Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutahaean, Serri
Jakarta: Salemba Empat, 2013
618.24 HUT p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Djakfar Sadik R.
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena dengan Antenatal Care (ANC) yang baik, akan memberikan sumbangan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kecamatan yang rendah dalam hal cakupan Ibu hamil termasuk frekuensi kunjungannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara faktor Predisposisi yang terkelompok dalam Socio Demographic dan Socio Psychologic, faktor Pemungkin (Enabling factor) dan faktor Penguat (Reinforcing factor)terhadap derajat pemanfaatan Pelayanan Antenatal di wilayah Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah. Pada peneltian ini akan dilihat hubungan beberapa variabel yang menyangkut faktor Predisposisi seperti Amur, Pendidikan responden dan Suami, Pekerjaan responden dan suami, Jumlah anak, Jarak kehamilan, Pengetahuan dan Sikap responden serta persepsi responden tentang kehamilannya, faktor Pemungkin seperti; Ketersediaan fasilitas, Jarak tempat tinggal dengan Puskesmas, Biaya transportasi dan pengobatan, Pengahasilan Keluarga dan adanya faktor resiko dan yang menyangkut faktor Penguat yaitu Perilaku Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga/lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Kec. Gunung Sugih Lampung Tengah dengan responden Ibu-ibu hamil trimester III sebanyak 140 sampel. Analisa dilakukan dengan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi populasi penelitian, analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel babas dengan variabel terikatnya menggunakan tabel silang dan uji Khai kuadrat. Sedangkan analisa multivariat dengan menggunakan tabel silang dua variabel terhadap variabel terikat, juga menggunakan uji Logistik regresi. Dari penelitian ini dihasilkan beberapa variabel yang mempunyai hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal responden seperti umur, pendidikan responden, jumlah anak, jarak anak, pengetahuan responden tentang kesehatan kehamilan, sikap responden jarak tempat tinggal responden dengan Puskesmas, social support dan lain-.lain. Responden yang berumur 30 thn ke bawah cenderung memeriksakan kehamilannya secara baik. Faktor ini erat kaitannya dengan jumlah anak yang dimiliki reponden dan jarak kehamilannya. Responden yang mempunyai anak kurang dari tiga orang pemeriksaan kehamilan dengan kategori baik lebih besar (58,9%) dari responden dengan jumlah anak tiga orang atau lebih. Sedangkan sebaliknya pada responden yang mempunyai anak tiga orang atau lebih, pemeriksaan kehamilan dengan kategori jelek lebih besar tiga kali (35,6%) dari pada responden dengan jumlah anak kurang dari tiga orang (11,6%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden dengan jumlah anak lebih sedikit cenderung akan lebih baik dalam pemeriksaan kehamilannya dari pada responden dengan jumlah anak yang lebih banyak.58% dari 93 responden yang berumur 30 thn ke bawah dan mempunyai anak kurang dari 3 orang memeriksakan kehamilannya dengan baik lebih besar dari responden yang mempunyai anak 3 orang atau lebih. Dari responden yang berumur di atas 30 thn dan memiliki anak kurang dari 3 orang, 100% (dari 2 responden) memeriksakan kehamilannya dengan baik (tabel 53). Sedangkan pada tabel 54, responden yang jarak kehamilannya lebih dari 3 thn pemeriksaan kehamilannya secara baik cenderung tinggi (49% dan 50%) pada masing-masing kelompok umur. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu hamil dengan jarak kehamilan yang jarang serta dekatnya lokasi pusat pelayanan antenatal dan dengan mendapat dorongan dari keluarganya terutama suami responden maka pemanfaatan pelayanan antenatalnya cenderung baik. Daftar bacaan : 29 (1973 - 1995).
