Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berlin: Mouton de Gruyter, 2006
415 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gagar Asmara Sofa
"Metafora konseptual emosi marah berupa ANGER IS THE HOT OF A FLUID IN A CONTAINER diklaim oleh Kovecses (2003: 22) sebagai metafora konseptual yang berlaku umum di setiap masyarakat bahasa. Temuan tersebut direvisi oleh Kövecses (2005: 38) menjadi the ANGRY PERSON IS A PRESSURIZED CONTAINER setelah mempertimbangkan studi Yu (1995) pada masyarakat bahasa Cina yang memahami emosi marah bukan hanya sebagai cairan, akan tetapi juga udara panas. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat metafora konseptual emosi marah pada penutur bahasa Indonesia beretnis Jawa, sekaligus menguji temuan Kövecses (2003; 2005). Penelitian ini merupakan studi kasus dengan melibatkan 6 informan (3 laki-laki; dan 3 perempuan). Terdapat dua studi, pertama, dilakukan dengan meminta informan untuk menuliskan pengalaman emosi marah yang dirasakan paling intens untuk memancing ungkapan metaforis; kedua, dilakukan dengan wawancara mendalam untuk mengonfirmasi dan mengonseptualisasi ungkapan metaforis yang terdapat pada studi pertama. Hasil penelitian turut mendukung temuan Kövecses (2003; 2005) dan Yu (1995). Di samping itu, terdapat keunikan metafora konseptual emosi marah pada penelitian ini yang belum terumuskan oleh peneliti sebelumnya yaitu emosi marah yang dipahami sebagai objek berupa benda padat yang menyebabkan rasa tidak nyaman di dalam dada.

The conceptualization of anger as metaphor ANGER IS THE HOT OF A FLUID IN A CONTAINER claimed by Kovesces (2003: 22) as conceptual metaphor which generally applied in linguistics society. The finding then was revised by Kovesces (2005: 38) as THE ANGRY PERSON IS PRESSURIZED CONTAINER after taking Yus study (1995), about people
whom speaking chinese which perceive anger as emotion as, not only fluid, but also hot air, into consideration. The purpose of this study was to see the conception of anger in emotion as metaphor in Bahasa Indonesia speaking people with Javanese ethnicity, while also testing Kovesces (2003; 2005) findings. The research held as study case involving 6 participants (3 males and 3 female). There are two studies. The first one was done by asking informan to write about the most intense anger experience to induce metaphorical phrases. The second one was done by conducting in-depth interviews to confirm and conceptualize metaphorical phrases emmited during the first study. Research result supports findings by Kovesces (2003; 2005) and Yu (1995). Besides, there is uniqueness in the conceptualization of anger as metaphores which has not been found on previous research, where anger as emotion was understood as solid object which cause uncomfortable feeling in the chest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaqiatul Mardiah
"ABSTRACT
Artikel ini menyajikan kerangka berpikir linguistik kognitif (LK) untuk menganalisis struktur semantis nomina spasial bahasa Arab, fawqa dengan menggunakan Model Polisemi Berprinsip (MPB) dari Tyler dan Evans (2003). Ancangan MPB dapat mengubah pandangan para ahli LK tentang variasi semantis konsep fisik-geometris sebuah preposisi. Sebagai sebuah leksem polisemis, fawqa digunakan oleh penutur jati bahasa Arab untuk mengungkapkan beragam makna baik relasi spasial maupun relasi nonspasial. Telaah tentang makna-makna leksem fawqa didasarkan pada korpus linguistik corpus.kacst.edu.sa dan memanfaatkan lima langkah dari MPB. Dengan ancangan MPB, penggunaan fawqa yang menyatakan makna-makna perluasan dapat dipastikan tetap berada dalam jejaring semantisnya. Studi ini mengungkapkan bahwa struktur makna fawqa dalam beragam situasi dan kasus, yang dicermati dengan mengandalkan ancangan kognitif, memperlihatkan relasi spasial non-updown dan nonfisik, yang tetap merujuk pada makna
primernya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
907 PJKB 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarsari Dewi
"Penelitian ini membahas strategi tutur dakwah Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam mengkomunikasikan pesan moral di dalam dakwahnya. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan jenis metafora dalam strategi tutur dakwah UAS dan menjelaskan fungsi ilokusi dalam strategi tutur dakwah UAS. Penelitian ini menggunakan ancangan Crtical Metaphor Analysis (CMA) (2004). Teori Metafora Konseptual (Lakoff & Johnson, 2003) dan Teori Tindak Tutur (Searle, 1979) digunakan sebagai landasan analisis untuk menemukan strategi tutur dalam dakwah UAS. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan gabungan teori linguistik kognitif (semantik kognitif dan pragmatik), ditemukan tiga jenis metafora  implisit, yaitu metafora orientasional, metafora ontologi, dan metafora struktural, serta ditemukan pula satu jenis metafora eksplisit dalam bentuk simile. Tuturan-tuturan metaforis tersebut adalah strategi tutur UAS dalam menyampaikan pesan moral dalam dakwahnya karena di dalamnya terdapat tindak performatif yang mempunyai fungsi ilokusi yang berbeda-beda.  Strategi tersebut di antaranya 1) menilai dengan mengklaim, menegaskan, dan menyatakan; 2) memerintahkan dengan melarang perbuatan tidak baik, menyuruh melakukan sesuatu sehingga ada perubahan, dan menyarankan kebaikan; 3) memengaruhi dengan menjanjikan kebaikan dan kebahagian dan menakut-nakuti akibat dari kesalahan; 4) mengekspresikan dengan mendoakan hal baik, mengapresiasi hal baik, dan menyindir hal-hal yang dianggap tidak pantas; dan terakhir, 5) mengatasnamakan dengan menghakimi sesuatu. Dari temuan tersebut tuturan metaforis dakwah UAS didominasi oleh tuturan aserftif yaitu sebanyak 54%. Dari penelitian ini disimpulkan, strategi tutur dakwah UAS berupa tuturan metaforis yang didominasi fungsi ilokusi aserif menjadi strategi yang baik untuk menyampaikan pesan moral dalam dakwah. Metafora berperan memudahkan para pendengar dakwah untuk memahami konsep abstrak keagaamaan. Fungsi ilokusi astertif membuat UAS dapat mengkomunikasikasikan pesan-pesan keagamaan dengan cara yang jujur, tegas, tetapi tetap menghargai dan menjaga perasaan para pendengar dakwahnya.

