Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartono
"Thesis ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja perbankan Indonesia, khususnya bank yang telah go public. Pada dasarnya ada dua masalah utama perbankan, yaitu aspek penarikan dana dan aspek penyaluran / pengelolaan dana. Aspek kedua relatif lebih penting mengingat bahwa prestasi bank ditentukan oleh kemampuannya memperoleh penghasilan / income dari pengelolaan dana. Masalah pengelolaan dana adalah masalah pengambilan keputusan penentuan alokasi dana ke beberapa bidang investasi. Islam thesis ini, berdasarkan data aktual , terdapat tiga bidang alokasi yang dipertimbangkan karena memberikan kontribusi terbesar sedangkan bidang lainnya relatif tidak signifikan kontribusinya. Adapun tiga bidang alokasi tersebut adalah aktiva pemberian pinjaman, aktiva surat berharga , dan aktiva penempatan.
Aspek strategis dari alokasi dana adalah eksisensi trade off dalam hal pencapaian tujuan keuntungan, likuiditas, dan keamanan (safety). Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih lanjut berkaitan dengan ketentuan dalam Paket Februari 1991 yang mengharuskan bank memenuhi standard kinerja tertentu dengan batas akhir December 1993. Substansi pembahasan thesis ini adalah penentuan kombinasi proporsi dana yang harus dialokasikan ke tiga bidang alokasi sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tingkat ROA ( indikator keuntungan ), LDR ( indikator likwiditas ) dan CAR (indikator keamanan/safety) sesuai ketentuan Bank Indonesia. Bila ini tercapai berarti alokasi sudah efisien atau optimal.
Untuk mengukur pencapaian efisiensi alokasi, perlu diperbandingkan antara hasil riil dengan hasil potensiil - potensiil. Aplikasi program linear goal programming (LGP) memungkinkan untuk menghitung hasil optimal yang secara teoritis seharusnya bisa dicapai. Keunggulan program LGP adalah kemampuannya untuk mencapai beberapa tujuan secara simultan, sehingga cocok digunakan sebagai alert analisa dalam thesis ini.
Hasil operasional periode 1989 - 1993 secara rata-rata menunjukkan bahwa sebagian besar bank yang dijadikan sample telah mampu memenuhi ketentuan standard minimal Bank Indonesia. Namun hasil komputasi program LGP memberikan indikasi bahwa hasil operasional yang rill masih dibawah potensi yang sesungguhnya. Dalam kondisi tanpa memberikan prioritas pada salah satu tujuan , menunjukkan hasil atau tingkat efisiensi yang lebih tinggi bila di bandingkan dengan kondisi pemberian priozitas pada salah satu tujuan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bank yang go public belum efisien dalam mengalokasikan dananya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T2367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viciwati
"Semenjak Deregulasi Perbankan diluncurkan maka Perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang demikian pesat, dimana banyak sekali bermunculan Bank dan cabang-bank baru hal ini dikarenakan ditetapkannya syarat yang begitu mudah di dalam peraturan deregulasi Perbankan. Namun pada saat krisis datang terlihat bahwa bank-bank yang dihasilkan setelah digulirkan Deregulasi Perbankan tidak tahan akan efek dari krisis, Hal ini terlihat banyak sekali bank-bank yang mengalami negatif spread sehingga dalam operasionalnya tidal( mengalami keuntungan, bahkan banyak bank yang pada akhirnya harus di tutup (co/aps).
Melihat kondisi ini penulis ingin melihat bagaimana kinerja perbankan pada periode 1995-2001, dimana periode tersebut dipilih untuk membedakan bagaimana kinerja perbankan sebelum krisis terjadi (1995-1997) hingga datangnya masa krisis 1998-2001). Data yang dipakai adalah data sekunder yang didapat dari hasil peratingan bank-bank yang dilakukan oleh majalah Infobank. Data dipakai oleh penulis karena data ini sudah dipublikasikan kepada masyarakat sehingga kebenaran datanya sudah diakui oleh masyarakat, terutama pemilik bank.