ABSTRACT The opinion and background of this research carried out because the adequate Antenatal Care gives contributing in order to make good Human Resources. Kecamatan Gunung Sugih has low coverage about pregnant women and their visited frequencies. The objective of this research obtain information about relationship between Predisposing factor, Enabling factor and Reinforcing factor lead to degree of utilization Antenatal Care (ANC) in Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah. This research intended to know relationship about several variables that consist of Predisposing factor like ages, respondents and husband's education, occupations, parity, child spacing, knowledge and attitude and also respondents perception their pregnancy; Enabling factor like facility available, house distance to Health Center, transportation, family income, pregnancy with risk factor and related to Reinforcing factor like health provider behavior and social or family support. The respondents were pregnant women with gestational age trimester 11I amounts 140 samples. Univariate Analysis was to knew population distribution frequency. Result of this research was founded several variables has relation-ship to dependent variable, that was; age, respondents education, parity, child spacing, knowledge about health of pregnancy, attitude, house distance to Health Center. Respondent with small child (less than three years) has good Antenatal Care categories (58,4%) more than respondent with rare child spacing. The conclusion of this research is; respondent that has well known about health pregnancy with spacing of the child rares than other, and also antenatal care service center is near to their houses, the utilization of respondent antenatal care tends are well.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Martha Adelina
Abstrak :
Pelayanan antenatal merupakan strategi kunci untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, karena pemanfaatan ANC yang memadai, dihubungkan dengan peningkatan kesehatan maternal dan neonatal. Tujuan penelitian, mengetahui proporsi pemanfaatan dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan antenatal K4 di Kota Pematangsiantar tahun 2013. Desain potong lintang, pengumpulan data dengan wawancara kepada 200 ibu yang telah melahirkan 6 bulan. Analisis data : univariat, bivariat dan multivariate. Proporsi yang memanfaatkan pelayanan antenatal sesuai standar K4, 65%. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan antenatal K4 adalah dukungan suami, pengetahuan, sikap, sumber informasi dan status bekerja. Dukungan suami selama kehamilan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kunjungan antenatal K4. ......Antenatal care is a key strategy for reducing maternal and neonatal morbidity and mortality rate because adequate utilization of ANC services is associated with improved maternal and neonatal health outcomes. The objective of study was to determine the proportion of ANC utilization and factor associated with utilization of antenatal care in Pematangsiantar City at 2013. A cross-sectional design, data collection by interviewing 200 mothers who gave birth to 6 months. Data Analysis: Univariate, bivariate and multivariate analyzes. The proportion of antenatal care that utilizes standardized K4, 65%. Factors related to the utilization of antenatal K4 is the husband's support, knowledge, attitudes, resources and work status. Husband's support during pregnancy is an important factor to improving antenatal visits K4.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35839
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmadji Prawirasetia
Abstrak :
Pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, Tujuannya agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Pelaksanaan pelayanan antenatal di tingkat pelayanan dasar telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu pemeriksaan dilakukan empat kali atau lebih dengan distribusi pemeriksaan satu kali pada triwulan I, satu kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III. Hasil kegiatan pelayanan antenatal pada tahun. 