Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Mukti Wuri
"ABSTRAK
Fokus pembahasan pada tesis ini adalah strategi aktivisme yang dilakukan melalui
media sosial Instagram oleh @effyourbeautystandards dan
@healthyisthenewskinny sebagai akun kolektif, serta @simonemariposa dan
@yourstruelymelly sebagai akun personal dalam mengampanyekan citra tubuh
positif pada media sosial Instagram dan pemaknaannya oleh pengguna Instagram.
Kampanye citra tubuh positif berupaya melawan wacana kecantikan dominan
karena meningkatnya jumlah perempuan yang menginternalisasi standar
kecantikan dominan lewat peran media tradisional dan media sosial. Dengan
memakai metode netnografi dan analisis tekstual, penelitian ini memperlihatkan
pengaruh bentuk akun Instagram kolektif dan personal terhadap strategi
aktivisme, serta keberpihakan keempat akun tersebut terhadap isu-isu yang ada di
dalam diskusi citra tubuh positif. Selain itu, dalam penelitian ini juga dipaparkan
pengaruh interpretasi pengguna Instagram terhadap bentuk aktivisme keempat
akun. Penelitian ini juga membuktikan bahwa Instagram dapat menjadi ruang
kontestasi wacana untuk menentang wacana kecantikan dominan.

ABSTRACT
This thesis focus on the activism strategies conyeved by @effyourbeautystandards
& @healthyisthenewskinny as collective accounts, and @simonemariposa &
@yourstruelymelly as personal accounts in positive body image campain through
social media Instagram and its interpretation by Instagram users. The main
purpose of positive body image campaign is to challenge the dominant beauty
standards, which is disseminated through traditional and social media, as it is
caused health and body image distortion amongst women. Using netnography and
textual analysis as research methods, this research reveals the impacts of
Instagram account?s type to activism strategies, and the position of
aforementioned accounts in the discussion of positive body image?s issues.
Furthermore, this research also denotes how interpretation from Instagram users
affected the type of activism of aforementioned accounts. This research also
proves that Instagram is transformed into a space for contesting dominant beauty
discourse."
2017
T47067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradina Dillafiesta Sekarningtyas
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai pergeseran makna kecantikan di kalangan perempuan muda di era berkembangnya media baru di Indonesia. Penulis berangkat dari studi sebelumnya yaitu dimana nilai-nilai kecantikan yang dibentuk lebih difokuskan pada postur tubuh perempuan secara keseluruhan. Berbeda dengan studi sebelumnya, artikel ini melihat bahwa makna kecantikan yang dibentuk dalam konteks media baru telah memfokuskan perhatiannya pada bentuk dan tampilan wajah seperti yang digambarkan oleh beauty vlogger. Penulis beragumen bahwa pada masyarakat digital, realita kecantikan yang direpresentasikan oleh beauty vlogger telah menguatkan pemaknaan remaja akan tren kecantikan pada tampilan wajah dan berimplikasi pada munculnya representasi diri secara online. Hasil analisis menunjukan bahwa makna kecantikan yang dibangun oleh beauty vlogger terhadap tubuh telah menghadirkan: kecantikan sebagai ldquo;simbol rdquo; dan kecantikan sebagai ldquo;agen rdquo;. Proses dari pemaknaan kecantikan tersebut, kemudian direpresentasikan melalui selfies, caption dan pemberian filter pada foto yang dibagikan di media sosial. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam kepada delapan remaja perempuan yang berusia 17-24 tahun dan menjadi viewers beauty vlogger.

