Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riadzul Jannah
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan manusia akan biophilia menjadi suatu hal mutlak dan memerlukan strategi penerapan yang baik demi terpenuhinya kebutuhan manusia secara maksimal, baik secara psikologis maupun fisik. Penerapan biophilia ini disalurkan melalui sebuah perancangan biophilic yang melibatkan unsur-unsur alam khususnya tanaman. Karena keterbatasan ruang dan lahan, desain biophilik juga perlu disesuaikan. Elemen tanaman menjadi penting dalam hal ini karena dapat merespon kebutuhan manusia secara naturalist dan ecologist. Ternyata, strategi dalam desain biophilik yang paling sering dijumpai untuk rumah lahan terbatas ialah low planting yang dapat memberikan manfaat yang maksimal pada lahan yang terbatas dengan penyesuaian dimensi dan tata letak secara horizontal maupun vertikal.
ABSTRACT
The human rsquo s need of biophilia becomes an absolute thing and requires a good strategy for the maximum fulfillment of human needs, both psychologically and physically. The application of biophilia can be implemented through a biophilic design, that involves natural elements especially plant. Due to the limited space, the biophilic design is adjusted. The plant becomes an important element in this case, to respond the biophilia in form of naturalist and ecologist. As result, the most frequent strategy chosen in biophilic design for limited exterior space is using plants through low planting. This low planting can benefit maximally for limited exterior space through adjustment and horizontally and vertically layouts.
2017
S67659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Felly
Abstrak :

Penurunan fungsi kognitif atau daya ingat merupakan salah satu gejala kepikunan. Lansia yang berusia diatas 60 tahun memiliki tingkat resiko yang lebih besar untuk mengidap gangguan kesehatan ini. Pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah biophilic design. Biophilic Design memberikan sebuah strategi desain berkelanjutan (sustainable design) yang melihat hubungan manusia dengan lingkungan alami.  Biophilic Design bertujuan untuk menciptakan habitat yang berbasis hubungan alam, dengan cara mengintegrasikan alam, baik dengan material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam ruang. Biophilic Design mampu mengurangi tingkat stres, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umum (well-being), dan juga meningkatkan fungsi kognitif (daya ingat) dan kreatifitas seseorang (Browning, Ryan, & Clancy, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana biophilic design membantu meningkatkan daya ingat lansia di sebuah sasana tresna werdha. Sasana tresna werdha yang diteliti dalam penelitian ini adalah sasana werdha milik swasta yang berada di Kota Jakarta. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 poin instrumen asesmen biophilic design yang dikembangkan berdasarkan 14 pola Biophilic Design untuk mengidentifikasi keberadaan biophilic design secara kuantitatif. Untuk mengukur daya ingat lansia digunakan tabel Clinical Dementia Rating (CDR) dan Memory Card Games. Pengukuran CDR dilakukan setiap hari dengan melihat perubahan perilaku lansia. Sedangkan, Memory card games dilakukan saat sebelum diterapkan intervensi dan saat tiga kali tahapan masa intervensi. Penelitian ini dilakukan selama 1,5 bulan. Biophilic design mampu mempengaruhi penurunan tingkat demensia pada lansia dengan rentang usia 60-85 tahun yang berada di STW Ria Pembangunan, Cibubur. Penurunan tingkat demensia sebesar 1.00 poin atau 20% pada 61.11% lansia. Biophilic design ini menjadi implementasi yang baik di berbagai jenis bangunan, untuk meningkatkan quality of life manusia, dalam konteks ini adalah daya ingat manusia.

 


The lack of cognitive function or memory is one of the indicator of dementia. Elderly people who are aged in 60 years old or more have bigger risk to suffer from this dementia. One of the design approaches can fulfil this need is biophilic design. Biophilic design gives a sustainable design strategy which seeks the relation between human and natural environment (Degroff & Wood, 2015). The objective of biophilic design is to create a habitat based on the natural relations which integrated the natural systems, either the natural material or natural shapes into the habitat. Biophilic Design can reduce stress, improve health and well-being, and also improve cognitive function (memory) and creativity of human (Browning, Ryan, & Clancy, 2014). This research seeks how biophilic design increase the memory of elderly in the nursing home. The nursing home in this research is located in Jakarta. This research uses 43 instrument points of assessment in Biophilic Design which developed based on Browning’s. et al., 14 patterns of biophilic design to identify the existence of biophilic design quantitatively. To measure the elderly memory this research uses Clinical Dementia Rating (CDR) and Memory Card Games. CDR measurement was done everyday in observing changes in elders behaviour. Meanwhile, Memory Card Games was done prior intervention was applied, when every single  intervention steps had been done. This research was conducted for 1.5 month. Biophilic design could affect the decrease in dementia level in elders with age ranging from 60-85 years old located in STW Ria Pembangunan, Cibubur. The decrease of Dementia level of 1.00 points or 20% in 61.11% elders. It will be a great implementation in any building function to improve the human’s quality of life, in this case is increase human memory.

