Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levine, Arthur
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
378 LEV w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yankelovich, Daniel
New York: Washington Square Press, 1972
378.198 YAN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2008
025.567 7 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Weyandt, Lisa L.
New York: Springer, 2013
371.904 74 WEY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zamna Idyan
"Low Back Pain (LBP) one of musculoskeletal disorder due to unfavourable body activity. Low back pain is a current phenomenon that occur in student as effect of sitting in a long duration while lecturing, Most of student activities spend by sitting in the classroom as consequent long duration of studying time that have to be Attended. This research aimed to identify the relationships between prolong sitting to incident of low back pain at non regular 2005 student in Nursing Faculty University of Indonesia.
Design used in this research is correlative which amount of participants is 35. Statistical analyses was perfomed with chi-square test and obtained P value 0,000 and significance level 0,05 that describing there is significance relationships between prolong sitting to incident of low back pain at non regular 2005 student in Nursing Faculty University of Indonesia. Researcher suggest another research need to performed about LBP in all student in Nursing Faculty University of Indonesia.

Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi pada mahasiswa saat ini. Lamanya jumlah jam kuliah yang harus diikuti mahasiswa mengakibatkan aktivitas mahasiswa lebih banyak dihabiskan dengan duduk dibangku kuliah saat men gikuti proses perkuliahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lama duduk terhadap kejadian LBP pada mahasiswa ekstensi 2005 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Desain penelitian yang dipakai adalah desain korelasi denganjumlah sampel 35 orang. Hasil analisis data menggunakan uji chi-square didapatkan nilai P value sebesar 0,000 dengan nilai alpha 0,05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara larna duduk terhadap kejadian LBP pada mahasiswa ekstensi 2005 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian yang sama tentang LBP pada keseluruhan mahasiswa FIK=UI agar hasil yang didapatkan lebih menggambarkan fenomena LBP secara umun di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5520
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Digna Futika
"Penelitian ini menyelidiki skala baru yang dikembangkan dari skala assertiveness dalam suatu hubungan yang disebut “I’ll Call You” Relationship Assertiveness Scale (ICYRAS). Kuesioner diberikan kepada 141 siswa The University of Queensland yang terdaftar dalam kelas psikologi. Setelah semua data dikumpulkan, ICYRAS diuji untuk realibilitas, validitas, Item Discrimination Indices, dan validitas dalam korelasi dengan RAS, FNE, dan Umur. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, satu hipotesa didukung, namun dua hipotesis ditolak. Didalam studi ini, ditemukan bahwa: (a) ICYRAS mempunyai korelasi positif dengan RAS, (b) ICYRAS berkorelasi positif dengan Takut skala Negatif Evaluasi (FNE), dan (c) ICYRAS juga berkorelasi positif dengan usia. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar item mempunyai indeks diskriminatif baik. Hanya satu item yang memerlukan perbaikan untuk kedepannya, Sebagai saran kedepannya, ICYRAS dapat diuji untuk siswa di luar The University of Queensland untuk mendapatkan hasil yang lebih umum dan mengumpulkan partisipan dengan jenjang umur yang seimbang.

This study explored the newly developed scale of assertiveness in relationship called “I’ll Call You” Relationship Assertiveness Scale (ICYRAS). Questionnaire was administered to 141 The University of Queensland students who enrolled in Measurement psychology class. After the data being collected, ICYRAS was tested for its reliability, validity, Item Discrimination Indices, and validity in correlation with RAS, FNE, and Age. Related to the hypothesis, one was supported, yet two of the hypotheses were rejected by the results. It was found that: (a) ICYRAS was positively correlated with RAS, (b) ICYRAS was positively correlated with Fear of Negative Evaluation (FNE) scale, and (c) ICYRAS was also positively correlated with age. In addition, it was discovered that most of ICYRAS items were good discriminating indices. As the future improvement, ICYRAS can be tested to outside students of The University of Queensland in order to get more general result and gather more even age group participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ramdania
"ABSTRAK
Stres merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap berbagai masalah fisiologis dan psikologis, dimana pada sebagian besar individu stres dianggap menghambat fungsi optimalnya. Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap stres, baik dipicu oleh stresor akademik maupun stresor non-akademik. Adapun, coping dibutuhkan agar tekanan yang dialami dapat dikelola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stresor dan strategi coping terhadap stres pada mahasiswa asal Kabupaten Lebak yang menempuh pendidikan tinggi di luar daerah. Studi potong lintang dilakukan pada 252 responden yang diperoleh melalui purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dilakukan dengan cox-regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres sedang/berat (57,5%); prokrastinasi, tuntutan/beban akademik, keseimbangan studi/hidup, lingkungan kampus, dan masalah finansial merupakan stresor yang paling umum dialami; 90,1% mahasiswa menggunakan problem-focused coping dan emotionfocused coping secara bersamaan; terdapat hubungan yang signifikan antara stresor dengan stres (p=0,000); dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara coping dengan stres (p=0,127). Berdasarkan hasil uji cox-regression, diketahui bahwa stresor merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap stres. Upaya dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu mahasiswa mengelola stresor dan mengurangi tingkat stres yang dialami.