ABSTRACT
This article discusses the shifting meaning of beauty among young women in the era of the development of new media in Indonesia. The author sets out from previous studies where the values ??of beauty that is formed more focused on the shape of the female body as a whole. In contrast to previous studies, this article sees that the meaning of beauty shaped in the context of new media has focused its attention on the shape and appearance of faces as portrayed by beauty vloggers. The authors argue that in the digital community, the beauty reality represented by beauty vlogger has reinforced the adolescent meaning of beauty trends in facial appearance and has implications for the emergence of self-representation online. The results of the analysis show that the beauty meaning built by beauty vlogger against the body has presented: beauty as symbol and beauty as agent . The process of the meaning of beauty, then represented through selfies, captions and filtering on photos that are shared on social media. This article uses a qualitative approach with observation techniques and in-depth interviews to eight girls aged 17-24 years old and become beauty vlogger rsquo;s viewers."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Prijanka
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pemaknaan perempuan novelis mengenai kecantikan dalam karyanya. Sumber data yang digunakan yaitu empat essai dalam novel Si Parasit Lajang terdiri atas esai berjudul Klinik THT (Telinga, Hidung dan Tetek); Barbie, Barbie Barbie; dan Keputihan sedangkan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang yaitu esai berjudul Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe analisis semiotika. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara denotatif, konstruksi kecantikan dalam novel tidak berbeda dengan yang direpresentasikan dalam media massa (iklan, film, dll) yakni disimbolisasikan dengan Barbie, tubuh tinggi, putih, langsing meskipun teks tersebut ditulis perempuan novelis yang tergolong sastra wangi (feminis). Makna konotasi menunjukan bahwa kecantikan dinilai dari segi fisik seperti tinggi, putih, langsing yang merujuk pada kemampuan finansial karena mampu mereparasi tubuh. Makna konotasi juga menunjukkan bahwa perempuan novelis mengkonstruksikan kecantikan sejalan dengan nilai dominan, walaupun masih menawarkan nilai kecantikan alternatif (non-fisik). Mitos menunjukan makna bahwa kecantikan perempuan melalui berbagai macam bentuk reparasi tubuh dianggap berdosa dan konsumtif karena masyarakat masih mempercayai penilaian kecantikan sebagai kodrat. Kecantikan fisik diungkapkan novelis lebih banyak dimaknai sebagai cara utama dalam menilai kecantikan dibandingkan penilaian kecantikan non-fisik. Konstruksi novelis mengenai kecantikan dalam novel sejalan dengan pemaknaan novelis tentang kecantikan. Novelis menilai bahwa perempuan memiliki hak untuk dapat membentuk kecantikan sesuai dengan keinginannya melalui reparasi tubuh, baik operasi plastik atau pun bersolek.

This study aimed to find out the meaning of beauty according to female novelist in her work. The primary data are four essays in Si Parasit Lajang: Klinik THT (Telinga, Hidung dan Tetek); Barbie, Barbie Barbie; and Keputihan, meanwhile in novel Pengakuan Eks Parasit Lajang the essay titled Nilai. This study is using a qualitative approach with semiotic analysis. The results showed that the denotation meaning of beauty in the text as drafted in the mass media that show the symbol on the Barbie beauty, skin whitening products, body repair to beauty contests like Miss Universe and model. Connotations shows that in terms of physical beauty assessed as high, white, slim which refers to financial ability. Myth indicates meaning that the beauty of women through various forms of reparation and consumptive body is considered sinful because people still trust the judgment of beauty as God’s will, nature, even gift. Novelist considered that physical beauty is more considered to represent the beauty than nonphysical. Construction novelist of beauty in the novel is the same as her meanings. Novelist sees that a woman have the right to be able to develop beauty according to their desires; through body repair and good plastic surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jena Sinanda
"Perempuan rentan diposisikan sebagai objek yang dinilai berdasarkan bentuk tubuh dan penampilannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya wacana objektifikasi terhadap perempuan. Wacana tersebut terdapat pada salah satu film Indonesia yang disutradarai oleh Ernest Prakasa, yaitu film Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019) yang menjadi korpus penelitian ini. Pemosisian perempuan sebagai objek di dalam film memicu perlawanan perempuan untuk terlepas dari praktik objektifikasi. Dengan menggunakan teori sinema Bordwell dan Thompson, teori objektifikasi Nussbaum, dan kritik feminis Bartky, penelitian ini berusaha membongkar struktur film dan menganalisis praktik objektifikasi serta upaya pendisiplinan tubuh perempuan di dalam film. Selanjutnya, konsep new femininity Taylor digunakan untuk menganalisis strategi perempuan yang dihadirkan di dalam film. Penelitian ini menemukan bahwa film ini berusaha menampilkan pandangan kritis terhadap objektifikasi perempuan dengan menampilkan perlawanan terhadap konstruksi tubuh ideal. Perlawanan dihadirkan melalui kesadaran perempuan sebagai seorang subjek dan menampilkan feminitas sebagai bentuk ekspresi diri, bukan sebagai hasil konstruksi kecantikan yang berlaku.

