Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Banin Aissyifa
Abstrak :
Dehidrasi ringan rentan terjadi pada remaja yang dapat menyebabkan menurunnya stamina, daya ingat, serta menurunnya konsentrasi dan kemampuan belajar. Hal tersebut dapat dicegah dengan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai asupan cairan harian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada remaja usia 13-18 tahun di Pejaten Barat, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada Januari 2012 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai asupan cairan harian kepada 106 subyek di Pejaten Barat dengan metode consecutive sampling. Uji chi square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai asupan cairan harian (p = 0,04) namun tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap dengan perilaku. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jumlah sumber informasi. Untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini lebih lanjut, diperlukan penelitian lanjutan menggunakan studi intervensi seperti penyuluhan.
Mild dehydration is susceptible occurs in adolescent. It can lead the decreasing of stamina, concentration, memory and learning ability. This can be prevented by having the knowledge, attitude, and behavior regarding daily fluid intake. The aimed of this study was to determine the relationship of knowledge, attitude, and behavior on a daily fluid intake and the associated factors in adolescents. The design of this study was cross sectional. We obtained 106 subjects aged 13-18 years in Pejaten Barat by consecutive sampling. Data were collected in January 2012 by using the questionnaire about the daily fluid intake. Using the chi square test showed a significant relationship between the knowledge and the attitude on the daily fluid intake (p = 0,04), but there was no significant relationship between knowledge neither attitude with behavior. There was also no relationship between knowledge, attitude, and behavior with the other associated factors. To confirm the result of this study, futher research is needed by using the interventions design such as counseling.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siregar, Irfani Aisya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan kejadian underweight pada anak berusia 24-30 bulan berdasarkan faktor resikonya, seperti: asupan gizi, riwayat penyakit infeksi, riwayat BBLR, pola asuh, dan karakteristik keluarga di Kelurahan Jatinegara dan Pulogebang, Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur pada tahun 2019. Penelitian dilakukan dengan desain studi potong lintang dan menggunakan data sekunder yang diambil pada bulan Mei 2019 dengan jumlah responden sebanyak 221 orang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk data kategorik dan uji mann whitney untuk data numerik tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 16,7% anak berusia 24-30 bulan mengalami underweight. Analisis bivariat dengan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian underweight dengan asupan energi, asupan protein, dan asupan vitamin A pada anak berusia 24-30 bulan di Kecamatan Cakung Jakarta Timur pada tahun 2019. ......This study aims to determine the description and factors associated with the incidence of underweight in children aged 24-30 months based on risk factors, such as: nutritional intake, history of infectious diseases, history of low birth weight, feeding practices, and family characteristics in Jatinegara and Pulogebang Villages, Cakung Subdistrict, East Jakarta in 2019. The research was conducted with a cross-sectional design and used secondary data taken in May 2019 with a total of 221 respondents. Data analysis was performed using the chi square test for categorical data and the Mann Whitney test for non-normally distributed numerical data. The results showed that as many as 16.7% of children aged 24-30 months were underweight. Bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the incidence of underweight and energy intake, protein intake, and vitamin A intake in children aged 24-30 months in Cakung District, East Jakarta in 2019.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nentia Erianti Sidik
Abstrak :
Underweight merupakan masalah gizi yang umumnya dialami oleh anak-anak berusia di bawah 5 tahun, yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti penurunan daya tahan tubuh, penurunan fungsi kelenjar pituitary, tiroid, gonad, gangguan psikologis serta menimbulkan masalah gizi lain yaitu wasting atau stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). Jumlah anak berusia 0-59 bulan yang menderita underweight di wilayah Jakarta Pusat pada tahun 2017 tercatat sebanyak 18,1% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Kejadian underweight pada anak dakarena faktor-faktor seperti asupan gizi, penyakit infeksi, praktik IMD, praktik ASI eksklusif, karakteristik keluarga dan lainnya. Untuk mengetahui proporsi underweight, hubungan antara faktor-faktor tersebut serta faktor dominan kejadian underweight maka dilakukan penelitian dengan desain cross-sectional pada anak usia 25-30 bulan di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Total sampel penelitian berjumlah 121 anak. Hasil penelitian menunjukkan persentase anak yang memiliki status gizi underweight sebesar 25.6%. Hasil analisis dengan uji chi-square menandakan ada perbedaan signifikan pada asupan energi (P-value = 0.027), asupan karbohidrat (P-value = 0.035), tingkat pendidikan ayah (P-value = 0.045), pendapatan keluarga (P-value = 0.004) terhadap underweight. Hasil analisis regresi logistik