Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hernanda Anindita
"Dalam DSM-IV (APA, 1994) dikemukakan bahwa autisme adalah suatu gangguan perkembangan perilaku yang ditandai oleh kerusakan pada kemampuan komunikasi dan interaksi sosial serta pola-pola minat, aktivitas dan perilaku yang terbatas, diulang-ulang dan stereotipi. Untuk dapat didiagnosa autisme, seorang anak harus memiliki ketiga kriteria di atas namun memang ada kriteria yang menonjol diantara ketiganya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kekurangan tersebut, intervensi yang diberikan harus sedekat mungkin dengan kebutuhan anak. Secara umum, program ini bertujuan untuk memperbaiki kemampuan komunikasi anak dimana perbaikan dilakukan dengan cara membantu anak untuk dapat melakukan kontak mata dengan lawan bicara. Dengan anak dapat melakukan kontak mata dalam kurun waktu tertentu, diharapkan ia dapat diajarkan berbagai hal lain seperti mengajarkan bagaimana mendiskriminasi benda-benda di sekitarnya. R telah berhasil menjalankan program intervensi yang diberikan, ditandai dengan ia dapat melakukan kontak mata dengan lawan bicara selama kurun waktu tertentu. Di sisi lain, dalam melakukan diskriminasi benda, R belum dapat mendiskriminasi benda lebih dari dua karena adanya faktor eksternal yang mempengaruhi kelancaran intervensi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terapi Applied Behavior Analysis (ABA) dapat diterapkan dalam melatih R untuk melakukan kontak mata dan diskriminasi benda. Meskipun demikian, masih ada beberapa kelemahan dalam program ini yang perlu diperbaiki dalam penerapan intervensi applied behavior analysis selanjutnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofri Julimet
"ABSTRAK
Applied Behavior Analysis adalah sebuah metode penyembuhan autistik yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia, sementara ABA efektif dan efisien dalam mengurangi perilaku disruptive yang umum tampak pada penyandang autistik. Kelebihan dari ABA adalah diajarkan secara sistematis, terstruktur dan terukur.
Tesis ini menggambarkan proses pelatihan terapi autis yang dilaksanakan di lembaga pemasyarakatan kelas 1 Tangerang, instrukturnya adalah wargabinaan X.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam kepada informan yang terdiri dari instruktur, petugas lapas, dan peserta pelatihan. Pelatihan ini mencangkup tiga tahapan yaitu: pra pelatihan, pelatihan dan paska pelatihan, yang paling menarik pada paska pelatihan yaitu melakukan studi banding ke Klinik ABA, praktek, dan ujian tertulis. Meskipun pelatihan telah berakhir monitoring tetap dilakukan oleh instruktur.

ABSTRACT
Applied behavior analysis was a method of healing autistic that have not known by the Indonesian. Meanwhile, ABA was effective and efficient in reducing the behavior of disruptive which shown in autistic. Then, the benefit of ABA was taught in a systematic, structured, and measurable.
This thesis descrubed the training process of autism therapy that carried out in prison class 1 Tangerang, the instructor was inmates X.
This research used qualitative approach by using depth-interview to the informants that consist of instructor, prison officers, and trainee. The is training including the three steps. Those were pre training, whils training, and post training, the most interesting activity was post training, that is doing a comparative study to the clinic ABA, practice and written exam. Although the training has ended the monitoring still done by the instructor.
"
2016
T44819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Levina
"Rentang gangguan bahasa pada anak penyandang aulisme cukup luas, mulai dari yang perkembangan kemampuan bahasanya sama sekali lidak berkembang sampai pada ekstrim yang lain, di mana perkembangan kemampuan bahasanya baik, lala bahasa dan pengucapan jugs baik (Wing & Gould, dalam Jordan & Powell, 1995), Anak penyandang autisme yang mengalami hambatan dalam bahasa ekspresif dan bahasa reseptif akan sulit untuk menyampaikan isi pikirannya maupun memahami kata-kata yang diterimanva. Anak penyandang aulisme yang mengalami hambalan pada area bahasa reseptif,, dapat mendengar kata-kata tetapi mereka lidak selalu memahami arti kata seperti pada anak-anak normal lainnva.
