Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adriani Putri
"ABSTRAK
Wreck-It Ralph (2012) adalah sebuah film animasi Amerika yang secara kasat mata terlihat hanya bercerita tentang penjahat yang ingin menjadi pahlawan seperti film lain pada umumnya. Namun, penting adanya untuk melihat film ini lebih dekat karena ada isu yang lebih dalam di balik persepsi umum masyarakat terhadap film ini. Karena film ini sudah dianalisis melalui berbagai perspektif, artikel ini bertujuan untuk mengisi kesenjangannya dengan mengeksplorasi dampak dari pelabelan; tidak hanya pada individu tapi juga dalam skala yang lebih besar. Artikel ini akan menggunakan analisis tekstual dan konsep pelabelan Erving Goffman untuk menganalisis filmnya. Selain itu, beberapa elemen di dalam film seperti penggunaan bahasa dan mise-en-scène akan digunakan untuk mendukung argumen. Dengan menganalisis aspek-aspek tersebut, artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pelabelan tidak hanya berdampak kepada empat pemeran utama yang dilabeli tetapi juga
lingkungan masyarakat di sekitar mereka.

ABSTRACT
Wreck-It Ralph (2012) is an American animation movie which seems be just another story of a villain who wants to become a hero. However, taking a closer look is important to see that there are deeper issues hiding behind the common perception of this movie. Since this movie has been analyzed through different perspectives, this article aims to fill the gap by exploring the impact of labeling not only on the individuals but also in a larger scale. This article will use textual analysis and Erving Goffman s concept of labeling to analyze the movie. Moreover, some elements in this movie, such as language use and the mise-en-scène, will be used to support the arguments. By analyzing these aspects, this article hopes to prove that labeling does not only affect the four main characters who are being labeled but also the society they live in."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rumaisha
"Film klasik produksi Disney, seperti Sleeping Beauty 1959 , cenderung mengandung representasi genderberdefinisi sempit melalui penokohannya. Dengan Maleficent 2014 sebagai sebuah adaptasi modern dari kisahdongeng klasik tersebut, Disney mencoba untuk mendobrak pola representasi gender tradisional yang sudahmengakar. Hasilnya, tindakan Disney ini menuai pujian dari berbagai kalangan dan dianggap sebagai sebuahtindakan progresif. Namun, apabila dikaji lebih mendalam, film Maleficent sesungguhnya masih mengandungrepresentasi gender secara tradisional. Film Maleficent hanya semata memutarbalikkan peran tradisional karakter pria dan wanita yang sebelumnya ditemui pada Sleeping Beauty. Dengan menggunakan karakter analisis dan teori aktan Greimas, penelitian ini mengkaji elemen-elemen pemutarbalikan peran gender tradisional yang ada pada Maleficent sebagai adaptasi modern dari Sleeping Beauty. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemutarbalikan peran gender dalam Maleficent tidak merepresentasikan kesetaraan gender, tetapi hanya memutarbalikkan peran negatif yang selama ini disematkan pada karakter wanita kepada karakter pria.

While Disney movies, such as Sleeping Beauty 1959 , have been known for their narrow display of genderrepresentation, more current adaptions, such as Maleficent 2014 , attempted to withdraw itself from this pattern. Although this advancement toward progression on gender representation that Disney demonstrates has been widely praised, if observed, however, the movie still contains gendered patterns in the portrayal of its characters. This problem is reflected on the reversal of the traditional gender roles between male and female characters. Using character analysis and Greimas' actantial model, this research explores these elements that are present in Maleficent as Sleeping Beauty' s modern adaptation. The study finds that this gender role reversal does not truly embrace the notion of equal gender representation, but it only leads to the male characters' suffering of negative representation that female characters traditionally sustain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Aliarto
"ABSTRAK
Representasi komunitas Asia-Amerika di media dipenuhi dengan kontroversi dikarenakan banyaknya representasi yang dianggap stereotipikal dan satu dimensi. Fresh Off the Boat 2015 ndash; sekarang dan 2 Broke Girls 2011 ndash; 2017 merupakan dua contoh serial televisi Amerika yang dianggap telah melemahkan maskulinitas karakter laki-laki Asia-Amerika dalam dua serial tersebut. Penelitian ini menganalisis bagaimana maskulinitas karakter Louis Huang dan Han Lee dilemahkan sebelum menganalisis bagaimana mereka menciptakan konsep maskulinitas mereka sendiri dengan cara bernegosiasi dengan konsep maskulinitas hegemoni oleh Connell dan bagaimana orang Asia melihat maskulinitas. Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk menyangkal asumsi yang mengatakan bahwa kedua serial televisi ini melemahkan maskulinitas karakter Asia-Amerikanya dengan membuktikan bahwa multipel konsep maskulinitas dapat diciptakan dan wujud berkesinambungan dengan konsep maskulinitas lainnya tanpa melemahkan konsep maskulinitas yang ada.

