Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Gunawan Wibisono
Abstrak :

Emas (gold) adalah komoditas berharga yang digunakan di banyak industri. Di Indonesia berdasarkan terdapat 15 Produsen Emas. Salah satu produsen terbesar yaitu PT Antam, Tbk. (“ANTAM”) dengan unit bisnis UBPP LM. Proses produksi Logam Mulia emas masih manual, salah satunya didalam bisnis proses manufacturing di UBPP LM mulai weighing sampai dengan engraving terdapat beberapa aktifitas non value added, belum adanya standarisasi cycle time dan digitalisasi yang menyebabkan loss time serta operator memerankan peranan penting didalam proses produksi sehingga apabila terjadi kesalahan dapat menyebabkan ketidaksesuaian produk yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini untuk melakukan analisa rekayasa ulang Proses dengan usulan improvement dan target terdapat standarisasi cycle time dan diharapkan terdapat peningkatan produksi dalam proses Produksi Logam Mulia Emas. Mengidentifikasi waste yang ada didalam tahapan proses dengan pendekatan Value Stream Mapping (VSM). serta Optimasi tata letak (relayout) demi memenuhi kapasitas produksi Logam Mulia Emas ANTAM. ......Gold is a valuable commodity used in many industries. In Indonesia, there are 15 gold producers based on records. One of the largest producers is PT Antam, Tbk. ('ANTAM') with its business unit UBPP LM. The production process of precious gold metal is still manual, and one of the businesses process that involves the manufacturing process at UBPP LM, from weighing to engraving, has several non-value added activities due to the lack of cycle time standardization and digitalization, which causes loss of time. Operators play an important role in the production process, and errors on their part can result in product non-conformity. The purpose of this research is to perform a process reengineering analysis with proposed improvements and target of achieving cycle time standardization and an increase in production in the production process of precious gold metal. This involves identifying waste in the process stages using a Value Stream Mapping (VSM) approach and optimizing the layout to meet the production capacity of Antam.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Pungky Rahayu
Abstrak :
Infrastruktur jalan merupakan bagian penting dalam mendukung rencana pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia. Seiring dengan pertambahan ruas jalan tol di Indonesia, maka perusahaan operator jalan tol harus memastikan proses bisnis berjalan dengan efektif dan efisien agar selalu memberikan pelayanan prima (service excellence) khususnya pengendalian proses komunikasi permintaan bantuan dan pengaduan gangguan lalu lintas pengguna jalan tol (Command Center). Tujuan dari penelitian ini antara lain evaluasi proses bisnis (As-is Process), analisis Business Process Improvement pada Integrasi Command Center (To-be Process) menggunakan metode ESIA (Eliminate, Simplify, Integrate, and Automate) dan analisis pengaruh Integrasi Command Center terhadap durasi proses dan biaya operasional layanan menggunakan simulasi Bizagi Modeler serta analisis SWOT & TOWS melalui In-Depth-Interview dalam memformulasikan strategi implementasinya. Dimana data simulasi dan analisis menggunakan sistem deterministik. Hasil analisis pada model proses bisnis (To-be Process) menunjukkan bahwa adanya potensi efisiensi waktu sebesar 33,33% (52 menit) dan efisiensi biaya operasional sebesar 46,57% (Rp 2,32 Milliar) pada proses komunikasi permintaan bantuan dan pengaduan gangguan lalu lintas pengguna jalan tol sehingga dapat mendukung perusahaan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja perusahaan dalam memberikan layanan .......Road infrastructure is an important part of the Indonesian government's plan for regional and equitable development. As