Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rani Ratnasari
"Tesis ini membahas terjemahan beranotasi yang merupakan hasil terjemahan yang disertai anotasi atau diberikan catatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Penerjemahan anotasi ini melibatkan sejumlah teori, yakni ideologi, metode, dan teknik penerjemahan. Pemilihan teori dimaksudkan agar terjemahan sesuai dengan tujuan skopos penerjemahan. Ideologi pelokalan dipilih dalam menerjemahankan TSu dengan alasan agar terjemahan dapat berterima bagi pembaca sasaran yang terbilang awam dalam memahami konteks budaya TSa yang berlatar budaya Amerika. Sementara itu, metode semantis dan komunikatif dipilih dengan alasan edukatif, yakni selain berterima, TSa diharapkan mampu mengedukasi pembaca sasaran terkait perbedaan konteks budaya. Dalam penerjemahan karya sastra, penerjemah tidak hanya sekadar dapat mengalihkan pesan dari TSu ke TSa, tetapi juga dituntut untuk memiliki kreatifitas tinggi dalam mencari padanan dalam BSa.
......The focus of this study is an annotated translation which is a translation supported by annotations translator rsquo s commentary as the translator rsquo s accountability on the equivalents chosen. This translating and annotating process requires a set of theories consisting the ideology, methods, and techniques. The theories must be selected or applied to produce a translation based on certain translation goals skopos. Domesticating is dominant in translating the ST due to the acceptance of the translation to the target readers that are considered having lacking in competence in understanding the American culture ST. Meanwhile, semantic and communicative methods are chosen based on educational purpose meaning that in addition to the acceptance, TT is expected to be able to educate the readers related to the culture gap. In translating literary texts, a translator is not only capable in rendering the meaning from ST to TT, but is also demanded to be creative in searching for the appropriate equivalence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elyan Wijaya
"ABSTRAK
Terjemahan beranotasi merupakan sebuah penelitian yang memberikan anotasi atau catatan atas pilihan padanan dari permasalahan dalam penerjemahan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari seorang penerjemah. Kajian kualitatif dengan model komparatif ini bertujuan untuk menguraikan masalah yang muncul dalam penerjemahan TSu dan menemukan strategi penerjemahan yang tepat untuk digunakan dalam mengatasi masalah penerjemahan yang ada. Di dalam penelitian ini, TSu yang digunakan adalah sastra anak dongeng berjudul Le Fils la recherche de sa m re karya pengarang Senegal. Adapun permasalahan yang muncul ketika menerjemahkan dongeng ini adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan bahasa dan budaya, yakni idiom, metafora, dan kata budaya. Masalah penerjemahan itu kemudian diatasi dengan menggunakan strategi metode dan prosedur penerjemahan menurut Newmark 1988 . Dalam menghasilkan terjemahan dan anotasi, peneliti ini merujuk pada berbagai kamus dan situs internet. Pelbagai temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah terjemahan karya sastra anak berbahasa Prancis dari negara-negara Afrika yang jarang sekali ditemukan di Indonesia.
ABSTRACT
Annotated translation is a study that provides annotations or notes on the equivalent choice of the translated words as a form of translator rsquo;s accountability. This qualitative study with a comparative model aims to describe the problems that are encountered in translating the source text and finding the right translation strategy to be used in addressing the existing translation problems. In this research, the source text is a children literature tale titled Le Fils la recherche de sa m re by Senegalese authors. The problems that are encountered when translating this tale are issues related to language and culture, such as idioms, metaphors, and cultural words. The translation problems then addressed by using translation strategies methods and procedures according to Newmark 1988 . In generating translations and annotations, this research refers to various dictionaries and websites. The findings of this research are expected to enrich the French children literature translations from African countries that are rarely found in Indonesia."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yosepha Respati
"ABSTRAK
Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang disertai dengan catatan yang berisi tentang diskusi permasalahan penerjemahan serta solusinya. Anotasi tidak hanya membahas permasalahan pernerjemahan dari segi linguistik tetapi juga dari segi sosial-budaya. Tujuan terjemahan beranotasi adalah memberikan pertanggungjawaban padanan yang dipilih pada penerjemahan mandiri yang dilakukan oleh penerjemah.