ganda menandakan asupan karbohidrat merupakan faktor dominan underweight (OR = 7.7). ......Underweight is a nutritional problem that is generally experienced by children under 5 years of age, which can cause negative effects such as decreased endurance, decreased function of the pituitary gland, thyroid, gonads, psychological disorders and cause other nutritional problems namely wasting or stunting (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; WHO, 2010; Andriani, 2012; Mahan, Raymond, 2017). The number of children aged 0-59 months suffering from underweight in the Central Jakarta area in 2017 was 18.1% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). The incidence of underweight in children can be caused by direct and indirect factors such as nutritional intake, infectious diseases, IMD practices, exclusive breastfeeding practices, family characteristics and others. To determine the proportion of underweight, the relationship between these factors as well as the dominant factors of underweight events, a cross-sectional study was conducted on children aged 25-30 months in Gambir Subdistrict and Sawah Besar Subdistrict, Central Jakarta. The total sample of the study amounted to 121 children. The results showed the percentage of children who had underweight nutritional status was 25.6%. The results of the analysis with the chi-square test showed there were significant differences in energy intake (P-value = 0.027), carbohydrate intake (P-value = 0.035), father's education level (P-value = 0.045), family income (P-value = 0.004) against underweight. The results of the multiple logistic regression analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor underweight (OR = 7,7).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Amran
Abstrak :
Berdasarkan data Kementerian Sosial, jumlah usia lanjut (usila) di Indonesia tahun 2004 tercatat 16.522.311 jiwa dan 3.092.910 jiwa atau sekitar 20% adalah usila terlantar. Nutrisi yang kurang pada usila berdampak pada kesehatan sehingga relatif mudah terjangkit penyakit infeksi dan gangguan zat gizi. Selain itu, asupan makanan berhubungan dengan depresi, jumlah gigi, gangguan gigi, penggunaan obat, penyakit, dukungan sosial seperti kunjungan keluarga atau orang terdekat, dan rasa makanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan asupan makanan pada usila. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dilakukan terhadap 58 orang usila di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung pada periode bulan Mei-Juni tahun 2010. Metode analisis multivariat digunakan untuk melihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap asupan makanan. Sekitar 62,1% usila di panti sosial yang diteliti mempunyai asupan makanan yang kurang. Berdasarkan hasil analisis multivariat, makanan, penyakit, dan jumlah gigi merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi asupan makanan pada usila. ......Base on Ministry of Sosial Welfare, the number of elder in Indonesia 2004 was recorded 16.522.311 and 3.092.910 or about 20% were negleted elders. Poor nutrition will impact on the health of the elders that directly related the infectious disease and the level of food intake. Besides, food intake is also associated with depression, the number of theet, the dental disorders, drug use, diseases, social support include the visit of the family or the people around them, and the taste of the food. The objective of study is to describe the factors that associated with food intake on the elders. This study that was conducted in Mei-June 2010 used cross sectional design. The sample that was suitable with criteria used in this study is about 58 people. The study used multivariate analysis to know the dominant factors that affected food intake. The result showed that 62,1% of elders in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung has less food intake. Based on the results, the diseases, depression, number of the teeth, and taste of the food are associated with food intake of the elders.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin
Abstrak :
Obesitas anak meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir dan terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia Pengaruh pengetahuan gizi terhadap asupan remaja masih dalam perdebatan Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri hubungan tingkat pengetahuan gizi dengan asupan energi dan makronutrien Pengambilan data berlangsung pada Februari hingga April 2012 pada salah satu fakultas kedokteran di Jakarta Seluruh mahasiswa berusia 15 18 tahun diikutsertakan dalam penelitian potong lintang ini Pengetahuan gizi diukur melalui kuesioner isian Asupan energi dan makronutrien ditelusuri melalui wawancara gizi dengan panduan kuesioner FFQ Sebanyak 75 subyek ikut serta dalam penelitian dengan 62 di antaranya memiliki tingkat pengetahuan gizi sedang dengan rerata skor 21 00 12 00 27 00 Konsumsi rerata energi karbohidrat protein dan lemak harian responden adalah 2443 60 761 30 ndash 5109 00 kkal 316 10 106 50 ndash 734 20 gram 88 89 37 02 gram dan 82 00 14 80 211 30 gram Proporsi karbohidrat protein dan lemak pada responden adalah 53 97 9 31 13 31 7 67 ndash 22 45 dan 31 95 12 59 ndash 53 47 Laki laki mengonsumsi total energi dan makronutrien yang lebih tinggi tetapi komposisi yang serupa dengan perempuan Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dengan asupan energi p 0 415 jumlah dan komposisi karbohidrat p 0 715 p 0 323 protein p 0 634 p 0 387 serta lemak p 0 116 p 0 398 Oleh karena itu peningkatan pengetahuan gizi tidak berhubungan dengan asupan