Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
Abstrak :

Latar Belakang : Halusinasi merupakan sensasi yang dialami tanpa adanya rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi satu atau lebih dari indra. Jenis halusinasi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi pendengaran yang mencapai 69%. Untuk mengatasi halusinasi dan mengurangi frekuensi halusinasi yang timbul, dilakukan 2 tindakan yaitu tindakan terapi medis dan terapi modalitas. Kasus : Ny. O wanita berusia 53 tahun masuk rumah sakit dengan alasan bicara sendiri dan marah – marah. Ny. O sakit sejak 2 tahun yang lalu. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran terutama saat bangun tidur. Saat ini klien merasa takut dan kesal disaat halusinasi mulai muncul. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. O menggunakan standar asuhan sesuai teori pada pasien halusinasi. Diskusi : Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Perencanaan dan impelementasi menggunakan prinsip terapi generalis. Hasil akhir perawatan terdapat penurunan gejala halusinasi pada Ny. O. Kesimpulan : Intervensi bercakap – cakap memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan gejala halusinasi. Pemilihan intervensi sesuai kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas dari suatu intervensi


Background: Hallucinations are sensations experienced without external stimuli that can affect one or more human senses. The most common type of hallucinations is auditory hallucinations that reach 69%. To overcome and reduces frequency of hallucinations there are two intervention namely medical therapy and therapeutic modalities. Case Report : Mrs. O, a 53-year-old woman was admitted to the hospital for reasons of self-talk and anger. Mrs. O sick since 2 years ago. During at the hospital the client experiences auditory hallucinations, especially when waking up. At this time the client feels scared and upset when hallucinations begin to appear. Nursing care that is done to Mrs. O uses standard care according to the theory in hallucinatory patients. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, and evaluation. Planning and implementation uses the principle of generalist therapy. The end result of treatment is a decrease in hallucinatory symptoms in Ny. O. Conclusion: Intervention in conversation provides the most significant impact in reducing hallucinatory symptoms. Selection of interventions according to client needs can increase the effectiveness of an intervention

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Khaerun Nisa
Abstrak :
Isolasi sosial merupakan masalah keperawatan yang dialami oleh pasien gangguan jiwa berat dengan menunjukkan sikap menyendiri dan kesepian. Isolasi sosial termasuk dalam salah satu diagnosa keperawatan berdasarkan tanda negatif skizofrenia. Berdasarkan perspektif epidemiologi, isolasi sosial memiliki risiko besar terhadap kematian dan terbukti dapat menyebabkan atau memperburuk pengalaman psikotik. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk  menganalisis proses asuhan keperawatan pada pasien lansia yang mengalami isolasi sosial melalui penerapan terapi musik sehingga menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial. Implementasi dilakukan selama 11 hari di ruang Saraswati RSJ Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi terapi musik diterapkan setiap hari sambil melatih bercakap-cakap. Hasil evaluasi menunjukan adanya penurunan tanda dan gejala isolasi sosial serta peningkatan kemampuan pasien dalam berinteraksi. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa terapi musik secara efektif dapat menurunkan tanda dan gejala isolasi sosial. ...... Social isolation is a nursing problem experienced by patients with severe mental disorders by showing aloofness and loneliness. Social isolation is included in one of the nursing diagnoses based on negative signs of schizophrenia. Based on an epidemiological perspective, social isolation has a high risk of mortality and has been shown to cause or make psychotic experiences worse. The purpose of writing this ners final scientific work is to analyze the nursing care process in elderly patients experiencing social isolation through the application of music therapy so as to reduce the signs and symptoms of social isolation. Implementation was carried out for 11 days in the Saraswati room of Dr. Marzoeki Mahdi Mental Hospital Bogor. Music therapy interventions are applied every day while practicing conversation. The evaluation results showed a decrease in signs and symptoms of social isolation and an increase in the patient's ability to interact. Based on these results, it shows that music therapy can effectively reduce signs and symptoms of social isolation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Fajrullah Said Aldam
Abstrak :
Halusinasi merupakan persepsi yang diterima oleh panca indera tanpa adanya stimulus eksternal. Klien dengan halusinasi sering merasakan keadaan/kondisi yang hanya dapat dirasakan olehnya namun tidak dapat dirasakan oleh orang lain.

