Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Padfield, Tim
London: Facet Publishing, 2005
346.410 4 PAD c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Bukhori
"ABSTRAK
Kompetensi merupakan kriteria yang harus dimiliki oleh setiap pegawai yang melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu, termasuk dalam bidang kearsipan. Kompetensi sangat dibutuhkan dalam membentuk sebuah kinerja yang baik demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Karena jika setiap pegawai memiliki kompetensi yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja yang terbaik. Sebagai pengelola arsip seorang arsiparis dituntut untuk dapat memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu maka seorang arsiparis harus memiliki tiga kompetensi dasar dibidang kearsipan yakni pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi arsiparis terhadap kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia dan seberapa besar pengaruhnya serta juga mengidentifikasi indikator dari kompetensi yang memiliki pengaruh paling besar bagi arsiparis dalam melakukan kinerja.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui secara menyeluruh kompetensi arsiparis yang terdiri dari indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap memiliki pengaruh sebesar 56,4% terhadap kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia. Secara parsial konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dengan t hitung dari konsep pengetahuan sebesar 1,257 dan t hitung dari konsep keterampilan sebesar 1,141 sedangkan t hitung dari konsep sikap sebesar 5,535 dengan t tabel sebesar 1,991. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung dari konsep pengetahuan dan keterampilan lebih kecil dari t tabel sedangkan t hitung dari konsep sikap lebih besar dari t tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pengetahuan dan keterampilan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan konsep sikap dalam melakukan kinerja arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia.

ABSTRACT
Competence is a criterion that must be owned by every employee who does work in a particular field, including in the field of filing. Competence is needed in forming a good performance in order to achieve the goals of the organization or company. Because if every employee has high competence it will produce the best performance. As an archive manager, an archivist is required to be able to provide various information needed by the community. Therefore, an archivist must have three basic competencies in the field of filing, namely knowledge, skills and attitudes. This study aims to determine whether there is an influence of archivist competence on the performance of archivists at the National Archives of the Republic of Indonesia and how much they influence and also identify indicators of competencies that have the greatest influence on the archivists in performing performance.
Based on the results of the study, it is known that overall archivist competency consisting of indicators of knowledge, skills and attitudes has an influence of 56.4% on the performance of archivists in the National Archives of the Republic of Indonesia. Partially the concept of knowledge and skills does not have a significant effect compared to the concept of attitude with t count from the concept of knowledge of 1.257 and t count from the concept of skills of 1.141 while t count from the concept of attitude is 5.535 with t table of 1.991. This shows that the value of t count from the concept of knowledge and skills is smaller than t table while t count from the concept of attitude is greater than t table, so it can be concluded that the concepts of knowledge and skills do not have a significant effect compared to the concept of attitude in performing archivist performance at the National Archives of the Republic of Indonesia."
2019
T53576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: The Society of American Archivists, 1992
R 025.171403 BEL g
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Siambaton, Ernita
"Departemen Pekerjaan Umum, merupakan departemen yang menghasilkan banyak proyek penting yang berskala nasional dan bersifat monumental yang ditujukan bagi kepentingan masyarakat banyak seperti jembatan, jalan raya, irigasi, dsb. Oleh sebab itu departemen ini menghasilkan banyak arsip penting yang harus dikelola dengan baik guna menunjang pelaksanaan kegiatannya sehari-hari. Selain itu departemen ini juga menghasilkan banyak arsip penting yang memiliki makna sejarah dan memiliki nilai berkelanjutan bagi bangsa. Tentu saja untuk dapat mengelola arsip tersebut dengan baik dibutuhkan arsiparis yang memiliki motivasi kerja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) memperoleh gambaran tentang motivasi kerja arsiparis, (2) faktor-faktor motivasi kerja yang ada pada departemen tersebut, (3) upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja arsiparis dan kendala yang dihadapi dalam meningkatkan motivasi kerja arsiparis.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah arsiparis pada Departemen Pekerjaan Umum yang seluruhnya berjumlah 35 orang. Arsiparis yang dipilih menjadi informan sebanyak 7 orang dipilih secara purposif mewakili arsiparis tingkat terampil dan ahli,senior dan junior, wanita dan pria dan arsiparis yang bekerja pada pusat arsip. Arsiparis yang bekerja di pusat arsip juga dipilih sebagai informan untuk mendapatkan gambaran motivasi mereka dalam bekerja di pusat arsip.
