Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Asniati Djaali
Abstrak :
Salah satu penyebab utama angka kematian bayi yang tinggi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (berat badan lahir rendah). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sekitar 40,7% kematian bayi disebabkan oleh berat lahir rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubungan dengan kecukupan masa kehamilan. Angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi berat lahir menggunakan data rekam medis RSUD Pasar Rebo. Studi ini menggunakan desain krosseksional dan data retrospektif rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo, Sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/ numerik. Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat lahir berdistribusi normal dengan rata-rata sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,65 gram. Tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut berkontribusi pada berat lahir dan tingkat pendidikan berkontribusi paling besar.
Of the main causes of high infant mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight/LBW). Base on data from Indonesian Hospital Statistic in 2005 =, as much as 40,7% baby?s death was caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problem related with term of pregnancy. Base on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%.This study is aimed to know the factors that influence infant birth weight as observed from medical record in Pasar Rebo Public General Hospital, Jakarta, and to identify what factor influence most in predicting infant birth weight. A cross-sectional study was designed using retrospective data of hospital medical record. The population of this study was all mothers who gave birth in this hospital, had complete registration and data containing variables observed, such as infant birth weight, and at least performed antenatal care visit in the first trimester. Simple random sampling was administered. The amount of samples were obtained using correlation coefficient hypothesis testing sample size formula with continuous variable. Data processing and analysis showed that infant birth weight are distributed normally with mean 3126.6 grams and 453.655 grams standard deviation. Further analysis showed that educational level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy were significantly related with infant birth weight. Using double linear regression analysis, those three variables contributed in predicting infant birth weight, where the educational level contributed most.
Jakarta: Kopertis Wilayah III Jakarta Akademi Kebidanan Suluh Bangsa, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mamak Zudi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian bayi berat lahir rendah di RSPAD Gatot Subroto, untuk masukan pada program pelayanan medik Departemen Ilmu Kesehatan Anak khususnya, RSPAD Gatot Soebroto umumnya dalam rangka pelayanan terhadap kesehatan ibu dan anak sebaik mungkin. Dari hasil analisis regresi ganda yang disesuaikan dengan kerangka konsep penelitian tampak : pendidikan ibu, umur kehamilan, berat badan ibu, tinggi badan ibu, parasitas ibu, jenis kelamin dan berat plasenta bayi terbukti berpengaruh pada berat bayi waktu dilahirkan. Sedangkan faktir kadar Hb ibu, umur ibu dan kepangkatan orang tua tidak berhubungan. Faktor penyakit selama kehamilan dan komplikasi kehamilan, kebiasaan merokok selama kehamilan, pengalaman abortus dan pengalaman melahirkan bayi mati tidak dilakukan analisis lebih lanjut karena keadaan responden yang homogen. Dengan analisis regresi ganda terbukti faktor-faktor yang diteliti berpengaruh pada berat bayi waktu lahir sebesar 36 persen, sedangkan khusus pada kejadian BBLR pengaruhnya sebesar 44 persen. Faktor yang paling berpengaruh pada kejadian BBLR dalam penelitian ini ialah umur kehamilan ibu.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Suraya
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk menurunkan kematian balita 30 % dalam Millenium Development Goal tahun 2015, ketahanan bayi neonatal perlu ditingkatkan . Terutama ketahanan hidup BBLR. Di Indonesia, terdapat 72,4 % bayi dengan berat < 2500 gram meninggal pada masa neonatal. Salah satu usaha meningkatkan ketahanan bayi tersebut adalah dengan melakukan intervensi pasca melahirkan, menyegarakan waktu disusui. Mengingat pentingnya peningkatan ketahanan hidup BBLR melalui waktu disusui pertama, penelitian ini dilakukan. Penelitian melihat peranan waktu disusui pertama kali terhadap ketahanan hidup BBLR pada masa 28 hari setelah kelahiran. Jika meninggal dalam kurun waktu tersebut, maka bayi dianggap gagal bertahan. Penelitian menggunakan data SDKI 2002-2003 dan 2007. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Analisis hubungan tersebut menggunakan teknik analisis survival . Setelah dikontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR yang disusui pertama kali < 1 hari tidak memiliki hubungan signifikan dengan ketahanan hidup BBLR, melalui pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Dengan demikian, waktu disusui pertama kali perlu disesuaikan dengan kesiapan BBLR sehingga mendapatkan hasil yang optimal.