Terjemahan anotasi ini akan membahas penerjemahan novel Under the Dragon: Travels in a Betrayed Land, karya Rory Maclean. Novel ini dipilih berdasarkan ketertarikan penerjemah pada cerita yang merupakan kisah nyata dan berisi kekayaan budaya. Metafora dan adegan percintaan dalam teks menjadi tantangan dalam menerjemahkan. Dalam menerjemahkan, penerjemah berusaha sedemikian rupa untuk mengalihkan pesan bukan bentuk. Metode yang digunakan dalam menerjemahkan adalah metode komunikatif. Metode ini dipilih dengan tujuan agar pesan tersampaikan dengan baik. Ada lima permasalahan utama yang dibahas dalam bagian anotasi: istilah asing, satuan ukuran, metafora, kalimat dan ungkapan. Beberapa teknik penerjemahan diterapkan untuk mengatasi permasalahan pemadanan.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa penerjemahan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak ada bahasa dan kebudayaan yang sama persis. Namun, penerjemahan bukanlah hal yang mustahil. Penerjemah harus menggali berbagai informasi dan mendapatkan ide kreatif dalam menemukan solusi berbagai permasalah penerjemahan yang is hadapi.

ABSTRACT
Annotated translation is a translation with annotation on discussion of problems in translation and their solutions. Not only problems in linguistics but also in socio-cultural are discussed in the annotation. The purpose of this annotated translation is to provide responsibility of the equivalent words chosen for the independent translation done.
This annotated translation will discuss the translation of novel: Under The Dragon: Travels in a Betrayed Land, by Rory Maclean. The reason in choosing this novel is derived from the translator's interest in a story based on reality and culture heritage. Metaphors and the love scenes challenge the translator to render than. When translating, the translator gives such effort to transfer meaning. The method used in the translation is communicative. The purpose of using this method is to convey the message in the text well. There are five problems discussed in the annotation: metaphors, foreign words, measurement, sentences and expression.
From the analysis, it is concluded that translation is not a simple work because there are no languages and cultures that are similar in this world. However, translating is not impossible, there are- a lot of methods and techniques that can be chosen when translating. Translator should also dig as much information as possible and be creative to find solution of the problems he/she faces in translating the source text.
"
2007
T19056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Noverdi
"Penelitian terjemahan beranotasi ini menjelaskan pertanggungjawaban penerjemah atas pilihan padanan. Sumber data penelitian adalah buku nonfiksi the Soul of the Indian karya Charles Alexander Eastman. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penerjemahan dan menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya. Data penelitian ini adalah masalah yang ditemukan dan dikelompokkan sesuai kategori anotasinya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan model teoretis penerjemahan berupa analisis komparatif. Temuan penelitian mencakup dua hal utama. Pertama, dari 27 data anotasi yang dikumpulkan, terdapat 8 data anotasi nama atau sebutan untuk Tuhan atau Deitas, 1 nama seremoni, 1 sebutan untuk tokoh spiritual, 1 nama praktik spiritual, 4 majas, 9 istilah khusus, dan 3 kolokasi. Terdapat 8 macam prosedur penerjemahan; prosedur yang mengombinasikan dua prosedur atau lebih (kuplet, triplet, kuartet) adalah yang paling dominan. Kedua, kesulitan yang dihadapi terkait dengan masalah penerjemahan diatasi dengan menerapkan teori, metode dan prosedur penerjemahan relevan. Temuan menunjukkan bahwa spiritualisme bangsa Indian dan budaya masyarakatnya saling terkait satu sama lain sehingga data anotasi yang ditemukan tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga kultural. Oleh karena itu, penerjemah harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai spiritualisme dan budaya masyarakat bahasa sumber dan bahasa sasaran.