Penelitian dilakukan dengan melaksanakan wawancara dengan para informan yang telah dipilih dengan menggunakan wawancara sistem terbuka, melakukan pengamatan terhadap kondisi kerja secara fisik dan mental serta melakukan kajian terhadap dokumen yang relevan dengan tema yang dipilih.
Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut: (1) Arsiparis yang memiliki motivasi menjadi arsiparis karena memang menyukai pekerjaan sebagai arsiparis (motivasi internal), bekerja lebih serius bila dibandingkan dengan arsiparis yang memilih menjadi arsiparis karena faktor eksternal (motivasi eksternal), (2) Motivasi kerja arsiparis tingkat ahli lebih baik bila dibandingkan dengan arsiparis tingkat terampil, (3) Motivasi kerja arsiparis yang Baru diangkat (arsiparis junior) lebih baik dibandingkan dengan motivasi kerja arsiparis yang sudah lama masa kerjanya (arsiparis senior), (4) Motivasi kerja arsiparis wanita lebih baik dibandingkan dengan arsiparis pria, (5) Arsiparis yang bekerja di pusat arsip kurang memiliki semangat kerja akibat kurangnya dukungan terhadap pusat arsip dan kurang memadainya fasilitas dan perlengkapan kerja, (6) Motivasi kerja yang bersifat intrinsik masih dirasakan kurang memadai, terutama dalam hal kurangnya penghargaan dan pengakuan terhadap pekerjaan dan prestasi, (7) rendahnya penghasilan (faktor ekstrinsik) dan kurangnya pengakuan dan penghargaan (faktor intrinsik) merupakan faktor penghambat motivasi mereka dalam bekerja, (8) Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja para arsiparis mengalami kendala keterbatasan dana dan kurangnya dukungan serta perhatian dari lembaga/pimpinan.
Untuk meningkatkan motivasi kerja arsiparis, penulis memberikan saran sebagai berikut: (1) Pimpinan di bidang kearsipan diharapkan untuk lebih kreatif dalam meyediakan pekerjaan yang lebih beragam bagi para arsiparis dan mendorong mereka untuk melakukan kreativitas dalam pekerjaaannya. (2) Peningkatan pengawasan dengan menegakkan disiplin dan sanksi, (3) Pemberian penghargaan kepada arsiparis yang telah bekerja dengan baik, (4) Sosialisasi jabatan fungsional arsiparis yang dilakukan setiap tahunnya perlu dilanjutkan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya.

Public Works Department is one of the most important institutions in Indonesia and this department have built so many important and monumental projects for public uses such as some giant bridges, streets, dams and irrigations, etc. Therefore Public Works Department creates so many important archives which should be managed well to support its daily activities. This department also creates so many archives that have historical and continuing values. To manage the archives well, this department need to have archivists who have strong motivation at the workplace.
The objective of this research was to find out (1) the description of the archivists motivation at the workplace, (2) intrinsic factors and extrinsic factors, (3) management's efforts to improve their motivation at the workplace and the obstacles to improve their motivation at the workplace.
Hopefully, the results of this research can be used as a guide to improve the archivists motivation at the workplace, especially at The Public Work Department.
This research can be defined as a study case that using qualitative approach. The population in this research was all functional archivists in the Public Works Department, and the sample was taken by using purposive sampling based on stratification according to rank , seniority, and gender. Archivists work in records center also taken to be the respondents to find out the description of their motivation at the workplace in records center.
Data collected by using open interview technique, doing observation on working conditions mentally and physically and studying the documents relevant to the topics.
The results of this research indicated that: (I) the archivists who have internal motivation work more seriously than the archivists who have external motivation, (2) the junior archivists work more seriously than senior archivists, (3) the archivists who have higher rank work more seriously than they are in the lower rank, (4) the female archivists work more seriously than the male archivists, (5) the archivists who work in records center have less enthusiasm for work because of lack of appreciation and recognition and lack of facilities at their workplace, (6) lack of salary (extrinsic factors), lack of appreciation and recognition (intrinsic factors) did not support them to work effectively and efficiently, (7) efforts to improve the work motivation faced with lack of operating funds and lack of recognition and appreciation of the institution and the management.