Abstract
To reduce child under five mortality until 30 % in Millenium Development Goal 2015, newborn survival must be increased, especially low birth weight newborn survival. There is 72,4 % low birth weight died around 28 days after their birth. And early breastfeeding is one of many intervention after birth. Based on that reason, we conduct this study to know effect early breastfeeding on newborn survival. Study will use Indonesia Demographic Health Survey 2002-2003 and 2007 with retrospective kohort as design study. This study will use survival analysis technique and control other variabels come from baby (gender and preterm birth) , mother (parity, birth interval, age, abortion, and complication) , health facility (ante natal care, assitance delivery, palce of birth, delivery mode, exclusive breastfeeding, and post natal care visit), and their social economic (wealth, mother?s education, and residence). This study show early breastfeeding doesnt have association with low birth weight newborn survival with pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Therefore, early breastfeeding must be well prepared to get an optimal outcome.
2012
T31744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irlina Raswanti Irawan
Abstrak :
Perkembangan kognitif merupakan kunci utama yang memberikan sumbangan pada kemampuan belajar di masa depan, kualitas sumber daya tenaga kerja, dan kemampuan seseorang secara keseluruhan. Umumnya anak dengan BBLR (berat badan lahir rendah) memiliki tingkat perkembangan yang lebih rendah dibandingkan anak dengan berat lahir normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif pada anak usia dibawah dua tahun (3-23 bulan). Penelitian ini menggunakan desain studi kohor prospektif. Populasi penelitian ini adalah anak baduta beserta ibunya yang menjadi sampel penelitian kohor tumbuh kembang anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil keseluruhan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan 278 responden. Sebagian besar baduta (51,8%) memiliki perkembangan kognitif yang optimal dan sebagian besar juga memiliki berat lahir ≥ 3100 gram (58,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif pada baduta 3-23 bulan dengan nilai p= 0,01 (RR 1,36; 95% CI: 1,06-1,73). Berdasarkan hasil analisis stratifikasi, variabel lain yang diduga turut memberikan pengaruh dalam hubungan antara berat lahir dengan perkembangan kognitif adalah pertumbuhan baduta berdasarkan kurva PB/U dengan nilai p=0,05 (RR 1,36; 95% CI: 1,05-1,75) dan status gizi ibu sebelum hamil p<0,05 (RR 1,42; 95% CI: 1,1-1,83). Berdasarkan hal ini, disarankan kepada para orangtua terutama ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang anak antara lain dengan cara mengunjungi posyandu atau fasilitas kesehatan agar dapat mendeteksi adanya gangguan pada tumbuh kembang anak secara dini. Selain itu juga, dengan mempersiapkan kondisi tubuh dengan baik terutama bila merencanakan kehamilan dengan berkonsultasi tenaga kesehatan yang berkompeten. ...... Cognitive development is a key factor contributing to the ability to learn in the future, the quality of labor resources, and the ability of a person as a whole. Generally, children with low birth weight (LBW) have a lower level of development than children with normal birth weight. The purpose of this study was to determine the relationship between birth weight with cognitive development in children under two years of age (3-23 months). This study used a prospective cohort study design. The study population was under two years old children and their mother which is the sample of child development cohort study. Sampling was done by taking the overall sample who meet the inclusion and exclusion criteria to obtain 278 respondents. Most under two year child (51.8%) had optimal cognitive development, and most also have a birth weight ≥ 3100 g (58.6%). The results showed a significant relationship between birth weight with cognitive development in under two years child (3-23 months) with a value of p = 0.01 (RR 1.36; 95% CI: 1.06 to 1.73). Based on the analysis of stratification, another variable that is thought to contribute to give effect in the relationship between birth weight with cognitive development is the growth curve of under two years child based on length/age with p = 0.05 (RR 1.36; 95% CI: 1.05 to 1 , 75) and the nutritional status of the mother before pregnancy p <0.05 (RR 1.42; 95% CI: 1.1 to 1.83). Based on this, it is suggested to parents, especially mothers to pay attention to child growth and development, among others by visiting the neighborhood health center or health facilities in order to detect any disturbance in early child development. In addition, by preparing with good body condition, especially when planning a pregnancy to consult a competent health personnel.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
Abstrak :
Pendahuluan. Indonesia merupakan negara yang masih banyak layanan kesehatannya terletak di daerah perifer dengan fasilitas minim dan jarang memiliki tenaga ahli untuk memprediksi berat bayi saat dilahirkan. Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kriteria inklusi ibu melahirkan anak terakhir, bayi lahir hidup, dan bayi tunggal, didapatkan sampel sebanyak 23.689. Hasil. Variabel yang menjadi faktor risiko kejadian BBLR adalah usia kehamilan (POR 2,01), umur (POR 1,28), paritas (POR 1,56), tinggi ibu (POR 1,48), komplikasi (POR 1,46). Analisis ROC didapatkan area under curve untuk mengidentifikasi kejadian BBLR sebesar 0,602. Nilai titik potong untuk skoring prediksi 4 dan sensitivitas 59,8%. Kesimpulan. Usia kehamilan, umur, paritas, tinggi ibu, dan komplikasi merupakan faktor risiko dan dapat digunakan untuk memprediksi bayi yang akan dilahirkan berisiko BBLR.
