Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermin Sulistyarti
Malang: UB Press, 2017
540.7 HER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
William Wijaya
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko keselamatan kerja pada setiap proses yang ada di area CV. Mente Bali Sejahtera pada tahun 2020 dengan metode analisis kualitatif dan desain studi deskriptif observasional. Dalam penelitian ini ditemukan 27 risiko dengan tingkat yang berbeda yang dapat dianalisis. Hasil penelitian menyarankan untuk menerapkan bentuk tindakan lanjutan seperti penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, melakukan analisis lebih mendalam terhadap bahaya dan risiko di tempat kerja serta menerapkan tindakan pengendalian sesuai dengan hierarki pengendalian

ABSTRACT
This thesis aims to determine the level of work safety risks in each process in CV. Mente Bali Sejahtera area in 2020 with qualitative analysis methods and descriptive observational study design. This study found 27 risks with different levels that can be analyzed. This study suggests to apply advance action such as applying occupational health and safety management system, doing advance analysis to hazards and risks at workplace and applying control measures in accordance to hierarchy of control"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tin Elasari
"Untuk dapat mewujudkan Misi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan dan salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Pelayanan kesehatan hendaknya dikerjakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku dan dilakukan secara benar dengan segera. Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya pembangunan kesehatan guna mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan secara terus menerus.
Sesuai dengan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji alasan-alasan yang mempengaruhi tingkat kepatuhan petugas dalam menggunakan standar penatalaksanaan ISPA pada Balita di Puskesmas Dempo Kota Palembang, dimana tingkat kepatuhan petugas terhadap standar penatalaksanaan di Puskesmas tersebut masih rendah.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan 5 prang informan di Puskesmas Dempo. Sebagai informan adalah petugas kesehatan yang melayani balita penderita ISPA dengan mengadakan observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan kepala Puskesmas dilakukan wawancara mendalam. Untuk petugas kesehatan yang dilihat adalah pengetahuan, sikap, motivasi, pengalaman, sarana dan imbalan, untuk kepala Puskesmas yang dilihat adalah pengawasan atau supervisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan ketidakpatuhan petugas menggunakan daftar tilik ISPA pada balita adalah karena rendahnya pengetahuan petugas terhadap standar pengetahuan yang ada di daftar tilik, terbatasnya waktu yang ada untuk melayani balita ISPA, kurangnya penghargaan pembinaan pada petugas, kurangnya pengawasan dan kepala Puskesmas dan kurangnya j umlah petugas yang diperlukan untuk melayani penderita ISPA.
Melihat dari hasil penelitian ini disarankan kepada Dines Kesehatan agar mengadakan pelatihan kembali untuk meningkatkan pengetahuan petugas, menyediakan dana khusus untuk pembinaan, meningkatkan pengawasan, menyediakan dan memperbaiki sarana, dan lebih memperhatikan pelaksanaan program ISPA. Bagi kepala Puskesmas agar meningkatkan pembinaan dan pengawasan, mengadakan diseminasi, memotivasi petugas ISPA dengan memberikan penghargaan, menyediakan ruang periksa khusus, menambah jumlah petugas ISPA, memberikan perhatian yang cukup terhadap program ISPA dan melakukan pengawasan terhadap rekam medik dan sistem pencatatan dan pelaporan ISPA. Bagi petugas kesehatan adalah agar dalam memberikan pelayanan kepada pasien tetap berpedoman pada standar yang telah ditetapkan, apabila menemukan kesulitan atau hambatan melapor ke pimpinan dan agar setiap petugas ISPA terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menangani pasien ISPA dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. Bagi peneliti lain agar meneliti variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah diteliti dan meneliti lebih lanjut mengenai periunya daftar tilik yang ada sekarang untuk diperbaiki.

