Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Priyanto
"Teknologi adsorpsi dengan memanfaatkan karbon aktif merupakan teknologi pengendalian VOC yang cukup banyak digunakan karena murah dan sederhana serta mempunyai efisiensi yang cukup tinggi untuk me-recover VOC.
Uji adsorpsi aseton dan kloroform terhadap karbon aktif kering (kadar air ± 0%) dan basah (kadar air ± 10%) pada temperatur adsorpsi 27°C menghasilkan kurva terobosan yang mengikuti S-shape dari emisi 10°, 20° dan 30°C, sedangkan kurva terobosan dan kapasitas adsorpsi dibawah ini hanya untuk emisi 30°C terhadap aseton dan kloroform. Dari kurva terobosan dapat dilihat karbon aktif kering mampu mengadsorp kadar uap aseton dari 29 mg/L sampai 409,81 mg/L, uap kloroform dari 29 mg/L sampai 900,83 mg/L. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp kadar uap aseton dari 17 mg/L sampai 410,33 mg/L, dan uap kloroform dari 17 mg/L sampai 1002,95 mg/L.
Dari kurva terobosan dapat ditentukan kemampnan adsorpsi karbon aktif atau kapasitas adsorpsi karbon aktif (q*) untuk mengadsorp adsorbat. Karbon aktif kering mampu mengadsorp uap aseton sebesar 8184,53 μmol/gr karbon aktif kering; uap kloroform sebesar 7700,21 μmol/gr karbon aktif kering. Untuk karbon aktif basah dapat mengadsorp uap aseton sebesar 5420,06 μmol/gr karbon aktif basah; uap kloroform sebesar 5764,20 μmol/gr karbon aktifbasah.
Penentuan Iaju adsorpsi dilakukan pada daerah linier dari kedua jenis adsorbat. Laju adsorpsi aseton pada temperatur adsorpsi 27°C untuk karbon aktif keting mengikuti persamaan r = 0,1290 (q*- q) untuk daerah linier 0-57 menit, dengan karbon aktif basah, r = 0,1391(q*- q) untuk daerah linier 0-50 menit; klorofom, karbon aktif kering, r = 0,119 (q* - q) untuk daerah linier 0-65 menit, karbon aktif basah, r = 0,1293 (q* - q) untuk daerah linier 0-60 menit.
Kapasitas adsorpsi adsorbat pada karbon aktif dipengaruhi oleh temperatur adsorpsi. Hasil perhitungan panas adsorpsi aseton menggunakan karbon aktif kering menghasilkan harga panas adsorpsi (Q) sebesar - 29 kJ/mol dan dengan karbon aktif basah - 14 kJ/mol sedangkan pada adsorpisi kloroform sebesar -10 kJ/mol pada karbon aktif kering dan -15 kJ/mol pada karbon aktif basah. Ini menunjukkan adsorpsi yang terjadi merupakan adsorpsi fisika."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dira Fadila
"Penelitian ini membahas mengenai kalimat majemuk yang terdapat dalam buku cerita anak usia 10 tahun yang berjudul Vater, Mutter, Ich, und Sie karya Jürg Schubiger. Metode dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan jenisjenis kalimat majemuk yang terkandung dalam buku cerita anak tersebut, serta membuktikan kesesuaian penggunaan kalimat majemuk dalam buku cerita anak tersebut dengan teori oleh Hulit dan Howard mengenai penggunaan kalimat kompleks untuk anak usia 10 tahun. Dari hasil penelitian, kalimat majemuk yang ditemukan dalam buku cerita anak tersebut adalah kalimat majemuk setara dan bertingkat. Kalimat majemuk yang mendominasi adalah kalimat majemuk bertingkat.