Introduction. Indonesia is a country that still many health services located in peripheral areas with minimal facilities and rarely have experts to predict the weight of the baby at birth. Methods. This study using cross sectional study design. The inclusion criteria maternal last child, a baby was born alive, and a single baby, obtained a sample of 23.689. Results. Variables are a risk factor for LBW is gestational age (POR 2,01), age (POR 1,28), parity (POR 1,56), maternal height (POR 1,48) and complications (POR 1,46). ROC analysis obtained an area under the curve to identify the LBW of 0,602. Value cut-off point for scoring 4 prediction and sensitivity of 59,8%. Conclusion. Gestational age, age, parity, height, and complications are risk factors and can be used to predict the baby to be born at risk of LBW
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Alifatus Sajida
Abstrak :
Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan di Kota Depok yang angka BBLRnya paling tinggi pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dan determinan BBLR di Kecamatan Pancoran Mas pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan sumber data register kohort ibu yang dikumpulkan oleh Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Depok Jaya, dan Puskesmas Rangkapan Jaya Baru sepanjang tahun 2016 serta data BPS Kota Depok tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa prevalensi BBLR di kecamatan ini adalah sebesar 8,08 . Nilai RR terbesar didapatkan dari variabel usia kurang dari 20 tahun RR: 4,864, 95 CI: 1,72-13,654 , tinggal di Kelurahan Rangkapan Jaya dan Rangkapan Jaya Baru RR: 11,892, 95 CI: 1,552-91,157 , akses terhadap bidan rendah RR: 3,2602, 95 CI: 0,12-0,784 dan melakukan kunjungan antenatal kurang dari empat kali RR: 6,521, 95 CI: 0,401-106,025.
Pancoran Mas sub district has the highest number of low birth weight LBW babies in Depok city on 2014. This research aims to see the distribution and determinant of LBW babies in Pancoran Mas sub district on 2016. This research used retrospective cohort study design using mother rsquo s cohort register collected by Puskesmas Pancoran Mas, Depok Jaya, and Rangkapan Jaya Baru during 2016, and Depok rsquo s Central Bureau of Statistics BPS data on 2016. This research found that the prevalence of LBW in this district is 8,08 . The highest RR values are on mother being pregnant before 20 years old RR 4,864, 95 CI 1,72 13,654 , living in Kelurahan Rangkapan Jaya and Rangkapan Jaya Baru RR 11,892, 95 CI 1,552 91,157 , low access to midwives RR 3,2602, 95 CI 0,12 0,784 , and having antenatal visits less than four times RR 6,521, 95 CI 0,401 106,025.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68607
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Octasila
Abstrak :
[ABSTRAK
Berat lahir merupakan indikator penting perkiraan maturitas dan kemampuan neonatus untuk bisa bertahan, bayi dengan BBLR meningkatkan resiko kematian. Prevalensi BBLR RSU Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan secara signifikan setiap tahunya, tahun 2013 mencapai 14%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kualitas Layanan Antenatal, Status Gizi Dan Pengetahuan Dengan Kelahiran BBLR Di RSU Tangerang Tahun 2015 Desain penelitian yang digunakan kasus kontrol dengan jumlah sampel 73 kasus dan 156 kontrol. Kualitas Layanan Antenatal kurang, meningkatkan kelahiran BBLR 3.7 kali (p=0.02, CI=1,3?10.6) serta kualitas layanan cukup sebesar 2.0 kali (p=0.17, CI= 0.7?5.3) dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan kualitas layanan baik. Status gizi 4.6 kali (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) dibandingkan ibu dengan status gizi baik, setelah dikontrol oleh usia ibu, komplikasi kehamilan, status ekonomi, status anemia, pekerjaan dan riwayat BBLR. Dengan demikian petugas diminta memotivasi ibu untuk melakukan kunjungan minimal 4 kali selama kehamilannya dan memberikan pelayanan standar minimal ?10T?, mampu mendeteksi kelainan tumbuh kembang janin, dengan cara skrining dan manajemen tatalaksana kasus pada ibu dengan status gizi kurang.
