Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Revi Cahyowibowo
"Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering muncul pada seorang individu dengan skizofrenia. Gejala ini menganggu Kesehatan klien dengan memberikan persepsi panca indera dengan stimulus yang tidak nyata. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan terapi mendegar musik terhadap penurunan tanda dan gejala klien gangguan persepsi dan sensori halusinasi pendengaran pada Ny. R. Penururnan tanda dan gejala halusinasi di ukur dengan instrumen tanda dan gejala halusinasi residen FIK UI 2018 dan AVHRS-Q. Proses pemberian asuhan keperawatan perawat generalis sesuai standar dilakukan selama 8 pertemuan pada 18 hingga 27 April 2022 dengan 6 pertemuan terapi mendegarkan musik. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini yaitu adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi dari skor 18 menjadi 3 dan penurunan halusinasi penglihatan AVHRS-Q dari skor 10 menjadi 3. Intervensi ini dirasa efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran.

Hallucinations are one of the symptoms that often appear in an individual with schizophrenia. These symptoms interfere with the client's health by providing sensory perceptions with stimuli that are not real. The purpose of this paper is to find out how the application of music listening therapy to the reduction of signs and symptoms of clients with perceptual disorders and sensory auditory hallucinations in Ny. R. The decrease in signs and symptoms of hallucinations was measured using the 2018 FIK UI resident signs and symptoms and AVHRS- Q instruments. The process of providing generalist nursing care according to standards was carried out for 8 meetings on 18 to 27 April 2022 with 6 therapy meetings listening to music. The results obtained from this intervention are a decrease in signs and symptoms of hallucinations from a score of 18 to 3 and a decrease in visual hallucinations AVHRS-Q from a score of 10 to 3. This intervention is considered effective for reducing signs and symptoms of auditory hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Areta Dewi Pramudita
"Latar belakang: Psikotik akut merupakan gangguan jiwa yang bercirikan gangguan perilaku yang parah seperti kegelisahan dan agitasi, mendengar suara atau melihat hal-hal yang tidak dapat didengar atau dilihat orang lain, kepercayaan aneh, ucapan dan tingkat emosional. ketakutan atau emosi berubah dengan cepat, seperti dari menangis menjadi tertawa. Halusinasi pendengaran adalah halusinasi yang dialami oleh 60% hingga 80% penderita psikotik. Kasus: Ny. IP (24 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena berbicara sendiri dan marah-marah di rumah. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran, harga diri rendah kronik, risiko perilaku kekerasan, dan isolasi sosial. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi.Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 13 hari sejak tanggal 23 September – 7 Oktober 2022 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. E dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan pendekatan terapi psikoreligius mengaji. Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi psikoreligius: mengaji terhadap pasien Ny. IP dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi.
Background: Acute psychosis is a mental disorder characterized by severe behavioral disorders such as restlessness and agitation, hearing sounds or seeing things that other people cannot hear or see, strange beliefs, speech and emotional levels. fear or emotion changes rapidly, such as from crying to laughing. Auditory hallucinations are hallucinations experienced by 60% to 80% of psychotic sufferers. Case: Mrs. IP (24 years old) was brought by his family to the hospital because he was talking to himself and being angry at home. While in hospital, patients experience auditory hallucinations, chronic low self-esteem, risk of violent behavior, and social isolation. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation to evaluation. The entire nursing care process is carried out for 13 days from 23 September to 7 October 2022 in the Utari room of the Dr H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM) Bogor. The intervention given to Mrs. E is carried out according to generalist nursing care standards for each nursing diagnosis that appears and is combined with a psychoreligious therapy approach to the Koran. Conclusion: The application of generalist nursing interventions with a psychoreligious therapy approach: reciting the patient of Mrs. IP with auditory hallucinations nursing problems proved effective in reducing signs and symptoms of hallucinations, can improve the ability to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mutiara Artifa
"Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran adalah jenis halusinasi yang sering terjadi pada pasien skizofrenia. Halusinasi pendengaran merupakan stimulus yang tidak nyata yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners mengambarkan efektivitas melakukan aktivitas terjadwal : mendengarkan musik pada Tn. S dalam menurunkan halusinasi. Pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan 4 cara untuk mengontrol halusinasi adalah dengan membantu klien mengenal haslusinasi terkait isi, waktu, frekuensi, pencetus, durasi dan respon klien terhadap halusinasi, mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik, patuh minum obat : 5 benar obat, mengajak orang lain bercakap-cakap, dan melakukan aktivitas terjadwal. Alternatif pemecahan masalah menggunakan pendekatan strategi modifikasi perilaku. Melakukan aktivitas terjadwal sesuai dengan hal yang disenangi klien yaitu mendengarkan musik. Intervensi tersebut terbukti berhasil dapat digunakan oleh perawat jiwa untuk membantu menurunkan dan mengontrol halusinasi pendengaran yang dialami klien. Strategi modifikasi dengan perilaku melakukan aktivitas terjadwal mendengarkan musik sangat efektif diberikan untuk membantu klien menurunkan gejala halusinasi pendengaran.