Women are vulnerably positioned as objects that are judged based on their body shape and appearance. This has led to the formation of a discourse of objectification toward women. This discourse is contained in one of the Indonesian films directed by Ernest Prakasa, Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan (2019). The film is the corpus of this research. The positioning of women as objects in the film triggers women's resistance to being separated from the practice of objectification. By using Bordwell and Thompson's theory of cinema, Nussbaum's theory of objectification, and Bartky's feminist critique, this study tries to uncover the film’s structure and analyze the practice of objectification and efforts to discipline the female body in films. Furthermore, Taylor's new femininity concept is used to analyze the strategies of women presented in the film. The study found that this film attempts to present a critical view of the objectification of women by showing resistance to the ideal body’s construction. Resistance is presented through the awareness of women as a subject and shows femininity as a form of self-expression, not because of the existing beauty construction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Narita Pratiwi
"Instagram sebagai salah satu media sosial berbasis visual berkontribusi dalam membentuk konstruksi kecantikan di era digital melalui fitur filter yang ada pada Instagram story. Penelitian ini menganalisis penggunaan filter kecantikan yang digunakan pada Instagram story untuk melihat pengaruhnya dalam mengonstruksi kecantikan dan menjadi media pengawasan bagi perempuan di era digital. Berdasarkan hasil survei terhadap 125 responden, ditemukan dua filter terfavorit yang menjadi sumber data utama dalam penelitian ini. Filter kecantikan yang digemari adalah filter yang memberikan tampilan natural yang tidak terlalu memberikan kesan bahwa wajah telah difilter sehingga dipercaya sebagai wajah asli penggunanya. FGD dipilih untuk menggali lebih lanjut mengenai penggunaan filter oleh 10 orang peserta. Hasil analisis menunjukkan bahwa filter dapat membuat kulit terlihat lebih halus, cerah, dan bening seperti tanpa cela. Penggunaan filter menunjukkan bahwa filter kecantikan dianggap sangat membantu menambah rasa percaya diri karena filter membuat tampilan wajah penggunanya menjadi lebih baik. Perasaan lebih baik ini didasarkan pada objektifikasi diri yang menilai tampilan diri maupun orang lain untuk saling membandingkan. Dapat disimpulkan bahwa filter memberikan efek pengawasan bagi penggunanya yang mendisiplinkan tampilan perempuan di media sosial.

Instagram as one of the visual social media contributes in shaping the construction of beauty in the digital era through its features, filter in Instagram story. This study analyzes the use of beauty filters used in Instagram story to see their influence in constructing beauty and being a surveillance media for women in the digital era. Based on the results of a survey of 125 respondents, it was found that the two most favorite filters that become the main data sources in this study. The favorite beauty filter is a filter that gives a natural look that doesn't give the impression that the face has been filtered so that it is believed to be the user's real face. The FGD was chosen to explore more about the use of filters by 10 participants. The results of the analysis show that the filter can make the skin look smoother, brighter, clearer, and flawless. The use of filters shows that beauty filters are considered very helpful in increasing self-confidence because filters make the user's face look better. This feeling of being better is based on a self objectification that jugdes the appearance of oneself and others to compare with each other. It could be concluded that the filter provides a surveillance effect for its users who discipline the appearance of women on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library