This research examines the compound sentences in the children?s book for 10 year-olds, which is called Vater, Mutter, Ich, und Sie written by Jürg Schubiger. This is a qualitative and quantitative research. The purposes of this research are to explain and break down the types of compound sentences which are written in the book, and then prove the compatibility of those compound sentences used in the book based on the theory from Hulit and Howard on the usage of compound sentences for 10 year-old children. According to the results, the compound sentences in the book are compound-complex sentences. However the complex sentence type is the one that dominates in the book."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1881
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bhayangkara Tegar Pradana
"Propolis merupakan suatu kekayaan alam yang dihasilkan dari lebah selain madu. Salah satu kandungan propolis yang memiliki manfaat besar dari bioaktivitasnya adalah Artepillin C. Artepillin C merupakan suatu derivat asam sinamat terprenilasi pada posisi meta dari gugus karboksil dalam cincin aromatis. Sintesis asam sinamat dengan dilanjutkan dengan reaksi prenilasi adalah suatu cara untuk melakukan pendekatan menuju sintesis Artepillin C. Asam sinamat yang digunakan adalah hasil sintesis dari benzaldehida dan anhidrida asetat dengan bantuan katalis kalium asetat. Karakterisasi dengan UV-Vis menunjukkan λmax sebesar 279 nm. Hasil FT-IR spesifik asam sinamat pada 3070nm sebagai penunjuk OH karboksilat dan 1681 nm sebagai gugus karbonil. Asam sinamat hasil sintesis diprenilasi dengan dua katalis heterogen, yaitu γ-Al2O3/NaOH/Na dan K2CO3. Keduanya memiliki hasil yang serupa baik dari hasil karakterisasi spektrofotometer FT-IR dengan kemunculan peak pada daerah 1400 nm, spektrofotometer UV-Vis dengan adanya pergeseran batokromik, maupun LC-MS dengan keberadaan peak yang mirip. Pada asam sinamat yang telah mengalami prenilasi ini dilakukan uji aktivitas antioksidan dan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 517 nm. Adanya persentase kenaikan aktivitas antioksidan sebesar 27,28% membuktikan bahwa asam sinamat terprenilasi memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan asam sinamat hasil sintesis.

Propolis is a natural resource produced by bees other than honey. One component in propolisthat has the benefit for its bioactivity is Artepillin C. Artepillin C is a prenylated cinnamic acid derivatives at the meta position of the carboxyl group in the aromatic ring. Synthesis of cinnamic acid followed by the reaction with dimethyl allyl bromide is a way to synthesize Artepillin C. Cinnamic acid was synthesized from benzaldehyde and acetic anhydride in the presence of potassium acetate as the catalyst. The characterization by spectrophotometer UV-Vis showed the λmax at 279 nm. The spectrophotometer FT-IR results of cinnamic acid showed the specific absorbancypeak at 3070 nm of OH carboxylate and at 1681 nm of carbonyl groups. Prenylation of cinnamic acid was conducted using two heterogeneous catalysts, namely γ-Al2O3/NaOH/Na and K2CO3. Both catalysts showed similar results based onspectrophotometer FT-IR with peak emergence in the 1400 nm region, spectrophotometer UV-Vis with a bathochromic shift, so doLC-MS in the presence of a similar peak. Antioxidant activity test is done onprenylated cinnamic acid using spectrophotometer UV-Vis at 517 nm. The increased antioxidant activity of27.28% proved that the prenylated cinnamic acid had better antioxidant activity than the original cinnamic acid."
Universitas Indonesia, 2014
S53151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arry Yanuar
"ABSTRACT
Plasmepsin is a prime enzyme in malarial parasite life cycle. Plasmepsins are worked in the hemoglobin degradation inside the food vacuole during the erythrocytic phase. The structures of this enzyme are available through crystallography and show that these structures have an active site which allows many of probabilities of ligand interactions. Xanthone, a compound of active polyphenolic from Garcinia mangastana Linn. and a Xanthone compound which is isolated from Garcinia mangastona Linn. show an inhibition activity to Plasmadium falciparum through the in vitro method. In this research, the molecular docking method is used to study about inhibiton activity of the enzyme. Molecular docking result of Xanthone analogues to plasmepsin shows that more than one hydrogen bond are involved in the inhibition process.