ABSTRACT
Stress is a significant risk factor for various physiological and psychological problems, which in most individuals is considered to obstructs their optimal function. College students are vulnerable to stress, both triggered by academic stressors and non-academic stressors. Hence, coping is needed to manage the pressure experienced. The aim of this study is to determine the correlation between stressors and coping strategies toward stress on college students from the districts of Lebak who pursued higher education outside the region. An analytical cross-sectional study was conducted on 252 respondents obtained through purposive sampling. Bivariate analysis carried out with chi-square test, in the sequel multivariate analysis was performed with cox-regression. The results showed that the majority of students experienced moderate/severe stress (57.5%); procrastination, academic/coursework demands, study/life balance, university/college environment, and financial problems are the most common stressors experienced; 90.1% of students use problem-focused coping and emotion-focused coping concurrently; there is a significant relationship between stressors and stress (p=0.00); and there is no significant relationship between coping and stress (p=0.127). Based on the results of the cox-regression test, it is known that stressor is the most significant variable on stress. Efforts from various parties are needed to help students manage stressors and reduce their level of stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondor, Pingkan C.B.
"Stres dapat dialami oleh mahasiswa, khususnya mahasiswa tahun pertama. Salah satu upaya coping stres (coping efforts) ialah dengan humor. Cara seseorang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari (humor styles) dapat dibagi menjadi empat dimensi, yaitu: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor.
Penelitian yang dilakukan pada 137 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia ini ingin mengetahui hubungan dimensi humor styles dengan stres pada mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling atau convenience sampling. Stres pada mahasiswa tahun pertama diukur dengan Hassles Assessment Scale for Students in College dan humor styles diukur dengan Humor Styles Questionnaire.
Dari hasil korelasi pearson ditemukan bahwa affiliative humor memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan stres, sementara aggressive humor dan self-defeating humor memiliki hubungan positif yang signifikan dengan stres. Untuk self-enhancing humor, tidak terdapat hubungan signifikan dengan stres pada mahasiswa (r = - .37, p > ). Mahasiswa tahun pertama dengan tingkat stres yang rendah akan cenderung menggunakan humor untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain. Sementara mahasiswa dengan tingkat stres yang tinggi akan cenderung menggunakan humor untuk menjatuhkan orang lain dan menjatuhkan diri sendiri.