ABSTRACT
Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156 controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7 times (p=0.02, CI=1,3?10.6) and twice among women with enoght prenatal care quality (p=0.17, CI= 0.7?5.3), compare to women who get good prenatal care quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus, health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during pregnancy and provide a minimum standard care ?10T?, able to detect abnormalities in fetal development by screening and management cases in women with poor nutritional status;Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156 controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7 times (p=0.02, CI=1,3?10.6) and twice among women with enoght prenatal care quality (p=0.17, CI= 0.7?5.3), compare to women who get good prenatal care quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus, health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during pregnancy and provide a minimum standard care ?10T?, able to detect abnormalities in fetal development by screening and management cases in women with poor nutritional status, Brith weight is an important indicator to estimate maturity and ability of neonatal to survive. Low brith weight increases the risk of death. Prevalence of LBW in RSU Tangerang has Increased significantly each year, in 2013 reach 14%. This studi examine risk LBW by quality of prenatal care and nutritional status in RSU Tangerang in 2015. This is a case-control study with a sample of 73 cases and 156 controls. Women with less prenatal care quality, increasing the LBW baby 3.7 times (p=0.02, CI=1,3–10.6) and twice among women with enoght prenatal care quality (p=0.17, CI= 0.7–5.3), compare to women who get good prenatal care quality. The nutritional status 4.6 times (p=0.01,CI= 2.7 - 11.1) compare women who have good nutritional status, after controlled by maternal age, complications of pregnancy, economic status, anemia status, jobs, and history of LBW. Thus, health workers need to motivate a mother to visit at least 4 times during pregnancy and provide a minimum standard care “10T”, able to detect abnormalities in fetal development by screening and management cases in women with poor nutritional status]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertin Rindawati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Hertin RindawatiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu MPASI dengan Kejadian Stunting pada Bayi di WilayahKerja Puskesmas Katapang Kabupaten Bandung Tahun2017Stunting balita pendek memiliki efek terhadap masa depan anak sepertiberkurangnya tingkat kognitif anak, hambatan dalam peningkatan tinggi badan,kelebihan berat badan atau obesitas di kemudian hari, dan mengurangi hasilkehadiran sekolah sehingga menyebabkan berkurangnya produktifitas pada masadewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan dalamhubungan pemberian MPASI dengan kejadian stunting pada bayi berusia 12 bulandari Januari-April 2017 di wilayah kerja Puskesmas Katapang KabupatenBandung tahun 2017. Rancangan penelitian ini menggunakan desain case controlpada 28 kasus dan 56 kontrol. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017. Datadianalisis dengan uji regresi logistik sederhana untuk melihat hubungan antarvariabel dan uji regresi logistik ganda model prediksi untuk menemukan faktordominan dalam hubungan pemberian MPASI dengan kejadian stunting pada bayi.Hasil penelitian menunjukkan faktor dominan dalam hubungan pemberian MPASIdengan kejadian stunting pada bayi adalah berat lahir bayi p=0,022 OR=5,177dan 95 CI=1,27-21,098 , diare p=0,027 OR=5,226 dan 95 CI=1,206-22,652 ,dan pemberian MPASI p=0,034 OR=3,884 dan 95 CI=1,106-13,649 . Faktordominan dari ketiga variabel tersebut yaitu variabel diare. Variabel diare memilikihubungan paling kuat dengan kejadian stunting pada bayi. Perlu adanya langkahlangkahdalam pencegahan stunting pada bayi dengan cara konseling pemberianasupan gizi optimal pada ibu hamil agar terhindar dari risiko kelahiran BBLR,pencegahan diare berulang pada bayi dan pemberian MPASI yang benar terutamaperbaikan asupan protein pada bayi.Kata Kunci : stunting, berat lahir, diare, pemberian MPASI
ABSTRACT
Name Hertin RindawatiStudy Program Public Health SciencesTitle The Relation of Complementary Feeding with Stunting inInfants at the Territory Work of Katapang Health CenterBandung Regency 2017Stunting has an effect on the child 39 s future such as reduced child 39 s cognitive level,obstacles in height increase, overweight or obesity later in life, and reduced schoolattendance resulting in reduced productivity in adulthood. This study aims todetermine the dominant factor in the relationship of gi with stunting in infantsaged 12 months from January to April 2017 in the work area of the KatapangHealth Center Bandung Regency in 2017. The design of this study used casecontrol design on 28 cases and 56 controls. This study was conducted in May2017. The data were analyzed by simple logistic regression test to see therelationship between variables and multiple logistic regression test predictionmodel to find the dominant factor in the relationship of complementary feedingwith stunting in infants. The results showed that the dominant factor in theassociation of complementary feeding with the incidence of stunting in infantswas birth weight p 0,022 OR 5,177 and 95 CI 1,27 21,098 , diarrhea p 0,027 OR 5,226 and 95 CI 1,206 22,652 , and giving of complementaryfeeding p 0,034 OR 3,884 and 95 CI 1,106 13,649 . The dominantfactors of these three variables are diarrhea which have the strongest relationshipwith the incidence of stunting in infants. Preventing stunting in infants bycounseling the optimal intake of nutrients in pregnant women to avoid the risk oflow birth weight, prevention of recurrent diarrhea in infants and provision ofappropriate complementary feeding, especially the improvement of protein intakein infants are needed.Keywords stunting, birth weight, diarrhea, complementary feeding
