Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryati
"Kajian tentang pengaruh intrusi sebuah teknologi terhadap masyarakat merupakan topik menarik bagi penulis. Intemet, meskipun masih merupakan hal yang refatif baru, kehadiran dan pertumbuhannya telah menjadi salah satu fenomena sosial yang paling menarik sejak akhir abad ke-20.
Secara teoretis, ketika suatu teknologi berinteraksi dengan masyarakat, ia akan mengalami, apa yang disebut oleh Bijker dalam konsep Social Construction of Technology/ScoT-nya, appropriation (penyesuaian). Intrusi sebuah teknologi pada perkembangannya tidak dapat berkembang begitu saja tanpa melibatkan sistem sosial yang ada.
Internet yang pada awalnya merupakan produk yang dihasilkan untuk dan dari dunia pendidikan, penelitian, dan militer, ketika disebarluaskan di berbagai negara, antara lain tentu saja Indonesia, karena perbedaan sistem sosial dan budaya tersebut, dapat saja dimaknai berbeda.
Karena sifatnya yang sangat terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja, banyak yang optimis bahwa Internet akan meratakan jalan menuju demokratisasi pengetahuan. Tetapi faktanya tidak demikian. Pada bangsa ini, Internet justru telah menciptakan jurang pemisah baru, yakni apa yang disebut sebagai digital divide (kesenjangan digital).
Masih kuatnya tradisi lisan (Yasraf Amir Piliang berspekulasi bahwa itu merupakan habitus bangsa kita), budaya masyarakat yang masih tebih suka menjadikan teknologi sebagai gaya hidup; simbol status, menjadi tesis awal ini, disamping seringnya penulis menjumpai orang ber-chatting di warnet warnet. Hal itu menjadi Masan mengapa chatting menjadi fokus dalam diskusi tentang kesenjangan digital ini.
Ketika kesenjangan digital tidak sekedar merupakan persoalan infrastruktur, artinya hanya melulu berbicara tentang angka-angka atau seberapa banyak orang yang dapat terakses ke internet, tetapi juga problem sejauh mana optimalisasi pemanfaatannya, bagaimana dimensi kognitif dan emosional mendorong orang memilih media itu untuk meningkatkan kualitas hidupnya, memposisikan aktivitas chatting dengan tujuan have fun, sebagai persoalan kesenjangan digital pada level budaya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengambilan data banyak dilakukan melalui teknik studi kepustakaan (balk melalui perpustakaan di kehidupan sehari-hari, dan tidak sedikit yang melalui browshing di Internet) yang cukup panjang. Juga dilakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan para chatter dan praktisi Internet: pemerhati chatting dan digital divide, disamping terlibat langsung melakukan aktivitas chatting, walaupun tebih sering menjadi observer.
Penulis melakukan pengamatan tentang bagaimana Internet secara sosial dan budaya mengubah kehidupan masyarakat kita. Sejauh mana kesenjangan digital terjadi. Mengenal chatting, dicoba diteliti mengenai tawaran 'kehidupan' seperti apa yang difasilitasi oleh fitur itu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesenjangan digital di Indonesia terjadi pada tiga level sekaligus. Pertama, infrastruktur (terkait dengan masalah ekonomi, tentang banyak sedikitnya orang yang dapat terakses ke internet), sosial (berhubungan dengan nilai tambah internet: e-education, e-govemment, e-commerce, dsb.), dan budaya (terkait dengan dimensi kognitif dan emosional pengguna internet untuk meningkatkan kualitas hidup mereka).
Melalui analisis mikroskopik chatting, karena faktor struktural dan individual , melalui tawaran budaya baru yang dihasilkannya, ia berpotensi untuk menjadikan penggunanya, pada level budaya, termasuk ke-dalam kelompok yang mengalami kesenjangan digital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mildianto
"Untuk meningkatkan keamanan data dalam komunikasi berbasis internet misa1nya chatting, diperlukan proses enskripsi pada data yang dikirimkan sehingga tidak dapat di akses oleh pihak yang tidak diinginkan.
Sistem kriptografi RSA mcrupakan sistem kunci publik yang handal dan dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan keamanan data pada jaringan. Algoritma RSA ini mempunyai dua buah kunci dalarn prosesnya yaitu kunci publik untuk mengenskripsi dan kunci privat untuk mendeskripsil karena sifatnya yang privat maka hanya orang tertentu saja yang dapat membaca data tersebut yaitu yang mempunyai kunci privat.
