Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Fenomena Transnational Organized Crime (TOC) semakin berkembang pesat dan telah diidentifikasi sebagai ancaman keamanan baru. Konsep lama tentang keamanan yang statis telah dilengkapi dengan konsep human security yang menaruh perhatian pada keamanan sampai pada tingkat individu. Ancaman TOC sesungguhnya merupakan lokus yang menghubungkan konsepsi lama keamanan yang berorientasi pada state survival dan pemahaman baru human security yang menaruh perhatian sampai pada kesejahteraan individu. Dalam konteks Indonesia, TOC merupakan ancaman keamanan yang nyata. Alasannya adalah bahwa dalam situasi transisi politik, state authority berada dalam titik lemah yang mengakibatkan tidak maksimalnya penegakan hukum. Di samping itu, garis perbatasan Indonesia yang panjang dan terbuka, menyebabkan kelompok-kelompok TOC menjadikan Indonesia sebagai lahan operasinya, sebagaimana dua bentuk TOC yang paling banyak ditemukan di Indonesia yakni human trafficking dan drug-trafficking yang akan diuraikan dalam tulisan ini. "
350 ANC 31:1 (2002)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Retno Wulan
"ABSTRAK
Konflik Laut China Selatan merupakan salah satu bentuk baru ancaman keamanan pasca perang dingin di wilayah Asia Tenggara. Konflik ini melibatkan enam negara sebagai pengklaim secara Iangsung dan menyangkut kepentingannya besar negara lainnya. Hal ini disebabkan lokasi strategis Laut China Selatan dan potensi yang terkandung didalamnya. Bila konflik ini dibiarkan memuncak akan menimbulkan perang terbuka yang merugikan banyak pihak Mengingat langkah untuk menyelesaikan konflik ini perlu waktu panjang karena rumitnya permasalahan, maka diperlukan upaya yang bisa tetap menjaga kawasan tetap aman hingga terselesaikannya permasalahan klaim wilayah ini yaitu dengan meningkatkan rasa saling percaya (confidence building measures) antara pihak yang bertikai. Langkah ini merupakan salah satu langkah awal diplomasi preventif.
ASEAN sebagai organisasi regional merasa perlu melakukan langkah diplomasi khusus sebagai upaya mengurangi ketegangan yang muncul akibat konflik yang berpotensi timbul yaitu dengan diplomasi preventif dua jalur, pertama dan kedua. Hal ini mengingat sebagian pengklaim adalah negara-negara anggota ASEAN dan keamanan kawasan sangat penting untuk dipertahankan demi menjaga stabilitas kawasan agar tetap kondusif bagi perkembangan perekonomian. Masalah yang ingin dibahas adalah bagaimana upaya ASEAN dengan diplomasi preventif dua jalur dalam mengurangi ancaman keamanan akibat ketegangan konflik yang timbul. Lingkup pennasalahan meliputi pelaksanaan diplomasi preventif jalur pertama melalui pembicaraan bilateral, ASEAN Ministerial Meeting, ASEAN Regional Forum, ASEAN-China Dialogue, ASEAN-China SOM dan diplomasi jalur kedua melalui Lokakarya PengeloIaan Potensi Konflik Laut China Selatan atas inisiatif Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran tentang penggunaan sinergi diplomasi dua jalur tersebut untuk mengurangi ketegangan konflik di Laut China Selatan secara aman dan damai.
Untuk itu, penulis menggunakan kerangka teori untuk menganalisis permasalahan dengan pendekatan konstruktif dari Bruce Andrews (1975) untuk melihat perilaku ASEAN dalam menanggapi konflik, pendekatan diplomasi dari Hedley Bull (1981) dan diplomasi preventif dan Boutros-Boutros Ghali (1992) dan konsep kerja sama dalam mengatasi konflik dan K.J. Holsti (1988) dan Robert O'Keohane (1994), konsep fungsionalisme dari David Mitrany (1981) serta konsep spill over dan Ernst Haas (1993). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan erat antara diplomasi jalur pertama dan kedua yang berpengaruh positif pada upaya pengurangan ketegangan konflik di Laut China Selatan.