This study discusses the speech strategy of Ustaz Abdul Somad (UAS) in communicating moral messages in his preach. The purpose of this study is to describe the types of metaphors in the UAS’s preaching speech strategy and explain the illocutionary function in the UAS’s preaching speech strategy. This study uses a Critical Metaphor Analysis (CMA) (2004) approach. Conceptual Metaphor Theory (Lakoff & Johnson, 2003) and Speech Act Theory (Searle, 1979) were used as the basis for finding speech strategies in UAS’s preach. By using qualitative descriptive methods and a combination of cognitive linguistic theory (cognitive semantics and pragmatics), three types of implicit metaphors were found, namely orientational metaphors, ontological metaphors, and structural metaphors, as well as one explicit metaphor in the form of simile. These metaphorical utterances are UAS's speech strategy in conveying moral messages in their preaching because they contain performative acts that have different illocutionary functions. These strategies including 1) assessing by claiming, asserting, and stating; 2) ordering by prohibiting, commanding, and suggesting; 3) influencing by promising and threatening; 4) expressing by praying, appreciating, and insulting; 5) declaring by judging something. From these findings, it was concluded that the metaphorical speech of UAS’s preach was dominated by assertive speech, as much as 54%. Metaphors play a role in making it easier for listeners to understand the abstract concept of religion. The assertive illocutionary function allows UAS to communicate religious messages in an honest, firm way, but still respects and protects the feelings of the listeners of their da'wah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seradona Altiria
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Charteris-Black (2004), yang menyatakan bahwa metafora banyak digunakan dalam teks-teks religi dan berperan sebagai alat persuasi bernilai emotif dalam menyampaikan pesan moral. Penelitian ini menggunakan ancangan Crtical Metaphor Analysis (CMA) (2004). Teori Metafora Konseptual (Lakoff & Johnson, 2003) dan Teori Tindak Tutur (Searle, 1979) digunakan sebagai landasan analisis untuk menemukan strategi persuasi dalam tuturan metaforis teks dakwah terkait tema romansa pacaran. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan gabungan teori linguistik kognitif (semantik kognitif dan pragmatik), ditemukan tiga jenis metafora implisit, yaitu metafora orientasional, metafora ontologi, dan metafora struktural, serta ditemukan pula satu jenis metafora eksplisit dalam bentuk simile. Kemudian ditemukan polarisasi makna metaforis antara tenor (subyek metafora) yang dianggap baik dan tenor yang dianggap buruk, juga ditemukan keberpihakan atau bias gender, yaitu laki-laki dianggap sebagai sumber masalah, sedangkan wanita dianggap sebagai korban dalam hubungan romansa pacaran. Terakhir, temuan analisis terhadap strategi tutur yang digunakan penulis dalam menyampaikan pesan-pesan larangan pacaran yaitu banyak dituturkan dengan cara yang asertif dan direktif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Charteris-Black (2004) bahwa teks-teks religi memiliki kecenderungan sebagai teks yang bersifat didactic, yaitu ditujukan untuk menggurui atau lebih spresifiknya bersifat menginstruksi pembaca terhadap ajaran moral. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar penelitian disiplin ilmu lain terhadap teks-teks terkait isu religiusitas di Indonesia, baik itu dari ilmu kebahasaan maupun displin ilmu sosial lain.

ABSTRACT
The current research was based on Charteris-Black‟s (2004) notable argument about how metaphors in religious texts are basically utilized as tools for persuasion which has emotive value of religious moral code. This research used Critical Metaphor Analysis (CMA) approach (2004), and used Conceptual Metaphor Theory (Lakoff & Johnson, 2003) and Speech Act Theory (Searle, 1979) as the base of analysis to find out what particular persuasion strategy used in the metaphorical speech act of particular popular religious text regarding pre-marital romantic relationship. By using descriptive qualitative research method and the combination of cognitive linguistic theories (cognitive semantics and pragmatics), it was found that there are three kinds of implicit metaphor in the text, which are orientational metaphor, ontological metaphor, and structural metaphor. It was also found that the text used an explicit metaphor of simile. Furthermore, it was also found that there is a metaphorical meaning polarization between tenors of what is good and what is bad. There was also a tendency found in the metaphorical speech on the text, men were portrayed as the source of problem whereas women were viewed as the sole victim of pre-marital romantic relationship, this tendency implied a gender bias on the text. Finally, the analysis on speech act strategy used by the author revealed that it was delivered by using assertive and directive way of speech. The result of this research was in line with Charteris-Black (2004) founding which stated that religious texts tend to be didactic, or intended to teach moral instruction towards the readers. This research might shed a light for further research on religious texts in Indonesia in various disciplines of study."
2016
T46574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library