1996 - 1997 dan 1997 - 1998 di tingkat Kabupaten Ciamis dan Kota Administratif Banjar menunjukkan adanya kesenjangan antara target yang harus dicapai dibandingkan dengan cakupan dimana cakupan kegiatan pelayanan antenatal masih rendah. Dengan deraikian yang menjadi permasalahan di Kabupaten Ciamis adalah permintaan efektif yang merupakan gambaran tingkat permintaan ibu terhadap pelayanan antenatal masih rendah. Melalui penelitian ini akan diperoleh gambaran tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal oleh bidan di desa dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat permintaan tersebut. Penelitian ini adalah deskriptif analitif dilaksanakan dengan pendekatan kros - seksional. Untuk mendapatkan gambaran hubungan variabel dependen dan independen dilakukan dengan pendekatan studi kuantitatif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan bayi urnur 28 hari yang ada diwilayah kota Adrninistratif Banjar, Pada penelitian tidak dilakukan pengambilan sampel karena seluruh populasi menjadi obyek penelitian. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa terdapat 45 % ibu yang memiliki tingkat permintaan pelayanan antenatal yang tinggi yaitu yang melaksanakan pemeriksaan empat kali atau lebih dengan pemeriksaan pertama pada triwulan I sesuai distribusi pemeriksaan yang ditetapkan Departemen Kesehatan. Kelompok umur 20 - 35 tahun merupakan yang terbanyak (89,2 %) dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu lulusan SD/MI sebesar 56,7 %, sedangkan yang tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD/MI sebesar 9,2 %. Pada penelitian ini ditemukar 11,7 % ibu yang bekerja yaitu 1,7 % sebagai pegawai negeri sipil dan 10 % sebagai buruh, bertani dan berdagang. Terdapat 46 % ibu memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kehamilan dan 98,3 % mengetahui manfaat pemeriksaan kehamilan bagi kesehatan dirinya, 47,5 % ibu termasuk dalam kelompok paritas berisiko, serta 23,3 °/a memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi terhadap pemeriksaan kehamilan. Sebanyak 94,2% Ibu menyatakan dekat antara jarak rumah dengan tempat pelayanan dan 55 % menyatakan biaya pemeriksaan mahal serta 66,7 % ibu memeriksakan kehamilannya atas dorongan atau anjuran pihak ketiga dan yang terbanyak memberikan dorongan adalah suami atau keluarga. Melalui penelitian ini ingin dibuktikan 11 hipotesis dan dari hasil analisa bivariat diketahui lima hipotesis dapat dibuktikari yaitu adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan, pengetahuan, paritas, kebutuhan dan biaya dengan tingkat permintaan pelayanan antenatal oleh bidan di desa. Menyikapi kenyataan bahwa tingkat permintaan terhadap pelayanan antenatal masih rendah, perlu dlakukan upaya-upaya untuk meningkatkannya antara lain dengan mengubah kebijakan distribusi pemeriksaan menjadi dua kali pada triwulan II dan dua kali atau lebih pada triwulan III, mengingat kenyataan dilapangan menunjukkan hanya sedikit ibu yang memeriksakan untuk pertama kalinya pada triwulan I.
The antenatal care is the pregnancy examination given to examine mother and the baby condition periodic1y. The aim was that the pregnant women could trough-pass the pregnancy, the bearing periods and maternity well, safely and yield healthy babies. The implementation of antenatal care services at the basic level has imposed by The Ministry of Health Republic of Indonesia. Where the antenatal care should be given four times or more : once visit at the first trimester, once visit at the second trimester and twice or more at the third trimester. The antenatal care services activities at Kabupaten Ciamis and kota Administratif Banjar are very low. It is indicated by the gap between the targeted output with the result of antenatal care activities where the result was very low. The result of antenatal care activities was as a figure of effective demand. Because of that the problem of Kabupaten Ciamis was low of demand level to the antenatal care services. This analysis would obtain the description of demand level to the antenatal care services by midwives at the villages and some factors relevant with those demand level. This study is study with a cross-sectional design. To prove relationship of the dependent variable and independent variables the quantitative approach was conducted. The population was selected as the bearing women with their twenty eight days babies in the entire Kota Administratif Banjar. The entire population was the object of the observation. Univariat analysis result indicate that 45 percent mothers have high antenatal demand level with four times or more. The first antenatal care at the first trimester based on antenatal care policy by the Ministry of Health. Women age 20 - 35 have the most antenatal demand ( 89,2 percent) with SD or MI education at the most 