This is an annotated translation research which explains the researcher’s accountability with regard to the translation equivalents being chosen. The data source in this research is a nonfiction book T he Soul of the Indian by Charles Alexander Eastman. This study aims at identifying the problems encountered by the researcher in the course of translating the source texts and seeking the best solution to solve them. The data of this study are the problems collected and classified according to their annotation categories. The qualitative method has been employed using a comparative analysis translation model. The findings of this research reveal two important things. First, out of 27 elements of annotation data collected, 8 are names or designations for a God or Deity, 1 is the name for ceremony, 1 is a designation for a spiritual figure, 1 is a name of a spiritual practice, 4 are figures of speech, 9 are specific terminologies, and 3 are collocations. There are 8 translation procedures being employed, with combined procedures being the dominant ones (couplets, triplets, quadruplets). Second, the difficulties encountered in dealing with the problems are solved by employing relevant translation theories, methods, and procedures. Such findings demonstrate that Indian spiritualism and culture are interrelated so that the annotation data obtained are not only spiritual in nature, but also cultural. Thus, a translator should be well equipped with extensive knowledge and insight not only about spiritualism, but also culture, both of the source and target language community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carisya Nuramadea
"Tesis ini berbentuk terjemahan beranotasi yang terdiri dari terjemahan dan
pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan dari unsur teks sumber
yang menimbulkan masalah penerjemahan. Teks sumber penelitian ini adalah
komik berjudul Psychiatric Tales. Peneliti ini menggunakan seluruh isi komik itu
sebagai korpus penelitian. Metode penerjemahan yang digunakan adalah metode
penerjemahan komunikatif dan semantis. Guna memecahkan masalah
penerjemahan, peneliti ini menerapkan sejumlah prosedur penerjemahan. Data
anotasi berkaitan dengan istilah keperawatan jiwa, metafora, idiom, dan
onomatope. Penelitian ini memperlihatkan bahwa penerjemahan lebih sering
menggunakan metode komunikatif meskipun teks sumbernya teks kreatif. Selain
itu, penerjemahan telah mempertimbangkan elemen visual yang khas komik dan
ragam bahasa takresmi. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan komik yang
mengandungi penyuluhan keperawatan jiwa memerlukan penanganan khusus
karena tuntutan teks kreatif sekaligus informatif
This thesis is an annotated translation consisting of a translation and translators
reasoning for choosing the equivalents of certain elements causing translation
problems. The source text of this study is a comic entitled Psychiatric Tales. The
researcher used the entire contents of the comics as a research corpus. Translation
methods applied in this study are communicative and semantic methods. In order
to solve translation problems, this researcher applied several translation
procedures. The annotation datas are related to psychiatric nursing terms,
metaphors, idioms, and onomatopoeias. This study shows that the translation
often applied communicative method although the source text is a creative text.
Moreover, the translation has considered visual element of comic and informal
language register. In conclusion, the translation of comic that contains psychiatric
nursing counseling requires particular attention due to its creative and informative
text nature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Kurniawan
"Fokus dari studi literatur ini adalah tentang hubungan antar suku bangsa di Indonesia. Dengan menggunakan perspektif antropologi secara khusus studi ini membahas tentang relasi etnis Tionghoa dengan kelompok etnik lainnya di Indonesia. Etnis Tionghoa adalah kelompok etnis yang telah lama datang dan bermukim di Indonesia. Namun dalam masa yang cukup panjang kelompok etnis Tionghoa mengalami diskriminasi dan tidak diperlakukan secara sebagai warga negara. Relasi Etnis Tionghoa dengan kelompok masyarakat lainnya dipengaruhi oleh kebijakan rasial pemerintah Belanda yang menggolongkan etnis Tionghoa di Indonesia sebagai orang asing. Kolonial Belanda memberlakukan etnis Tionghoa sebagai seorang yang ahli dalam berdagang dan berorientasi dalam bidang ekonomi. Puncak diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, terjadi di masa presiden Soeharto dengan menerapkan kebijakan asimilasi yang melarang semua kegiatan berbahasa mandarin dan menganjurkan ganti nama. Setelah era Reformasi sejak 1998, etnis Tionghoa dapat merasakan kemerdekaannya berekspresi terutama setelah presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kembali memperbolehkan etnis TIonghoa untuk merayakan imlek dan menunjukkan identitasnya. Tulisan ini berbentuk bibliografi beranotasi dan ingin memahami signifikansi studi dengan konteksnya saat ini.