the number of toll roads in Indonesia grows, the companies must make sure their business processes run effectively and efficiently so they can provide excellent service. The research aims to assess the current business processes (the as-is Process) and analyze potential improvements in the integration of the Command Center (the to-be Process) using the ESIA method (Eliminate, Simplify, Integrate, and Automate). Additionally, the study examined the effects of Command Center integration on process duration and service operating costs through simulation using Bizagi Modeler. Furthermore, a SWOT and TOWS analysis was conducted through In-Depth Interviews to formulate an implementation strategy. Data simulation and analysis are utilized in deterministic systems. The findings from the analysis conducted on the business process model, specifically the To-be Process, indicate that there exists a potential time efficiency improvement of 33,33% (equivalent to 52 minutes) and operating cost efficiencies of 46,57% (equivalent to 2,32 billion rupiah) in the communication process for handling requests for help and complaints related to traffic distractions by road toll users. These improvements have the potential to enhance customer satisfaction and overall company performance by delivering excellent service.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridaul Qibriya
Abstrak :
Adanya gejala yang mengindikasikan bahwa Ombudsman Republik Indonesia tidak melakukan beberapa tahapan yang tertuang dalam konsep change management secara teoritis dalam melakukan perubahan sistem penanganan pengaduan. Oleh karenanya, skripsi ini bertujuan untuk menganalisis proses perubahan sistem penanganan pengaduan yang diterapkan oleh Ombudsman Republik Indonesia menggunakan konsep proses perubahan dari Lewin dan mengidentifikasi tipe perubahan dengan konsep Daft yang terjadi dalam perubahan sistem penanganan pengaduan di Ombudsman Republik Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian post-positivist. Data yang digunakan pada skripsi ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada beberapa informan yang peneliti anggap relavan dengan topik yang diangkat. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menyimpulkan bahwa pada proses perubahan sistem penanganan pengaduan di Ombudsman Republik Indonesia masih memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain pada saat tahap unfreezing, Ombudsman Republik Indonesia tidak menilai kesiapan organisasi dan sumber daya dalam menghadapi perubahan tersebut, tidak menyusun kajian/evaluasi resmi sebelum perubahan dilakukan, dan tidak melibatkan pihak eksternal. Pada tahap moving, Ombudsman Republik Indonesia belum memiliki alat ukur untuk mengevaluasi kinerja para asisten dalam menjalani sistem penanganan pengaduan yang baru. Meskipun demikian, hal tersebut dapat terjadi karena tipe perubahan yang terjadi merupakan tipe incremental change, yang mana tipe tersebut hanya merubah sebagian dari keseluruhan proses dan derajat perubahan yang dimiliki rendah, sehingga perubahan dapat tetap berlangsung walaupun terdapat tahapan-tahapan yang tidak dilaksanakan. Hasil analisis tersebut menyebabkan peneliti menyarankan agar Ombudsman Republik Indonesia menyusun naskah akademis atau semacam kajian tertulis untuk melandasi rasionalitas perubahan tersebut harus dilakukan agar akuntabilitas perubahan dapat terjaga dan menilai kesiapan organisasi menggunakan SWOT analysis, melibatkan pihak-pihak eksternal, seperti koalisi ataupun lembaga non profit (LSM) yang memang concern terhadap perbaikan pelayanan publik, serta merancang sebuah survey via e-mail yang memungkinkan pelapor untuk dapat memberikan dan mengungkapkan penilaian mereka terhadap penanganan pengaduan yang diberikan Ombudsman Republik Indonesia sebagai instrumen evaluasi.
