Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Wiharto
"Children are unique and also potential market because they usually do not spend their own money but they have a huge purchasing power through their parents. They are potential market, because from the number of kids in the market and their spending are big and promising. There are three types of kids market: first, children as the primary markets; second, children as the influencer market which emphasizing on the influence of children assert on family purchases. Third, because the children will grow up, then we can consider children as the future market. Based on the above descriptions, the authors intent to identify the determinants of children intention to consume such as product characteristics, reference group, retail environment and promotion, and create a questionnaire for the children and develop hypothesis using these study findings. The data obtained from the field using survey method was used to test all the hypotheses empirically. Based on the research findings, we came to conclusion that the promotion has a greater and important effect in developing intention of children?s consumption. These initial findings will be used intentionally in another study which is try to find out the relationship between children intention to consume and their commitment to future market as they grown up and second objective of this study is to develop an initial and appropriate questionnaire for the children which we realize is different from questionnaire for the adult people."
Universitas Kristen Maranatha. Fakultas Ekonomi; Universitas Kristen Satya Wacana. Fakultas Ekonomi, 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mamey Saphota A.
"Konsep Green Marketing tumbuh seiring dengan tuntutan masyarakat yang makin sadar akan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Hal ini diperkuat dengan adanya gejala green consumer yang menuntut adanya suatu produk yang mempunyai dampak seminim mungkin terhadap lingkungan.
Green consumer dalam melakukan keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor-faktor ransangan yang terdapat pada lingkungan dan ransangan yang terdapat pada kegiatan pemasaran. Oleh karena itu peran green communications juga memacu timbulnya keputusan pembelian green consumer tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu perilaku green consumer di kalangan mahasiswa dan green communications yang dilakukan The Body Shop, dan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian produk The Body Shop.
Dari hasil penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara perilaku green consumer dengan keputusan pembelian produk The Body Shop.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara green communications yang dilakukan The Body Shop dengan keputusan pembelian produk tersebut.
Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata green communications yang dilakukan The Body Shop memiliki pengaruh yang lebih besar dibanding perilaku green consumer di kalangan mahasiswa dalam kaitannya dengan keputusan pembelian produk The Body Shop."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Rinawati
"Pertumbuhan depot air minum di Indonesia dari tahun ketahun terus meningkat. Pada tahun 1999 jumlah depot air minum sebanyak 55 depot, tahun 2000 sebanyak 106 depot dan data terakhir tahun 2001 sebanyak 365 depot. Di kota Depok, dari hasil pendataan awal terdapat 26 depot air minum yang tersebar di empat kecamatan yaitu Sukmajaya, Pancaran Mas, Cimanggis, dan Beji. Dui 26 depot, 20 depot sudah diketahui kualitas aimya, meliputi 12 depot tidak memenuhi syarat secara bakteriologi dan 8 depot memenuhi syarat secara bakteriologi. Berdasarkan keadaan ini masyarakat yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko keterpajanan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan populasi dan sampel depot air minum adalah keseluruhan populasi jumlah depot yang telah didata dan diketahui kualitas airnya, populasi dan sampel jumlah penduduk adalah keseluruhan populasi jumlah penduduk yang menggunakan sarana air bersih dari sumur gali, sumur pompa dan ledeng di empat kecamatan kota Depok. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2003.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah penduduk yang terpajan bakteriologi melalui air minum yang berasal dari depot air minum sebanyak 9.405 jiwa (0,88%) dart keseluruhan penduduk yang mengkonsumsi air minum dart depot. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara air minum yang berasal dari depot air minum dengan keterpajanan bakteriologi melalui air minum. Risiko keterpajanan bakteriologi di masyarakat dihitung perkecamatan, dimana terdapat depot air minum yang telah diketahui kualitas dan produksi air minum yang dihasilkan. Dari hasil analisis keterpajanan bakteriologi dengan 'menggunakan Relatif Odds diperoleh bahwa ada hubungan negatif antara penduduk di kecamatan Sukmajaya dan Cimanggis yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi. Sedangkan di kecamatan Pancoran Mas diperoleh hubungan positif antara penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot dengan keterpajanan bakteriologi.
Penduduk yang mengkonsumsi air minum dari depot air minum mempunyai risiko untuk terpajan bakteriologi melalui air minum. Untuk itu disarankan perlu dilakukan pengawasan kualitas air minum yang dihasilkan oleh depot air minum.