......This literature study focus on the relationship between ethnic groups in Indonesia. Using an anthropological perspective as an analytical lens, this study specifically discusses the relationship between the Chinese ethnicity and other ethnic groups in Indonesia. Ethnic Chinese group has been settled in Indonesia long before the European. However, for a long time the Chinese ethnic group in Indonesia experienced discrimination and were not treated as a full citizen. the Dutch racial policy which classifies ethnic Chinese in Indonesia as foreigners has shaped the relationship between Ethnic Chinese relations with other Indonesian ethnic groups. The Dutch colonial also regarded the Chinese group as an expert in trade and economic activities. The peak of this discrimination against ethnic Chinese occurred during the Soeharto era by implementing an assimilation policy that prohibited all Mandarin speaking activities and recommended Chinese people to change their mandarin names. After the Reformation era since 1998, the Chinese have been able to feel their freedom of expression, especially after President Abdurrahman Wahid or Gusdur allowed the Chinese to celebrate Chinese New Year and show their ethnic attribute and identities. This paper is in the form of a annotated bibliographic and wants to explore the significant of the finding with today context"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trias Noverdi
"ABSTRACT
Penelitian berupa terjemahan beranotasi ini menjelaskan pertanggungjawaban penerjemah atas pemilihan padanan. Dengan sumber data berupa buku the Soul of the Indian karya Charles Alexander Eastman, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah penerjemahan yang dihadapi dan menjelaskan solusinya. Data penelitian berupa masalah penerjemahan yang ditemukan dan dikelompokkan sesuai dengan kategori anotasinya. Metode penelitian kualitatif diterapkan dalam bentuk analisis komparatif. Temuan penelitian mencakup dua hal utama. Pertama, dari 27 data anotasi, terdapat 8 nama atau sebutan untuk Tuhan atau Deitas, 1 nama seremoni, 1 sebutan untuk tokoh spiritual, 1 nama praktik spiritual, 4 majas, 9 istilah khusus, dan 3 kolokasi. Dari 8 prosedur penerjemahan yang digunakan, prosedur kombinasi adalah yang dominan. Kedua, masalah penerjemahan diatasi dengan penerapan teori, metode, dan prosedur penerjemahan yang relevan. Temuan menunjukkan bahwa spiritualisme dan budaya bangsa Indian saling berkait sehingga data anotasi tidak hanya bersifat spiritual tetapi juga kultural. Maka, penerjemah harus memahami spiritualisme dan budaya masyarakat bahasa sumber dan sasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
907 PJKB 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lu, Xuanyi
"Penelitian ini merupakan terjemahan beranotasi. Dalam penelitiannya, penulis ini menerjemahkan dua bab dari buku biografi Tokoh Tionghoa & Identitas Indonesia: dari Tjoe Bou San sampai Yap Thiam Hien dan menganotasi terjemahannya mengenai bagian yang penting dan dirasakan perlu. Tujuan penelitian umum adalah menghasilkan terjemahan yang berhasil dan berterima bagi pembaca bahasa sasaran. Tujuan penelitian khusus dapat dijabarkan: (1) menemukan metode yang tepat untuk menerjemahkan teks sumber ini; (2) menemukan teknik penerjemahan yang cocok dan memberikan alasan memilih padanan. Dalam menerjemahkan biografi itu, penulis ini menggunakan metode penerjemahan komunikatif (Newmark, 1988) dan menganggap teori kesepadaan dinamis dari Nida dan Taber (1982) sebagai prinsip utama. Anotasi menjelaskan berbagai unsur yang diklasifikasi dalam enam kelompok, yaitu kata bermuatan budaya, frasa yang diterjemahkan ke dalam bentuk idiom bahasa Tionghoa, nama diri, metafora, catatan kaki, dan kalimat. Menerjemahkan sebuah teks dengan baik bukan hanya memerlukan tingkat kemahiran bahasa yang tinggi tetapi juga pengetahuan yang luas."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
907 PJKB 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ionia Veritawati
"Saat ini, data dalam bentuk teks semakin berlimpah pada berbagai domain dan media, baik media cetak maupun online. Penambahan kumpulan dokumen teks ini menyebabkan kemudahan akses suatu informasi atau pengetahuan yang ada pada teks semakin berkurang. Selain itu, informasi atau pengetahuan yang ada tersebut semakin sulit untuk diinterpretasi dan dipahami secara menyeluruh. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk membantu mempermudah pemahaman suatu data teks. Hal ini dengan melakukan penggalian pengetahuan pada data teks yang melimpah melalui pemrosesan data yang tidak terstruktur (text mining), dengan mengembangkan metode interpretasi berbasis ontologi pada teks untuk memperoleh pengetahuan baru sebagai state of the art.