Kesimpulan dari tesis ini adalah pelaksanaan diplomasi preventif dua jalur ternyata mempunyai peran positif dan akan lebih efektif bila didukung oleh komitmen masing-masing pihak yang bertikai untuk menjalankan hasil-hasil yang dicapai dalam diplomasi preventif baik jalur pertama maupun kedua secara konsisten."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Bulan Tisna
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyan Nooryan Putera Pikoli
"Penelitian ini menganalisis perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap Suriah. Analisis dalam penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang melandasi Turki mengubah kebijakan luar negerinya sejak konflik sipil terjadi tahun 2011 di Suriah. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berdasarkan pada causal process tracing sebagai teknik analisis data. Dengan kerangka analisis politik luar negeri, penelitian ini menemukan adanya faktor internal dan eksternal sebagai pembentuk perubahan kebijakan luar negeri. Faktor internal terdiri dari isu politik identitas, pragmatisme ekonomi, dan peran kelompok kepentingan. Kemudian, faktor eksternal terdiri dari ancaman eksistensial, guncangan eksternal, desakan publik, dan persaingan di kawasan. Berdasarkan perangkat analisis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa perubahan sikap Turki dilandaskan pada kepentingan nasionalisme Turki yakni mencegah terbentuknya Negara Kurdi di Suriah Utara, mengendalikan kelompok Islam Radikal di Suriah, membentuk pemerintahan baru di Suriah sesuai dengan kehendak Turki, menguasai akses sumber energi di Suriah, dan melindungi wilayah kedaulatannya dari ancaman dan efek limpahan konflik Suriah. Berdasarkan hasil analisis tersebut, penelitian ini menawarkan dua rekomendasi penting. Pertama, secara akademik yang menawarkan penyempurnaan lebih lanjut dari teori perubahan politik luar negeri dengan menggabungkan pendekatan berbasis struktur dan agen. Kedua, rekomendasi kebijakan yang menawarkan secara idealitas bahwa Turki harus mengembalikan karakteristik politik luar negeri Zero Problem with Neighbour yang cenderung mengedepankan soft power dibanding hard power.

This study analyzes the changes in Turkey's foreign policy towards Syria. The analysis in this study identifies the causal factors that underlie Turkey's change in its foreign policy since the civil conflict occurred in 2011 in Syria. This thesis uses a qualitative research method based on causal process tracing as a data analysis technique. With the framework of foreign policy analysis, this research finds internal and external factors as the shapers of foreign policy changes. Internal factors consist of identity politics, economic pragmatism, and the role of interest groups. Then, external factors consist of existential threats, external shocks, public pressure, and competition in the region. Based on this analysis, the authors conclude that Turkey's policy changes are based on the interests of Turkish nationalism, namely preventing the formation of a Kurdish State in Northern Syria, controlling Radical Islamic groups in Syria, forming a new government in Syria under Turkey's will, controlling access to energy sources in Syria, and protect its sovereign territory from the threats and spillover effects of the Syrian conflict. Based on the analysis results, this study offers two important recommendations. First, academically that offers a further refinement of the theory of foreign policy change by combining a structure-based and agency-based approach. Second, policy recommendations offer ideals that Turkey must restore the characteristics of a "Zero Problem with Neighbor" foreign policy, which tends to prioritize soft power over hard power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Indrawan
"Indonesia saat ini menghadapi ancaman yang multidimensional, dari yang kecil sampai besar, menyangkut seluruh aspek kehidupan negara, mulai dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan. Sifat ancaman yang ada sekarang sudah memiliki perspektif keamanan manusia (human security), bukan lagi keamanan (state security) negara saja. Untuk itu, diperlukan sebuah upaya yang menyeluruh yang mampu menghadapi Ancaman, Gangguan, Hambatan, Tantangan (AGHT) seperti demikian. Bela negara dapat menjadi jawaban untuk permasalahan demikian karena bela negara sendiri dapat diartikan sebagai kewajiban dan tanggung jawab warga negara untuk mempertahankan eksistensi dan kedaulatan negara. Bela negara akan optimal jika didiseminasikan melalui pendidikan formal. Dalam hal ini, pendidikan formal yang dimaksud berada di tingkat pendidikan tinggi. Tulisan ini mengusulkan agar bela negara dapat diselenggarakan di tingkat pendidikan tinggi dalam bentuk mata kuliah wajib universitas, dan diselenggarakan dengan nama Pendidikan Bela Negara. Pendidikan Bela Negara ini bukanlah pendidikan militer atau wajib militer, tetapi pendidikan yang disesuaikan dengan iklim dan nuansa pendidikan tingkat tinggi."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2018
355 JDSD 8:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Poltak Partogi, 1963-