The growth of depot drinking water in Indonesia increase from years to years. In 1999, there are 55 depots, in 200 there are 106 depots and based on the last data in 2001 there are 365 depots. From pre-survey in Depok it is found that there are 26 depots which spread through 4 subdistricts: Sukmajaya, Pancoran Mas, Cimanggis, and Beji. From the depots, water quality of 20 depots have been known, which is 12 depots unquality the water bacteriology quality standard and 8 depot quality the water bacteriology quality standart. Based on this situation, people who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from their drinking water. This study aimed at finding the bacteriology exposure risk thought drinking water that come from drinking water's depot.
This study use cross sectional design which population and sample of depot drinking water is the total number of depots that have been surveyed and their water quality have been known. The population and sample of citizen number is the total number of population in Depok that using well, pump and pipe distribution as their fresh water facilities. This study conducted on May 2003.
The result show that number of citizens who exposed bacteriology throught drinking water from depot is 4.405 persons (64,78%). The result of bivariat analysis shows there is relationship between drinking water from depot with bacteriology exposure. Bacteriology exposure risk in society is counted every district, where depot that their water quality and water production has been known, is located. From bacteriology exposure analysis using Relatif Odds, it is found that Sukmajaya and Cimanggis citizen who consume drinking water from depot related negatively with bacteriology exposure. While Pancoran Mas citizen who consume drinking water from depot is related positively with bacteriology exposure.
People who consume drinking water from depot have a risk to exposed bacteriology from drinking water. Therefore, it is suggested to control or supervise the drinking water quality from depot.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Suryanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Business Risk. Business Risk adalah risiko ketidakpastian EBIT yang disebabkan oleh variabilitas penjualan, tingkat operating leveraged dan kondisi makro ekonomi. Pengaruh yang berasal Bari firm direpresentasikan dengan Degree of Operating Leverage (DOL) dan pengaruh makro ekonomi dan pasar secara umum direpresentasikan oleh Cyclicaliry dan Firm Size. Sedangkan Business Risk sendiri merupakan beta dari unlaveraged firm, dimana beta diperoleh dari beta saham melalui persaanaan regress Market Model. Penelitian ini menggunakan data populasi saham perusahaan-perusahaan pada sektor industri Barang Konsumsi dan Industri Manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta (BET) dengan periode pengamatan tahun 1998-2002. Model yang dipergunakan merujukpada model Miswanto dan Husnan (1999). Sedangkan regresi dilakukan dengan rani cross section dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang, diajukan penulis dapat dibuktikan, karena model yang diajukan ternyata signifikan pada taraf nyata 5 persen, baik untuk industri Barang Konsumsi maupun Industri Manufaktur. Selain itu. penelitian ini berhasil mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel bebas tedhadap variabeI tak bebas Business Risk. Pada industri Barang Konsumsi. variabel DOL mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Variabel Cyclical sty mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan, Sedangkan variabel Finn Size mempunyai pengaruh positif tetapi signifikan. Pada sektor industri Manufaktur, variabel UOL mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Variabel L'yclicaliiy mempunyai pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan Firm Size mempunyai pengaruh positi F tetapi tidak signi Ran.
Hal lain yang berhasil diungkap dalarn penelitian ini adalah bahwa rata-rata Business Risk pada sektor industri Barang Konsumsi ternyata tidal: herbecla dengan sektor industri Manulakttun namun Iaktor-laktor yang mcmpcngaruhi Risk antara sektor Barang Konsumsi tersebut ternyata berbeda dengan sektor industri Manufaktur.

This research was tending to analysis the factors that affecting Business Risk. Business Risk is an EBIT uncertainty risk affected by sales variability, Operating Leverage Level and Macroeconomic factors. The affect from the firm is represented with Degree of Operating Leverage (DOL), and then the macroeconomic and market in common are represented by Cyclicality and Firm Size. While Business is itself is the beta of Unleveraged Firm, where beta was obtained from beta stock through the regression equation of Markel Model. This research used the stock population data from the Consumer Goods and Manufacture industries in which listed in the Jakarta Stock Exchange with in the period of 1998 - 2002. The research model points to Miswanto and Husnan (1999) model. While the regression were done by cross sectional through OLS (Ordinary Least Square) Method.