There are symptoms that indicate that the Ombudsman Republic of Indonesia did not carry out several stages contained in the concept of change management theoretically in making changes to the complaint handling system. Therefore, this thesis aims to analyze the change process of the complaints handling system implemented by the Ombudsman Republic of Indonesia using the concept of change process) and identify the type of change that occurred in the change of complaint handling system in the Ombudsman of the Republic of Indonesia. The research method used in this study is a post-positivist research method. The data used in this thesis is obtained by conducting in-depth interviews with several informants that relavant with the topic raised. Based on the results of the analysis, the researchers concluded that in the process of changing the complaints handling system at the Ombudsman Republic of Indonesia still had several things to consider, including during the unfreezing stage, the Ombudsman Republic of Indonesia did not assess organizational and resource readiness in dealing with these changes, did not compile studies / official evaluation before changes were made, and did not involve external parties. At the moving stage, the Ombudsman Republic of Indonesia did not have a measuring tool to evaluate the performance of assistants in undergoing a new complaint handling system. However, this situation is possibly happen because the type of change that occurs is an incremental change type, which type only changes a part of the whole process and the level of changes that occur are low, so that changes can continue even if there are steps that are not implemented. The results of the analysis led the researcher to suggest that the Ombudsman Republic of Indonesia develop an academic text or a written study to underlie the rationality of these changes so that change accountability can be maintained and assess organizational readiness using SWOT analysis, involving external parties, such as coalitions or non-profit institutions (NGOs) who are concerned about improving public services, and designing an e-mail survey that allows reporters to be able to provide and disclose their assessments of complaint handling provided by the Ombudsman Republic of Indonesia as an evaluation instrument.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Saputro
Abstrak :
Dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, maka akan menghasilkan peningkatan produksi limbah abu terbang. Dengan menurunnya penyerapan abu terbang ke pemanfaat mengakibatkan meningkatnya biaya pengelolaan abu terbang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki bisnis proses pengelolaan abu terbang dengan pendekatan rekayasa ulang bisnis proses agar mendapatkan hasil yang signifikan. Aspek perbaikan pada bisnis proses yang baru meliputi teknis, peraturan dan finansial. Dengan bisnis proses yang baru ini, abu terbang dikendalikan kualitasnya untuk memenuhi persyaratan pemanfaat, meminimalisir potensi pencemaran dan rata-rata untuk biaya pengelolaan abu terbang mengalami penurunan dari Rp 238.214,-/ton menjadi Rp. 70.869,-/ton dan apabila produk paving blok tersebut laku dipasaran dengan harga 50% dibawah harga pasar maka akan mendatangkan benefit untuk perusahaan untuk pengelolaan abu terbang sekitar Rp 272.131,-/ton. Abu terbang bukan lagi menjadi limbah namun bisa mendatangkan benefit bagi perusahaan yang mendukung keberlanjutan bisnis Pembangkitan.
The increasing development of coal fired power plants in Indonesia, it will be increased production of fly ash. With the decrease in the absorption of fly ash to the beneficiaries, the cost of managing fly ash increases. This study aims to improve the business process of fly ash management by business process re-engineering in order to obtain significant results. Aspects of improvement in the new business process include technical, regulatory and financial. With this new process business, fly ash is controlled by quality to meet user requirements, minimizing potential pollution and the average cost of managing fly ash has decreased from IDR 238,214/ton to IDR 70,869/ton and if the paving block product is sold at the market at a price of 50% below the market price, it will bring benefits to the company for the management of fly ash around IDR 272,131/ton. Fly ash is no longer a waste but it can bring benefits to companies that support the power generation business sustainability.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Saputro
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, maka akan menghasilkan peningkatan produksi limbah abu terbang. Dengan menurunnya penyerapan abu terbang ke pemanfaat mengakibatkan meningkatnya biaya pengelolaan abu terbang. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki bisnis proses pengelolaan abu terbang dengan pendekatan rekayasa ulang bisnis proses agar mendapatkan hasil yang signifikan. Aspek perbaikan pada bisnis proses yang baru meliputi teknis, peraturan dan finansial. Dengan bisnis proses yang baru ini, abu terbang dikendalikan kualitasnya untuk memenuhi persyaratan pemanfaat, meminimalisir potensi pencemaran dan rata-rata untuk biaya pengelolaan abu terbang mengalami penurunan dari Rp 238.214,-/ton menjadi Rp. 70.869,-/ton dan apabila produk paving blok tersebut laku dipasaran dengan harga 50% dibawah harga pasar maka akan mendatangkan benefit untuk perusahaan untuk pengelolaan abu terbang sekitar Rp 272.131,-/ton. Abu terbang bukan lagi menjadi limbah namun bisa mendatangkan benefit bagi perusahaan yang mendukung keberlanjutan bisnis Pembangkitan.