Dalam penelitian penulis juga ingin melihat bagaimanakah kinerja perbankan berdasarkan kepemilikan dengan maksud agar terlihat bank-bank pada kelompok mana yang berkinerja paling baik selama krisis terjadi, begitu juga penulis juga ingin mengetahui pengaruh kelas asset pada kinerja perbankan kita dengan maksud agar terlihat pengaruh kelas asset manakah yang mempunyai kecenderungan dapat mempengaruhi kinerja perbankan kita selama krisis tcrjadi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa selama krisis terjadi perbankan kita rata-rata mengalami penurunan pada profitabilitasnya, yang berarti bahwa kinerja perbankan kita mengalami menurunan selama masa krisis tcrjadi. Adapun bank yang cukup kuat bertahan selama krisis terjadi adalah bank pada kelompok bank asing. Sedangkan kelas asset yang paling mempengaruhi kinerja perbankan kita adalah kelas asset dengan jumlah diatas 5T, dimana kinerja perbankan kita dengan jumlah asset tersebut mengalami penurunan yang cukup berarti pada kinerjanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surifah
"This study develops a model of expropriation through real earnings management (REM) in the
Indonesian Islamic banking industry. The purpose of this study is to test a new model by examining
the relationship between REM, bank ownership types, and performance of Islamic banks in Indonesia
in the period of 2006 - 2013. This study finds that there are significant differences in REM and
performance scores in banks with different ownership types. The REM and performance scores for
family-owned banks and private-owned banks are relatively similar. However, Islamic banks with
government as the controlling shareholder have the highest REM scores and the lowest performance
scores. In contrast, foreign-owned banks have the lowest REM scores and the highest performance
scores. The indications of expropriation can be seen from the magnitude of REM. A high REM can
lower profitability and efficiency while increasing the risks faced by Islamic banks in Indonesia."
Cokroaminoto University of Yogyakarta, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus
"Kondisi perbankan nasional selama periode 1997-1999 mengalami penurunan laba, bahkan merugi dibandingkan dengan periode pra krisis. Kondisi usaha perbankan tersebut diduga berkaitan dengan kebijakan moneter yang tidak menguntungkannya, khususnya pemberlakuan kebijakan uang ketat selama krisis ekonomi yang diberlakukan terlalu lama. Kebijakan uang ketat menimbulkan kenaikan suku bunga bank yang tinggi pada akhirnya diduga mempengaruhi kesehatan perbankan.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan kondisi perbankan sebelum dan sesudah krisis, terutama dalam kaitan dengan perubahan kebijakan suku bunga. Data sekunder urutan waktu dikumpulkan dengan metoda eksplorasi data dari laporan-laporan keuangan perbankan. Data diolah dengan menggunakan metoda deskriptif sederhana memakai paket program komputer Statistical Package for Social Science from Windows versi 7,5.
Perbankan pada awalnya diuntungkan oleh deregulasi dan liberalisasi kebijakan moneter sebagaimana ditunjukkan oleh performance usaha perbankan pra krisis. Namun, pemberlakuan kebijakan uang ketat yang membuat suku bunga bank meningkat (tinggi) dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama pada masa krisis telah membuat bank mengalami kredit macet, menderita negative spread, dan kesehatannya memburuk.
Kemudian apabila RDA, ROE, dan CAR semakin menurun, maka kesehatan bank semakin memburuk. Bila MM meningkat, kesehatan bank membaik. Namun, pengaruh keseluruhan dari setiap kenaikan suku bunga membuat kesehatan perbankan lebih memburuk daripada membaik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, perbankan disarankan meminta otoritas moneter agar tidak memberlakukan kebijakan uang ketat yang berlangsung lama. Memberlakukan kebijakan tersebut lebih berhati-hati, menerapkan liberalisasi keuangan secara bertahap, dan meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah non-ekonomi yang mengganggu mekanisme moneterisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhli Arsil
"Perbankan sangat erat hubungannya dengan sektor riil mengingat perannya sebagai penghubung (intermediasi) bagi surplus spending units dan deficit spending units. Dalam melaksanakan kebijakan moneter, "transmission channel" yang dipergunakan oleh Bank Indonesia adalah perbankan. Kinerja keuangan menjadi salah satu alat untuk menilai keberhasilan suatu bank. Tesis ini berupaya untuk melihat faktor-faktor eksternal yang diwakili oleh tingkat suku bunga SRI, produk nasional bruto (GNP), indeks pasar modal (IHSG) dan nilai tukar (Kurs) yang mempengaruhi kinerja perbankan syariah. Kinerja yang dimaksud diwakili oleh rasio tingkat imbal hasil bagi pemilik modal (ROE) dan aset secara keseluruhan (ROA), rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (LDR) dan rasio kecukupan modal (CAR)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hidayat
"Saham sektor perbankan ketika sebelum krisis cukup menarik minat investor sebagai instrumen investasi. Tapi kondisi kemudian berbalik arah ketika krisis moneter mendera ekonomi Indonesia. Keadaan ini berpengaruh terhadap peta perbankan nasional dan juga berpengaruh langsung terhadap penurunan performance perbankan. Hal ini mengakibatkan saham perbankan juga kena imbasnya, dan anjlok hingga titik terendah.
Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi dan menyehatkan iklim dunia perbankan diharapkan bisa mengembalikan pamor perbankan yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro, return pasar dan tingkat kesehatan perbankan terhadap kinerja atau return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Variabel ekonomi makro tadi meliputi perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi. Sedangkan variabel pasar diwakili oleh MSG BEJ. Sementara variabel tingkat kesehatan bank meliputi nilai total aset, nilai total modal sendiri, nilai laba bersih dan likuiditas yang dalam hal ini diukur dengan perbandingan antara kredit yang dikucurkan (loan) dengan dana pihak ke tiga (deposito) atau Loan to Deposit Ratio (LDR).
Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda yang dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, regresi terhadap untuk melihat pengaruh pasar (IHSG). Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan tingkat kesehatan perbankan, dan keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama-sarna variabel ekonomimakro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank.
Tehnik penarikan sample menjaring ada 12 bank publik yang akan dianalisis. 12 bank itu adalah PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Bank Lippo Tbk (LPBN), PT Bank NISP Tbk (NISP), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Global International Tbk (BGIN), PT Bank CIC Tbk (BCIC), PT Bank BNI Tbk (BBNI), PT Bank BE Tbk (BNII), PT Bank Bali Tbk (BNLI), PT Bank Interpac Tbk (INPC), PT Bank Pikko Tbk (BNPK) dan PT Bank Niaga Tbk (BNGA).
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut diatas mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham perbankan. Sebagian variabel independen mempunyai pengaruh, tapi sebagian yang lain tidak berpengaruh terhadap return saham perbankan. Pengaruhnyapun - jika ada - bervariasi, ada yang negatif dan ada yang positif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebie Nadya Utama Yana
"Kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan teknologi internat. Teknologi Internet dimanfaatkan dalam perkembangan dunia usaha sebagai media pemasaran yang lebih efektif. Sektor perbankan adalah salah satu contoh dunia usaha yang memanfaatkan internet untuk meningkatkan pelayanan jasa baik secara kuantitas maupun kualitas, dan dikenal dengan istilah internet banking. Melalui internet banking diharapkan nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan untuk memberikan kepuasan serta mendapatkan loyalitas nasabah.
Namun Tidak semua bank memiliki fasilitas internet banking. Contohnya seperti BNI yang belum membuka layanan interne banking walaupun sudah terdapat jaringan yang memungkinkan seperti sudah tersedianya website BNI yang sifatnya masih informatif. Untuk itu dibutuhkan penelitian serta data yang signifikan untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi BNI agar dapat membuka layanan internet banking.
Melalui analisis SWOT, terdapat berbagai indikator untuk dijadikan patokan bagi BNI agar Internet banking dapat terlaksana. Faktor-faktor pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan intemet banking seperti SDM, faktor teknologi telah dimiliki BNI pada dasamya, namun perlu ada pengembangan lebih lanjut untuk dapat: membuka transaksi intemet banking. Hasil analisis. lain menunjukkan bahwa BNI memiliki peluang dalam trend bisnis mendatang yang mengarah kepada kondisi e-commerce. Namun BNI juga harus berhati-hati dalam persaingan dan kompetisi antar bank untuk dapat memberikan layanan Internet banking yang lain daripada yang lain agar nasabah dapat memilih layanan internet banking BNI dibandingkan dengan layanan internet banking bank lain.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membuka layanan internet banking adalah analisis dari pasar domestik dan pasar intemasional yang dapat dimasuki oleh BNI. Pada pasar domestik, BNI hares mampu bersaing dengan bank-bank lokal yang sudah tebih dulu memiliki layanan ini. Sedangkan pada pasar luar negeri, BNI mungkin baru mampu membuka transaksi yang merupakan perluasan dari transaksi luar negeri BNI di cabang-cabang koresponden. Namun pada intinya hal-hal tersebut memberikan peluang bagi BNI dalam perluasan pasarnya.
Masalah hukum juga harus diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang dapat merugikan salah satu pihak sehingga antara pihak bank dan nasabah memiliki kepastian hukum dan leluasa melaksanakan transaksi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah perlunya pertimbangan bagi BNI mengenai baik buruknya BNI membuka layanan Internet banking. Dengan adanya kemampuan dan kesempatan BN1 yang ada, maka tidak ada salahnya BNI membuka layanan infemet banking ini dan menjadi salah satu pemain dalam dunia perbankan dalam meningkatkan pelayanan serta kepuasan nasabah. Namun apabila BNI tidak membuka layanan ini, tentunya efek yang diterima dalam jangka waktu ke depan adalah BNI tidak dapat mengakomodir keutuhan nasabah sehingga akan berdampak pada penurunan loyalitas nasabah."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ferry Firmansyah
"Krisis moneter yang mulai merebak pada bulan Juli 1997 ditambah suasana chaotic menjelang dan sesudah lengsernya mantan Presiden Soeharto, mengakibatkan business confidence hilang sehingga terjadi capital flight, devaluasi nilai rupiah yang besar, tingginya tingkat suku bunga, melonjaknya tingkat inflasi, resesi ekonomi di dalam negeri, ditambah rush akibat krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menimbulkan dampak yang berat, sehingga krisis perbankanpun tidak dapat dihindari. Tindakan pemerintah untuk membenahi sektor perbankan nasional yang terpuruk adalah melalui restrukturisasi dengan alternatif penggabungan (merger). Dalam penelitian ini mengambil studi kasus merger empat bank pemerintah yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri (persero).