2017
T48359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Meiandayati
Abstrak :
Pendahuluan:Wasting merupakan salah satu permasalahan status gizi serius yang dapatmeningkatkan kematian bayi dan balita. Indonesia merupakan negara kontributor wastingke 4 tertinggi di dunia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend wasting1993-2014 dan hubungan berat lahir dengan wasting pada anak usia 0-24 bulan tahun 2014. Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian ini pada IndonesiaFamily Life Survey 1FLS yaitu anak yang berusia 0-24 bulan tahun 2014 sebesar 1476orang. Data dianalisis dengan regresi logistik. Hasil: Trend wasting 1993-2014memperlihatkan sedikit penurunan dari 11,3 1993 menjadi 11,0 2014 dan tidakbermakna secara statistik P value : 0,480. Hubungan berat lahir dengan wasting pada anakusia 0-24 bulan berbeda menurut kepemilikan buku KIA. Setelah dikontrol oleh pemberianASI eksklusif, waktu pemberian MP ASI pertama kali, usia anak, pekerjaan ibu dan statuskemiskinan, anak yang memiliki berat lahir. ...... Introduction Wasting is one of serious nutritional problems that can increase the infantand toddler mortality. Indonesia ranks the 17th country with the highest wasting prevalence 12.1 and the 4th highest contributor in the world. Objectives This study aims to findout the wasting trend in 1993 2014 and the relation between birth weight and wasting inchildren aged 0 24 months. Methods The study design was cross sectional. This studytook samples on Indonesia Family Life Survey 1FLS that were 1476 children aged 0 24months in 2014. Data analysis applied logistic regression. Results The wasting trendrespectively decreased in 2014 to 11,0 from 11,3 in 1993 and the results of statisticalhad not changed significantly Pvalue 0,480 . The relation between birth weight andwasting in children aged 0 24 months was different according to the ownership of motherand child card. After controlled by the provision of exclusive breastfeeding, the first periodof complementary feeding, the child rsquo s age, maternal employment and poverty status, thechildren who had birth weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Victoria
Abstrak :
Berat lahir merupakan salah satu indikator penting tumbuh kembang anak dan juga mencerminkan asupan gizi yang didapatkan janin saat dalam kandungan. Berat lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor kualitas asupan makanan ibu hamil. Tesis ini bertujuan untuk membahas hubungan keragaman makanan ibu hamil dengan berat lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan dan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari studi kohor “Pengaruh Suplementasi Multi-Micronutrient (MMS) terhadap Status Anemia Ibu dan Kualitas Outcome Kehamilan”. Hasil uji statistik regresi linier ganda menemukan bahwa keragaman makanan ibu hamil berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi setelah dikontrol oleh variabel lainnya dalam model (kadar Hb ibu, riwayat melahirkan BBLR, dan interaksi antara keragaman makanan ibu dengan kadar Hb ibu). Peneliti merekomendasikan untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya bagi ibu mengonsumsi makanan beragam selama kehamilan untuk menghasilkan bayi dengan berat lahir yang optimal. ......Birth weight is an important indicator of the child’s growth and also represents the nutritional intake obtained by the fetus during childbirth. Birth weight is influenced by various factors and one of them is the quality of food intake during pregnancy. This thesis focuses on the association between dietary diversity during pregnancy and baby birth weight in the Public Health Centers (Puskesmas Pengasinan and Puskemas Pasir Putih) in Sawangan, Depok. This study is a quantitative study with cross-sectional design using secondary data from the cohort study “Effect of Multi-Micronutrient Supplementation (MMS) on Maternal Anemia Status and Quality of Pregnancy Outcome”. The results of multiple linear regression statistical test found that the maternal dietary diversity during pregnancy was significantly correlated with infant birth weight after controlling for other variables in the model (maternal Hb level, history of giving birth to LBW babies, and interaction between the maternal dietary diversity and maternal Hb level). It is recommended to disseminate information about the importance of a diverse diet during pregnancy to achieve optimal birth weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>