Based on the results, there are some recommendations to improve the archivists motivation at workplace: (1) the management should be more creatively providing various job for the archivists and motivate them to be more creative in work, (2) improve the supervision by maintaining discipline and punishment, (3) give appreciation to the archivists who have good performance, and (4) improve the quality of socialization functional job archivists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sami`an El Faizi
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan persepsi arsiparis terhadap profesi kearsipan berdasarkan pengalaman diklat dan pengalaman kerjanya di bidang kearsipan. Di samping itu penelitian juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan tugas atau kinerja arsiparis dan kendala serta permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan profesinya.
Penelitian survei ini dilakukan dengan melibatkan sampel yang dipilih secara acak sejumlah n=217 responden. Populasi penelitian N=514 orang merupakan Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam jabatan arsiparis yang terbesar di berbagai instansi pemerintah pusat (departemen) di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner atau angket. Uji hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara persepsi dan kinerja arsiparis berdasarkan pengalaman kerja dan pengalaman pendidikan dilakukan menggunakan analisis "Kai Kuadrat" (Chi Square Test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden menyatakan sikap positif terhadap jabatan fungsional arsiparis. Di sisi lain sebagian besar responden arsiparis berpersepsi positif terhadap kegiatan kearsipan yang mencakup pengolahan dan pelayanan kearsipan, menilai dan menyeleksi arsip, memasyarakatkan kearsipan dan pengembangan profesi kearsipan.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal persepsi arsiparis terhadap profesi kearsipan baik antara mereka yang kursus dan tidak kursus kearsipan minimal 3 bulan, maupun antara mereka yang bekerja dan tidak bekerja di bidang kearsipan.
Dalam hal pelaksanaan tugas atau kinerja arsiparis, sebagian arsiparis memperlihatkan kinerja di atas standar minimal, artinya kinerja mereka cukup baik, walaupun ada sebagian arsiparis yang menunjukkan kinerja kurang baik yaitu berada di bawah standar minimal. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kinerja arsiparis antara mereka yang pernah kursus dan tidak pernah kursus kearsipan minimal 3 bulan, kecuali dalam kegiatan pelayanan kearsipan. Namun ada perbedaan kinerja arsiparis antara mereka yang sekarang bekerja dan tidak bekerja di bidang kearsipan kecuali kegiatan pemasyarakatan kearsipan. Kendala dan permasalahan yang dihadapi arsiparis dalam menjaiankan tugasnya, antara lain, adalah terbatasnya sarana dan peralatan kerja, kurangnya apresiasi/dukungan pimpinan, dan kurangnya kemampuan dan keterampilan yang memadai untuk menjalankan tugas.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa keberadaan jabatan fungsional arsiparis dan profesi kearsipan memperoleh tanggapan positif dan memiliki harapan cukup baik untuk masa mendatang. Namun diakui, bahwa tugas-tugas dan kegiatan kearsipan yang tercantum dalam SK MENPAN Nomor: 36 7 ahun 1990 belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh arsiparis, sehingga kinerja mereka belum maksimal sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan kinerja arisparis.

Archivists' Perception toward Archival Profession: A Survey Study on the Govermental Institutions (Ministries) in JakartaThis study is intended to illustrate the perception of archivists toward their profession based on their working experience and educational background as related to their performance in handling archival activities. Constraints in carrying out their assignments in archival activities are also identified.
The sample of this study was n = 217 respondents randomly drawn from 514 archivists working in 15 public institutions in Jakarta. A set of questionnaire, used as the data collection instrument, was distributed directly to respondents in their working place. Descriptive statistical analysis was carried out in order to describe the perception of archivists toward their profession based on their working experience and educational background. While the Chi Square Test was conducted to test the hypothesis on the relationship between perception toward profession and performance of archivists.
Results of this study indicated that in general, archivists have positive perception toward their profession. There is no significant difference of archivists perception based on their educational background and their "real" assignment - whether or not they are handling archival activities.
The results of this study also illustrate the general performance of archivists based on the performance criteria of SK MENPAN No. 36/199d. The general picture showed that most archivists are performing around 1-3 times of minimal criteria, and some of them are performing under the minimal criteria. Furthermore, in general, there is no significant difference of archivists performance based on their educational background. However, there is significant difference of archivists performance based on their "real" assignment, except in terms of socializing/promoting archive to public audience.
