Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfunafi Fahrul Rizzal
"Remaja merupakan kelompok usia yang rentan mengalami adaptasi negatif terhadap proses perubahan yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangannya. Penyalahgunaan NAPZA merupakan salah satu bentuk adaptasi remaja dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training terhadap aspek perkembangan, kemampuan penolakan penyalahgunaan NAPZA, dan Penggunaan NAPZA pada remaja.. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental pre-posttest with control group dengan dua tahap penelitian, yaitu penelitian pertama melakukan survey penggunaan NAPZA menggunakan Drugs Abuse Scale Test (DAST-20) pada 613 responden. Tahap kedua 174 responden dengan kategori bersih penggunaan NAPZA yang terbagi menjadi dua kelompok intervensi 1 dan intervensi 2. Kelompok intervensi 1 mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training dan kelompok 2 mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan latihan mandiri. Hasil survey menunjukkan bahwa 79% remaja bersih dari penggunaan NAPZA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aspek perkembangan yang signifikan setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik (p-value < 0.05) dan semakin meningkat setelah mendapatkan assertiveness training. Kemampuan penolakan penyalahgunaan NAPZA meningkat dignifikan setelah terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training (p-value<0.05) tetapi tidak meningkat setelah terapi kelompok terapeutik dan latihan mandiri (p-value>0.05). Penggunaan NAPZA tidak meningkat dan bertahan berseih setelah terapi kelompok terapeutik dan assertiveness training. Terapi kelompok terapeutik di rekomendasikan untuk upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja pada remaja.
......Adolescent are vulnerable group whi can shown negative adaptation according the process of change. Substance abuse is a responses related negative adaptation in adolescent. This research goals is examine influence of the therapeutic group therapy the assertiveness training on developmental aspects, the ability to rejected susbsatnce abuse, and Substance Abuse Level in adolescents. The research uses quasi-experimental design pre-posttest with control group with two stages of research, which is the first research to conduct a survey using Drugs Abuse Scale Test (DAST-20) in 613 respondents. The second phase is 174 respondents has clear from substance abuse was divided into two intervention groups 1 and Intervention 2. Intervention Group 1 gets therapeutic group therapy and assertiveness training and Group 2 get therapeutic Group therapy and self-training.
The survey showed that 79% of teenagers were clean from substance abuse. The results showed that there was an increase in the significant developmental aspects after obtaining therapeutic Group therapy (P-value of < 0.05) and increasing after obtaining assertiveness training. The ability to decline the abuse of NAPZA increases significantly after therapeutic group therapy and assertiveness training (P-value < 0.05) but does not increase after therapeutic group therapy and self-training (p-value > 0.05). The use of NAPZA does not increase and persist after therapeutic group therapy and assertiveness training. Therapeutic group therapy is recommended for the prevention of abuse of NAPZA in adolescents in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Paul Ricky
"Pelayanan stimulasi perkembangan anak di Kelurahan Campaka belum tersedia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan token economy terhadap pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah (inisiatif). Desain penelitian adalah Quasi-experimental pre-test-post-test with non equivalent control group. Responden pada penelitian ini adalah 50 pasang anak usia prasekolah didampingi ibu yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Sebanyak 24 pasang anak dan ibu mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy sedangkan 26 pasang anak dan ibu tidak mendapat terapi kelompok terapeutik dan token economy. Analisa yang digunakan adalah uji independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan perkembangan inisiatif pada kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy (p-value < 0.05). Peningkatan ini lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy. Peningkatan aspek perkembangan anak mempunyai hubungan sedang yang bermakna kepada pencapaian perkembangan inisiatif anak usia prasekolah. Terapi kelompok terapeutik dan token economy dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk meningkatkan pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah.