Hasil analisa berdasarkan pendekatan organisasi industri untuk menentukan kondisi persaingan berdasarkan tingkat konsentrasi CR4 dan HHI, kemudian berdasarkan penggunaan alat analisa keuangan untuk menentukan kinerja dilihat dari aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi, disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (persero) tampil sebagai bank besar kepercayaan masyarakat dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan industri perbankan Indonesia pasta krisis yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan kondisi persaingan sebelum krisis. Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah Bank Mandiri belum mampu menjalankan fungsi intermediasi perbankan dan belum mampu menghasilkan kinerja maksimal dengan kategori sangat bagus.
Hasil analisa terhadap Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan BI No.2/23/PBI/2000 tentang Fit & Proper Test, dan No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, telah menunjukan upaya pemerintah untuk benar-benar mewujudkan perbankan yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan publik di tengah perekonomian yang semakin komplek dan berkembang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kama Abdul Hakam
"Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) didirikan berdasarkan keputusan Presiden R.I. No. 27 tahun 1998 tanggal 26 Januari 1998 bertujuan untuk menyehatkan perbankan melalui kebijakan restrukturisasi, menyelesaikan kredit bermasalah dan mengupayakan pengembalian hutang negara yang tersalur di sektor perbankan. BPPN dengan kewenangannya yang besar yaitu memiliki sifat lex specialis (berlaku aturan khusus) telah menjalankan program restrukturisasi terhadap bank-bank yang telah direkapitalisasi dengan obligasi pemerintah. Restrukturisasi yang dimaksudkan untuk menyehatkan perbankan nasional tersebut dilakukan dengan memelihara dan merestrukturisasi asset yang dialihkan dan kewajiban dari bank-bank; mengkonsolidasikan dan menggabungkan (merger) atau menjual saham bank yang diambil alih; dan merekapitalisasi bank. Biaya penyehatan perbankan nasional tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 794,96 trilyun. Penilaian kinerja perbankan Indonesia dalam pengelolaan restrukturisasi oleh BPPN yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sebagian tolak ukur CAMELS (capital, asset quality, management, equity, liquidity dan sensitivity to market risks) dengan Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komposit Bank Umum sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tahun 2004 berada pada peringkat 2 (dua) dengan nilai 35,71. Angka ini menunjukkan bahwa perbankan nasional dalam pengelolaan restrukturisai BPPN tahun 1999-2003 tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan, namun mempunyai kelemahan-kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simandjuntak, Rohana Dumaria
"Penulisan karya akhir ini mengulas tentang pelatihan produk Reksa Dana Mandiri Investa pada saat terjadi redemption besar-besaran sejak Februari sampai dengan Juli 2005 dan pembelajaran apa yang dapat diambil dari kasus redemption ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada pihak manajemen Bank mandiri mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan apabila hal yang sama terjadi di masa yang akan datang.
Melalui penrlitian ini terdapat 2 (dua) pokok masalah yang dibahas yaitu (1) koordinasi dalam kegiatan pernasaran Reksa Dana Mandiri Investa dan (2) proses pelatihan produk Ref:sa Dana Mandiri Investa.
Dalam kasus redemption Reksa Dana Mandiri Investa ini, yang terjadi adalah kurangnya koordinasi antara pemilik produk yaitu dalam hal ini Invesment Product Department dengan ujung tombak pemasaran yaitu para frontliner di Cabang. Selain itu, juga tidak tersosialisasinya dengan baik produk terbaru yang telah dihasilkan sejak Oktober 2004 yaitu dalam hal ini 3 (tiga) jenis produk Reksa Dana lainnya yang terdiri dari Reksa Dana Pasar Lang, Reksa Dana Sahara dan Reksa Dana Campuran.
Proses pelatihan produk ini sangat panting karena berfungsi untuk memberikan informasi terkini tentang produk Reksa Dana yang ditawarkan oleh dank Mandiri. Apabila pelatihan ini berjalan baik, pada saat suku bunga SBI mulai merambat naik, para pemodal berdasarkan informasi dari frontliner bisa mengalihkan investasinya dari Reksa Dana Pendapatan Tetap ke jenis Reksa Dana lainnya sehingga kerugian dari para pemodal bisa diminimalisir dark redemption besar-besaran sebagaimana yang terjadi selama periode Februari sampai dengan April 2005 tersebut bisa diminimalisir."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>