energi dan makronutrien yang lebih baik. ...... Adolescent's obesity increased two times in recent two decades and existed in developing countries like Indonesia Effect of nutrition knowledge on nutrition intake is still debated We investigated the relationship between nutrient knowledge levels and energy and macronutrient intake Data was collected from February to April 2012 at a medical school in Jakarta All students aged 15 to 18 years old enrolled in this cross sectional study Nutrition knowledge was assessed by open ended questions Energy and macronutrient intake was estimated by guidance of FFQ in the interview Among 75 subjects out of 62 students scored lsquo average'in nutrition knowledge with mean of 21 00 12 00 27 00 Mean consumption of energy carbohydrate protein and fat were 2443 60 761 30 ndash 5109 00 kcal 316 10 106 50 ndash 734 20 grams 88 89 37 02 grams and 82 00 14 80 ndash 211 30 grams respectively Proportion of carbohydrate protein and fat in the diet were 53 97 9 31 13 31 7 67 ndash 22 45 and 31 95 12 59 ndash 53 47 Males consumed higher energy and macronutrients intake but had similar diet composition There were no significant correlations between nutrition knowledge levels and energy intake p 0 415 number and composition of carbohydrate p 0 715 p 0 323 protein p 0 634 p 0 387 and fat p 0 116 p 0 398 intake Therefore better nutrition knowledge did not correspond to better energy and macronutrient intake.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Maharani Pramudya
Abstrak :
Pola asupan makanan yang tidak seimbang banyak dijalani kaum remaja saat ini. Hal tersebut menyebabkan ancaman status gizi berlebih semakin mengintai para remaja. Status gizi remaja dapat tercermin melalui pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun. Penelitian menggunakan desain penelitian potong lintang analitik. Pengambilan data dilaksanakan di Jakarta terhadap 75 mahasiswa kedokteran, laki-laki (n=31) dan perempuan (n=44), tingkat 1 tahun 2012 yang diminta untuk menjawab wawancara mengenai asupan hariannya memakai kuisioner Food Frequency Questionnaires (FFQ) semikuantitatif dan menjalani pemeriksaan fisik, berupa tinggi dan berat badan. Dari penelitian ini, hasilnya, yakni sebaran subjek berdasarkan asupan energi , yaitu kurang (24%), cukup (30,7%), lebih (45,3%). Untuk asupan karbohidrat ialah kurang (10,7%), cukup (77,3%), dan lebih (12%). Sementara itu, asupan lemak yang kurang ada 24%, cukup sebanyak 44%, dan lebih sebesar 32%. Terakhir, sebaran subjek berdasarkan asupan protein, yakni kurang (1,3%) dan cukup (98,7%). Tidak ada responden yang asupan proteinnya lebih. Distribusi subjek berdasarkan IMT, yaitu pada laki-laki 9,7% kurang, 61,3% normal, dan 29% lebih sedangkan pada perempuan 90,9% normal dan 9,1% lebih. Kesimpulan pada penelitian ini ialah tidak terdapat adanya hubungan (p>0,05) antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan IMT pada remaja usia 15-18 tahun. ......Unbalance pattern of food intake become trend for many young people at this time. This causes overweight and obesity risk threaten the teens. Adolescent nutritonal status can be defined by Body Mass Index (BMI) measurement. The purpose of this study is to determine the relationship between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old. Study used cross-sectional analytical study design. Data collection was conducted in Jakarta on 75 first grade medical students, boys (n=31) and girls (n=41), in 2012 who were asked to answer the interview about her daily intake using Food Frequency Questionnaires (FFQ) semiquantitative and underwent a physical examination, such as height and weight. The results from this study were the respondent distributions of energy intake were less (24%), adequate (30,7%), over normal (45,3%). For carbohydrate intake were less (10,7%), adequate (77,3%), and over normal (12%). Meanwhile, there were 24% respondents with less intake of fat, 44% adequate. and 32% over normal. Last, the distributions of protein intake were less (1,3%) and adequate (98,7%). No respondent with over normal protein intake. Subject distributions of BMI, were in boys 9,7% less, 61,3% normal, and 29% over normal while in girls, 90,9% normal and 9,1% over normal. The conclusion of this study is there is no relationship (p>0,05) between energy intake and macronutrient composition with BMI in adolescents aged 15-18 years old.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Viona Sari
Abstrak :
Lingkar pinggang merupakan pengukuran antropometri yang dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit degeneratif. Skripsi ini bertujuan untuk mencari faktor dominan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2013. Skripsi ini juga membahas gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ukuran lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas fisik merupakan faktor dominan lingkar pinggang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (B = -0.241). Rata-rata lingkar pinggang pada pegawai perempuan adalah 81,0 cm ±8,9 dan 91,9 cm ±10,32 pada laki-laki. Hasil penelitian juga menunjukkan ukuran lingkar pinggang berhubungan secara signifikan dengan usia, golongan, asupan zat gizi (asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein), dan aktivitas fisik. ...... Waist circumference is one of anthropometric measurements, which is correlated with various risks of degenerative diseases. This study was aimed to find the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013. This study also discussed the description and the relationships between waist circumference and