Stress can be experienced by college students, especially the first year college students. One of the efforts to cope with stress is humor. Individual differences in humor use (humor styles) could be posited in four dimensions as follows: affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and selfdefeating humor.
This research with 137 first year students from Universitas Indonesia explores the correlation between the dimensions of humor styles and stress in college students. The sampling techniques used in this research are accidental sampling or convenience sampling. Stress in first year college students is measured with Hassles Assessment Scale for Students in College and humor styles is measured with Humor Styles Questionnaire.
Pearson correlation analysis demonstrate that affliliative humor have a significant negative correlation with stress, while aggressive humor and self-defeating humor have a significant positive correlation with stress. In self-enhancing humor there is no significant correlation with stress in college students. Thus, first year college students with lower levels of stress tend to use humor to facilitate relationship with others. Students with higher level of stress tend to use humor to put down others and him/herself.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Taufiq
"Setiap orang selalu menginginkan sukses dalam kehidupannya. Dalam mencapai sukses seseorang selalu dihadapkan dengan hambatan dan kesulitan. Hal ini juga terjadi dalam pendidikan di perguruan tinggi, dimana indikasi sukses mahasiswa dilihat dari prestasi akademiknya. Sebagai Fakultas Psikologi pertama di Indonesia dan paling diminati, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) memiliki kesulitan tersendiri dalam menjalani pendidikannya, seperti perbedaan sifat pendidikan di SLTA-perguruan tinggi yang mencakup kurikulum, disiplin, hubungan dosen-mahasiswa, masalah hubungan sosial, ekonomi dan pemilihan bidang studi-jurusan (Gunarsa & Gunarsa, 2004).
Adversity quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang dalam bereaksi terhadap kesulitan yang dihadapinya (Stoltz, 1997). Berdasarkan AQ seseorang dapat digolongkan sebagai quitter, camper, dan climber. Seseorang yang memiliki AQ tinggi (climber) akan bereaksi dengan tepat dan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Sebaliknya, orang yang memiliki skor AQ rendah (quitter) tidak bereaksi dengan baik dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dweck (dalam Stoltz, 1997) berpendapat bahwa laki-laki memiliki AQ lebih tinggi dari perempuan. Pendapat Dweck ternyata berbeda dengan kondisi di Fakultas Psikologi UI. Prestasi yang menjadi indikasi suksesnya mahasiswa lebih banyak diperoleh oleh mahasiswi. Bintari (2000) berpendapat perempuan memiliki AQ yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada mahasiswa Fakultas Psikologi UI. Pada penelitiannya Bintari (2000) mengakui bahwa sampel yang ditelitinya tidak representatif berdasarkan perbandingan jenis kelamin sampel dan pengambilan sampel hanya dari satu angkatan tertentu. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah ?Apakah ada perbedaan AQ berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi UI?
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur adaptasi berupa kuesioner dengan skala sikap. Subyek penelitian berjumlah 170 orang mahasiswa Fakultas Psikologi UI program reguler dan ekstensi dari semester awal hingga akhir (69 laki-laki dan 101 perempuan). Hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur adalah 0,8835 dengan koefisien alpha cronbach. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t test untuk membandingkan mean kedua kelompok jenis kelamin.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skor AQ yang signifikan berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi UI (t = -0,009, sig.= 0,993). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Dweck (dalam Stoltz, 1997) maupun Bintari (2000). Skor rata-rata AQ mahasiswa Fakultas Psikologi UI adalah 272,38 yang berarti termasuk dalam kategori sedang (camper), sesuai dengan hasil penelitian Bintari (2000).

Every person basically is eager to reach ever the success in life. On the other hand, the difficulties and obstacles may have to be faced by the people every single step of their time. This phenomenon also happen in the field of college, where the academic achievement required. Faculty of psychology University of Indonesia, as the first faculty in Indonesia has been searched by many college students. There for they have to struggle along their education with the difference aspect of educational nature when they were in high school?university curriculum, disciplinary, the relation between lecturer and college students, social relationship, economic factors and the selection of majority field study (Gunarsa & Gunarsa, 2004).
According to Stolz (1997) AQ is the capability to react for certain difficulty. There are three categories of AQ: quitter, camper, and climber. Someone who has a high AQ considers to be able to adapt well (climber). Conversely a lower AQ considers as quitter, incapable of adapting the difficulty. The research of Dweck (in Stoltz, 1997) resumed that males have a higher AQ than females. The result confirmed quite different from the fact in the Psychology Faculty of University of Indonesia. The academic achievement indicates this fact from mostly female college student. More over, Bintari?s research (2000) was acquired that female college students have a higher AQ than the males. Bintari (2000) admitted the sample of her research wasn?t representative. The sample required only on specific sex which is females and in the same year of educational level. The problem of this research ?is there a difference of AQ based on sex to college students in faculty of psychology University of Indonesia?
This research used quantitative approach. The questionnaire was adopted by likert scale. The subjects contained of 170 college students from the faculty of psychology (69 males and 101 females). Reliability and validity 0.8835 coeficient cronbach alpha.The data elicited from t test to compare mean score of both sex.
Finally, the result showed that there are no differences score of AQ significantly based on sex to college students Faculty of Psychology University of Indonesia (t = -0,009, sig.= 0,993). It doesn?t support the Dweck?s research and Bintari as well. Mean score of the college students faculty of psychology University of Indonesia 272,38. It means that they are in middle category (camper) and the Bintari?s research (2000) fits in this result.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiella Damaputri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara distres psikologis dan hardiness pada mahasiswa. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang berjumlah 1962 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 HSCL-25 untuk mengukur distres pikologis dan Dispositional Resilience Scale 15-Revised DRS 15-R untuk mengukur hardiness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara distres psikologis dan hardiness r=-0,252, n=1962.

This study was conducted to examine the correlation between psychological distress and hardiness among college students. Respondents in this study were 1962 students from various colleges in Indonesia. The data were collected using Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25 to measure psychological distress and Dispositional Resilience Scale 15 Revised DRS 15 R to measure hardiness. The result indicated there is a significant negative correlation between psychological distress and hardiness r 0,252, n 1962, p"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>