Perceptual sensory disorders: auditory hallucinations are a type of hallucinations that often occur in schizophrenic patients. Auditoryhallucinations are not real stimuli that can endanger oneself and others. The purpose of writing scientific papers to describe the effectiveness of scheduled activities: listening to music on Mr. S in reducing hallucinations. The implementation of nursing care uses 4 ways to control hallucinations by helping clients to know about related content, time, frequency, trigger, duration and client response to hallucinations, teaching how to control hallucinations by rebuking, obedient medication: 5 drugs right, inviting others to conversation, andscheduled activities. Problem solving alternatives use a behavior modification strategy approach. Perform scheduled activities in accordance with the things that the client likes to listen to music. The intervention proved to be successful can be used by mental nurses to help reduce and control auditory hallucinations experienced by clients. Behavior modification strategies by conducting scheduled activities: listening to music is very effective to help clients reducing the risk of auditory hallucinations in schizophrenic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosa Arlina
"Halusinasi menjadi salah satu gejala yang paling sering muncul dari gangguan jiwa skizofrenia. Gejala ini memberikan stimulus tidak nyata yang mampu merubah persepsi panca indra dan berdampak pada kesehatan jiwa klien. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan penerapan aktivitas terjadwal yang berfokus pada terapi psikoreligious dzikir terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan penglihatan pada Ny.I. Karya ilmiah ini menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen FIK UI 2018 dan AVHRS-Q. Proses pemberian asuhan keperawatan generalis dilakukan sebanyak 12 pertemuan pada 18 hingga 27 April 2022, 6 pertemuan berfokus pada aktivitas terjadwal dengan dzikir. Hasil yang didapatkan dari intervensi ini yaitu adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi dari skor 18 menjadi 2 dan penurunan halusinasi pendengaran dari skor 10 menjadi 2. Intervensi ini terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran, tetapi kurang efektif pada halusinasi penglihatan. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi intervensi yang lebih efektif dalam mengatasi halusinasi penglihatan.

Hallucinations consider as one of the most common symptoms of schizophrenia. This symptom provides an unreal stimulus that can change the perception of the five senses and have an impact on the client's mental health. The aim of this paper is to identify the successful application of scheduled activities that focus on psycho religious dhikr therapy on reducing signs and symptoms of auditory and visual hallucinations in Ny.I. This paper using the instrument of signs and symptoms of hallucinations have been developed by resident students of FIK UI 2018 and AVHRS-Q. The process of providing generalist nursing care was carried out in 12 meetings from 18 to 27 April 2022, with 6 meetings focused on scheduled activities with dhikr. The results obtained from this intervention are a decrease in signs and symptoms of hallucinations from a score of 18 to 2 and a decrease in auditory hallucinations from a score of 10 to 2. This intervention is effective in reducing signs and symptoms of auditory hallucinations, but less effective in visual hallucinations. Further research is needed to identify interventions that are more effective in treating visual hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library