"Sebagai poros maritim dan negara kepulauan yang strategis dari perspektif geopolitik, Indonesia telah menetapkan tiga jalur ALKI untuk lintas damai pelajaran International, yang dijamin keberadaannya oleh hukum International. Hasil penelitian mengungkap beberapa tipe ancaman keamanan terkini yang cukup kompleks yang dihadapi Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dan juga maritim, yang datang dari meningkatnya ketegangan dan ekkalasi konflik di laut China Selatan, serta terorisme global, intervensi asing, dan beragam kejahatan transnasional"
Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat RI, {s.a.}
324 KAJ 20:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Amrin Amin
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya resiko gangguan keamanan yangdialami oleh hotel yang mampu mengancam kelangsungan bisnis jasa hoteltersebut. Oleh karena itu, fokus utama penelitian ini adalah pelaksanaan manajemensekuriti hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, mengingat potensi gangguankeamanan yang mungkin terjadi di hotel tersebut yang disebabkan oleh letak hotelyang berada di kawasan sentra bisnis yang paling strategis di kota Jakarta, sertaseringnya hotel tersebut dijadikan tempat menginap pejabat tinggi negara yangsangat memerlukan pengamanan yang ketat. Tujuan penelitian ini adalahmenjelaskan manajemen sekuriti di hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta danmerumuskan strategi pengembangan sistem manajemen sekuriti di hotel RitzCarlton Pacific Place Jakarta. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalampenelitian ini adalah teori manajemen, teori manajemen pengamanan, teorimanjemen risiko, teori manajemen strategik, teori pengamanan fisik, teori crimeprevention through enviromental design. Jenis penelitian ini adalah penelitiankualitatif dengan tipe deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapelaksanaan manajemen sekuriti di hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta sudahdilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat potensi gangguan keamanan yangberasal dari citra hotel, bahwa hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta berpotensimenjadi tempat dilakukannya kejahatan seperti kejahatan prostitusi. Strategipengembangan sistem manajemen sekuriti di hotel Ritz Carlton Pacific PlaceJakarta yang dapat dilakukan untuk mengatasi potensi terjadinya kejahatan di hoteltersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan kerjasama antara pihakmanajemen pengamanan hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta dengan pihakKorps Brimob Mabes Polri dan masyarakat. Saran dari hasil penelitian ini adalahdiharapkan pihak manajemen pengamanan hotel dapat melakukan analisa resikopotensi gangguan keamanan berdasarkan perkembangan kejahatan perhotelan yangada di seluruh dunia agar pihak manjemen hotel dapat mengatasi permasalahantersebut lebih dini

ABSTRACT
This research is motivated by the emergence of the risk of security disturbanceexperienced by the hotel that is able to threaten the continuity of the hotel servicesbusiness. Therefore, the main focus of this research is the implementation ofsecurity management of the Ritz Carlton Pacific Place hotel in Jakarta, given thepotential security disturbances that may occur in the hotel caused by the locationof the hotel located in the most strategic business centers in the city of Jakarta. Thepurpose of this research is to explain security management at Ritz Carlton PacificPlace Hotel Jakarta, explain the evaluation result security system at Ritz CarltonPacific Place Hotel Jakarta and formulate development strategy securitymanagement system at Ritz Carlton Pacific Place Hotel Jakarta. Theories used asa knife analysis in this study are management theory, security management theory,risk management theory, strategic management theory, physical security theory,crime prevention through enviromental design theory and SWOT analysis theory.This type of research is qualitative research with analytical descriptive type. Theresults of this study indicate that the implementation of physical securitymanagement at the Ritz Carlton Pacific Place Hotel Jakarta has been wellimplemented. Based on the evaluation of the implementation of physical securitysystem at Ritz Carlton Pacific Place hotel in Jakarta, it is known that there ispotential for security disturbance that comes from the image of the hotel, that RitzCarlton hotel Pacific Place Jakarta has potential to become a place of crime suchas crime of prostitution. Strategy of development security management system atRitz Carlton Pacific Place Hotel Jakarta that can be done to overcome the potentialfor crime in the hotel can be done by way of cooperation between the managementof hotel security Ritz Carlton Pacific Place Jakarta with Korps Brimob Mabes Polriand community. Suggestions from the results of this study is expected the hotelsecurity management can conduct risk analysis potential security disturbancesbased on the development of crime hotels around the world for the hotelmanagement can overcome these problems earlier."