The result shows that the proposed hypothesis can be proven. in fact, the proposed model are significant at 5%, both on Consumer Goods or Manufacture industries. In the other hand, this research were successful to identify the independent variables affecting dependent variable, Business Risk. In Consumer Goods, the DOL variable has positive impact but it is not significant. Cyclicality variable has negative impact but it is significant. While, the Firm Size has positive impact and significant. In Manufacture, the DOL variable has positive impact and significant. The Cyclicality variable has negative impact and significant. While Firm Size has negative impact and it is not significant.
The other thing that successfully revealed in this research is that averagely Business Risk in Consumer Goods industry has no difference with Manufacture industry, however the factors of Business Risk affecting between Consumer Goods industry are different with Manufacture industry."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rishanty Masruri
"Sebagai pemasar saat ini, kian menyadari pentingnya peran iklan dalam membangun citra (image) baik citra merek (brand image) maupun citra diri (self-image), sehingga dibutuhkan suatu penelitian mengenai hubungan derajat kesamaan (similarity/congruence degree) antara citra merek dan citra diri melalui tipe iklan dan pengaruh derajat kesamaan tersebut terhadap sikap konsumen. Di masa Iampau, peneliti pemasaran sering kali menggunakan teori personality untuk menjelaskan perilaku konsumen, yang sering kali diaplikasikan oleh pemasar adalah bahwa setiap individu memiliki konsep diri (self-concept) secara aktual yang didasarkan pada pola pikir, bagaimana mereka memandang tentang dirinya (who they think they are) dan konsep diri secara ideal yang didasarkan pada pola pikir, mereka ingin menjadi siapa (who they think they would like to be).
Penelitian ini mencoba untuk melihat sejauh mana tipe iklan (advertising type) dapat memperkuat atau memperlemah hubungan kesamaan antara citra merek (brand image) dan citra diri (self-image), dan pengaruhnya terhadap sikap (attitude) konsumen dengan hanya mengambil satu merek pada satu kategori produk yaitu handphone yang paling populer di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia setelah melakukan penelitian pendahuluan secara tidak terstruktur dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Tujuan penelitian ini meliputi :
1. Untuk mengetahui hubungan antara kesamaan/kongruensi citra (antara citra merek dan citra diri) dengan sikap (attitude) berdasarkan tipe iklan (type of advertisement).
2. Untuk mengetahui sejauhmana pemikiran yang terbentuk pada saat membaca ikian (kualitas produk, pemakaian produk, dan citra diri) dapat memprediksi sikap konsumen terhadap merek dan ikian berdasarkan tipe iklan (type of advertisement).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Timothy R. Graeff (1996). Namun untuk penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada penggunaan pesan fiktif sebuah iklan (advertising massage) khususnya iklan media cetak untuk mengelola hubungan kesamaan antara citra merek (brand image) dan citra diri (self-image), serta pengaruhnya terhadap sikap (attitude).
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 10.0.1, dimana untuk menguji masing-masing hipotesa dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisa sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesamaan citra (antara citra merek dan diri) dengan sikap berdasarkan tipe iklan maka digunakanlah alat analisa Korelasi.
b. Untuk menguji hipotesa kedua digunakan alat analisa Regresi Berganda. Pada kasus regresi berganda, terdapat satu variabel dependen (sikap) dan lebih dari saku variabel independen (kualitas produk, pemakaian produk, dan citra).
Dari hasil korelasi diperoleh bahwa korelasi negatif antara jarak skor dan sikap, mengindikasikan adanya hubungan yang positif antara kesamaan/kongruensi citra dan sikap. Begitupula sebaliknya dari hasil korelasi diperoleh bahwa korelasi positif antara jarak skor dan sikap, mengindikasikan adanya hubungan yang negatif antara kesamaan/kongruensi citra dan sikap. Dampak kesamaan/kongruensi citra (antara citra merek dan citra diri) pada sikap konsumen balk terhadap merek maupun iklan adalah signifikan hanya kepada responden yang diberikan iklan citra diri.