 

2019
T53371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Navratilova Ivita
Abstrak :
Kehidupan di perkotaan saling terkait antara keadaan perkotaan secara fisik (kepadatan populasi, polusi, temperature yang ekstrem, limbah padat yang berlebihan, degradasi lanskap, dll.) dengan individu perkotaan. Jika keadaan perkotaan yang seperti ini sudah berada di luar batas toleransi, individu di dalam perkotaan tersebut bisa merasa stress (Rishi dan Khuntia, 2012). Menghadapi hal itu, manusia membutuhkan tempat yang dapat mengurangi rasa stress—salah satunya dengan beraktivitas di kafe sebagai sebuah tempat ketiga (Oldenburg, 1989). Kafe mulai populer dikalangan masyarakat Jakarta dengan berbagai macam konsep desain yang unik dan menarik. Istilah “experience selling” pada desain kafe merujuk pada prioritas kafe untuk menghadirkan desain yang spesifik dan dapat memberikan kepuasan terhadap pengunjung atau konsumen (Agarwal, 2009). Secara psikologis manusia memiliki kecenderungan yang sangat kuat terhadap alam. Hal ini disebut dengan konsep Biophilia dimana manusia secara psikologis memiliki kecenderungan yang kuat untuk terikat dengan alam (Wilson, 1984). Untuk merespon kebutuhan manusia akan tempat yang dapat mengurangi rasa stress, desain biofilik mulai diperkenalkan oleh Kellert (2013) sebagai penerapan konsep Biophilia dalam desain. Desain biofilik merupakan upaya untuk memahami pemahaman tentang ketertarikan manusia yang melekat untuk berhubungan dengan sistem dan proses alami ke dalam desain lingkungan binaan (Heerwagen, Kellert dan Mador, 2013). Dengan penerapan desain biofilik di kafe, diharapkan pengunjung kafe menghabiskan waktunya lebih lama dibandingkan dengan kafe yang tidak menggunakan desain biofilik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain biofilik terhadap durasi serta macam aktivitas pengunjung kafe, serta mengkaji pola-pola biofilik yang diterapkan di kafe Semusim dan kafe Brownstones Bintaro. ......Urban’s life is interrelated between physical urban conditions (population density, pollution, extreme temperatures, excessive solid waste, landscape degradation, etc.) with urban individuals. If the urban’s condition is out of tolerance, individuals in urban areas can feel stressed (Rishi and Khuntia, 2012). Facing that, humans need a place to reduce stressful feelings –by doing activities in the cafe as a third place (Oldenburg, 1989). Many cafes have shown up with a unique and interesting design. “Experienced Selling” is the priority in creating cafes with specific design and it can provide customer satisfaction (Agarwal, 2009). Psychologically humans have a very strong tendency towards nature accord to the concept of Biophilia (Wilson, 1984). Response in these human needs, Kellert (2013) introduced biophilic design as an application of the concept of biophilia in design. Biophilic design is an attempt to understand the understanding of human interest inherent in dealing with natural systems and processes into the design of the built environment (Heerwagen, Kellert and Mador, 2013). With the application of biophilic designs in cafes, it is assumed that the visitors will spend more time compare to cafes without biophilic designs. This research aims to determine the influence of biophilic design applications on cafe visitor's duration of stay by examining biophilic patterns applied, and type of activity in Semusim coffee garden; a café with applied biophilic design and Brownstones coffee; a café without biophilic design, Bintaro.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Feandri
Abstrak :
ABSTRAK
Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik bagi manusia sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun, yang dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being) (Kellert, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa kehadiran atau suasana alam pada ruang melalui 14 pola biophilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) pada jenis hunian yang berbeda, yaitu: hunian tapak sederhana dan real-estate; dan hunian vertikal sederhana (rumah susun sederhana) dan apartemen. Kemudian pada jenis hunian yang kehadiran alamnya paling rendah dilakukan percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design untuk mengetahui apa dampak aplikasi pola biophilic design, terhadap kesejahteraan mental (mental well-being) penghuninya.

Instrumen penilaian indeks biophilic-design dikembangkan berdasarkan 14 pola biophilic-design dan digunakan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif keberadaan atau suasana alam yang hadir pada ruang. Untuk mengukur kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni digunakan The Warwick- Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) yang diukur pada saat dimulainya percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design dan dua minggu setelahnya untuk melihat dampaknya pada kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni.
ABSTRACT
The objective of biophilic-design is to create a good habitat for people as a biological organism in a built environment, which can improve people’s health and well-being (Kellert, 2015). This research aims to identify how far nature or natural scene can be present in a space through 14 patterns of biohilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) on a different residential types: simple landed residential, mid to high class landed residential/real-estate, vertical residential, and mid to high class vertical residential/apartment. Then on the residential type which it’s natural scene is low than the other, experiment is conducted by improve it’s natural scene to find what impact biophilic-design does to people’s mental well-being on residential space.