Kemampuan bahasa reseptif anak penyandang aulisme dapat ditingkatkan dengan menggunakan program Applied Behavior Analysis (ABA). Dalam program ABA, materi dasar untuk melalih kemampuan bahasa reseptif adalah kemampuan untuk memperhatikan, kemampuan untuk meniru atau melakukan imitasi, kemampuan memasangkan, kemampuan mengidentifikasi (Maurice. 1996). Setiap sesi pengajaran terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari beberapa kali trial (Puspita, 2003) . Setiap trial memiliki awal dan akhir yang jelas (Leaf & McEachin, 1999). Sebuah trial terdiri dari satu unit pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen presenlasi dari discrirninative stimulus atau instruksi guru, respon anak , dan konsekuensi (reinforcement). Selain itu terdapat jeda waktu (interlrial interval) sebelum terapis menyajikan stimulus berikulnya (Sympson. 2005). Penilaian dilakukan setiap 10 kali anak melakukan trial untuk memudahkan menghitung persentase keberhasilan. Anak dikalakan lulus bila mampu minimal 80% benar dari keseluruhan total trial. Setiap pertemuan berdurasi 90 menit.
Setelah melakukan proses intervensi selama 3 minggu, terdapat peningkatan kemampuan subjek untuk memahami imitasi gerakan motorik kasar, Dalam hal perilaku imitasi gerakan mengangkal tangan telah melampaui kriteria keberhasilan. Perilaku imitasi gerakan tepuk tangan dan tepuk meja belum melampaui kriteria keberhasilan lelapi juga menunjukkan adanya peningkatan. Selama periode intervensi, subjek belum sepenuhnya mencapai kriteria keberhasilan gerakan imitasi motorik kasar dan halus. Dengan demikian tidak memungkinkan untuk melakukan intervensi kemampuan memasangkan dan kemampuan mengidentifikasi sebelum subjek menguasai gerakan imitasi karena untuk melatilh kemampuan reseptif lainnya, subjek harus menguasai kemampuan imitasi terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fhardian Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah program Applied Behavior Analysis (ABA) dan Video Modelling dapat meningkatkan kemampuan reseptif dan ekspresif pada anak autisme ringan. Kemampuan reseptif yang ditingkatkan ialah kemampuan memasangkan, menunjuk, dan menyebutkan nama emosi dasar pada kartu ekspresi emosi. Kemampuan ekspresif yang ditingkatkan dalam penelitian ini ialah kemampuan mengungkapkan perasaan tidak menyenangkan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subjek tunggal. Selama penelitian, program intervensi diberikan selama dua minggu ditambah dengan satu minggu tahap generalisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan reseptif dan ekspresif pada subjek setelah program diberikan. Setelah tujuh hari program dihentikan, subjek juga masih mampu mempertahankan kemampuan reseptif dan ekspresif sesuai dengan target keberhasilan. Hasil penelitian yang positif ini menunjukkan bahwa orang tua juga perlu menerapkan metode ABA untuk melatih kemampuan reseptif dan ekspresif subjek dalam kehidupan sehari-hari.

The objective of this research is to examine whether the Applied Behavior Analysis (ABA) and Video Modelling program can enhance receptive and expressive ablity in children with mild autism. Receptive ability defined as an ability to match, point, and mention the name of basic emotions from facial expression cards. Whereas Expressive ablity is an ability to express inconvenient feelings to others. This research use single subject design in children with mild autism. The program was administered for two weeks. After that, the generalization phase was introduced for a week.