"
2010
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sal Prima Yudha
"Pengompleksan Fe2+, Co2+, Ni2+ dengan ligan-ligan 2,2-bipiridin dan 2,9-dimetil-1,10-fenantrolin telah diteliti dengan memuaskan. Subtitusi ligan lain ke dalam senyawa kompleks. M(bipy) 2 (H20)22+ dan M(phen)2(H2D)22+ akan mempengaruhi simetri dan struktur senyawa kompleks. Penentuan konstanta stabilitas (pembentukan) senyawa kompleks menjadi begitu penting untuk memprediksikan hal ini. Melalui metode yang dikenal dengan Scatchard Plot diperoleh konstanta stabilitas senyawa-senyawa kompleks [M(bipy)2(H20) (bipy')]2+ dan (M(phen)2(H2Q)(bipy')j2+ yang secara umum mengikuti deret Irving Williams. Pada senyawa kompleks dengan kerangka 2,2-bipiridin secara berurutan diperoleh konstanta untuk Fe(lI),Co(II), dan Ni(I1) yaitu (skala log K) : 3,940, 3,504, 3,522. Fenomena khusus yang terjadi pada Fe(bipy)2(H20)2z+ menjelaskan kemungkinan terjadinya perubahan spin dari spin tinggi ke spin rendah. Hal ini ditunjukkan dengan harga kosntanta yang cukup besar. Pada senyawa kompleks dengan kerangka 2,9-dimetil-1,10-fenantrolin mengikuti deret Irving Williams yang ditunjukkan dengan harga konstanta secara berurutan dari Fe(II), Co(1l) dan Ni(ll) yaitu (skala log K) : 2,601, 4,240 dan 4,505. Interaksi kuat-kuat dan lunak-lunak asam basa serta besarnya pemecahan energi oleh medan ligan dapat menjawab fenomena yang terjadi. Selain itu efek sterik juga memainkan peranan yang penting dari data konstanta stabilitas dapat dianalisa bahwa 4,4-bipiridin berperan sebagai ligan jembatan dan dapat digunakan untuk sintesis senyawa kompleks inti ganda."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10324
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Rinda Faradilla
"Penelitian ini membahas jenis pembentukan kata kompositum exozentrisch dan endozentrisch dalam buku Tschick - In einfacher Sprache (2013) karya Wolfgang Herrndorf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kata exozentrisch dan endozentrisch serta penggunaannya dalam buku Tschick - In einfacher Sprache (2013). Kompositum exozentrisch dan endozentrisch merupakan jenis pembentukan kata dalam bahasa jerman yang berhubungan dengan proses pembentukan makna baru pada kompositum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat dua kata exozentrisch dan 24 kata endozentrisch dalam buku Tschick - In einfacher Sprache.