2018
T52170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Harumanto
"Injeksi SQL adalah salah satu dari 10 besar bentuk penyerangan terhadap kerentan website yang paling berbahaya. SQL Injection memiliki 3 tipe bentuk penyerangan, yaitu Union-Based, Error-Based, dan Blind SQL Injection. Pada skripsi ini akan menganalisis bagaimana tipe-tipe serangan tersebut dilakukan baik melalui proses penyisipan query maupun melalui aplikasi, yaitu SQLMAP. Hasil dari pengujian didapatkan bahwa melaui PHP, 4 dari 5 pengujian dapat diinjeksi karena penggunaan statement input yang standard. Sedangkan pada pengujian SQLMAP 6 dari 7 website dapat diinjeksi yang disebabkan karena penulisan statement input yang begitu standard, tidak adanya web application firewall (WAF) dan celah pada versi teknologi yang digunakan. Berdasarkan skripsi ini, injeksi SQL dapat dicegah dengan menerapkan bind parameter dan menggunakan WAF sebagai bentuk perlindungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Putri
"Indonesia merupakan salah satu Negara Kontributor Polisi dalam operasi Penjaga Perdamaian PBB. Sejak tahun 1989, Indonesia telah menerjunkan aparat kepolisian ke berbagai misi penjaga perdamaian, baik yang dikerahkan secara individu maupun satuan yang disebut Fored Police Units. Dalam penggelaran FPU, Indonesia sebagai PCC tidak hanya bertanggung jawab dalam mempersiapkan personel, tetapi juga bertanggung jawab untuk melengkapi FPU dengan logistik dan infrastruktur yang mencakup kamp-kamp yang layak di area misi. Kamp-kamp ini memiliki peran penting, sebagai basis operasional dan administrasi FPU, akomodasi personel, fasilitas penyimpanan aset, dan, terutama, sebagai simbol tekad Indonesia atas kontribusinya terhadap perdamaian dunia. Garuda Camp FPU Indonesia di MINUSCA, Republik Afrika Tengah, selesai dibangun pada tahun 2018 oleh Divisi Hubungan Internasional Polri dengan total aset lebih dari 500 miliar Rupiah. Selama 2 tahun penempatan FPU Indonesia di MINUSCA, beberapa ancaman keamanan telah terjadi di kamp ini. Salah satunya adalah aksi pencurian dan pembobolan. Dalam hal ini, keamanan kamp menjadi elemen penting untuk memastikan keberhasilan Unit dalam melaksanakan mandat misi. Untuk itu, penulis memandang perlu adanya evaluasi dengan menggunakan persepsi Crime Prevention Through Environmental Design untuk menigkatkan tingkat keamanan di Garuda Camp. Karena, CPTED didasarkan pada gagasan bahwa desain yang tepat dan efektif dalam penggunaan lingkungan binaan dapat menyebabkan berkurangnya tindakan kriminal dan ketakutan akan kejahatan, maupun perbaikan kualitas hidup disuatu lingkungan Penulis mengeksplorasi ancaman dan menggunakan metode kualitatif untuk mengidentifikasi pemenuhan persyaratan keamanan fisik di kamp. Hasil penulisan menunjukan bahwa Garuda Camp masuk ke dalam kategori ancaman level medium. Dengan demikian, untuk mengantisipasi potensi ancaman tersebut, peneliti merancangan strategi pencegahan ancaman yang didasarkan pada prinsip CPTED.

Indonesia is known as of one the Police Contributing Countries (PCC) in the United Nations Peacekeeping Operations. Since 1989, Indonesia, through Indonesian National Police, has deployed its police officers into various peacekeeping missions, either individually or in units called Formed Police Units (FPU). In deploying FPU, Indonesia as the PCC is not only responsible for preparing the personnel, but also equipping FPU in logistics and infrastructure, which includes appropriate camps in the mission area. These camps have an important role as the operational and administrative base of FPU, personnel accommodation, assets storage facility, and notably as the symbol of Indonesia’s commitment to its contribution to world peace. FPU Garuda Camp Indonesian in MINUSCA, Central African Republic, was built in 2018 by the International Relations Division of Indonesian National Police with total assets more than IDR 500 billion. For the last two years of the existence of Indonesian FPU mission in MINUSCA, several security threats have occurred to this camp, in the forms of thefts and burglaries. In this case, the camp security is an important element to ensure the unit's success in performing its mission mandate. Thus, the author thinks the need for an evaluation using the perception of Crime Prevention through Environmental Design (CPTED) in order to increase the level of security at Garuda Camp. In the author’s opinion, the design is appropriate because CPTED is based on a basic idea that a proper and effective design in utilizing a built environment can lead to a reduction in crime and fear of crime as well as an improvement in the quality of life in that environment. The author explores threats and employs the qualitative methods to identify the compliance of physical security requirements in the camp. The result of the study reveals that Garuda Camp can be classified into medium level threat category, so that a threat prevention strategy is highly needed. Therefore, in order to anticipate these potential threats, the author designs a threat prevention strategy based on the principles of CPTED."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>