The result from this research shows that receptive and expressive ability improved after the program was administered. Even though the program was stopped for a week, the participant still mastered well the receptive and expressive ability. According to this research, we recommend parents to teach receptive and expressive ability to their children by using ABA method in children natural setting."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti Sekarputri Pernama
"ABSTRAK
Defisit pada keterampilan sosial merupakan karakteristik utama yang ditemukan pada individu dengan gangguan autisme. Defisit tersebut meliputi berbagai aspek keterampilan, termasuk keterampilan yang paling dasar sekalipun seperti responsivitas sosial. Remaja yang didiagnosa dengan autisme umumnya menghadapi kesulitan yang lebih besar dibandingkan kelompok usia sebelumnya karena mereka dituntut untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekolah maupun komunitasnya. Meskipun begitu, masih terbatas metode intervensi yang didukung oleh penelitian yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mengatasi kesenjangan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan behaviorally-based social skill group intervention pada remaja berusia 17-18 tahun dengan gangguan autisme (n=3). Intervensi behaviorally-based social skill group ini merupakan model progresif dari pendekatan applied behavior analysis dan terdiri dari 12 sesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah intervensi berakhir, semua partisipan mengalami peningkatan yang signifikan pada keterampilan responsivitas sosial mereka terhadap insisiasi sosial yang berasal dari orang dewasa (p<0.05), namun ketika inisiasi sosial berasal dari teman sekelompoknya, terdapat satu partisipan yang mengalami peningkatan namun tidak secara signifikan. Hasil yang didapatkan oleh ketiga partisipan ditemukan berhasil bertahan hingga 3 minggu setelah intervensi selesai, bahkan satu patisipan yang awalnya tidak mengalami peningkatan signifikan terlihat mengalami peningkatan pada tahap ini.

ABSTRACT
Deficits in social skills are the main characteristic of individual with autism, including the most basic social skills such as social responsiveness. Adolescents diagnosed with autism face a greater difficulties as they interact with same-aged peers and adults in their schools and communities. However, few empirically based interventions have been design to meet these needs. Therefore, this current study aims to test the effectiveness of a behaviorally-based social skill group intervention in adolescents aged 17-18 years with autism spectrum disorders (n=3). This 12 sessions intervention employed a progressive applied behavior analysis model. The results showed that every participants improved significantly in their social responsiveness (p<0.05) towards teacher's initiation, but their social responsiveness towards friend's initiation did not improve significantly. Despite that, the results were maintained up to 3 weeks after intervention had concluded."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda KInasih
"Autisme merupakan disabilitas dengan pertumbuhan terbesar di Amerika Serikat yaitu 10–17% per tahun. Di Indonesia pada tahun 2010, jumlah penderita autisme mencapai 2,4 juta orang. Anak autis memiliki kelemahan utama pada kemampuan komunikasi, sehingga seringkali lambat dalam menyerap pengetahuan dan berbagai kemampuan penting lainnya. Kartu bergambar merupakan salah satu alat yang digunakan oleh terapis atau orang tua untuk melatih anak autis berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi yang fleksibel dalam membantu terapis dan orang tua dalam mengajarkan kemampuan dasar berbahasa pada anak autis dengan metode ABA, serta mengidentifikasi kinerja aplikasi dalam membantu anak autis belajar bahasa. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan melakukan eksperimen pada anak autis yang menggunakan aplikasi dalam 4 environment berbeda, dengan perbedaan ukuran gambar dan pemberian feedback pada setiap environment. Aspek lain yang diteliti adalah kinerja aplikasi dalam membantu anak autis belajar melalui usability testing. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan reward animasi dengan kedua ukuran gambar cocok untuk kegiatan belajar anak. Aplikasi juga dapat memenuhi semua kriteria usability testing untuk 4 dari 8 anak. Sebanyak 2 anak masih memiliki kekurangan di kemampuan menggunakan komputer, 2 anak yang lain masih memiliki kekurangan di kemampuan menggunakan komputer dan atensi belajar.