......Child stimulation development services in Campaka District was not available yet. The aims of this research is to know the effect of therapeutic group therapy and token economy to developmental aspects and developmental task of preschoolers: initiative. This research uses quasi-experimental with control group. Respondents in this study were 50 pairs of mother and school-age children which is taken using consecutive sampling technique. There were 24 pairs who received therapeutic group therapy and token economy and 26 pairs who did not receive therapy. Independent t-test and paired t-test were used for analysis. The result showed developmental aspects and developmental of initiative in preschoolerswas significantly higher in the group receiving therapeutic group therapy and token economy than the group who did not receive therapy(p-value < 0.05). Developmental aspects has a significant relationship to development of initiative in preschoolers. Therapeutic group therapy and token economy can be one therapeutic option to improve develompental aspects and developmental task of preschoolers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kusumawati
"Tahap perkembangan anak usia sekolah dikenal dengan industry vs inferiority berada pada rentang usia 6-12. Karya ilmiah ini bertujuan menggambarkan hasil pelaksanaan terapi kelompok terapeutik TKT anak usia sekolah di komunitas dengan melibatkan 30 orang anak usia sekolah berusia 8-9 tahun, dibagi dalam dua kelompok besar. Metode yang digunakan adalah case study. Kelompok I dilakukan tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok terapeutik. Kelompok II hanya dilakukan tindakan keperawatan ners dan terapi kelompok terapeutik.
Hasil tindakan keperawatan menunjukkan semua anak usia sekolah mengalami peningkatan dalam aspek perkembangan dan kemampuan industry serta kemampuan keluarga. TKT mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah secara signifikan. Pelaksanaan TKT anak usia sekolah dengan melibatkan orang tua pada saat terapi sangat direkomendasikan pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dengan memberdayakan KKJ sebagai mitra perawat dalam mencapai perkembangan fase industry.
......Stage of school age development are known by the industry versus inferiority that are range in the 6 12 years. This paper aims to describe the results of the implementation of group therapy, therapeutic TKT school age in the community by involving 30 school age, children are range 8 9 years, were divided into two large groups. The method used is a case study. Group I action nursing nurses and specialist nurses nursing actions family psychoeducation group therapy and therapeutic to empower the role KKJ of the volunteer in the home visit. Group II only do nurses and nursing actions therapeutic group therapy.
The results of nursing actions show all school age has increased in the aspects of development and the ability of industry and the ability of the family. TKT implementation of school age by involving parents at the time therapy is highly recommended in order of mental health services in the community by empowering KKJ as nursing partners in achieving the development phase of industry."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmah
"Perubahan-perubahan pada aspek perkembangan usia remaja dapat memicu terjadinya stres dan mengarah pada perilaku berisiko seperti merokok, minum minuman keras, dan penyalahgunaan NAPZA. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy merupakan tindakan spesialis keperawatan jiwa yang diharapkan mampu meningkatkan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah untuk mencegah penggunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy terhadap aspek perkembangan, kemampuan penyelesaian masalah, dan penggunaan NAPZA dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMK. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sebanyak 125 remaja dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dan kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan systematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy lebih tinggi secara bermakna (p value < 0,05) dibandingkan remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik; penggunaan NAPZA pada remaja setelah mendapat terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 2 orang pada kategori rendah; penggunaan NAPZA pada semua remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dapat bertahan pada kategori bersih dari NAPZA, sedangkan pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 4 orang pada kategori rendah. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di sekolah menengah kejuruan.
......Changes in the developmental aspects of adolescence can trigger stress and lead to risky behaviors such as smoking, drinking alcohol, and drug abuse. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are the intervention of psychiatric nursing specialists which are expected to be able to improve developmental aspects and problem-solving abilities to prevent drug use. This study aimed to determine the effect of therapeutic group therapy and problemsolving therapy on aspects of development, problem-solving ability, and the use of drugs in preventing drug abuse in adolescents in vocational high schools. The research design was used a quasi-experimental pre-post test with the control group. 125 adolescents were divided into 2 groups, one group received therapeutic group therapy and problem-solving therapy and the others received therapeutic group therapy. Sampling technique used purposive sampling and systematic random sampling.
The results showed significantly increased in the developmental aspects and the ability to solve problems after receiving therapeutic group therapy but still not optimal (p-value <0.05); the developmental aspects and the ability to solve problems increase significantly after getting therapeutic group therapy and problem-solving therapy but still not optimal (p-value <0.05); there was significantly increase in developmental aspects and the ability to solve problems in adolescents who received therapeutic group therapy and problemsolving therapy was higher (p-value <0.05) than adolescents who only received therapeutic group therapy; drug use in adolescents found there were 2 people in the low category after receiving therapeutic group therapy; drugs use in all adolescents who get therapeutic group therapy and problem solving therapy can survive in the "none" category of drugs, whereas in adolescents who get therapeutic group therapy found there was 4 people in low category. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are recommended as a drug use prevention for adolescents in vocational high schools."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library