This research discusses type of wort formation, exocentric and endocentric compound on Tschick - In einfacher Sprache (2013) by Wolfgang Herrndorf. This research aims to find out how many exocentric and endocentric compound words and their uses on Tschick - In einfacher Sprache (2013). Exocentric and endocentric compound are type of word formation in german that is related to the process of forming new meanings in compound. The research method is qualitative method. The result of this research shows that there are two words exocentric and twenty-four words endocentric on Tschick - In einfacher Sprache.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Trijan Riana
"Senyawa makrosiklik basa Schiff akhir-akhir ini menjadi topik yang penting dalam bidang penelitian anorganik. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk berikatan dengan logam berat dan logam Lantanida dengan membentuk kompleks. Pada penelitian kali ini akan dicoba membuat makrosiklik poliaza basa Schiff dengan reaktan utama tereftalaldehid dan dietilentriamina. Prinsip reaksi yang digunakan ialah reaksi siklokondensasi [2+2], 2 molekul tereftalaldehid akan bereaksi dengan 2 molekul dietilentriamina membentuk senyawa makrosiklik poliaza. Reaksi divariasikan dalam pelarut kloroform, diklorometan dan asetonitril. Senyawa makrosiklik hanya terbentuk pada pelarut asetonitril. Pengaruh temperatur dipelajari pada 5-15°C, ±25°C, 75°C. Hasil yang diperoleh menunjukkan senyawa makrosiklik dapat terbentuk pada temperatur ±25°C dan 5-15°C. Pada temperatur 5-15°C senyawa makrosiklik yang diperoleh 32,15% hasil, namun pada kristal masih banyak terdapat pengotor yang sulit dipisahkan. Kristal makrosiklik yang murni didapatkan pada temperatur ±25°C dengan hasil 19%. Reaksi pembuatan makrosiklik pada 3,75 mmol dalam 180 mL kurang efektif karena laju pembentukan polimer masih besar, sehingga ligan yang didapatkan akan sedikit. Senyawa makrosiklik yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah, alat uji titik leleh, dan MALDI-TOF MS.

Nowadays, macr°Cyclic schiff base polyaza compound has become great important topic in inorganic research since its capability to form complexes compound with heavy metal or lantanide metal. This research f°Cused on creating macr°Cyclic schiff base polyaza compound by terephthalaldehyde and diethylentriamine. The reaction priciple used is [2+2] cycl°Condensation reaction. 2 molecules of terephthalaldehyde reacted with 2 molecules diethylentriamine formed macr°Cyclic compound. The reaction was varied in chloroform, dichloromethane and acetonitrile solvent. Reaction in acetonitrile solvent gave the best result product, whereas reaction in another solvents did not yield products (formed polymer). Reaction also was varied in temperature 5-15°C, ±25°C, 75°C. Macr°Cyclic compound has succesfully formed in 5-15°C and ±25°C. At temperature 5-15°C macr°Cyclic compound yielded 32,15%, yet the crystal seemed had much impurities. Pure macr°Cyclic compound was obtained at temperature ±25°C in yield 19%. Synthesis of macr°Cyclic compound was less effectively in 3,75 mmole since its formation of polymer rate still dominated. Macr°Cyclic compound was characterised by infrared spectroscopy, melting point apparatus and MALDI-TOF MS. The peak 403,5352 molecular weight in MALDI-TOF MS proved that the crystal was the macr°Cyclic desired."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30689
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, C.H.
London: Taylor and Francis, 2001
615.95 WAL o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tedra Auralea Nufita Putri Shakeena
"Tren compound space muncul sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan ruang publik yang mendukung interaksi sosial, terutama pasca-pandemi. Third place, sebagai ruang untuk sosialisasi di luar rumah (first place) dan tempat kerja (second place), kini juga berfungsi sebagai ruang produktivitas. Hadirnya elemen fisik di third place memengaruhi cara manusia menggunakan ruang tersebut, menciptakan potensi dualitas fungsi antara ruang sosial dan produktivitas. Penelitian ini bertujuan memahami compound space sebagai third place dan mengeksplorasi potensi dualitas fungsi ruang sebagai second place dan third place. Analisis dilakukan terhadap elemen fisik dan konfigurasi ruang pada compound space untuk mengidentifikasi karakteristik dan fungsinya dalam mendukung aktivitas sosial dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa compound space mendukung aktivitas sosial dan kreatif, memenuhi sebagian besar karakteristik third place. Dalam konteks urban modern pasca-pandemi, compound space memiliki potensi dualitas fungsi sebagai ruang sosialisasi sekaligus ruang kerja. Namun, aktivitas produktivitas di ruang ini cenderung berdurasi singkat, sementara sosialisasi tetap menjadi fungsi utama. Tidak semua third place menyediakan elemen fisik yang mendukung pekerjaan, seperti meja nyaman, stopkontak, dan suasana tenang. Compound space memiliki potensi besar sebagai ruang publik inklusif dan adaptif yang mengakomodasi kebutuhan sosial dan produktif, dengan keberhasilan fungsinya bergantung pada desain elemen fisik yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

