Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redfield, Robert
Chicago: The University of Chicago Press, 1962
301.35 RED l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Anggraeni
Abstrak :
ABSTRAK
Usaha-usaha pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan suatu proses pembaharuan yang terus-menerus dari suatu keadaan tertentu kepada suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila. Landasan pembangunan nasional Indonesia adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk berhasilnya suatu pembangunan perlu adanya perencanaan pembangunan yang baik dan partisipasi dari masyarakat. Perencanaan pembangunan akan dicapai melalui perumusan dan pelaksanaan berbagai kebijaksanaan, dan program-program pembangunan yang konsisten serta berdasarkan kebutuhan yang paling utama. Tetapi berhasilnya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan memerlukan partisipasi, khususnya warga masyarakat setempat di mana mereka tidak hanya sebagai obyek pembangunan tetapi juga sebagai subyek pembangunan.

Pada jalur ke-6 dari 8 jalur pemerataan yaitu pemerataan berpartisipasi dalam pembangunan, menunjukkan pada disadarinya peranan partisipasi itu dalam usaha-usaha pembangunan mengingat bahwa partisipasi itu sebagai inti dalam keberhasilan pembangunan.

Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari bahasa Belanda-participatie atau dari bahasa Inggris-participation, yang sebenarnya berasal dari bahasa Latin-participatio yang terdiri dari dua suku kata, yakni "pars" yang berarti bagian dan "capere" yang berarti mengambil. Jadi participatio berarti mengambil bagian. Perkataan participatio berasal dari kata kerja participare yang berarti ikut serta. Jadi partisipasi mengandung pengertian aktif, yakni adanya kegiatan atau aktivitas. Demikian pula dalam Kamus Baru Bahasa Indonesia dikatakan bahwa partisipasi berarti ikut mengambil bagian.

Partisipasi aktif masyarakat merupakan salah satu strategi dalam pelaksanaan program-program pembangunan yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Dalam melaksanakan program-program pembangunan, yang merupakan usaha perubahan secara sadar dan berencana, diharapkan masyarakat dapat hidup lebih baik, melalui proses perubahan sikap yang dapat mengikuti perubahan sosial dan memahami arti pembangunan serta program-programnya.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patilima, Hamid
Abstrak :
Tesis ini bertujuan terperoleh gambaran kognitif anak-anak di Indonesia, khususnya anak-anak di Kelurahan Kwitang, Jakarta Pusat mengenai lingkungan kota. Penelitian ini menguunakan suatu desain studi kasus yang akan menghasilkan gambaran persepsi anak mengenai lingkungan kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dan informasi pengamatan terlibat, wawancara semi terstruktur dan menggambar. Informal penelitian adalah anak-anak usia 9-12 tahun, murid kelas IV, V, dan VI SDN Kenari 01 Pagi, SDN Kenari 02 Petang, SDN Kenari 03 Pagi, SDN Kenari 04 Petang, SDN Kenari 05 Pagi dan SDN Kenari 06 Petang. Lokasi penelitian di Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Dalam penelitian ini anak-anak menguraikan narasi sesuai dengan persepsi dan pengalamannya dari tiap-tiap lingkungan tempat mereka berinteraksi dan bersosialisasi secara sosial, yaitu lingkungan tempat tinggal, lingkungan komuniti, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, pelayanan transportasi, dan pelayanan kesehatan. Di lingkungan tempat tinggal, ketenangan dan kenyamanan karena ada orang tua yang menjaga, sanitasi rumah bersih, dan adanya air bersih. Sementara, di lingkungan komuniti tergambar organisasi RT-RW, lingkungan yang aman, karena ada Pos Kamling dan penerangan jalan yang mendukung Sistem Keamanan Lingkungan, pengelolaan sampah dan pemeliharaan saluran pembuangan air kotor. Gambaran lingkungan sekolah