56,7 percent and uncompleted graduation or no education of SD or MI (primary school) 9,2 %. This analysis found that 11,7 % women are worked, 1,7 % as a civil servant, 10 percent as working women, farmers, and traders. The mother have well knowledge of pregnancy was 45 percent and 98,3 % know the benefit of antenatal care for their own health, 47,5 % as a risk parity and 23,3 percent have high needs to the antenatal care services. It was very close distance to the service post was acknowledged by 94,2 percent mothers and 55 percent mothers acknowledged that the antenatal care services are expensive and 66,7 percent mothers examine their pregnancy motivated by third party and most given their husband or family. From the bivariat analysis have know five hypothesis was significant. Education, knowledge, parity, needs and cost have relationship with demand of antenatal care services by midwives at the villages. Behaves to the fact for the low demand of antenatal care service, some efforts are still needed to increase it. Among others are by reducing distribution of antenatal care policy. It is twice in the second trimester, twice or more, at the third trimester knowing the fact in the field exhibited only few mothers do the first antenatal care at the first trimester.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Syafrida
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal melalui perbandingan nilai rasio odds dari pelayanan antenatal yang tidak adekuat dengan pelayanan antenatal yang adekuat. Periode pengamatan dilakukan selama 1 tahun terhitung mulai Juli 1996 sampai dengan Juni 1997. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kasus - kontrol dengan perbandingan 1 kasus dan 1 kontrol dan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 165 kasus dan 165 kontrol. Pengambilan kontrol dilakukan pada wilayah yang sama dengan kasus secara random sampling tanpa melakukan matching. Kasus adalah bayi yang mati pada periode perinatal sedangkan kontrol adalah bayi yang tidak mati pada periode perinatal yang lahir pada periode yang sama dengan kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai crude rasio odds bap yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang tidak adekuat adalah 3.54 kali untuk mengalami kematian perinatal dibanding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang adekuat ( p < 0.001). Setelah di kontrol pengaruh dari kondisi dan umur terhadap kualitas pelayanan antenatal maka nilai adjusted rasio odds bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal tidak adekuat adalah 3.42 kali di banding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal adekuat ( p= 0.000 ). Selain pelayanan antenatal faktor lain yang berperan terhadap kejadian kematian perinatal pada penelitian ini adalah kondisi persalinan dan umur ibu saat persalinan terakhirnya. Berdasarkan model akhir yang didapat dari penelitian ini maka untuk penelitian yang akan datang disarankan menggunakan rancangan yang lebih baik dengan jumlah sampel yang lebih besar. Dalam upaya menekan angka kejadian tetanus neonatorum yang masih merupakan masalah di Dati II Bogor, dapat dilakukan melalui pendekatan penyuluhan immunisasi TT seperti yang dilakukan dalam upaya peningkatan cakupan immunisasi bayi misalnya melalui pemutaran kaset yang berisi pesan-pesan immunisasi bagi kelompok sasaran baik di puskesmas maupun pada saat kegiatan posyandu. Intervensi lain yang dapat dilakukan dalam upaya penurunan angka kematian perinatal yang disebabkan karena BBLR adalah dengan pengenalan metode kanguru pada kelompok ibu yang mempunyai bayi dengan berat lahir rendah. ......This research is to investigate the relationship between antenatal care and perinatal mortality and their corresponding factors by comparing odds ratio between inadequate antenatal care and adequate antenatal care in Bogor District. Design of the study is case control without matching. Respondents were 330 people which consist of 165 cases dan 165 controls. Cases are infant who died during perinatal periode and controls are infant who are free of death in perinatal periode, born between July 19% and June 1997 in the same location of the cases. Result of this study indicated that there are positive relationship between inadequate antenatal care and perinatal mortality in Bogor. Pregnant women who never get antenatal care or get inadequate antenatal care was 3.54 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care ( p = 0.000 ). After controlling the effect of age and abnormal delivery, the odds rasio of inadequate antenatal care is 3.42 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care (p=0.000 ). Corresponding factors to antenatal care and perinatal mortality were mother's age and abnormal delivery. No interaction was found between antenatal care quality ,age and abnormal delivery. Based on the result of the study we suggest to study the subject using more robust design covering a bigger sample size. In order to reduce death due to neonatal tetanus , we suggest to increase the coverage of tetanus toxoid immunization for pregnant mother. Which has problems in its application in Bogor District, social marketing for TT for pregnant women can be evaluate those for the immunization in babies, for example using messages taped in cassette which can be played during the posyandu session. In addition, it is important to empower the mothers with low birth weigth baby with the use of the Kangaroo methode and motivate the community in the implementation of the methode.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rochman
Abstrak :
Anglz Bayi Bent Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia maslh cukup tinggi. Keadaan BBLR meningkatkan risiko kematian dan kesakitan perinatal & bayi. 'Iujuan penelitian lmtuk mengetahui lmbnngan antara perawatan antenatal (pemerisaan kohamilan pertama Kali, frekuensi pemeriksaan, komumsi tablet besi) dan bayi berat _lahtr rendah dengan mengontrol faktor jenis kelamin bayi, usia ibu melahirkan, pendidikan ibn, paritas, jarak kelahix-an dan riwayat abortus. Dinin penelitian adalah kann kontrol tidal; berpadanan menggunakan data has Survei Demograli dan Kesehatan Indonesia 1997 (SDKI 1997) dengan jnmlah kann 748 dan kontrol 1496 bayi kelahiran tunggal. Hasil penelitian menemukan bahwa pemeriksaan kehamilan pertama kali pada trimester II atau III mempunyai risiko BBLR 1.29 kali sesudah mengontrol usia ibn melahirkan, pendidikan ibu dan jarak kelahiran. Frelmemi pemeriluaan kehamilan < 4 kali mempunyai ritiko BBLR 1.81 kali sesudah mengontrol mia ibn melahlrlun dan jarak kelahiran. Konsumsi < 90 tablet besi mempnnyai rixlko BBLR 189 semdah mengontrol frekuensi pemeriksaan kehamilan, usia ibn melahirkan, pendidikan ibn dan jarak kelahiran. Risiko atrlbut pemeriksaan kehamllan pertama kali 225 %, frelmensl pemeriksaankehami1an44.8 % dan konxnmsitablet besi 47.1 %. Bordasarkan hasil penelitian disarankan: 1). memantau pengadaan dan diztribusi tablet best secara teratur 2). menzmbahkan pertanyaan tentang tekanan darah, TB, BB dan status anemia ibu pada knesioner SDH 3). melaknkan penyuluhan tentang reproduksi sehat bagi remaja putri dan ibn muda dengan pesan utama usia menikah/melahirkan & pengatmnan jan-ak kelahiran 4). menganalisis data basil SDIC[terbarn.
Abstract
Low birth weight rate is still high. Low birth weight increased the risk of perinatal and infant mortality and morbidity. This study aims to know the relation between antenatal care (first visit, frequency, iron pill consumption) and low birth weight controlling for infant?s gender, maternal age, maternal education, parity, birth space and history of abortion. 5 The study design is unmatched case-control nsed Indonesia Demographic and Health Survey 1997 (IDHS 1997) data wherein 748 cases and 1496 controls were selected among singleton infants were carried out in IDHS 1997- This study found: the mother of cases have 1.29 times having first visit at the second or third trimester of pregnancy compared to the controls controlling for maternal age, maternal education and birth space. The mother of cases have 1.81 tlmes having visit frequency less than 4 times compared to controls controlling for maternal age and birth space. The mother of cases have 1.89 times having iron pill consumption less than 90 pill compared to the controls controlling for visit frequency, maternal age, maternal education and birth space. The attributable risk of first visit was 22.5 %, visit freqneudy was 44.8 % and iron pill consumption was 47.1 %. This study recommend: 1). to control for the availability and distribution of iron pill 2). to add other questions into IDRS questionnaire, eg. maternal blood tension, height, weight and anemia?s status 3). to give informations for girls and young mothers about the reproduction health with the main messages are marriage age/birth age and birth space 4). to analyze the last IDHS data.