Dalam penelitian ini, dikembangkan beberapa teknik /metode. Pertama adalah pengembangan teknik preprocessing pada data teks (korpus) serta key phrase extraction menggunakan AST (Annotated Suffix Tree) untuk memperoleh key phrase (frasa kunci) dan frekuensi kemunculan. Kedua adalah pengembangan pemodelan ontologi sebagai basis pengetahuan pada suatu domain berupa relasi antar key phrase menggunakan clustering dan Bayesian Network. Ketiga adalah pengembangan metode sparse clustering pada data sparse, yaitu is-FADDIS (iterative scaling Additive Fuzzy Spectral Clustering) untuk proses pemilahan data teks, yang merupakan pengembangan dari metode clustering FADDIS (Additive Fuzzy Spectral Clustering) serta keempat adalah pengembangan metode matching dan correlating terhadap ontologi, sebagai teknik yang digunakan saat interpretasi teks.
Secara terintegrasi, pembangunan ontologi dari teks, dengan domain berita, dilakukan diawal dengan tahapan ekstraksi key phrase, clustering (is-FADDIS, opsional) dan structure learning untuk membentuk ontologi-tree. Key phrase sebagai konsep, menjadi node pada ontologi tersebut, yang menjadi basis pengetahuan domain. Tahapan berikutnya adalah melakukan interpretasi teks pada suatu teks input yang terdiri dari satu key phrase atau satu cluster menggunakan ontologi tersebut untuk mendapatkan pengetahuan baru. Interpretasi dilakukan dengan ontologi berasal dari teks dengan dua domain dan satu domain. Hasil interpretasi teks menggunakan ontologi berbasis Additive Fuzzy Spectral Clustering (is-FADDIS) ini dievaluasi menggunakan usulanscore relevansi.
Pada teks input dengan satu key phrase sejumlah lima input yang diinterpretasi, hasilnya adalah 40% relevan, 40% kurang relevan dan 20% tidak relevan. Pada teks input satu cluster sejumlah dua input yang diinterpretasi, hasilnya adalah relevan. Nilai score relevansi yang relevan, secara empiris adalah lebih 0,3 dari skala 1, dan score relevansi yang didapat, ada yang mencapai 0,33. Dengan pembandingan hasil interpretasi melalui variasi teknik pada pembangunan ontologi, didapatkan, penggunaan ontologi berbasis is-FADDIS untuk interpretasi teks, relatif pada penelitian ini belum memberikan hasil optimal. Dalam penggunaan teknik-teknik yang dikembangkan, metode ini memberikan keluaran interpretasi teks yang dapat membantu untuk mengolah informasi teks dalam jumlah tidak terlalu besar tetapi cepat.
......Currently, the data in the form of text more abundant on various domains and media, both print and online media. The addition of this text document causes the ease of access to any information or knowledge contained in the text is reduced. In addition, the existing information or knowledge is increasingly difficult to interpret and understand comprehensively. For that background, the purpose of the research is to extract knowledge on abundant text data through the processing of unstructured data (text mining), by developing ontology-based interpretation method on text to gain a new knowledge as state of the art.
In this research, some technique/method were developed. The first is the development of preprocessing techniques on text data (corpus) and key phrase extraction using AST (Annotated Suffix Tree) to obtain key phrase and frequency of occurrence. The second is the development of ontology modeling as a knowledge base on a domain in the form of relationships between key phrases using Bayesian Network. The third is the development of sparse clustering method in sparse data, namely is-FADDIS (iterative scaling-Additive Fuzzy Spectral Clustering) for text grouping process, which is the addition of FADDIS clustering method (Additive Fuzzy Spectral Clustering) and the fourth is the development of matching and correlating method as a technique used at interpreting the text entered using ontology.
In an integrated manner, the ontology development of the text, with news domains, is done by processes include key phrase extraction, clustering (is-FADDIS, optional) and structure learning to form ontology-tree. Key phrase as a concept, being the node on the ontology, which becomes the domain knowledge base. The next step is to interpret the text on an input text consisting of a key phrase or a cluster using the ontology to gain new knowledge. Interpretation done with ontology comes from text with two domains and one domain. Text interpretation results using Fuzzy Spectral Clustering (is-FADDIS) based ontology is evaluated using relevancy scores.