According to the archivists involved in this study, there are many constraints they are facing in carrying out their archival assignment, among others the lack of proper equipments, lack of appreciations and supports from managers toward their achievement, and insufficient knowledge and technical skills on the part of the archivists themselves.
In a general, the study concludes that archivists have positive perceptions toward their profession. They are seeing their profession as having a good future. However, there are still rooms for improvement, especially in maximizing their performance in archival activities, which at the end will improve the overall picture of archivists and archive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpiah Septini
"Meningkatnya volume informasi yang dihasilkan dalam format digital dan adanya perubahan paradigma baru dimana pemanfaatan teknologi semakin meningkat, sehingga kompleksitas arsip juga semakin tinggi menjadi tantangan bagi lembaga arsip di era digital saat ini. Namun, tidak semua informasi digital yang dihasilkan memiliki nilai jangka panjang atau menjadi komponen penting. Diperlukan seleksi, kurasi, dan pelestarian jangka panjang agar informasi tersebut dapat digunakan di masa depan. Dalam mengelola kegiatan pelestarian kearsipan, organisasi harus memiliki arsiparis atau pegawai yang memiliki kemampuan di bidang tersebut. Penelitian menganalisis kompetensi apa saja yang telah dimiliki oleh arsiparis di Indonesia dan mengidentifikasi hambatan yang dimilikinya dalam kurasi digital. Metode kuantitatif digunakan dengan menyebarkan kuesioner pada 57 arsiparis di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsiparis memiliki kompetensi yang tinggi dalam kurasi digital ditinjau dari kompetensi kognitif, kompetensi fungsional, kompetensi sosial, dan meta-kompetensinya.

The increasing volume of information generated in digital format and the emergence of a new paradigm where technology utilization is on the rise, resulting in higher complexity of archives, poses challenges for archival institutions in the current digital era. However, not all digital information generated holds long-term value or serves as critical components. Selection, curation, and long-term preservation are necessary to ensure that such information can be utilized in the future. In managing archival preservation activities, organizations must have archivists or employees with relevant expertise. This research analyzes the competencies possessed by archivists in Indonesia and identifies the barriers they face in digital curation. A quantitative method was employed by distributing questionnaires to 57 archivists in Indonesia. The research findings indicate that archivists have a high level of competency in digital curation, as assessed through cognitive, functional, social, and meta-competencies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman
"Kerusakan fisik bahan pustaka dan arsip, khususnya kertas, saat ini pernah menjadi isu utama di kalangan pustakawan dan arsiparis. Kerusakan kertas pada bahan pustaka dan arsip penting diperhatikan sehubungan dengan kandungan informasi dan kaitannya dengan konsep preservasi. Kerusakan dapat dimulai dari hal terkecil seperti hilangnya sebagian kandungan informasi sampai kerusakan besar yang menyebabkan kehilangan keseluruhan kandungan informasi pada bahan pustaka maupun arsip. Jenis kerusakan kertas yang sering terjadi, diantaranya: kertas keriput, rapuh, lengket, robek, hilang sebagian, bernoda, berjamur, berlubang karena gigitan serangga dan perubahan warna kertas menjadi kuning kecoklatan. Isu penggunaan kertas permanen di kalangan Internasional sudah banyak disuarakan sejak tahun 1990-an dimana IFLA, UNESCO dan kalangan pustakawan telah merintis penggunaannya.
Permasalahannya di Indonesia saat ini, masyarakat khususnya instansi pemerintah sebagai pencipta arsip bernilai guna tinggi belum mengenal dan mengetahui tentang kertas permanen, selain itu belum ada standar khusus dalam hal ini Standar Nasional Indonesia (SNI) kertas permanen baik untuk arsip maupun buku rujukan. Oleh karena itu diperlukan SNI kertas permanen untuk arsip bernilai guna tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kesiapan dari stakeholder, antara lain pengguna, produsen dan pencntu kebijakan dalam mendukung penggunaan kertas permanen untuk arsip sehingga SNI yang akan dibuat nantinya dapat bermanfaat untuk diterapkan dan digunakan. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui rumusan standar kertas permanen yang menjadi pegangan bagi stakeholder. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber data sebagai berikut: 1) Regulator, yaitu ANRI yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Pusan Pengkajian dan Pengembangan dibantu para staf; 2) Produsen, diwakili Direksi PT. Kertas Padalarang dan R&D PT. Pindo Deli; 3) Konsumen, diwakili oleh arsiparis LIPI dan 4) Pakar, yaitu peneliti Balai Besar Pulp dan Kertas, Kepala Lab ANRI dan Kepala Pusat Preservasi Perpustakaan Nasional. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui teknik analisis deskriptif dengan cara mendeskripsikan.
Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) industri kertas di Indonesia siap dan sanggup untuk memproduksi kertas permanen, bahkan ada beberapa industri yang sudah memproduksi kertas permanen berdasarkan ISO 9706 tentang kertas permanen untuk dokurnen; 2) Konsumen kertas, khususnya instansi pemerintah, saat ini belum mengetahui pentingnya penggunaan kertas permanen untuk arsip bernilai guna tinggi, belum mengetahui adanya kertas permanen di pasaran dan beluin mengetahui adanya Keputusan Kepala Arsip Nomor 4 tahun 2000 tentang penggunaan kertas untuk arsip bernilai guna tinggi. Pada prinsipnya konsumen kertas siap menggunakan kertas permanen selama ada regulasi yang jelas ditunjang dengan adanya pedoman pelaksanaannya; 3) Pemerintah, dalam hal ini ANRI siap mengeluarkan keputusan Kepala ANRI berkaitan dengan penerapan kertas permanen untuk arsip bernilai guna tinggi apahila SNI kertas permanen sudah disahkan dan akan mensosialisasikannya kepada instansi-instansi penterintah terkait; 4) Pakar menyarankan untuk lebih menekankan persyaralan uji accelerated aging dalam SNI kertas permanen dan sebagai tahap awal penyusunannya dapat mengadopsi ISO 9706 tentang Kertas permanen untuk arsip sebagai rumusan dasar.

The physical deterioration of library materials and archives, especially of paper based, is now recognized as one of the major professional issues of librarianship and archivists. The deterioration of library materials and archives must be considered since it relates to information substance and preservation concepts. The deterioration could be very little, such as the missing of some information substance. The biggest deterioration happen when all the information substance in the library materials and archives are missing. The paper deterioration often occurs, such as wrinkled, vulnerable, sticky, torn, half missing, stained, moldy, or there are some holes because of bug bitten, and color changes. The use of Permanent paper issues in international level has been since 1990, when IFLA, UNESCO and librarians professional had been pioneering conducted in the use of it. The problem in Indonesia, especially in government institution as the decision maker of high use value archives is that they have not known and acknowledged about permanent paper; and there has not been any special standard in Indonesian National Standard (SNI) of permanent paper for archives or reference books. Because of that, SNI of permanent paper is essential for high use value archives. Based on the above explanation, the purpose of this research is to know the preparedness of stakeholder, in this case: user, producer and decision maker in supporting the permanent paper using for archives. Issuing SNI will be of some useful requirement to be implemented and used by them; user, especially government institution as permanent paper user and decision maker, especially The Indonesian National Archives (ANRI) that is responsible for establishing guidelines permanent paper for high valued archival use, either for appealing or compulsory. Another purpose of this research is to understand of characteristics permanent paper standard used for stakeholder. This is a qualitative descriptive research using data sources, such as: Regulator, ANRI, represented by Head of Development and Studies Center with staffs; Producer represented by director of PT Kertas Padalarang and R&D PT Pindo Deli; Consumers represented by LiPI archivists and Experts, researchers in Balai Besar Pulp and Kertas, Head of ANRI laboratory and Head of National Library and Preservation Center, Data collecting technique used is the research are interviews and observation.
The summary of the research: I). Paper industries in Indonesia are ready and able to produce permanent paper. Some industries have been produce permanent paper, referring to ISO 9706 on permanent paper for documents; 2) Paper consumers, especially government institution has not realize the importance of permanent paper uses for high use value archives. They are not aware of the Archives Decree no 4/20011 on using permanent paper for high use value archives and that permanent paper could be found in the market already. In principe, paper consumers arc ready to use permanent paper as long as there is a regulation supported with the implementation guidelines; 3) Government, ANRI is ready to issue Head of ANRI Decree related to the application of permanent paper for high use value archives. If permanent paper SNI has been legalized, it will be socialized to related government institutions. 4) Expert suggest to precise required characteristics on accelerated aging in SNI Permanent Paper and using ISO 9706 Permanent Paper for Documents as the first step base for arranging SNI Permanent Paper."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T23029
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library