The trend of compound spaces has emerged as a response to the increasing demand for public spaces that support social interaction, especially in the post-pandemic era. Third places, which serve as spaces for socializing outside the home (first place) and workplace (second place), now also function as spaces for productivity. The presence of physical elements in third places influences how people utilize these spaces, creating the potential for dual functionality between social and productive uses. This study aims to understand compound spaces as third places and explore the potential for dual functionality as both second and third places. The analysis focuses on the physical elements and spatial configurations of compound spaces to identify their characteristics and functions in supporting social and productive activities. The findings reveal that compound spaces support social and creative activities, fulfilling most of the characteristics of third places. In the context of modern urban life in the post-pandemic era, compound spaces show the potential for dual functionality as spaces for both social interaction and work. However, productivity activities in these spaces tend to be short-lived, with socialization remaining the primary function. Not all third places provide physical elements that support work, such as comfortable desks, power outlets, and quiet atmospheres. Compound spaces hold great potential as inclusive and adaptive public spaces that accommodate both social and productive needs, with their success depending on the design of physical elements that are responsive to the needs of society. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnetti Boer
"Senyawa kimia antioksidan yang terkandung dalam asam kandis, yaitu kulit buah kandis (G. parvifofia) yang dikeringkan, dicari dengan membuat ekstraknya dalam EtOAc. Ekstrak tersebut difraksinasi dengan kromatografi kolom, menggunakan cellte dan pelarut berturut-turut n-heksana, diklorometana, dan EtOAc. Senyawa dalam fraksi diklorometana diisolasi dengan cara kromatografi kolom, dengan pengembang campuran n-heksana : EtOAc yang polaritasnya dinaikkan secara bertahap. Dari fraksi 5 didapatkan senyawa GB secara kromatografi kolom menggunakan pengembang EtOAc: n-heksana =2 : 1.
Senyawa GB berupa kristal warna putih kecoklatan, titik leteh 172° C, mudah larut dalam EtOAc dan CHCI3.
Hasil uji dengan metoda thiosianat, menggunakan antioksidan pembanding BHT,BHA, dan Tokoferol, ternyata senyawa GB menunjukkan kemampuan aktivitas sebagai antloksidan
Struktur molekul senyawa GB ditentukan berdasarkan data spektroskopi (UV, Infra Merah, El-MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR ). Dari data spektroskopi dlketahui bahwa senyawa GB adalah senyawa prenil depsidon dengan rumus molekul C₂₄H₂₆O₇ (M = 426 )

Antioxidant Compound of Kandis [Garcinia Parvifolia (Miq.) Miq.] A searching of antioxidant compound of sundried pericarp of Garcinia p a r v i f o l i a fruit, or well-known as ?a s a m k a n d i s?, were done to its EtOAc extracts. The EtOAc extracts were prefractionated by cellte coloumn chromatography, eluting with n-hexana, methylene chloride and EtOAc respectively.
Isolation of methylene chloride fraction's compounds were done by coloumn chromatography, using silica gel eluted with n-hexana and EtOAc Increased stepwise, yielded a crystal compound.
A substance named GB was isolated by using EtOAc : n-Hexana= 1 : 2. The GB compound was a brownish white crystal and its melting point was 172° C, and the crystal was EtOAc and CHCI3 soluble.
It was evident that GB compound has antioxidant activity as well as BHT, BHA and Tocopherol by means of thiocyanate method. Using data from spectroscopy of UV, Infrared, El-MS, 1 H-NMR, and 13 C-NMR, It was found out that the GB compound was a prenil depsidone, and Its molecular structure was C24H₂₆O₇ ( M=426 )."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>