Kasus: Klien wanita berusia 30 tahun masuk rumah sakit dengan alasan klien keluyuran dan pulang diantar oleh warga. Bila keinginan tidak terpenuhi klien marah-marah, tampak sering berbicara sendiri, kurang tidur, aktivitas di rumah hanya tiduran, tidak mau makan dan mandi. Klien mengatakan bahwa dirinya sering mendengar suara-suara. Suara-suara tersebut mengatakan dirinya bodoh, tidak berguna, pelacur, yang membuat dirinya menjadi cemas. Klien mengatakan bahwa halusinasinya datang lebih dari 8x/hari dan tidak menentu waktunya. Situasi yang menyebabkan halusinasi yaitu saat dirinya sedang bengong, melamun, atau sendiri. Klien juga mengatakan bahwa saat halusinasi datang dirinya menjadi cemas, marah-marah, dan bingung. Klien mengatakan bahwa saat dirumah, suara tersebut sering muncul saat ingin tidur yang membuat dirinya menjadi susah untuk tidur. Implementasi keperawatan berfokus pada standar asukan keperawatan jiwa generalis gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran seperti mengenal halusinasi, menghardik, bercakap-cakap, melakukan kegiatan, dan patuh obat. Implementasi yang dilakukan mampu untuk menurunkan gejala halusinasi. Hal ini dapat terlihat dari respon kognitif, afektif, perilaku, dan sosial yang dialami klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kesimpulan: standar asuhan keperawatan jiwa generalis dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran dapat menurunkan gejala halusinasi.


Hallucinations are perceptions received by the five senses without an external stimulus. Clients with hallucinations often feel the conditions / conditions that can only be felt by them but cannot be felt by others.

Case: A client of a 30-year-old woman is admitted to the hospital on the grounds that the client wanders and goes home by the residents. If the desire is not fulfilled the client is angry, seems often to speak to himself, lack of sleep, activities at home just lie down, do not want to eat and bathe. The client said that he often heard voices. The voices said he was stupid, useless, a prostitute, which made him anxious. The client said that the hallucinations came more than 8 times a day and were not timed. The situation that causes hallucinations is when he is dazed, daydreaming, or alone. The client also said that when hallucinations came he became anxious, angry, and confused. The client said that at home, the voice often appears when he wants to sleep which makes him difficult to sleep.

Discussion: Nursing implementation focuses on the standard of generalist mental nursing sensory impairment of the perception of auditory hallucinations such as knowing hallucinations, rebuking, conversations, activities, and drug adherence. The implementation carried out is able to reduce the symptoms of hallucinations. This can be seen from the cognitive, affective, behavioral, and social responses experienced by the client after nursing actions.

Conclusion: generalist mental nursing care standards with sensory disorders perception of auditory hallucinations can reduce hallucinatory symptoms.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Aryani Widyawati
Abstrak :
Skizofrenia adalah penyakit mental yang mengakibatkan adanya kerusakan dalam proses berpikir, persepsi, respons emosional, dan interaksi sosial. Halusinasi pendengaran merupakan gejala positif yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan studi kasus terhadap Ny. I (52 tahun) dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan implementasi tindakan keperawtan generalis selama 4 hari dan terapi bercakap-cakap dalam support group selama 8 hari. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasien menggunakan instrumen “Evaluasi Tanda dan Gejala Pasien Halusinasi” yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi yang signifikan dari skor 20 menjadi skor 1. Penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terbukti efektif digunakan sebagai intervensi dalam mengontrol halusinasi pada pasien dengan membantu pasien fokus pada hal-hal yang bersifat nyata. ...... Schizophrenia is a mental illness that causes damage to thought processes, perception, emotional responses, and social interactions. The auditory hallucinations are the most common problem that occurs as a positive symptom in patients with schizophrenia. This scientific work aims to analyze the application of conversation therapy in a support group to reduce signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. This scientific work was prepared based on a case study of Ms. I (52 years old) with auditory hallucinations as nursing problem. Nursing care was carried out for 10 days with the implementation of generalist nursing interventions for 4 days and conversation therapy in a support group for 8 days. The measuring tool used to evaluate the patient's condition is the "Evaluation of Signs and Symptoms of Hallucination Patients" instrument developed by the Department of Mental Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The evaluation results of the nursing care provided showed a significant reduction in signs and symptoms of hallucinations from a score of 20 to a score of 1. The application of conversation therapy in support groups has proven to be effective as an intervention in controlling hallucinations in patients by helping patients focus on real things.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Permata Sari
Abstrak :

