Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Swarnawati
Abstrak :
Maraknya acara konsultasi melalui media elektronik akhir akhir ini menarik minat peneliti untuk mengkajinya, terutama karena topik yang dibahas seringkali menyentuh wilayah yang bagi sebagian orang masih tabu untuk dibicarakan, apaiagi dibicarakan melalui media dan didengar oleh banyak orang.

Konsultasi melalui radio pada penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu yang melibatkan expert sebagai pemberi solusi pada radio Pesona FM dan radio Trijaya FM dan non-expert pada radio TMI dan Muara FM. Perbedaan expert dan non-expert membuat perbedaan pada model konsultasinya dan topik yang dibicarakan. Pada expert, konsultasi langsung dijawab oleh expert, pengasuh acara lebih berfungsi sebagai moderator atau pemberi komentar tambahan, sedangkan pada non-expert, konsultasi terlebih dahulu dilempar pada khalayak untuk urun rembuk baru pada akhir session pengasuh acara membahasnya atau menarik kesimpulan. Dari segi topik yang dibicarakan, pada expert: topik lebih khusus yaitu masalah seks, sedangkan pada non-expert topik lebih beragam antara lain masalah pergaulan, pekerjaan, percintaan, konflik keluarga.

Konsultasi yang dilakukan melalui radio pada penelitian ini dilihat sebagai bentuk tindak self-disclosure dilihat dari segi fungsi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berkaitan dengan topik yang menyentuh masalah seks mempunyai dampak pada etika, yaitu masalah pantas - tidak pantas, bermoral - tidak bermoral dalam kerangka budaya Indonesia. Masalah etika menjadi penting karena walaupun diasuh oleh expert akan tetapi pembawa acara kadang-kadang memberikan komentar yang tidak pantas dan tidak mendukung terhadap penyelesaian masalah yang dikonsultasikan.

Hal yang menarik pada penelitian ini adalah bahwa selama ini pembahasan tentang self-disclosure selalu dalam lingkup komunikasi interpersonal yang dicirikan terjadi dalam hubungan yang penuh keakraban atau keintiman dan idealnya dalam komunikasi dyadic, akan tetapi pada penelitian ini justru melalui media. Dengan sendirinya unsur-unsur keintiman tidak ada lagi, begitu pula komunikasi yang terjadi bukan komunikasi dyadic karena melibatkan lebih dari dua orang, paling tidak terdiri dari Wien, konselor dan khayalak. lmplikasi tentu saja pada bagaimana teori-teori interpersonal menjawab fenomena ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Putri Permata
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini membahas tentang Kelompok Usaha Bersama Fakir Miskin KUBE FM , sebagai upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui kelompok. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pembentukan kelompok, rekruitmen terjadi secara top-down, dan pendamping berfungsi sebagai fasilitator. Dalam proses pendampingan dan pembinaan yang dilakukan, yang paling berperan dalam menentukan perkembangan KUBE FM adalah pendamping desa. Hal ini karena pendamping desalah yang paling sering berinteraksi dengan ketua dan para anggota KUBE FM. Kualitas interaksi, peran pendamping sebagai pelaku perubahan, serta adanya komitmen terhadap tujuan kelompok merupakan fakror-faktor yang berinteraksi dalam menentukan perkembangan kelompok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa KUBE FM dapat menjadi media dalam memberdayakan fakir miskin. Kelompok yang dinamis disertai dengan pendampingan yang intensif dapat memperbesar peluang keberhasilan pemberdayaan masyarakat miskin melalui KUBE FM.
ABSTRACT
This dissertation discussed about economical joint group effort of the poorest KUBE FM as an effort to empower poor community through group. This research used qualitative design. The result of this research showed that at group formation processs, recruitment was top down and the consultant roled as facilitator. Generally, at consultation and supervision process, the most influenced person in determining the development of KUBE FM was village consultant. This was because he did most interaction with the leader as well as members of the group. Quality of interaction, roles of consultant as change agent and commitment toward the goal were factors which interact in determining the the development of KUBE FM. This research conclude that KUBE FM could be used as medium to empower the poorest community. Dynamic group accompanied by intensive consultation could enhance the success of KUBE FM in empowering poor community.
2017
D1721
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketterer, Richard F.