ABSTRACT
Representations of the Asian American community in the media have always been met with controversies with many of them labeled as stereotypical and one dimensional. Fresh Off the Boat 2015 ndash now and 2 Broke Girls 2011 ndash 2017 are two recent American television series that are said to have emasculated their Asian American male characters. This research analyzes how the characters Louis Huang and Han Lee are emasculated, before examining how they actually construct their own concept of masculinity by negotiating between Connell rsquo s concept of hegemonic masculinity and how Asians perceive masculinity. Ultimately, this research aims to debunk assumptions that these series emasculate their characters by proving that it is possible for multiple concepts of masculinity to co exist with one another without one being less masculine than the other."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hessa Maulfiandini
"Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai perempuan Latin dan representasi mereka di pertelevisian Amerika. Akan tetapi, tidak banyak yang membahas ambivalensi dalam representasi itu sendiri. Esai ini membahas bagaimana salah satu karakter Latin di sitkom Brooklyn Nine-Nine, Rosa Diaz, menegosiasi tiga kategorisasi terkait stereotip perempuan Latin milik Gary D. Keller 1994. Dengan menggunakan kerangka yang sama, dapat dilihat bahwa karakter Rosa Diaz dan apa yang ia representasikan memilik bentuk yang multidimensi dan kompleks.

Many researches have been conducted when it comes to Latinas and their representations in American television. However, not many have brought up the ambivalence in the representation itself. This essay examines how one of the main Latina characters from the sitcom Brooklyn Nine-Nine 2013 , Rosa Diaz, negotiates Gary D. Keller's 1994 three categorizations of Latina stereotypes. By using the same framework, it is evident that Rosa Diaz character along with what she represents is multidimensional and complex.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meinita Rizky Syahputri
"Rasisme telah menjadi salah satu masalah utama yang ditelisik dalam banyak budaya  populer, tak terkecuali dalam novel Mudbound baru-baru ini oleh Hillary Jordan (2008). Makalah ini menganalisis lapisan rasisme dan menyelidiki peran interaksi pribadi dalam mendekonstruksi prasangka rasial. Dengan menggunakan metode analisis tekstual yang berfokus pada tokoh utama kulit putih dalam novel, makalah ini berpendapat bahwa lapisan rasisme dari setiap tokoh utama kulit putih bervariasi karena latar belakang sosial-historis mereka. Makalah ini selanjutnya meneliti interaksi antara tokoh kulit putih dan kulit hitam dalam novel ini dengan menggunakan teori hipotesis kontak oleh Gordon Allport (1954) yang dimotivasi oleh konsep Kelley & Thibaut tentang saling ketergantungan rasial (1959). Hasil dari makalah ini menunjukkan bahwa tokoh utama kulit putih dalam novel menjadi berkurang tingkah laku rasisnya karena mereka memiliki lebih banyak interaksi pribadi dan tujuan bersama dengan tokoh kulit hitam.