Sedangkan dari hasil analisis regresi berganda diperoleh bahwa tipe pemikiran yang terbentuk pada saat membaca iklan citra diri merupakan prediktor yang signifikan bagi sikap konsumen terhadap merek maupun iklan. Hal ini sesuai dengan apa yang ditemukan Timothy R. Graeff yang menyatakan bahwa tipe pemikiran merupakan prediktor signifikan dari sikap. Berdasarkan analisis penulis hal ini disebabkan oleh: pertama, keterbatasan informasi yang disebabkan oleh pesan iklan fiktif yang sangat generik, kedua, mayoritas responden dimana seluruhnya mahasiswa lebih mementingkan kegunaan dan ketiga harga relatif mengingat mayoritas responden berpenghasilan sekitar Rp 500.000,-sampai Rp 1.000.000,-"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Wachid Abdullah
"Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam seluruh kegiatan pembangunan nasional. Pertumbuhan konsumsi energi di negara berkembang seperti di Indonesia cenderung lebih tinggi dari negara maju. Konsumsi tersebut berkaitan dengan semakin banyaknya pekerjaan yang menggunakan energi listrik dan mesin industri, serta berbagai kegiatan ekonomi lainnyal. Salah satu sumber energi yang terpenting sampai saat ini adalah minyak bumi. Antares tahun 1994/95 dan proyeksi pada tahun 1998/99 memperiihatkan bahwa minyak bumi masih merupakan andalan sumber energi. Hal ini bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 : Tingkat Permintaan Energi Tabun 1994/95 s.d. 1998/99 (dalam satuan MBOE : Million Barrels of Oil Equivalent)*
Sumber : Departemen Pertambangan dan Energi, 1998 ** Setara dengan 3uta Bard Minyak
* Angka Sementara
11 Saddayao, Corazon Morales, 1778: 3
Tabei diatas menunjukkan bahwa antra tahun 1994/95 s.d. 1998/99 lebih dari 60% permintaan energi dalam negeri diperoleh dari minyak bumi. Pada tahun 1998/99 proporsi permintaan energi 61,11% energi dari minyak bumi. Disamping untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, bagi Indonesia minyak bumi juga merupakan andalan bagi pemasukan devisa negara. Gambaran penerimaan dalam negeri dari minyak & gas (migas). ditunjukkan pada tabei berikut :
Tabei 2 Kuantitas dan Nilai Ekspor Minyak dan Gas Indonesia, 1990-1997
Sumber : Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Ekspor/lmpor 1997
Data diatas menunjukkan bahwa memang ketergantungan ekspor dari migas semakin lama semakin menurun. Hal ini diakibatkan oleh adanya peningkatan ekspor di bidang non-migas yang mendapat prioritas khususnya pada dasawarsa terakhir. Penurunan ekspor minyak dan gas bumi tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan minyak di dalam negeri sendiri yang telah mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan kebutuhan masyarakat, seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3 : Banyaknya Produksi Migas Menurut jenis Pengilangan 1992-1996 (Gasoline, Premium, Minyak Tanah/ Kerosene, Solar) dalam satuan Barrel
Sumber : Statistik Pertambangan minyak dan Gas Bumi, 1996
Data diatas menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan produksi beberapa hasil migas khususnya premium, kerosene, dan solar dari tahun ke-tahun. Jika angka-angka diatas kita konfirmasikan terhadap pertumbuhan kendaraan bermotor yang menggunakan produk migas tersebut, maka terlihat adanya hubungan yang erat antara peningkatan produk migas tersebut terhadap peningkatan jumlah kendaraan bermotor.