adalah anak merasa nyaman dan aman bersekolah, karena gedungnya kokoh dan berpagar besi, sanitasi lingkungan terawat; metode pembelajaran yang klasikal, sehingga tidak melatih anak untuk berdiskusi. Di lingkungan bermain, tidak ada fasilitas tempat bermain sehingga anak-anak berinisiatif menggunakan jalan, taman, bantaran kali dan halaman sekolah sebagai tempat bermain. Hal ini mempunyai resiko kecelakaan. Dalam pelayanan transportasi transportasi kota Jakarta, membuat anak-anak belum merasa tenang dan nyaman, karena pelayanannya tidak memperhatikan keselamatan mereka, dan desain kendaraan tidak sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu pelayanan transportasi belum ramah terhadap anak. Terakhir, berkaitan dengan pelayanan kesehatan, anak menggambarkan penyakit yang sering mereka derita terkait dengan resiko lingkungan seperti air kotor, makanan yang kurang higiene, dan sanitasi yang buruk. Penyakit yang sering diderita oleh anak adalah diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan kulit. Apabila anak-anak sakit, mereka sering dirujuk oleh orang-tua mereka ke klinik dan atau puskesmas sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga. Pelibatan anak-anak dalam sejenis penelitian demikian membesarkan hati mereka. Hal tersebut terungkap dari antusiasme mereka dalam menggambarkan berbagai keadaan seperti lingkungan perumahan, lingkungan komuniti, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, pelayanan transportasi, dan pelayanan kesehatan. Kemampuan mereka menggambarkan situasi di atas menandakan anak-anak ini peka terhadap lingkungan kotanya, dalam batas-batas kemampuan dan pemahaman mereka tentang lingkungannya. Pengabaian kebutuhan anak dalam pembangunan kota merupakan persoalan lingkungan yang dirasakan anak. Banyak hal yang dibutuhkan, namun belum tersedia dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan membangun sarana kebutuhan masyarakat (orang dewasa), pemerintah kota menganggap kebutuhan anak telah terwakili dan terpenuhi dengan sendirinya. Pengabaian pemerintah kota terhadap anak bukan hanya pada kebijakan dan anggaran terbatas, tetapi juga pada pelayanan dan penyediaan sarana kota yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Perasaan tenang, nyaman, dan aman dengan lingkungan tempat tinggal, lingkungan komuniti, lingkungan sekolah mereka, serta tempat pelayanan kesehatan merupakan gambaran persepsi anak mengenai lingkungan kota di satu sisi dengan kasus Kelurahan Kwitang, sedangkan perasaan terganggu dengan sampah yang menumpuk, saluran pembuangan air kotor yang mampat karena masih adanya warga yang membuang sampah sembarangan, dan jalan-trotoar yang rusak di beberapa titik di lingkungan tersebut merupakan gambaran sisi lain. Permukiman yang padat di kelurahan ini adalah kekhawatiran yang lain anak jika terjadi kebakaran seperti sebelumnya, sehingga menjadi trauma untuk mereka. Masih pada sisi yang sama, fasilitas pada lingkungan bermain dan pelayanan transportasi, menurut mereka juga belum cukup memenuhi kebutuhan anak. Kajian ini terbatasi oleh beberapa faktor, sehingga masih ada "ruang penjelasan" yang terbuka untuk diisi peneliti lain. Keterbatasan ini antara lain disebabkan oleh tidak tinggalnya saya bersama anak-anak (informan), sehingga tidak mengetahui dengan baik pola asuh yang diterapkan di masing-masing keluarga anak. Saya pun tidak mengikuti kegiatan anak selama 24 jam penuh, sehingga pola kegiatan dan bermain anak tidak terekam secara utuh. Walaupun informan dalam penelitian ini adalah anak, namun saya tidak mendalami psikologi anak secara khusus, sehingga saya tidak mengetahui Bahasa tersirat anak yang ingin diungkapkan. Selain itu, saya juga tidak mendalami sosiologi secara khusus, sehingga saya tidak bisa memberikan gambaran yang rinci mengenai kehidupan masyarakat di lingkungan tersebut.