Universitas Indonesia, 2001
T6438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Chandrarini
Abstrak :
RSIA Budi Kemuliaan harus mampu secara cepat mengantisipasi perubahanperubahan di tengah persaingan yang ada guna mempertahankan para pasiennya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan maternal. Keputusan pasien untuk memilih tempat bersalin di tempat yang sama dengan pemeriksaan antenatal care (ANC) dengan faktor-faktor yang berhubungan merupakan informasi yang penting untuk mempertahankan pasien dan merupakan bagian strategi bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. RSIA Budi Kemuliaan yang sudah lama berdiri dan eksis di kota Jakarta memiliki kekhususan pelayanannya, yaitu pelayanan berjenjang, yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat dilayani sampai tingkat spesialistik terutama untuk pasien yang kurang mampu. Pasien antenatal care yang berasal dari poliklinik berjenjang belum sepenuhnya memanfaatkan pelayanan persalinan di rumah sakit yang sama. Dari jumlah persalinan keseluruhan baru sebesar 23 - 24% yang berasal dari poliklinik berjenjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik dan persepsi pasien, hubungannya dengan keputusan memilih tempat bersalin dan faktor yang berhubungan secara dominan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mayoritas berpendidikan menengah atas ke bawah (78,4%), ibu rumah tangga (62%), dengan penghasilan rata-rata 1,5 juta rupiah, memiliki waktu tempuh dekat (78,4), dan sebesar 61,2% biaya persalinan ditanggung secara pribadi. Faktor waktu tempuh menunjukkan hubungan yang bermakna dengan keputusan memilih tempat bersalin. Sementara referensi dari orang lain merupakan faktor yang mempunyai hubungan terbesar dengan keputusan memilih tempat bersalin. Hasil penelitian menyarankan upaya untuk pengembangan hubungan interpersonal yang baik dan berkesinambungan dengan pasien yang pernah melahirkan di RSIA Budi Kemuliaan dengan mengadakan pertemuan berkala, membentuk group diskusi, sosialisasi jenis pelayanan, serta menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan tenaga kesehatan (bidan) selaku perujuk dan pemberi referensi melalui kegiatan-kegiatan ilmiah.
Budi Kemuliaan Hospital ought to be able to anticipitate quickly the changes in the existing competition in order to maintain the patient in utilizing its maternal health services. The decision of patient to choose the same delivery place with antenatal care examination and other related factors are important information to maintain the patient and as apart of the strategy of the hospital to increase the quality of its service. Budi kemuliaan Hospital has had long ago existed in Jakarta, has a special kind of service,i.e.gradually services, with its objective to serve all levels of society, includes spesialistic level, especially in capable or poor patient. Antenatal care patient coming from gradually policlinic did not utilize yet all delivery services ini the same hospital. Its only 23-24% from amount the number of delivey. The purpose of this study is to understand the picture of characteristic and perception of patient, its relation to decision in choosing the delivery place, and dominant related factors. This is a kind of quantitative research and analytical description in character, by using cross-sectionally approach. The result indicates that patients are majority educated from high scholl to lower level (78,4%),housewife (62%), monthly average income one million and five hundred thousand rupiahs, have quick reach time to the place (78,4%) and 61,2% out of the cost beared privately. Factor of quickly reach the place indicates significant relation with the decision in choosing the delivery place.The references from other people is a factor having great significant relation to the decision of patient in choosing the hospital. The result of this research suggest, hospital take measure in developing good and continous interpersonal relationship with patient who have had utilized Budi Kemuliaan hospital as a place to deliver by organizing routine meeting, group discussion, socialization of different kinds of services, and also creates good partnership with midwife as referee and as well as reference recouces by means of scientific activities.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28438
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Royasia Viki Ramadani
Abstrak :
Pelayanan antenatal yang berkualitas dapat menekan AKI. Puskesmas Bruno memiliki K1 dan K4 selama 3 tahun berturut-turut belum mencapai target SPM. Belum diketahuinya kepatuhan bidan di Puskesmas Bruno Kabupaten Purworejo dan belum dimilikinya baseline data menjadi latar belakang penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kepatuhan bidan di puskesmas Bruno, Kabupaten Purworejo tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan metode kuantitatif Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hubungan yang bermakna lama kerja dengan kepatuhan bidan, hubungan yang sangat kuat pada variabel sikap, hubungan yang kuat pada variabe supervisi dan sarana prasarana Hubungan yang sedang antara pelatihan dan pengetahuan. ......A good quality ANC can reduce maternal mortality.The background of this research is the unknown midwives compliance in Bruno health centers and the unavailability of the baseline data. This study aims to determine the factors that affect midmives compliance in Bruno health centers, Purworejo in 2013. This study used a cross sectional design and quantitative methods.Based on bivariate analysis, there is a significant association between longer working with midwives compliance, very strong association in variable attitudes, strong association in variable facilities and supervision While variable knowledge and training was moderate associaton.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolan, Mary
London: Bailliere Tindall, 1998
618.24 NOL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
Abstrak :
ABSTRAK Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup. Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan. yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.
ABSTRACT Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of. Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test. The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor. The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>