In the input text with one key phrase a total of five interpreted inputs, the result is 40% relevant, 40% less relevant and 20% irrelevant. In one-cluster input text a number of two inputs are interpreted, the result is relevant. Relevant relevance score score, empirically more than 0.3 of scale 1, and score relevance obtained, some reaching 0.33. By comparing the results of interpretation through the variation of techniques on ontology development, it was found, the use of FADDIS-based ontology for textual interpretation, relative to this research has not provided optimal results. In the use of developed techniques, this method provides textual interpretation output that can help to process text information in quantities not too large but fastly."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
D2601
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Putri Fadliawati
"Ilmu magic adalah sebuah kepercayaan dan juga praktik, di mana praktiknya melibatkan alam bawah sadar dan juga hal-hal tak kasat mata. Magi oleh banyak orang dapat memengaruhi kekuatan alam dan diri mereka sendiri secara langsung, entah untuk tujuan baik atau buruk, dengan usaha-usaha mereka sendiri untuk memanipulasi daya-daya yang lebih tinggi. Praktek magi sebenarnya tak secara penuh bisa dilepaskan begitu saja dari praktik agama tertentu. Contohnya dalam agama Yahudi ritual Kabbalah dan Yoga dalam Hindu. Tetapi kemudian agama- agama monotheistik menganggapnya sebagai hal menyimpang dan berkonotasi buruk. Ini diawali dengan periodesasi agama-agama monotheistik yang membenci ritual yang dianggap bid’ah dan dianggap menyimpang dari ajaran Kristen maupun Islam murni. Di Asia Tenggara sendiri, magi masih menjadi hal yang dianggap tradisional dan hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Termasuk pula anggapan negatif bahwa shaman (dukun) lekat dengan dengan ilmu teluh dan mendatangkan nasib buruk bagi korbannya. Padahal, shaman juga memiliki kemampuan pengobatan tradisional, yang tergolong sebagai ilmu magi, entah karena diturunkan dari shaman terdahulu atau “melalui mimpi.” Namun, kedua hal tersebut masih dilanggengkan keberadaannya sampai sekarang dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang primitif. Pengobatan tradisional dengan ritual tertentu, serta sihir (baik yang bertujuan mencelakakan atau menguntungkan orang lain) masih eksis di tengah masyarakat yang tinggal di kota, desa atau daerah suburban. Bahkan meski sudah mempraktikkan “sihir baik” sekalipun, dengan cara menjadi pemeluk agama yang taat, shaman-shaman di negara dengan mayoritas penduduk beragama monotheis rentan mendapat persekusi. Di sisi lain, jasa-jasa dalam pengobatan tradisional pun tetap dibutuhkan lantaran status beberapa negara Asia Tenggara sebagai negara berkembang, di mana ketersediaan fasilitas medis modern belum merata. Dalam tulisan ini, saya akan mencoba menyajikan data pustaka anotasi bibliografi tentang jurnal yang membahas ilmu magi di Asia Tenggara dan juga memberikan gambaran mengapa ilmu magi adalah salah satu sub-ilmu yang patut diperdebatkan dan diteliti lebih lanjut.
......Magic is both a belief and a practice, where its practice involves the subconscious as well as the invisible. Magic, as seen by many people, can affect the forces of nature and themselves directly, for good or for bad, by their own efforts to manipulate higher powers. The practice of magic actually cannot be completely separated from the practice of a particular religion. For example in Judaism Kabbalah rituals and Yoga in Hinduism. But then monotheistic religions regard it as deviant and contains bad connotations. This begins with the periodization of monotheistic religions that opposing rituals that are considered heretical and deviate, especially by the religious scholars from Christianity and Islam. In Southeast Asia itself, magic is still a thing that is considered traditional and only done by certain people. This include the negative assumption that shamans are attached to witchcraft and bring bad luck towards their victims. In fact, shamans also have traditional medicinal abilities, which are classified as magic, either because they are passed down from previous shamans or "given through dreams." However, these two things are still preserved until now and are not considered as something primitive. Traditional medicine with certain rituals, as well as magic (whether aimed at harming or benefiting the others) still exist in people who live in cities, villages or suburban areas. Even if they’re practicing “white magic”, by becoming devout religious adherents, shamans in countries where the majority of the population are monotheists are still vulnerable to persecution. On the other hand, services in traditional medicine are still needed, regarding the status of Southeast Asian majority as developing countries, where the availability of modern medical facilities is not evenly distributed. In this paper, I will try to present bibliographic annotated literature on journals discussing magic in Southeast Asia and also provide an overview of why magic is one of the sub- sciences that deserves to be debated and researched further."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>