colitis patients and its
counfounding factors.
Methods: An analytic descriptive study with retrospective cohort design based on
RSUPN-CM database between April 2012 until October 2019. Variables measured
were age, gender, tumor types, diabetes melitus, hypertension, and anaemia, with
efficacy of APC treatment as the outcome. Statistical tests conducted according to
characteristics and the purpose of the study, with p value <0.05 considered
significant. Multivariate analysis was also conducted to evaluate which factors
influenced to the efficacy of APC therapy.
Results: As much as 180 radiation colitis patients received APC treatment fulfilled
inclusion criteria with characteristics female patients (89.4%), and age >50 years old
(83.9%) were found in this study. Types of tumor were dominated by gynecology
malignancy (88.9%). As much as 81.3% subjects had successful APC treatment.
Median number of efficacy of APC treatment in this study was 2 sessions. All of the
subjects had anaemia before the first APC treatment. There was improvement in Hb
level, median Hb before the first APC treatment was 8 g/dL (3-11 g/dL) and median
Hb level before the last APC treatment was 12 g/dL (10-14 g/dL). As much as 59.2%
subjects who had successful APC treatment were no longer anaemia after APC
treatment, with improvement of anaemia status was 1.628 times more likely in
subjects who had successful APC treatment compared to subjects who did not have
successful APC treatment (p=0.017). Age, gender, malignancy types, hypertension
dan diabetes melitus were not confounding factors to anaemia status in successful
APC treatment.
Conclusion: There was improvement in anaemia status on radiation colitis patients
receiving APC treatment in RSUPN-CM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur`Arifah Hakim
"Angka kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas kecamatan Kemayoran masih tinggi walaupun cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah minimal 90 butir selama hamil sudah mencapai 100%. Besarnya suplementasi zat besi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing ibu. Tidak efektifnya program pemberian TTD untuk menurunkan kejadian anemia kehamilan karena belum adanya media yang efektif untuk memberikan informasi dan edukasi tentang anemia dan TTD.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan menggunakan desain nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran dari rentang waktu Maret-November 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan kemayoran dan teknik pemilihan sampel dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian pengaruh intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019 pada analisis bivariat menggunakan uji Anova didapatkan nilai p = 0.0005, hubungan pengetahuan dan kepatuhan mengkosumsi TTD dengan Kadar Hemoglobin didapatkan r=0.288, p value=0.035; r=0.422, p value=0.001. Kesimpulan ada pengaruh intervensi pendidikan kesehatan melalui diagram bantu konseling anemia dan pemberian dosis terapi TTD terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil di wilayah puskesmas kecamatan Kemayoran tahun 2019 (nilai p < 0.05). Semakin tinggi pengetahuan dan kepatuhan mengkonsumsi TTD maka semakin besar kadar hemoglobin.

The incidence of anemia in pregnant women in the Kemayoran Health Centre is still high considering that pregnant women who get iron tablets of at least 90 during pregnant are reaching 100%. The amount of iron supplementation must also be adjusted to the needs and conditions of each mother. Ineffective iron supplementation delivery program for pregnant women to reduce the incidence of anaemia because there is no effective media to provide information and education about anaemia and iron supplementation.
This study aims to know the effectivity of health educational intervention through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center area in 2019. This study uses a quasi experimental research type using the nonequivalent control group design. The study was conducted in the area of Kemayoran health center from the period March-November 2019. The population in this study were all pregnant women in the area of Kemayoran health center and sample selection techniques by purposive sampling.
The results of research on health educational intervention through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center in 2019 on bivariate analysis using Anova test obtained p value = 0.0005, the relationship of knowledge and compliance consuming iron suplement with haemoglobin levels obtained r = 0.288, p value = 0.035; r = 0.422, p value = 0.001. Conclusion: there is influence of health educational through anaemia counseling helping diagram and giving iron suplement therapeutic doses to increasing haemoglobin levels for pregnant women at Kemayoran public health center in 2019 (p value <0.05). The higher of knowledge and compliance of consuming iron suplement, the greater the hemoglobin level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library