Beverly Hills: Sage, 1981
362.204 25 KET c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Conway, Peter
London: Churchill Livingstone Elsevier, 2011
615.321 CON c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Triparite consultation has become widely estabilised in china and is often referred to as "Collective bargaining" by the Government and the All-China Federation of Trade......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Marudur Pandapotan
Abstrak :
ABSTRAK
Partisipasi masyarakat dalam proses perumusan kebijakan pemerintah akan menghasilkan kebijakan yang lebih matang, tepat sasaran, dan lebih diterima oleh semua pihak. Dengan perkembangan TIK dalam konsep e-Participation, partisipasi masyarakat dimungkinkan untuk diselenggarakan secara daring melalui layanan konsultasi publik elektronik (e-Consultation). Untuk mengembangkan layanan tersebut dibutuhkan perencanaan yang matang dan langkah-langkah yang tepat agar sistem yang dikembangkan dapat dipergunakan secara efektif. Sejumlah literatur telah mengupas tentang model pengembangan e-Participation, namun model-model yang ada hanya fokus pada aspek tertentu saja. Oleh sebab itu penelitian ini mencoba mengusulkan sebuah kerangka pengembangan layanan konsultasi publik elektronik melalui studi literatur terhadap sejumlah kajian-kajian pengembangan dan konsep eParticipation. Kerangka yang dibangun terdiri atas 4 (empat) tahapan: Inisiasi, Perancangan, Implementasi, dan Evaluasi, dan dalam tiap tahapan memiliki langkah-langkah spesifik yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan layanan e-Consultation. Melalui makalah ini, peluang untuk penelitian lanjutan dapat dilaksanakan dengan menguji dan mengevaluasi kerangka yang dibangun. ABSTRACT
Citizen participation in the process of policy formulation will produce policies that are more mature, effective, and more acceptable to all parties. With the rapid developments of ICT and e-participation concept, it is possible for community participation to be held online through the electronic public consultation (e-Consultation). Developing these service required careful planning and proper measures so that the system can be used effectively. Some literature has investigated e-Participation development models. However, existing models only focus on a particular aspect. Therefore, this paper attempts to propose a framework for developing electronic public consultation through literature study on a number of papers concerning about development on the e-Participation concept. The framework is built consists of four (4) phases: Initiation, Design, Implementation, and Evaluation, and in each stage has specific steps that could be a reference in the development of e-Consultation. Through this paper, there are opportunities for further research by testing and evaluating the proposed framework.
Jakarta : BPSDMP Kominfo , 2019
384 KOMAS 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Adityagama
Abstrak :
Latar Belakang: Nocturia adalah kondisi urologi di mana individu lebih sering buang air kecil pada malam hari dan ini mempengaruhi kedua jenis kelamin. Klinisi sering menggunakan kuesioner untuk mendiagnosis nocturia, namun, beberapa pertanyaan yang telah divalidasi berada dalam bahasa Inggris. Studi ini mengevaluasi validitas dari Kuesioner Konsultasi Internasional tentang Inkontinensia – Nokturia (ICIQ-N) pada pasien di Indonesia Metode: Dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Inggris-Indonesia) menerjemahkan kuesioner ICIQ-N dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Terjemahan balik dilakukan oleh dua penerjemah bersertifikat dwibahasa (Indonesia-Inggris), dan penulis meninjau semua terjemahan yang mengarah pada terjemahan akhir dalam bahasa Indonesia. Alih- alih terjemahan linguistik, teknik ini memastikan terjemahan intelektual yang menyeluruh dan tidak ambigu. ICIQ-N yang telah diterjemahkan disajikan dua kali kepada subjek, dengan jarak dua minggu, untuk memverifikasi kuesioner tersebut. Validitas dan reliabilitas respons kemudian diselidiki. Analisis Pearson and Cronbach’s alpha digunakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas. Hasil: Nilai korelasi R-Pearson berkisar dari 0,933 hingga 1 (p:0,001). Item-item kuesioner ICIQ-N yang telah diterjemahkan ditemukan memiliki reliabilitas dengan nilai Cronbach's alpha sebesar 0,994 (>0,6). Kesimpulan: Versi bahasa Indonesia ICIQ-N yang dibuat untuk studi ini valid dan reliabel, sehingga, ini dapat digunakan sebagai alat diagnostik pada populasi di Indonesia. ......Introduction: Nocturia is a urological condition in which individuals urinate more frequently than usual at night and it affects both genders. The clinician frequently uses questionnaires to diagnose nocturia however, some validated questions were in English. This study evaluated the validity of the International Consultation on Incontinence Questionnaire – Nocturia (ICIQ-N) in Indonesian patients. Methods: Two certified bilinguals (English-Indonesian) translated the ICIQ-N questionnaire from English to Indonesian. The reverse translation was done by