Racism has been one of prominent issues explored in many popular cultures, not least in the recent novel Mudbound by Hillary Jordan (2008). This paper analyses the layers of racism  and investigates the role of personal interactions in deconstructing racial prejudice. Using the method of textual analysis focusing on the white characters in the novel, the paper argues that layers of racism of each white character vary due to their socio-historical background. The paper further examines the interactions between white and black characters in this novel by using the contact hypothesis theory by Gordon Allport (1954) motivated by Kelley & Thibaut’s concept of racial interdependence (1959). The findings suggest that the white characters in the novel become ‘less’ racist as they have more personal interactions and common goals with the black characters."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Dwiastuti
"Berbagai bentuk budaya populer telah berusaha menyoroti isu kekerasan dalam rumah tangga untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu tersebut dan memberdayakan orang-orang yang pernah menjadi korban kekerasan saat menjalin hubungan. Namun, analisis secara kritis tentang bagaimana produk budaya populer menggambarkan isu tersebut sangat dibutuhkan karena kekerasan dalam rumah tangga merupakan isu yang rumit dan sering direpresentasikan dengan tidak tepat. Artikel ini meneliti tokoh-tokoh periferal novel It Ends with Us (2006) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yakni dengan membaca novel tersebut secara mendalam untuk menganalisis tanggapan tokoh-tokoh tersebut terhadap isu kekerasan dalam novel. Respons tokoh-tokoh tersebut dianalisis dengan menggunakan beberapa konsep, seperti konsep Attitude oleh Flood, Pease, Taylor dan Webster (2009), dan konsep Hegemonic Femininity oleh Schippers (2007).
Hasil mengungkapkan bahwa mayoritas tokoh pendukung masih memiliki pandangan sederhana terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga karena mereka memandang kekerasan sebagai hal yang privat dan normal di dalam pernikahan. Respons mereka dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti norma–norma patriarki yang terinternalisasi dan pandangan tentang pernikahan. Dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh periferal tersebut gagal berfungsi maksimal sebagai sistem pendukung untuk tokoh utama wanita sebagai korban kekerasan rumah tangga. Solusi yang diajukan juga disederhanakan karena isu kekerasan tersebut diselesaikan tanpa melibatkan pihak profesional maupun hukuman untuk pelaku.

Many forms of popular culture have tried to highlight domestic violence to raise awareness on the issue and to empower people having experienced violence in relationships. However, critical analysis on how popular cultures portray the issue is profoundly needed as domestic violence is a complex issue and often misrepresented. This article examines the peripheral characters in the novel It Ends with Us (2006) by using qualitative research method in a form of close reading to analyze their attitude and how they respond to the issue of violence in the novel. Characters’ responses are analyzed by using several concepts, such as Flood, Pease, Taylor, & Webster’s (2009) concept of attitudes and hegemonic femininity by Schippers (2007).
It is found that the majority of the characters still have a simplified perspective of domestic violence as they see violence as a private and normal issue in marriage. Their responses are influenced by several factors, such as internalized patriarchal norms and perspective toward marriage. In conclusion, the peripheral characters fail to function maximally as a support system for the abused main female character. The novel’s proposed solution is also simplified as it does not involve professionals and no punishment for the abuser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fidhya Nita
"ABSTRAK
Moana 2016 adalah film animasi petualangan fantasi musikal yang diproduseri oleh Waltz Disney Movie. Film ini bercerita tentang petualangan Moana yang berlayar melintasi lautan untuk menyelamatkan penduduk di desanya bersama Maui. Ada banyak penelitian yang membahas gender di film-film Disney, tetapi belum banyak yang membahasnya di Moana. Dengan menggunakan teori dari Sandra Bem tentang skema gender dan performativitas gender dari Judith Butler, artikel ini akan membahas tingkah laku dan tindakan yang akan mematahkan batasan peran gender melalui analisis tekstual dan karakter. Artikel ini memperlihatkan bahwa walaupun karakter Moana dipengaruhi pandangan tradisional tentang peran gender, tingkah laku dan tindakan yang dilakukannya memutustus batasan peran gender.

ABSTRACT
Moana 2016 is an animated musical fantasy adventure film produced by Waltz Disney Movie. The story tells about the character Moana who sails across the sea to save her people with her counterpart, Maui. There are many studies about gender in Disney movies, yet not many are done for Moana. By using Sandra Bem rsquo s framework of gender schema and Judith Butler rsquo s performativity, this paper will discuss Moana action and behavior that breaks the binary of gender roles through textual and character analysis. This article argues that although Moana is influenced by traditional view of gender roles, her action and behavior break away from the binary of gender roles."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tsamarah Augustina S
"ABSTRAK
Unbreakable Kimmy Schmidt 2015 merupakan sebuah serial komedi Amerika yang menceritakan tentang Dong, seorang imigran Asia-Amerika yang menginginkan identitas maskulin yang disandangnya diterima dengan baik oleh masyarakat umum. Walaupun sudah banyak studi literatur yang mengkaji penggambaran stereotipe maskulinitas Asia-Amerika dalam serial televisi, hampir tidak ada yang membahas usaha pria Asia-Amerika dalam mengkonstruksi kembali maskulinitas mereka. Artikel ini menerapkan konsep atribusi Asianis dan transgresif yang digagas Iwamoto dan Liu untuk menggali aspek multidimensional dalam konsep maskulinitas Asia dan merekonstruksi gagasan tentang mengeosiasikan maskulinitas Asia melalui analisis terhadap karakterisasi Dong, hubungan antar-ras yang dimiliki tokoh tersebut dengan satu tokoh wanita yang berkulit putih, dan persaingan antar-ras antara Dong dan satu tokoh pria berkulit putih. Artikel ini membuktikan bahwa maskulinitas Asia yang bersifat multidimensional dan tercermin dalam karakter Dong menegaskan kembali posisinya sebagai seorang pria yang maskulin dan menarik di masyarakat.