Antara tahun 1992-1997 produksi rakitan seluruh kendaraan bermotor mengalami kenaikan kecuali penurunan jeep antara tahun 1996-1997, dan penurunan produksi bis antara tahun 1995-1997. Dengan demikan terlihat indikasi yang kuat bahwa peningkatan beberapa jenis produksi migas dipengaruhi oleh kendaraan bermotor yang menggunakan jenis produk tersebut?"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartanto Brotoharsojo
"ABSTRAK
Para produsen nasional di Indonesia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pasar, selalu dihadapkan pada berbagai ancaman maupun kesempatan yang bersifat dinamis. Masyarakat yang makin meningkat daya belinya merupakan suatu kesempatan bagi produsen. Namun konsumen yang makin meningkat daya belinya juga dapat mengalami perubahan dalam dirinya yang mengakibatkan perubahan dalam pemilihan barang-barang yang dibelinya. Pilihan mereka dapat beralih dari barang-barang 'buatan' dalam negeri ke barang-barang impor walaupun harganya relatif lebih mahal, karena mereka menganggap bahwa mutu barang impor jauh lebih baik. Barang impor dengan demikian dapat merupakan ancaman bagi para produsen nasional.. Keberadaan barang-barang impor di suatu negara sudah merupakan kelaziman bagi negara yang rnenganut sistem perekonomian terbuka seperti halnya Indonesia. Indonesia tidak hanya 'berhak' mengekspor hasil-hasil produksi ke luar negeri, tetapi juga 'wajib' mengimpor berbagai produk dari luar negeri. Demikian pula dalam usaha mengembangkan tingkat industrialisasi, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun untuk meningkatkan pangsa pasar di luar negeri, Indonesia memerlukan bantuan teknologi dari negara-negara yang maju. Masuknya teknologi dan barang-barang impor ke Indonesia tersebut secara langsung maupun tidak langsung membawa pula rangsangan-rangsangan kultural dan sosial-psikologis dari negara bersangkutan yang dapat memberikan dampak perubahan tingkah lakukonsumen di Indonesia. Kecenderungan globalisasi dalam pasar dan harga juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen diberbagai kota besar di dunia, karena yang menjadi pasar sasaran dari barang-barang global adalah konsumen di kota-kota besar.
Pengaruh dari negara-negara maju maupun pengaruh globalisasi tersebut dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap perilaku konsumen di Indonesia maupun para produsen nasional. Untuk memperoleh manfaat yang maksimal dan mencegah dampak negatif dari perubahan yang sedang berlangsung di dunia dewasa ini, maka pihak-pihak yang terkait perlu menyusun strategi produksi dan pemasaran yang sesuai dengan karakteristik perilaku konsumen Indonesia. Tanpa adanya perhatian yang sungguh- sungguh terhadap perilaku konsumen dikhawatirkan akan terjadi pengikisan nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia dalam jangka panjang dan dampak perekonomian yang negatif dalam jangka yang relatif pendek.
Penelitian ini merupakan usaha awal untuk mengenali dan meramalkan perilaku konsumen. Mengingat kemajemukan perilaku konsumen dan kesulitan dalam meramalkan perilaku membeli sebagai perilaku nyata dari konsumen, maka penelitian ini membatasi diri pada intensi konsumen untuk membeli produk 'buatan' lokal,'patungan' dan impor sebagai variabe! kriteria. Produk yang dijadikan kasus dalam penelitian ini adalah kosmetik yang merupakan salah satu dari barang konsumsi. Populasinya dibatasi pada konsumen yang tinggal di Wilayah DKI Jaya dan sekitarnya sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang dijadikan pasar sasaran (target market) dari barang-barang konsumsi yang diimpor dari luar negeri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D87
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Purnomo
"Pulau Pasaran merupakan salah satu pulau yang berada tepat ditepi Teluk Lampung Kota Bandar Lampung, yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan mengkonsumsi ikan rata-rata 3 kali sehari. Dalam sehari harinya masyarakat Pulau Pasaran terpajan oleh logam cadmium melahii ikan (risk agent) yang dikonsumsi., Pajanan cadmium terns menerus dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan, untuk itu dilakukan analisis risiko dampak cadmium (Cd) dalam ikan terhadap kesehatan masyarakat.
Penelitian ini merupakan studi analisis risiko kesehatan lingkungan, khususnya tentang pengamanan pangan akibat mengkonsumsi ikan yang mengandung logam cadmium yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi crossectiunal dengan menggunakan analisis deskriptif-analitik untuk mengetahui angka-angka yang mencerminkan kontribusi faktor risiko yang dapat mernberikan prediksi besarnya risiko kesehatan manusia akibat logam cadmium dalam ikan.
Hasil penelitian didapatkan masyarakat pulau Pasaran Kota Karang-Bandar Lampung berisiko mengalamai gangguan kesehatan dengan rata-rata besarnya. risiko adalah 0,574. Adapun faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan besar risiko adalah konsentrasi cadmium dalam ikan, laju asupan, durasi pajanan dan berat badan.