two certified bilingual (Indonesian-English) translators, and the writers reviewed all of the translations leading to the final Indonesian translation. Instead of a linguistic translation, this technique ensured a thorough and unambiguous intellectual translation. The translated ICIQ-N was presented twice to the subjects, two weeks apart, to verify the questionnaire. The responses' validity and reliability were then investigated. Pearson and Cronbach’s alpha analysis were used to determine validity and reliability. Result: The r-Pearson correlation values ranged from 0.933 to 1 (p:0.001). The translated ICIQ-N questioner items were found to be reliable with a Cronbach's alpha of 0.994 (>0.6). Conclusion: The ICIQ-N Indonesian version generated for this study is valid and reliable. As a result, it may be utilized as a diagnostic tool in Indonesian population.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hays, Kate F
Abstrak :
The ethics of practice diversification in the field generically described as performance psychology--including sport psychology, organizational consulting, and performing arts psychology--is examined. Since the field is in the process of development and psychologists come to this type of practice from a variety of paths, ethical issues in this type of practice bear particularly careful attention. This article reviews the primary ethical issues involved, including preparation for diversified practice; competence; interpersonal and relational issues; and presentation to the public. Currently emerging concerns are also discussed. The article concludes with specific suggestions for the practitioner interested in this field.
2006
150 PPS 37 (2-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Christiawantho
Abstrak :
Penggunaan teledietetics sebagai upaya untuk mencegah peningkatan angka obesitas yang semakin tinggi menjadi populer di kalangan masyarakat perkotaan yang ingin menurunkan berat badan dan menerapkan pola hidup sehat. Walaupun masih tergolong metode yang baru untuk diterapkan di Indonesia, teledietetics telah banyak diterapkan di negara-negara maju karena metode ini dinyatakan lebih mengirit waktu, biaya, dan mempermudah komunikasi antara ahli gizi dan klien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program diet coaching menggunakan metode teledietetics yang diadakan oleh PT. Gizi Sehat Indonesia dengan cara melihat perubahan berat badan dan asupan klien, serta membandingkan rata-rata penurunan berat badan antar periode komitmen, asupan makan, dan jumlah sesi konsultasi juga melihat adanya pengaruh dari asupan terhadap penurunan berat badan klien. Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas biaya antar paket dalam menurunkan berat badan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana studi desain yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan total sampling 37 klien yang menjalani holistic diet coaching di PT. Gizi Sehat Indonesia. Hasil yang ditemukan adalah 78,4% klien mengalami penurunan berat badan, 5,4% klien mengalami penambahan berat badan, dan 16,2% klien tidak mengalami perubahan berat badan. Penurunan berat badan paling besar terdapat pada rata-rata penurunan berat badan 6 bulan, dimana rata-rata penurunan berat badan paling kecil terdapat pada rata-rata penurunan berat badan 1 bulan. Penurunan berat badan yang signifikan terdapat pada klien yang mengikuti jumlah sesi konsultasi 1-3 kali dan 4-9 kali serta 1-3 kali dan 10-18 kali. Perubahan asupan yang signifikan terdapat pada asupan energi dan asupan lemak. Namun tidak ada asupan yang berdampak pada penurunan berat badan. Paket yang paling efektif secara biaya adalah paket dengan periode komitmen 1 bulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teledietetics dapat dilakukan sebagai metode konsultasi gizi terkini terutama pada klien yang ingin menurunkan berat badan dan mengubah pola makan. Teledietetics lebih cost-effective pada periode komitmen yang lebih pendek, namun penelitian lebih lanjut harus dilaksanakan untuk menilai keberhasilan jangka panjang terkait perubahan berat badan dan diet demi memastikan tidak terjadinya weight regain atau berat badan kembali. ......Teledietetics have been used for nutrition consultation in many developed countries by the government in order to prevent the increasing numbers of obesity and by the people who wants to lose weight and are interested in living a healthy lifestyle. In Indonesia, teledietetics is still uncommon, but in this era, it is becoming more popular due to the benefits it proposes such as time saving, cost-efficient, and convenient communication between the dietitian and clients using the internet and social media. The purpose of this research is to analyze the effectivity of teledietetics diet coaching program that was conducted by X Company by analyzing weight and macronutrient dietary changes in clients before and after they undergone the program as well as comparing the average weight loss between commitment periods, consultation frequency, and macronutrient dietary changes. Furthermore, this research aims to find