its factors. Quantitative method and crosssectional design were used to conduct this study. The result of this study showed that Physical activity was the predominant factor of waist circumference of Jakarta Health Provincial Office employees in 2013 (B = -0,241). This study found waist circumference in woman employees was 81,0 cm ±8,9 and 91,9 cm ±10,32 in man employees. The result also found waist circumference was significantly correlated with age, employee ranks, nutrients intake (energy intake,carbohydrate intake, fat intake, protein intake), and physical activity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Safrita Oktaviana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, asupan serat, asupan cairan, dan gaya hidup (aktivitas fisik, stres, konsumsi kopi, konsumsi minuman probiotik, dan posisi saat buang air besar) dengan konstipasi fungsional. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan dilakukan pada 99 orang mahasiswi FKM UI tahun 2013. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, Food Recall 2 x 24 jam, dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian konstipasi fungsional di FKM UI sebesar 52,5%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian konstipasi fungsional (p value = 0,014), ada hubungan yang bermakna antara asupan serat dengan kejadian konstipasi fungsional (p value = 0,045), dan ada hubungan yang bermakna antara posisi saat buang air besar dengan kejadian konstipasi fungsional (p value = 0,043). Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan kualitas kesehatannya sehingga dapat mengurangi kejadian konstipasi fungsional.
This study aim’s to know the relationship between knowledge, fiber intake, fluid intake, and lifestyle (physical activity, stress, coffee consumption, probiotic consumption and body position on defecation) with functional constipation. This study used cross sectional design and the data were collected from 99 FKM UI students in 2013. The study was conducted from April to Mei 2013. Data collected with self administered questionnaire, Food Recall 2 x 24 hour, dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data was analyzed by Chi-square. Sample was selected by stratified random sampling method. The result showed that the prevalence of functional constipation was 52,5%. The results of bivariate analysis showed that there was a significant association between knowledge with incidence of functional constipation (p value = 0,014), there was a significant association between fiber intake with incidence of functional constipation (p value = 0,045), and there was a significant association between body position on defecation with incidence functional constipation (p value = 0,043). Students is expected to further improve the quality of their health so as to reduce the incidence of functional constipation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Widiartha
Abstrak :
Kebugaran kardiorespiratori terbukti memiliki hubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa tingkat kebugaran pada anak masih berada pada level rendah. Nilai VO2max sebagai indikator kebugaran kardiorespiratori seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi, aktivitas fisik dan asupan gizi dengan nilai VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Jakarta terhadap 131 responden terdiri atas 54 laki-laki dan 77 perempuan berusia 11 - 14 tahun. Nilai VO2max diukur dengan menggunakan metode pengukuran 20 meter shuttle run test, status gizi diperoleh dari nilai IMT/U dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik diukur dengan menggunakan modifikasi PAQ-C, dan asupan gizi diperoleh dengan pengisian kuesioner food records 2 x 24 jam. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata nilai VO2max laki-laki (43,94 ml/kg/menit) lebih tinggi daripada nilai VO2max perempuan (38,38 ml/kg/menit). Hasil analisis bivariat dengan uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi menurut IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan zat besi, dan kalsium dengan nilai VO2max. Status gizi normal, aktivitas fisik secara teratur, dan asupan zat besi dan kalsium yang cukup diperlukan untuk memiliki kebugaran kardiorespiratori yang baik. ......Cardiorespiratory fitness evidently had a relationship with cardiovascular disease. Various research in the world found that most children had a low fitness level. Cardiorespiratory fitness (VO2max) infected by several factors. This study aimed to determine the relationship of nutrition, physical activity and nutritional intake with VO2max. This research was a quantitative research using crosssectional research design. The study was conducted in Jakarta on 131 respondents consisted of 54 men and 77 women aged 11-14 years. VO2max values measured using the method of measuring 20 meters shuttle run test, nutritional status was obtained from the value of BAZ and percent body fat, physical activity was measured using a modified PAQ-C, and nutrient intake obtained by filling food records 2 x 24 hours questionnaire. The unvaried test results showed that the average VO2max of men (43.94 ml/kg/min) was higher than the value of VO2max women (38.38 ml/kg/min). The results of bivariate test used correlation test showed that there was a relationship between nutritional status according to BAZ, percent body fat, physical activity, intake of iron, and calcium with VO2max. Normal nutritional status, moderate physical activity, and adequate intake of iron and calcium are required for having a good cardio respiratory fitness.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>