Qualitative Analysis of Personnel Compliance In Using ARI Check List in Infants: Case Study in Dempo Community Health Center, Palembang, South Sumatera Year 2001In order to realize the vision of Healthy Indonesia 2010, four health development missions have been set and one of such mission is to maintain and improve high quality, well-distributed and affordable health service. The health service must be done according to the prevailing health standard and shall be done correctly and immediately. Various efforts have been done in an attempt to improve health developments in order to give health service to the people and improve its distribution and quality continuously.
According to the above matters, this research in intended to study the reasons that affect the level of personnel compliance in using the ARI administration standard in infants in Community Health Center in Dempo, Palembang, where the level of compliance of the personnel towards administration standard in such Community Health Center is still low.
This research is a case study by using qualitative approach. The data is obtained through observation and in-depth interview with 5 informants in Dempo Community Health Center. The informants are health personnel that serve the infants ARI patients by performing observation and in-depth interview, while the Head of Community Health Center perform in-depth interview. The health personnel observed are knowledge, attitude, motivation, experience, facilities and rewards, while for the Head of Community Health Center the characteristics observed are supervision or control.
Results of study shows that the cause of incompliance of personnel in using the ARl Check List in infants is the low level of such personnel knowledge toward the knowledge in such check list, the limitation of the available time to serve the ARI infants, the lack of incentive for guidance in such personnel, the lack of supervision from Head of Community Health Center and the lack of personnel needed to serve the ARI patients.
Having observed this research it is suggested that the Health Office to perform retraining to increase knowledge of such personnel, provide special fund for development, increase supervision, provide and improve facilities, and pay more attention to the ART program implementation. For the Head of Community Health Center, they must improve development and supervision, dissemination, motivating the ARI personnel by giving rewards, provide special check room, increase the number of ARI personnel, provide sufficient attention to ARI program and perform supervision towards medical records and recording and reporting system of ARi. For the health personnel, in providing service to the patients they must stick to the standard that has been set, in case they have difficulties or obstacles they must report supervisor and each ARI personnel must continue to increase their knowledge and skill in handling ARI patients by following training. For other researchers, the variables other than that have been to studied can examined and further research regarding the need to improve the existing checklist.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Wahyu Pratama
"Pelaksanaan yang cepat dan kebutuhan mendesak akan infrastruktur merupakan alasan utama mengapa banyak proyek di Kawasan Inti Pemerintahan menggunakan metode design and build untuk konstruksi di ibu kota baru, Nusantara. Namun, keterlambatan sering terjadi selama tahap implementasi. Tesis ini menyelidiki faktor-faktor risiko yang mempengaruhi waktu pelaksanaan proyek-proyek design and build. Variabel-variabel yang relevan dikumpulkan dari data sekunder dan studi literatur, kemudian divalidasi oleh para ahli, dan kuesioner didistribusikan kepada responden. Variabel-variabel tersebut selanjutnya dievaluasi menggunakan analisis risiko kualitatif. Dari 100 faktor risiko yang disurvei, 16 diidentifikasi sebagai yang paling kritis: (X5) (X6) perkiraan biaya yang tidak akurat selama fase perencanaan, (X8) Urban Plan berubah, (X9) (X47) investigasi situs yang tidak memadai atau kondisi tanah dan permukaan yang tidak terduga, (X26) kelayakan finansial kontraktor, (X54) (X56) keterlambatan pengiriman peralatan dan bahan konstruksi, (X55) (X75) akses situs yang sulit atau terbatas termasuk faktor cuaca, (X57) (X59) kelangkaan tenaga kerja dan bahan konstruksi, (X61) (X63) perubahan desain atau lingkup pekerjaan selama pelaksanaan atas permintaan pemilik, (X62) kompleksitas dan ukuran proyek yang besar, dan (X70) lahan yang belum bebas.

The rapid execution time and the immediate necessity of the infrastructure are the reasons why many projects in the Core Governmental Area utilize the design and build method for construction in the new capital city, Nusantara. However, delays frequently occur during implementation. This thesis explores the risk factors affecting the project execution time of design and build projects. Variables were compiled from secondary data and literature studies, validated by experts, and questionnaires were distributed to respondents. These were then evaluated using qualitative risk analysis. From the 100 risk factors surveyed, 16 were identified as the most critical: (X5) (X6) inaccurate cost estimation during the planning phase, (X8) changes in urban planning, (X9) (X47) inadequate site investigation/unexpected ground/surface conditions, (X26) financial feasibility of the contractor, (X54) (X56) delayed delivery of construction equipment and materials, (X55) (X75) difficult/limited site access including weather-related factors, (X57) (X59) scarcity of labor and construction materials, (X61) (X63) design or scope changes during implementation at the owner's request, (X62) complexity and large project size, and (X70) unacquired land."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fetria Faisal
"Latar belakang: Resistensi antibiotik merupakan ancaman dan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia medis saat ini. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan merupakan salah satu faktor yang mempercepat timbulnya resistensi antibiotik. Data di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM tahun 2011 menunjukkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat sebanyak 48,3 dari total penggunaan antibiotik. Program pengaturan antibiotik di rumah sakit diperlukan untuk mengoptimalkan luaran klinis sekaligus mengendalikan resistensi antibiotik. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah edukasi klinisi.
Tujuan: Mengetahui penggunaan antibiotik secara kualitatif dengan menggunakan algoritma Gyssens di ruang perawatan Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM sebelum dan sesudah intervensi edukasi terhadap PPDS, berupa 1 penggunaan antibiotik yang tepat; 2 penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Metode: Studi intervensi dengan melakukan edukasi terhadap PPDS mengenai penggunaan antibiotik, yang terdiri dari kuliah sebanyak lima kali disertai diseminasi kartu pedoman penggunaan antibiotik empiris. Penilaian ketepatan penggunaan antibiotik dilakukan oleh dua orang klinisi berdasarkan rekam medis pasien di ruang perawatan kelas III Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, yang terdiri dari periode pra-intervensi 1 Desember 2015 ndash; 29 Februari 2016 dan pasca-intervensi 1 April 2016 ndash; 30 Juni 2016 . Analisis ketepatan penggunaan antibiotik menggunakan algoritma Gyssens.
Hasil Penelitian: Jumlah penggunaan antibiotik mengalami penurunan dari 374 menjadi 339 setelah intervensi. Penggunaan antibiotik yang tepat kategori I sebelum intervensi sebanyak 218 58,3 , meningkat menjadi 228 67,3 setelah intervensi p = 0,01 . Penggunaan antibiotik yang tidak tepat terdiri dari: data tidak memadai kategori VI sebelum intervensi 2, setelah intervensi 1; tidak ada indikasi kategori V sebelum intervensi 24, setelah intervensi 11; jenis antibiotik tidak tepat kategori IV sebelum intervensi 56, setelah intervensi 43; durasi tidak tepat kategori III sebelum intervensi 53, setelah intervensi 32; dosis tidak tepat kategori IIa sebelum intervensi 39, setelah intervensi 29; interval tidak tepat kategori IIb sebelum intervensi 23, setelah intervensi 16; serta rute pemberian tidak tepat kategori IIc tidak didapatkan sebelum maupun setelah intervensi.
Simpulan: Jumlah penggunaan antibiotik yang tepat mengalami peningkatan secara bermakna sebanyak 9 setelah dilakukan intervensi edukasi.