ABSTRACT
Unbreakable Kimmy Schmidt 2015 is an American sitcom that explores the Asian American immigrant Dong as he seeks acceptance of his masculine identity in the society. While many studies have discussed the masculinity stereotypes of Asian Americans in television series, they scarcely analyze the attempts of masculinity reaffirmation. By using Iwamoto and Liu rsquo s framework of Asianized and transgressive attributions, this article aims to discover the multidimensional aspects of Asian masculinity and how it is applied to reconstruct the idea of negotiating Asian masculinity through the analysis of Dong rsquo s personality, his interracial relationship with a white woman, and interracial competition with a white man. This article argues that the multidimensional Asian masculinity that Dong embodies reaffirms his position as an attractive, masculine man in the society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Ulfah Apriyadin
"ABSTRAK
Wonder Woman 2017 adalah film superhero yang diangkat dari karakter DC Comics yang menceritakan karakter Wonder Woman yang pergi ke dunia manusia bersama Kapten Steve Trevor, agen khusus Amerika, untuk menyelamatkan dunia dari Ares. Banyak penelitian yang telah menganalisa karakter Wonder Woman menggunakan studi feminis, namun tidak banyak yang berfokus pada karakter Steve Trevor. Dengan menggunakan teori dari Raewyn Connell tentang maskulinitas dan jender performativitas dari Judith Butler, artikel ini akan membahas karakter maskulinitas dari Steve Trevor dan tindakannya yang mematahkan dominasi hegemoni maskulinitas melalui analisis tekstual dan karakter. Artikel ini memperlihatkan bahwa walaupun karakter Steve Trevor menggambarkan beberapa karakter dari hegemoni maskulinitas, namun beberapa tindakannya justru bertolak belakang dominasi maskulinitas.

ABSTRACT
Wonder Woman 2017 is a superhero movie based on the character from DC Comics, which tells about the character Wonder Woman going to human world with Captain Steve Trevor, the US special agent, in order to save the world from Ares. Many studies have researched the character Wonder Woman using feminist studies, yet not many focused on the character Steve Trevor. By using Raewyn Connell rsquo s framework of masculinity and Judith Butler rsquo s gender performativity, this paper will discuss the character Steve Trevor 39 s masculine attributes and actions that break the domination of hegemonic masculinity through textual and character analysis. This article argues that although the character Steve Trevor showcases some of characteristics of hegemonic masculinity, some of his actions are shown to break the dominant masculinity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim Jin Hui
"ABSTRAK
Kesalahpahaman tentang stereotip model minoritas di dalam masyarakat Amerika masih menggambarkan orang-orang Asia-Amerika memiliki pendidikan dan pendapatan lebih tinggi, penurut, pekerja keras dan kaya raya. Banyak penelitian menyatakan bahwa stereotip model minoritas ini membawa efek negatif bagi beberapa kelompok Asia-Amerika. Better Luck Tomorrow 2012 adalah sebuah film yang menceritakan empat remaja yang digambarkan dengan stereotip orang Asia yang ambisius dengan menggunakan kejahatan untuk mencapai tujuan dan keinginan mereka untuk sukses. Menggunakan analisis karakter, makalah ini akan membahas stereotip minoritas model orang-orang Asia Amerika, pematahan stereotip model minoritas, dan kerumitan dikotomi kebaikan melawan kejahatan. Makalah ini berargumen bahwa stereotip hanya bersifat dangkal, dan tidak mewakili karakteristik mereka secara keseluruhan.

ABSTRACT
The misconception of model minority stereotype within the American community still portrays Asian American as having higher education and income, submissive, hardworking and wealthy. According to many research, these stereotypes cause distinctly negative effects for some Asian American group. Better Luck Tomorrow 2012 is a film which explores the four teens as a stereotypical Asian overachiever using some crimes to achieve their goal and desire for success. Using character analysis, this paper will discuss the Asian American rsquo s stereotypes of model minority, the breaking of the model minority stereotypes, and ultimately complicating the dichotomy of good versus evil. This paper argues that the stereotypes are just superficial, and it does not represent their overall characteristics. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>