out the most cost-effective commitment period in reducing weight. Secondary data is used in this research with a restrospective cohort study design in 37 clients undergoing holistic diet coaching teledietetics program as a result of a total sampling based on X Company’s data. Results have shown that 78,4% of the clients successfully lost weight, while 5,4% gained weight, and 16,2% did not experience any weight changes. The average of clients who lost the most weight are those who chose the 6 months commitment period, and clients who lost the least weight are those who chose the 1 month commitment period. A significant difference of the average weight loss is seen between clients who have consulted 1-3 times and 4-9 times, and 1-3 times and 10-18 times. There are significant changes in energy and fat intake before and after the program. However, there are no dietary intake that affects weight loss which is seen through the inconsistent results of dietary intake and weight reduction. The most cost-effective diet coaching package is the 1 month commitment period package. Teledietetics implementation is proven to be effective as a method of diet coaching to clients who are interested in losing weight and changing their dietary pattern. The most cost-effective period for diet coaching through teledietetics is the shortest period which is contradictive to previous published research. Further research should analyze the long-term success of the weight-loss and diet pattern to ensure no weight regain will occur in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Jacinda Yasmin Purnama Putri
Abstrak :
Penggunaan obat yang tidak rasional menjadi salah satu tantangan bagi negara berkembang karena tingginya jumlah kasus yang terjadi jika dibandingkan negara maju. Hal ini dapat berdampak negatif pada aspek ekonomi maupun kesehatan bagi masyarakat. WHO telah merancang indikator pelayanan pasien untuk mengidentifikasi resep dan pelayanan oleh tenaga kesehatan melalui pengadaan nilai optimum sebagai upaya untuk menjaga kerasionalan penggunaan obat. Evaluasi pelayanan obat menggunakan indikator pelayanan pasien masih jarang dilakukan di rumah sakit wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan obat menggunakan indikator pelayanan pasien di Klinik Umum Rumah Sakit Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan metode observasi untuk waktu konsultasi medis dan penyiapan obat, pelabelan dan kesesuaian penyerahan obat serta melakukan wawancara untuk mengetahui pengetahuan pasien. Sampel diambil secara consecutive sampling yaitu 100 untuk waktu konsultasi medis dan 99 untuk aspek lainnya. Analisis data univariat menunjukkan hasil waktu konsultasi medis 12,44 ± 8,1 menit; waktu penyiapan obat 2738,79 ± 1729,3 detik;  kesesuaian penyerahan obat (96,25%); pelabelan obat memadai (100%); dan pengetahuan pasien (78,78%). Kemudian, dilakukan analisis bivariat terhadap pengetahuan pasien. Uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai p=0,111, r=0,161 (usia); uji Mann-whitney U test nilai p=0,014 (tingkat pendidikan), nilai p=0,075 (jenis kelamin). Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa tidak semua aspek indikator memenuhi nilai optimum dan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pasien, maka dari itu pelayanan pasien di Rumah Sakit Universitas Indonesia masih perlu ditingkatkan. ......Irrational use of drugs is one of the challenges in developing countries because of the high number of cases that occur when compared to developed countries. It can have a negative impact on economic and public health aspects. WHO has designed patient care indicators to identify prescriptions and services by health workers through the provision of optimum values in an effort to maintain rational drug use. Evaluation of drug services using patient care indicators is slightly done in Indonesia, especially in hospitals. This research was conducted to evaluate drug services using patient care indicators in the general outpatient at The University of Indonesia Hospital. It was conducted prospectively with observation for consultation and dispensing time, adequately labeled, and drugs actually dispensed also using the interview to determine patient's knowledge. Samples were taken consecutively with 100 samples for consultation time and 99 samples for other aspects. The univariate data analysis shows results for consultation time is 12,44 ± 8,1 minutes; drugs dispensing time is 2738,79 ± 1729,3 seconds; drugs actually dispensed is (96,25%); adequately labeled (100%); and patient's knowledge is (78,78%). Then, conducted bivariate analysis of patient’s knowledge. Spearman Correlation test analysis showed p=0,111, r=0,161 (age); Mann-whitney U Test showed p=0,014 (educational), p=0,075 (gender). Based on the results, it is concluded that not all aspects of indicators meet the optimum values and there was a relationship between educational level with patient's knowledge, therefore patient care at The University of Indonesia Hospital still needs to be improved.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>