Skripsi ini merupakan implementasi algoritma RSA pada sistem komumkasi berbasls internet, dalam hai ini adalah chatting. Dari basil uji coba terlihat bahwa data yang dikirimkan sama dengan yang diterima, kemudian kerahasiaan data juga terjamin, serta penerima juga dapat meyakinkan bahwa pengirim adatah benar-benar orang yang dimaksud."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adenita Yusminovita
"Internet merupakan media komunikasi elektronik yang menghubungkan seseorang ke pusat informasi di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan telepon. lnternet telah berkembang di dunia dalam 25 tahun terakhir, sedangkan di Indonesia baru mengenal internet tahun 1995. Salah satu fasilitas yang tersedia dalam Internet adalah ruangan komunikasi atau chat room (IRC atau Internet Relay Chat) yang di dalamnya banyak orang di seluruh pelosok dunia dapat melakukan komunikasi interaktif jarak jauh, tanpa bertatap muka dan dalam waktu bersamaan. Dengan demikian IRC merupakan media komunikasi antara individual dengan individual atau kelompok lain tanpa ada hambatan fisik seseorang, tempat dan waktu.
Berdasarkan teori dan konsep ilmu komunikasi maka timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya wujud IRC sebagai media komunikasi? Bagaimana bentuk interaksi komunikasi yang terjadi dan apa yang dikomunikasikan? Studi ini bertujuan untuk menggambarkan IRC secara keseluruhan mulai dari teknologi, keberadaan komunitas virtual sampai pada bagaimana berlangsung interaksi antar individu dengan menggunakan simbol-simbol khusus. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan pengamatan mendalam pada beberapa responden terpilih dan peneliti turut serta berkomunikasi secara langsung dalam chat room. Pengumpulan data dilakukan dari Januari 2000 sampai Januari 2001.
Studi ini menganggap komunikasi antar pribadi dapat berperan untuk menjelaskan interaksi antar chatter sehingga dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang mendorong mereka untuk berkomunikasi melalui IRC. Pengembangan interaksi antar chatter melalui beberapa tahap seperti apa yang telah dikemukakan oleh Ruben (1992) sedangkan proses sampai menjadi lebih intim dengan menggunakan tahap yang dikemukakan oleh Julia T.Wood (1982). Pendekatan Symbolic Interacsionis juga digunakan dalam studi ini untuk melihat simbol-simbol yang digunakan oleh chatter dalam berkomunikasi selama berada dalam chat room.
Hasil studi memperlihatkan bahwa IRC merupakan sebuah komunitas virtual yang anggotanya adalah semua chatter yang berada dalam sebuah room. Interaksi yang terjadi antar chatter menggunakan simbol-simbol berupa singkatan, emoticons dan bahasa teknis IRC yang hanya dimengerti oleh chatter atau orang yang sedang mempelajarinya. Dalam interaksi tersebut juga terbentuk suatu hubungan pribadi antar chatter berupa hubungan persahabatan atau kekasih. Hubungan ini akan mengalami kemunduran atau kemajuan tergantung dari keputusan dan perjanjian yang diambil masing-masing chatter."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Anjar Sari Rahayu
"Skripsi ini membahas kekhasan ragam bahasa lisan dalam chatting berbahasa Jerman yang terjadi antara seorang mahasiswi Indonesia dengan lima mahasiswa Jerman dari segi pragmatis, sintaksis dan semiotis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menyatakan bahwa kekhasan ragam bahasa lisan dalam chatting berbahasa Jerman dari segi pragmatis, yaitu terdapat beberapa hambatan dan dari segi sintaksis, yaitu tata bahasanya tidak sesuai aturan, serta dari segi semiotis, ditemukan penggunaan berbagai simbol. Meski demikian, komunikasi melalui chatting tetap dapat berjalan lancar.

The focus of this study is the typicality of the chatting in German language between an Indonesian Student and five Germany students in three aspects, Pragmatic, Syntaxis, and semiotic. This research is qualitative and the methode is descriptive. The conclution of this research is that the communication by chatting could run well eventhough there are obstacles in the communication, there are some syntaxtic error, and there are so many symbols that were used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14733
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library