Sedangkan faktor yang paling dominan menentukan besar risiko adalah konsentrasi cadmium dalam ikan dan durasi pajama, dengan model prediksi besarnya risiko gangguan kesehatan masyarakat Pulau Pasaran adalah :
Besar Risiko = - 0,212 - 0,492 * C - 0,00084 * R - 0,0012 * Dt + 0,0139 * Wb + 0,0128 (C * R) + 0,1250 (C * Dt) - 0,0404 (C * Wb) + 0,000095 (R * Dt) - 0,000025 (R * Wb) - 0,00039 (Dt * Wb)

Pasaran Island is one of the island residing in precisely by the side of Teluk Lampung, Bandar Lampung which its society have a habit to consume fish 3 times a day Society of Pasaran Island exposures by cadmium metal through fish (risk agent) which is consumed, Cadmium exposure continuously can generate health trouble risk, so analyse risk affect cadmium (Cd) in fish to public health.
This research is risk analysis study of environment health, especially concerning food security effect of consuming fish which consist metal cadmium by using approach of crossectionai study with analytic descriptive analysis to know numbers expressing risk factor contribution which able to give level prediction of human being health risk effect of metal cadmium in fish.
Research result from society of Pasaran Island, Kota Karang, Bandar Lampung risk of health trouble with level mean is 0.574_ Factors that related significantly with risk level are cadmium concentration in fish, intake, exposure duration, and body weight While most dominant factor determine of risk level is cadmium concentration in fish and exposure duration, with level prediction model of health trouble risk of Pasaran Island society is :
Risk Level = - 0,212 - 0,492 * C - 0,00084 * R - 0,0012 * Dt + 0,0139 * Wb + 0,0128(C*R) + 0,1250(C*Dt) - 0,0404(C*Wb) + 0,000095 (R * Dt) - 0,000025 (R * Wb) - 0,00039 (Dt Wb).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariyanto
"Akhir-akhir ini media massa begitu berani menayangkan fenomena homoseksualitas (gay, lesbian, waria) di Indonesia. Terutama sekali dari media elektronik seperti televisi. Melalui program khususnya masing-masing apakah itu program ?Duduk Perkara?, ?Kupas Tuntas?, ?Metro Malam?, ?Fenomena?, atau program khusus dari stasiun televisi lainnya ? mereka seolah tiada segan dan tabu lagi menampilkan fenomena homoseksualitas ini apa adanya. Bahkan terkesan ?vulgar? dan berani mendobrak tatanan seksualitas yang selama ini dianggap mapan atau ?normal?. Dengan demikian, jika seksualitas sebelumnya dianggap urusan pribadi dan tidak perlu dikemukakan ke publik, kini dengan pemberitaan di media massa sudah menjadi konsumsi umum.
Tentu saja ini sebuah fenomena menarik. Jika sebelum era reformasi praktik media lebih membludak pada kekuasaan order daripada tuntutan kebenaran, kini praktik media justru melakukan sebuah resistensi atas wacana kebenaran yang diproduksi kekuasaan. Perlu diketahui, akibat dari kesantunan modern selam ini membicarakan soal seks sangat ditabukan, apalagi seks yang dianggap menyimpang. Namun seiring bergulirnya era reformasi, sedikit demi sedikit hal tabu ini menjadi lumrah serta berani membicarakan dan menyiarkannya ke publik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T17898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Nahot Parsadaan
"Sejak dahulu negara kita sudah dikenal sebagai negara agraris penghasil produk pertanian dan perkebunan. Indonesia atau dahulu nusantara dikenal dalam perdagangan dunia karena hasil alamnya yang melimpah terutama hasil perkebunan dan pertanian. Setelah merdeka, Indonesia juga masih dikenal sebagai negara agraris. Bahkan pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun pondasi perekonomian dengan basis pertanian. Hasil nyata yang dapat dirasakan adalah tercapainya Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri (swasembada beras).
Beras merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia dan merupakan makanan pokok rakyat Indonesia sehingga produksi beras menjadi sangat penting. Beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia mencapai 35 juta ton, sekitar 33 juta ton dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan sisanya diimpor. Selain itu produk lain yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan sangat penting peranannya dalam mendukung perekonomian Indonesia. Apabila produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi perrnintaan dalam negeri maka diperlukan impor. Selain mengurangi devisa, impor juga akan membuat negara mengalami ketergantungan pangan. Hal ini tentu saja akan merugikan perekonomian negara. Dewasa ini impor bahan pangan bukan hanya terjadi karena kurangnya produksi dalam negeri tapi juga terjadi karena harga dan kualitas barang impor yang jauh lebih menarik. Untuk itu harus diperhatikan masalah-masalah yang ada pada sektor pertanian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>