Background Antimicrobial resistance is now becoming a global threat and a challenge. Inappropriate and overuse of antimicrobial are factors that accelerate antimicrobial resistance. Study in 2011 at Department of Pediatrics, Cipto Mangunkusumo Hospital CMH shows that inappropriate antimicrobial use is up to 48.3 of total antimicrobial use. Antimicrobial stewardship program is needed in order to optimize clinical outcome and control antimicrobial resistance. Clinicians education is one of the applicable method.
Aim To evaluate qualitative antimicrobial use using Gyssens algorithm in pediatric inward unit, Department of Pediatrics, CMH before and after education of residents, including 1 appropriate antimicrobial use 2 inappropriate antimicrobial use.
Methods Interventional study by educating pediatric residents regarding antimicrobial use which consisted of five courses and dissemination of empiric antimicrobial therapy guideline cards. Evaluation of antimicrobial use by two independent clinicians based on medical records of class III pediatric inward unit, CMH, during pre intervention period December 2015 - February 2016 and post intervention period April 2016 ndash June 2016. Qualitative analysis was performed using Gyssens algorithm.
Results Antimicrobial use decreased from 374 to 339 after intervention. Appropriate antimicrobial use category I before intervention was 218 58.3 , increased to 228 67.3 after intervention p 0.01 . Inappropriate antimicrobial uses consist of insufficient data category VI was 2 before intervention, 1 after intervention no indication category V was 24 before intervention, 11 after intervention inappropriate antimicrobial choice category IV was 56 before intervention, 43 after intervention incorrect duration category III was 53 before intervention, 32 after intervention incorrect dose kategori IIa was 39 before intervention, 29 after intervention incorrect interval category IIb was 23 before intervention, 16 after intervention there was no incorrect route category IIc both before and after intervention.
Conclusion Appropriate antimicrobial use increased significantly at 9 after educational intervention.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerapan scaffolding, tools, dan internalisasi dari teori Vygotskypada Taman Kanak-Kanak Nasional Plus "Y" di Jakarta Utara. Gambaran ini didapat dengan analisis kualitatif melalui metode observasi dan wawancara. Metode observasi dipakai untuk menggambarkan penerapan scaffolding dan penggunaan tools pada proses pembelajaran. Metode wawancara dilakukan kepada guru untuk mengetahui alasan pemilihan tools yang digunakan, dan kepada anak untuk melihat proses internalisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi guru-anak tidak dilakukan secara kontingen, dan bertujuan untuk menyelesaikan tugas; terdapat perbedaan jumlah informasi yang diinternalisasi oleh anak; dan kurang adanya variasi tools selama tiga hari proses pembelajaran.

This study aimed at describing the application of scaffolding, tools, and internalization of Vygotsky's theory at "Y" National Plus Kindergarten in North Jakarta. This study is done through qualitative analysis by conducting observation and interviews. Observation is used to describe the application of scaffolding and tools in class while interviews are conducted to teacher aimed on knowing the reasons behind the usage of tools and to students aimed on knowing the process of internalization. Results show that most of the interactions between teacher and students are not contingent and that teacher is more likely on finishing a task; there are differences in amount of information internalized by children; and lack of tools variation during three days of learning process.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library