Akta autentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang oleh dan/atau di hadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak jenis akta autentik yang dibuat oleh notaris, salah satunya adalah akta hibah. Dalam prosesnya hibah tidak boleh melebihi hak mutlak ahli waris atau yang disebut juga legitime portie. Apabila hibah melampaui legitime portie dan ahli waris tidak melakukan tuntutan, maka hibah tersebut akan berlaku. Hibah adalah bagian dari perjanjian yang dibuat dari pihak satu ke pihak lainnya. Perjanjian memiliki syarat-syarat agar dapat memiliki kekuatan hukum yang mengikat para pihak yang membuatnya. Kesepakatan dan kecakapan menurut hukum menjadi syarat subjektif yang harus dipenuhi dalam membuat suatu perjanjian, karena apabila tidak terpenuhi akan memiliki akibat hukum permintaan pembatalan dari salah satu pihak. Namun pada kenyataannya masih ada perjanjian yang dibuat tanpa memenuhi syarat sah perjanjian, serta perjanjian tersebut dibuat dengan menggunakan surat keterangan palsu. Hal ini seperti contoh kasus yang terjadi di Medan, yaitu tentang pembuatan akta hibah yang didasarkan pada surat keterangan palsu. Permasalahan dalam tesis ini adalah pembatalan akta hibah yang dibuat berdasarkan surat keterangan palsu dan tanggung jawab notaris atas kesalahan yang dibuatnya. Metode Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif dengan tipe penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dalam tesis ini adalah notaris telah ceroboh dengan menjadikan surat keterangan palsu sebagai alas hak dalam pembuatan akta hibah karena itu akta hibah menjadi batal demi hukum berdasarkan keputusan Majelis Hakim.

 

 

 


The authentic deed is a deed that made in the form that specified by the regulations by and/or in front of public officials which is authorized in the place the deed was made. In daily life, theres a lot of authentic deed types made by notary, one of them is the gift deed. In the process, gift cannot exceed the beneficiary absolute right which is also called as legitime portie. If the gift exceed the legitime portie and the beneficiary didnt take any legal action out of it, then the gift will  be applied. The gift ia a part of the agreement which is made from the first party to another party. The agreement have the terms and conditions so it will have the legal force that binding its parties. The agreement and the proficiency according to law become the subjective requirement that should be fulfilled in the making of an agreement, because the unfulfilled requirements will cause cancelation from one of the parties as the legal consequences. But in reality there is still an agreement that was made without fulfilling terms of agreement itself, and the agreement itself was made based on fake documents. This matter was like case that happened in Medan, that was about making a grant deed based on fake document. The problem in this thesis is the cancelation of the gift deed that was created  based on fake document and the notary responsibility for the mistake they made. The research method used in this thesis is normative jurisdical with analytical descriptive type research. The data type used in this research is secondary data with qualitative approach. The results from this thesis research is the notary was careless by making fake documents as the base rights in creating the gift deed, therefore the gift deed become null and void based on the decision of the panel judges.

 

 

 

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library