This Thesis aimed to study cognitive description of Indonesian children, particularly those living in urban area in Kwitang Sub District in Central Jakarta. The study used a specially designed methods that captured children's perception through interviews and pictures. The study used a qualitative approach by means of data collecting, involving observation, semi-structured interviews, and drawing. Participants of the study was 9 -12 year-old students on grade 4, 5 and 6 at six (6) Kenari Elementary Schools, a state-owned elementary schools located in Kwitang, Senen District, Central Jakarta. Three of these schools operated in the morning (07.00-12.00) and the other three operated in the afternoon (13.00-17.00) The study found that all of participating children depicted their surroundings based on their perception and experiences. Those are internal family, schools, neighborhoods, playing grounds, transportation and health service. The study indicated that parents' income influenced their development. Moreover, it showed that good waste management and drainage of the environment supported their physical growth and health. Children described community work ("kerja bakti") organized by community leaders in their neighborhood had a crucial role to keep environment clean. In their school environment, children felt that secured and comfortable because of its permanent building, and good sanitation, despite their dissatisfaction with their schools' rest room. Classical method of learning was found to discourage children to get used to discussion. School facilities do not have adequate playing ground so that the children usually use street, park, and limited schoolyard as their playing ground. This posed them with risks to get accident. For transportation services, the children could not choose kind of transportation. Public vehicles were not designed and friendly to cater their needs. From health perspective, most children's diseases were related to the hygiene and sanitation of their houses, neighborhood, schools, and playing grounds. The study found that poor drainage and sanitation, non-hygienic foods, and air pollution were factors that affect children's health. Common diseases found in children were diarrhea, respiratory diseases, and dermatitis. Community Health Unit (Puskesmas), a government health service provider at district level, provided medical services for most of the sick children. Involving children in this study made them full of pride. It was appeared through their enthusiasm in depicting their neighborhood, community environment, school environment, playing area, transportation and health service. Their ability in picturing the condition indicated their awareness and recognizing to their urban surrounding. Negligence of children's needs in developing a city was a problem that was able to realize by children. There were many condition those needed by children but not available. By developing infrastructure for people (adult), city council assumed that children's need had already been fulfilled. It was not only on policy and limited budget, but also on city service that influence to children development. Children those live in Kelurahan Kwitang felt two paradoxical conditions. They felt comfortable and safe with their neighborhood, community environment, school environment, and health service. On the other hand, they felt uncomfortable with piled of garbage, bad drainage, and smashed pedestrian. Moreover, children worried about dense residential because it tends to conflagration as it happened before. In addition, they stated that they do not have playing ground and access to transportation service. This study was limited by some factors so that there was open "explanation room" that can be explored by other researcher. The limitation due to I, as a researcher, did not live in the Kelurahan Kwitang to observe child-rearing pattern in the family. I did not observe children for 24 hours so that child activity was not fully recorded. Instead of informant in the study was children, but I did not study psychology deeply. Therefore, I was not able to catch invisible gesture of children that would more reveal children's mind. In addition, I was not study sociology either so that I could not give specific picture of community life.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Alqaprint, 2010
930.1 WID
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Ilham Eldiju
Abstrak :
Tulisan ini menganalisis bagaimana komunitas pesepeda digunakan sebagai Community Marketing dalam strategi komunikasi pemasaran oleh brand Tas Life Behind Bars. Konsep yang dianalisis adalah pengaplikasian empat tools Community Marketing dalam strategi komunikasi pemasaran berupa delapan bauran komunikasi pemasaran (Marketing Communication Mix). Penelitian ini menggunakan metode analisis konten dengan mengumpulkan data dari kanal-kanal media yang dimiliki Life Behind Bars. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara semi-terstruktur dengan founder dari Life Behind Bars yaitu Aldeo Plato untuk mendapatkan data langsung dari Life Behind Bars sebagai pelaku strategi komunikasi pemasaran. Hasil analisis menunjukan bahwa seluruh bauran komunikasi pemasaran (Marketing Communication Mix) yang digunakan Life Behind Bars menggunakan salah satu dari empat tools Community Marketing yang ditujukan kepada komunitas pesepeda. Adapun saran untuk penelitian selanjutnya adalah untuk menggunakan konsep pemasaran lain untuk meneliti Community Marketing. ......This paper analyzes how the cyclist community is used as Community Marketing as a part of marketing communication strategy by bag brand Life Behind Bars. The analyzed concept is the application of four tools of Community Marketing in marketing communication strategy in a form of eight mix of marketing communication (Marketing Communication Mix). The analysis method used in this paper is content analysis by collecting data from media channels of Life Behind Bars. In addition, this paper also utilizes the analysis method of semi-structured interviews with the founder of Life Behind Bars Aldeo Plato to be able to collect data directly from Life Behind Bars as a user of marketing communication strategy. The result analyzed shows that every mix of marketing communication (Marketing Communication Mix) used by Life Behind Bars always uses one of the four tools of Community Marketing targeted to the cyclist community. Furthermore, the suggestion for the next research is to use other marketing concepts to analyze Community Marketing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library