ABSTRACT
The increasing development of coal fired power plants in Indonesia, it will be increased production of fly ash. With the decrease in the absorption of fly ash to the beneficiaries, the cost of managing fly ash increases. This study aims to improve the business process of fly ash management by business process re-engineering in order to obtain significant results. Aspects of improvement in the new business process include technical, regulatory and financial. With this new process business, fly ash is controlled by quality to meet user requirements, minimizing potential pollution and the average cost of managing fly ash has decreased from IDR 238,214 / ton to IDR 70,869 / ton and if the paving block product is sold at the market at a price of 50% below the market price, it will bring benefits to the company for the management of fly ash around IDR 272,131 / ton. Fly ash is no longer a waste but it can bring benefits to companies that support the power generation business sustainability.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helty Fatimah Bakri
Abstrak :
Backlog Rumah adalah salah satu indikator yang digunakan bidang perumahan untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia. Backlog rumah dapat diukur dari dua perspektif yaitu dari sisi kepenghunian maupun dari sisi kepemilikan. Backlog Kepemilikan dihitung berdasarkan angka home ownership rate persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri. Sumber data dasar yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. Berdasarkan data BPS pada tahun 2015 kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan mencapai 11,4 juta unit atau menurun dari 2010 yang mencapai 13,5 juta unit. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia mencanangkan program pembangunan satu juta rumah. Sedangkan kebutuhan rumah bagi masyarakat terus bertambah sekitar 800.000 unit pertahun. Keadaan buruk ini harus segera diperbaiki dengan mempercepat pembanguna rumah dengan teknologi konstruksi yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan teknologi konstruksi baru, yaitu teknologi 3D Concrete Printing (3DCP) untuk konstruksi perumahan secara cepat. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan bisnis proses konstruksi 3DCP dengan mempertimbangkan nilai investasi dan manfaat untuk mendorong kontraktor-kontraktor di Indonesia menerapkan teknologi ini. Teknologi ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk kegiatan konstruksi yang sangat cepat pada sektor perumahan. Hal ini dikarenakan,teknologi 3DCP tidak membutuhkan formwork untuk pembangunan rumah yang akan berdampak positif pada waktu konstruksi yang sangat singkat.
The backlog of houses is one of the indicators used to measure the number of housing needs in Indonesia. The backlog of houses can be measured from the ownership, calculated based on the number of homeownership rate percentage households occupying houses belonging to himself. The source of basic data used in this calculation is sourced from the central bureau of statistics (BPS) Indonesia. According to the BPS in 2015 the shortage needs housing backlog reached 11.4 million units or decline from 2010 that reached 13.5 million units. In order to overcome these problems, the Ministry of public works and Housing Republic of Indonesia established the development program one million houses for 5 years. While the needs of houses growth about 800,000 units per year. This study aims to introduce the new technology of 3D Concrete Printing (3DCP) for the rapid construction and develop the construction business process of 3D Concrete Printing for encouraging contractors to applicate the technology of 3DCP. This technology has a potential for the rapid industrialization of the housing sector, with benefits of reduced construction time due to no formwork requirement.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Kusuma Wardhana
Abstrak :
