Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farrelly, Lorraine
Chichester: Wiley-Academy, 2003
725.71 FAR b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlis Ibnu Rusdi
"Dalam bisnis perusahaan ritel, selain aliran fisik barang dari produsen, distributor, pengirim, dan pembeli, aliran informasi juga penting artinya di setiap tahap supply chain. Gangguan pada aliran fisik dan aliran informasi akan menghambat kelancaran operasi pada supply chain dan umumnya akan menyebabkan penambahan biaya overhead yang berarti. Dengan kondisi persaingan pasar yang semakin ketat, pihak manajemen suatu perusahaan tidak dapat mengabaikan metode-metode ekonomi yang ada untuk meningkatkan kemampuan perusahaan mereka dalam mengelola informasi. Estimasi sebelumnya menunjukkan bahwa 70% data yang diinputkan ke komputer merupakan hasil output dari komputer. Dari estimasi juga diperkirakan bahwa pengolahan secara elektronik hanya membutuhkan biaya sepersepuluh daripada dengan menggunakan kertas. EDI-barcode merupakan suatu cara baru yang efisien dalam mengelola dokumen dan informasi bisnis. Electronic Data Interchange berkembang seiring dengan perkembangan komputasi dan komunikasi. Faktor pertumbuhan EDI lainnya didorong oleh persaingan dan dinamika pasar. EDI digunakan sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Manfaat EDI bagi suatu perusahaan tergantung pada mengapa dan bagaimana EDI diimplementasikan. Aplikasi EDI mulanya dikonsentrasikan pada efisiensi perusahaan dengan meningkatkan aliran data dan mengurangi error. EDI menghilangkan kebutuhan re-entri data ulang dari dokumen kertas serta mengurangi kesalahan entri oleh manusia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Berens, Carol
New York: Mcgraw-Hill, 1997
728.5 BER h (1);728.5 BER h (2);728.5 BER h (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdan
"ABSTRAK
Karakteristik prinsip sistem multiprosesor yaim kemampuan masing-masing prosesor untuk mengakses (share) sebuah memori utama. Kemarnpuan pengaksesan berlangsung sedemikian rupa, sehingga interkoneksi antara modul-modul proscsor dan memori texjadi. Untuk kemampuan ini diperguuakan metode switching yang berkemampuan menyediakan pencabangan secara logika antara prosesor dengan memoxi., seperti cross-bar swirch yang membentuk jaringan interkoneksi multiprosesor cross-bar.
Unjuk kerja jaringan interkoneksi multiprosesor dimnjukkan oleh lebarpita (bandwidth), probabilitas penerimaan Qvrobabilizy acceptance), utilitas prosesor (ulility), dan faktor harga efektif (cost factor). Sedangkan fhktor yang mempengamhi unjuk kelja sistem yaitu jumlah prosesor, jumlah memori, dan laju requesr.
Dalam Tugas Akhir ini dilakukan analisa dan simulasi unjuk kenja jaringan interkoneksi yang menggxmakan cros.s'~bar. Analisa dilakukan dengan memberikan model-model matematik yang memungkillkan mewakili unjuk ke1ja kedua sistem, sedangkan simulasi dilakukan dengan mencontoh keadaan sistem yang sesungguhnya.

"
1996
S38758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drinker, Henry S.
New York: Columbia University Press, 1965
174.3 DRI l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lawson, Fred
London: Architectural Press , 1976
728.5 LAW h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herriott, Luke
Massachusetts: Rockport publishers, Inc., 2009
R 741.6 HER o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Arria Wibowo
"Spreader bar pada pesawat amfibi merupakan sebuah komponen struktur yang bertujuan untuk memastikan floater pesawat amfibi tidak terpisah selama beroperasi diatas air. Komponen ini menerima pembebanan yang besar pada saat tahap take-off dan landing pesawat amfibi di air. Oleh karena itu, diperlukan desain yang aman dan kuat agar pengoperasian pesawat amfibi dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, pembuatan komponen spreader bar yang ringan karena berat pesawat merupakan hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dimensi dan ukuran profil spreader bar yang optimum pada 6 bentuk profil, yaitu profil elips, lingkaran, persegi panjang, I, H, dan U. Penelitian dilakukan dengan perhitungan margin of safety pada pembebanan tensi dan kompresi. Nilai margin of safety yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi perangkat lunak MSC Patran dan Nastran. Hasil penelitian menunjukan bahwa keenam jenis profil dapat didesain menjadi profil spreader bar yang aman dan kuat. Selain itu, didpatkan juga spreader bar yang memiliki desain paling optimal adalah spreader bar yang memiliki profil lingkaran.