Biophilic-design index scoring was developed based on 14 patterns of biophilic-design and used as an instrumen to identify and measure the nature and natural scene present in a space quantitatively. The Warwick-Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) is used to measure people’s mental well-being. It is measured at the moment when the experiment is conducted and two weeks after it to find it’s impact.
2016
T45589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Ardani
Abstrak :
ABSTRAK Manusia telah hidup berdampingan dengan alam semenjak dini. Mereka membentuk dan menciptakan ruang untuk hidup dengan bantuan alam dan lingkungan. Alam telah menjadi kebutuhan yang penting bagi manusia itu sendiri. Hubungan bawaan antara manusia dan alam ini dipelajari melalui konsep biofilia. Namun dengan meningkatnya urbanisme pada abad terakhir ini, tren perancangan arsitektur telah berubah, masyarakat urban mulai mendesain kota mereka berdasarkan kepentingan manusia dengan sedikit pertimbangan terhadap lingkungan. Tren tersebut telah terbukti secara saintifik dapat menimbulkan isu kesehatan. Sebagai respon terhadap fenomena ini arsitek dan peneliti mengembangkan bidang desain berbasis biofilia sebagai cabang dari ilmu arsitektur. Tulisan akademik bertujuan untuk mengamati pola-pola dari biofilia sekaligus faktor apa saja yang sejalan dengan keberadaan pola tersebut melalui studi kasus yang diambil dari taman perkotaan di Singapura. Hasil dari observasi tersebut akan menentukan apakah dari kedua desain biofilia dapat memiliki cara implementasi yang berbeda yang berhubungan dengan bentuk dan juga pengaruh apa saja yang bisa diberikan pada manusia dalam hal kesehatan.
ABSTRACT Humans have been living with nature since the dawn of times. They forged, created and constructed their living spaces through the uses of nature and environment. Nature had become an essential need for human themselves. This innate connection between human and nature is studied through the concept of biophilia. However, a rapid urbanism over these past centuries reoriented the architectural trends, urban people began to design the environment on behalf of their own importance with a less consideration of nature. This trend has scientifically proven could create an issue of healthiness. As a response to this phenomenon, architect and scientist developed the field of biophilic design as a branch of architecture. This academic writing will observes the biophilic patterns and factors that juxtapose with the existence of it through case studies taken from urban parks in Singapore. The result of the observation will determine whether both biophilic designs could have a different way of implementation regarding to the form as well as the impacts that it could give to human in terms of health.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilda Maulina
Abstrak :
Kegiatan membuka jendela merupakan kegiatan praktik interior karena tindakan tersebut mempengaruhi ruang interior. Kegiatan yang mempengaruhi keadaan ruang interior ini terdapat alam yang ikut berperan pada peristiwa tersebut. Pembahasan mengenai peran alam pada ruang tempat manusia hidup dibahas pada teori biophilia. Pola desain biophilic merupakan ranah bidang fungsional untuk biophilia dengan fokusan desain lingkungan. Melalui studi literatur terhadap praktik interior dan pola desain biophilic menemukan aspek penting yang menyatukan ke dua hal ini, skripsi ini menunjukkan bahwa kegiatan membuka jendela merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mencangkup kedua hal tersebut. Aspek penting tersebut digunakan untuk melihat bagaimana kegiatan membuka jendela pada ruang beraktivitas melalui wawancara dan observasi fisikal. Hasil wawancara dianalisis berdasarkan aspek penting dan spatial parameternya sehingga menunjukkan bahwa kegiatan membuka jendela ruang tersebut merupakan bentuk kegiatan praktik interior dan desain biophilic dengan bentuk pengaruh spatial yang beragam. ......Opening the window could be considered as interior practice because it affects the interior space. This activity is a nature participating event that directly involve nature within the activity. The discussion of the role of nature in the space in which humans live is discussed in biophilia theory. Biophilic design patterns are the functional areas of biophilia that focus on environmental design. Through a literature study of interior practices and biophilic design patterns to find an important aspects that unites these two things, this thesis shows that the activity of opening a window is one form of activity that includes both of them. These important aspects become the basis for interviews and physical observation to see how opening the window is practiced in the interior space. Interview results are analyzed based on the important and spatial aspects of the parameters thus indicating that opening a window is a form of interior practice and biophilic design with a variety of spatial influences.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Febry Kusuma
Abstrak :
Biofilia merupakan bentuk afiliasi manusia untuk berhubungan dengan bentuk kehidupan lainnya. Melalui hal ini, manusia dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatannya di lingkungan buatan manusia. Kota Jakarta sebagai sebuah ruang urban memiliki ruang yang padat dengan sedikit koneksi terhadap lingkungan alami. Hal ini menyebabkan rendahnya kualitas hidup penduduk kota. Stasiun Manggarai sebagai ruang transit memiliki peran penting dalam rutinitas penduduk kota Jakarta. Penerapaan Biofilia dilakukan dalam konteks ruang Stasiun Manggarai untuk meningkatkan kualitas hidup dan peran restoratif Biofilia di lingkungan buatan manusia.
Biophilia is a form of human affiliation to connect with other forms of life. This hypothesis suggests that humans may improve their health and well-being in the context of the built environment. The city of Jakarta has a dense urban space with a little connection to the natural environment which leads to poor quality of life for urban dwellers. Manggarai Railway Station has an important role in the daily activities of the inhabitants of Jakarta. Through the implementation of Biophilia, the design hopes to improve the quality of life and the restorative role of Biophilia in the built environment of Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library