Ketersediaan suku cadang dan biaya menjadi titik berat pada rantai pasok di perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Banyaknya permintaan suku cadang yang beragam, spesifik, dan ketidakpastian membentuk kompleksitas dalam rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Selain itu, pandemi Covid-19 memperburuk keadaan perusahaan pemeliharaan pesawat terbang, menyebabkan penurunan permintaan perawatan pesawat secara signifikan hingga 44%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui target dan analisis proses bisnis rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang dan perbaikan proses rantai pasok suku cadang di perusahaan pemeliharaan pesawat terbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menyajikan pendekatan yang menggunakan matriks Supply Chain Organizations Reference (SCOR) untuk mempelajari rantai pasok perusahaan pemeliharaan pesawat terbang dalam dimensi keuangan dan kinerja yang dikombinasikan dengan fuzzy TOPSIS untuk evaluasi proses rantai pasok serta Business Process Reengineering untuk perbaikan proses bisnis. Penelitian ini menghasilkan pemilihan target perbaikan dalam proses rantai pasokan beserta rekayasa ulang proses bisnis rantai pasok. ......The availability of spare parts and total costs are the focus of the supply chain in aircraft maintenance companies. Large number, specific, and uncertain demands for spare parts create complexities in the supply chain for aircraft maintenance companies. Moreover, pandemic Covid-19 exacerbates Aircraft Maintenance Company circumstances, leading to a significant drop in demand for aircraft maintenance up to 44%. This study aims to determine the target and analysis of the supply chain business processes of aircraft maintenance companies and to improve the supply chain processes of spare parts in aircraft maintenance companies. The method used in this research presents an approach that uses the Supply Chain Organizations Reference (SCOR) model performance matrix to study the Aircraft Maintenance Company supply chain in the financial and performance evaluation dimension combined with the fuzzy TOPSIS model for evaluation supply chain processes, and Business Process Reengineering for business process improvement. This research resulted in the selection of target improvements in the supply chain process as well as the reengineering of the supply chain business process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yovi Efidori
Abstrak :
Permintaan akan menara pada Industri Telekomunikasi mengharuskan perusahaan penyedia penyewaan menara mengaplikasikan ilmu manajemen proyek dalam melakukan pembangunan menara yang baru dimana proses yang dibutuhkan selain rumit juga terdiri dari ratusan atau ribuan proses. Dengan pengaplikasian ilmu manajemen proyek maka perencanaan yang dilakukan dalam pembuatan menara menjadi lebih rapi dan detil sehingga jadwal pelaksanaan proyek menjadi sesuai dengan perencanaan proyek maka keterlambatan dalam waktu penyelesaian proyek dapat dihindari. Untuk memenuhi kualitas proyek pembangunan menara maka diperlukan suatu manajemen kualitas proyek dan bisnis proses yang baik agar pembangunan menara bisa mencapai waktu pembangunan yang diinginkan, sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan seperti yang diharapkan, data yang di dapat anatara lain adalah data mengenai lokasi yang memiliki kekurangan material ukuran kecil maupun besar, kurang lubang, kualitas material galvanis yang buruk, spesifikasi vendor, pemesanan material, dan kapasitas produksi vendor. Kesimpulannya adalah ketidak presisian material tower dan kurang lubang adalah karena 57% vendor masih melakukan pabrikasi secara manual, dan vendor menggunakan karung goni pada saat packaging material tower kecil, serta overload dari vendor yang mengakibatkan lamanya produksi material tower. ......The demands of towers in Telecommunication Industry recently require a tower provider company to apply Project Management on their next project which process is going to be complicated and contains hundreds or thousands processes. With the implementation of project management, the process in erecting tower can be well-planned so the project schedule appropriate with the project plan and the delay of time in finishing a project can be avoided. To fulfill the quality of tower erecting project, it requires a wellknowledged of project quality management and business process to reach the time that we wish to achieve customer satisfaction. The focus in this study includes some data such as: some locations that have a lack of amount in materials both in small size and big size, lack of hole, terrible galvanish quality material, vendor specification, material order, and vendor capacity production. The conclusion is the unprecision of tower material and the lack of hole is because 57% of vendors still do the manufacturing manually, and vendors use gunny sack in packaging for the smaller material of tower, and they are also overload so that cause the production of tower material need more lenght of time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51909
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library