The seaplane spreader bar is a structural component that is used to ensure that the floater of a seaplane does not separate while operating on water. This component receives a large load during the take-off and landing stages of seaplanes in water. Therefore, a safe and robust design is needed so that the operations of seaplanes can run smoothly. In addition, the manufacture of light spreader bar components due to the weight of the aircraft is important. This study aims to find the optimum dimensions and sizes for 6 spreader bar profile shapes, namely elliptical, circular, rectangular, I, H, and U profiles. The research was carried out by calculating the margin of safety in tension and compression loading. The resulting margin of safety value is then compared with the MSC Patran and Nastran software simulation results. The results showed that the six types of profiles can be designed into a safety and strong spreader bar profile. In addition, the spreader bar that has the most optimal design is the one with a circular profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Dikdaya
"Dunia perbankan di Indonesia mulai semarak setelah pemerintah melancarkan serangkaian kebijaksanaan deregulasi diantaranya yang sangat berpengaruh adalah paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 (pakto 88). Hal ini sejalan dengan harapan oleh pemerintah yang bertujuan mengerahkan dana masyarakat dengan jalan membuka kesempatan untuk didirikannya bank-bank baru. Nampaknya usaha pemerintah ini berhasil terbukti dengan makin menjamurnya jumlah kantor bank maupun bank-bank baru.
Inilah perkembangan yang diharapkan, tetapi perkembangan baru ini juga dinikmati oleh orang-orang yang berniat jahat dengan jalan memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada. Hal ini bisa dilihat pada angka kejahatan di bidang perbankan yang dicatat dan ditangani polisi. Baik secara kuantitas dan kualitas meningkat. Meningkatnya kejahatan di bidang perbankan merupakan tantangan baru baik bagi aparat penegak hukum, lebih-lebih lagi para pengusaha bank. Betapa tidak karena bank sebagai perusahaan jasa yang mengandalkan serta menggantungkan kepercayaan masyarakat (nasabah), maka jaminan terhadap keamanannya sangat penting.
Dari seluruh kasus yang pernah terjadi kejahatan yang dilakukan oleh oknum pejabat atau pimpinan pada umumnya menimbulkan kerugian yang tinggi, coritohnya adalah kasus Bank Perkembangan Asia (BPA), Bank Duta dan Bank Umum Majapahit Jaya (BUMJ). Kasus PT. BAR bermula pada perbuatan yang dilakukan oleh komisaris, Direktur Kredit, Direktur Operasional yang menyebabkan PT. BAR dilikuidasi oleh Menteri keuangan Tanggal 1 Nopember 1997 sehingga esoknya bank inidinyatakan ditutup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh- pimpinan PT. BAR dan dibantu teman-temannya. Modus operandi kejahatan yang dilakukan adalah memberikan kredit memberikan batas yang telah ditentukan. Oleh Undang-undang Perbankan yaitu 10% dari modal bank kepada debitur terkait dan 24% dari modal bank untuk debitur tidak terkait.
Tindak kejahatan yang dilakukan oleh HENRY LIEM dkk. ini tergolong white collar crime yaitu kejahatan yang dilakukan oleh orang berstatus sosial tinggi dalam lingkup jabatannya. White collar crime merupakan kejahatan berdimensi baru dalam arti berbeda dengan kejahatan tradisional. Perbedaan tersebut misalnya dalam hal modus operandi, pelaku, tiadanya penggunaan kekerasan, aspek kerugian dan lainnya yang pada intinya lebih merugikan dan canggih dari pada kejahatan tradisional (perampokan, pencurian, penodongan dan sebaginya). White Collar Crime dalam perbankan seringkali sulit dibuktikan dan kalu terbukti membutuhkan waktu relatif lama, karena dilakukan dalam tugas operasional sehari-hari.
Di dalam kasus PT BAR kerugian yang ditimbulkan adalah sebesar Rp 110.660.000.000,- Dilihat dari modus operandinya kasus ini dengan melebihi Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang telah melebihi modal disetor pemilik bank tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriminatif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang berusaha merinci suatu fenomena secara mendalam melalui wawancara dengan nara sumber dan meneliti Berita Acara Pemeriksaan.
Penelitian ini ditandai oleh suatu usaha menggambarkan kenyataan atau kasus empiric, informasi-informasi yang didapat baik melalui studi kepustakaan, studi lapangan dan wawancara terhadap nara sumber yang kemudian data-data tersebut diolah sehingga dapat menjawab permasalahan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>