Autism is a disability with the greatest growth in the United States, 10-17% in one year. In Indonesia, in 2010, the number of people with autism has reached 2.4 million. Children with autism have a major weakness in communication skills, so they often slow in getting new,retain knowledge and various other important skills. Picture cards is one of the tools used by therapists or parents to help children with autism to communicate. This research aims to develop a flexible application that helps therapists and parents in teaching early language for autistic child with ABA method, and identify the application performance in helping children. The required data is obtained by performing experiments on children that use application through usability testing. Based on the results of the data analysis, it is concluded that the animated reward with both size of pictures is suitable for children’s learning activities. Application can also meet all the criteria of usability testing for 4 of 8 children. While 2 children are still lacking in computer ability, and 2 others are lacking in computer ability and attention in learning."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Tri Adiono
"Beberapa penelitian menunjukkan fakta bahwa kemampuan anak-anak Sekolah Dasar di Indonesia masih rendah, dibandingkan negara-negara lain (Wulan, 2009). Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Dikbud yang dilaporkan tahun 1997 adalah adanya anak yang mengalami kesulitan belajar membaca (Nawangsari dan Suprapti, 2008). Program intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengajaran membaca tingkat dasar dengan model Bottom- Up pada siswa Sekolah Dasar.
Program intervensi didasarkan pada pendekatan modifikasi perilaku dengan metode Applied Behavior Analysis dengan teknik Descrete Trial Training. Metode ini menyatakan bahwa suatu perilaku terbentuk dengan adanya antecedent, behavior dan consequence. Tujuan dari penerapan program intervensi adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca subyek. Program intervensi ini dilakukan dalam 13 sesi dan disusun dalam sebuah rancangan program intervensi yang terdiri atas tiga bagian yaitu: 1) Data Dasar; 2) Program Intervensi; 3) Evaluasi Program.
Hasil intervensi secara umum menunjukkan bahwa program intervensi model Bottom-Up efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca bagi siswa Sekolah Dasar.
The ability to read is needed since children started education at primary level. Some studies showed the facts that children's reading ability in Elementary School in Indonesia was still low, compared to other countries (Wulan, 2009). Research conducted by Balitbang Dikbud (1997) reported that many children have reading difficulties (Nawangsari and Suprapti, 2008). Therefore, the intervention programs in this research aim to teach reading lower-level skills with Bottom-Up model in Elementary School A
This intervention program based on behavior modification approach using the Applied Behavior Analysis method with Discrete Trial Training technique. This method explains that a behavior is formed by the antecedent, behavior and consequence. The purpose of this intervention program is to improve students ability to read. Intervention program was conducted in 13 sessions and arranged in an intervention program design consists of three parts: 1) Baseline; 2) Intervention Program; 3) Evaluation Program.
Generally, the result of this intervention program is to improve effectively reading skills of elementary school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maich, Kimberly
"This textbook offers real-world case studies for using Applied Behavior Analysis (ABA) to create, implement, and appraise behavior intervention programs across a variety of client situations. Its chapters are formatted for ease of use and retention and organized to focus on the core components of ABA: assessment, planning, implementation, evaluation, and research/ethics. Illustrative cases represent a diversity of problem behaviors, settings, social contexts, and life stages, and includes questions about data collection, goal setting, communication with families, and other processes of effective ABA practice. Together they emphasize not only the content knowledge involved in designing interventions, but also the interpersonal skills necessary for helping change complex challenging behaviors.
These fifty case studies:
- Are suited to individual or team training.
- Present guiding questions regarding ABA process and professional practice
- Feature charts, forms, templates, and other practical tools.
- Include links to Behavior Analyst Certification Board resources.
- Demonstrate the flexibility of ABA for use with children, adolescents, adults, or seniors."
Switzerland: Springer Nature, 2016
e20509958
eBooks  Universitas Indonesia Library