Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Ramdania
"ABSTRAK
Stres merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap berbagai masalah fisiologis dan psikologis, dimana pada sebagian besar individu stres dianggap menghambat fungsi optimalnya. Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap stres, baik dipicu oleh stresor akademik maupun stresor non-akademik. Adapun, coping dibutuhkan agar tekanan yang dialami dapat dikelola. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stresor dan strategi coping terhadap stres pada mahasiswa asal Kabupaten Lebak yang menempuh pendidikan tinggi di luar daerah. Studi potong lintang dilakukan pada 252 responden yang diperoleh melalui purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat dilakukan dengan cox-regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres sedang/berat (57,5%); prokrastinasi, tuntutan/beban akademik, keseimbangan studi/hidup, lingkungan kampus, dan masalah finansial merupakan stresor yang paling umum dialami; 90,1% mahasiswa menggunakan problem-focused coping dan emotionfocused coping secara bersamaan; terdapat hubungan yang signifikan antara stresor dengan stres (p=0,000); dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara coping dengan stres (p=0,127). Berdasarkan hasil uji cox-regression, diketahui bahwa stresor merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap stres. Upaya dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu mahasiswa mengelola stresor dan mengurangi tingkat stres yang dialami.

ABSTRACT
Stress is a significant risk factor for various physiological and psychological problems, which in most individuals is considered to obstructs their optimal function. College students are vulnerable to stress, both triggered by academic stressors and non-academic stressors. Hence, coping is needed to manage the pressure experienced. The aim of this study is to determine the correlation between stressors and coping strategies toward stress on college students from the districts of Lebak who pursued higher education outside the region. An analytical cross-sectional study was conducted on 252 respondents obtained through purposive sampling. Bivariate analysis carried out with chi-square test, in the sequel multivariate analysis was performed with cox-regression. The results showed that the majority of students experienced moderate/severe stress (57.5%); procrastination, academic/coursework demands, study/life balance, university/college environment, and financial problems are the most common stressors experienced; 90.1% of students use problem-focused coping and emotion-focused coping concurrently; there is a significant relationship between stressors and stress (p=0.00); and there is no significant relationship between coping and stress (p=0.127). Based on the results of the cox-regression test, it is known that stressor is the most significant variable on stress. Efforts from various parties are needed to help students manage stressors and reduce their level of stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Afifah Hurriyati
"Penelitian ini bertujuan mengetahui dinamika dan pola coping stress' dan onentasi religiusitas pengguna narkoba pada remaja akhir. Hal ini dilatar belakangi oleh kenyatazm penderita ketergantungan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan, khususuya pada remaja. Menumt konsep model ketergannmgan dari Brickman (dalam Marlalt & Boer, 1988), aktivititas ketergantungan narkoba climotivasi oleh usaha individu untuk beradaptasi terhadap stres yang agaknya lebih dihubungkan dengan alcibar penggunaan narkoba itu sendin dibandingkan dengan awal peznggunaan narkoba. Namun demikian, banyak pengglma narkoba yang berusaha mengubah pola pemakaiannya dan menginisiasi suatu proses perubahan. Fenomena adanya usaha untuk melakukan perubahan pada individu yang rnengalami ketergantungan narkoba menunjukkan bahwa merelca melakukan penyesuaian terhadap tuntutan yang bersifat internal maupun ekstemal atau dengan kata lain melakukan coping. Dari beberapa hasil penelitian dikelahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi coping stress individu, diantaranya faktor religiusitas. Banyak penelitian menunjukkan keyakinan religius dihubungan dengan hasil kesehatan mental dan Esmlc yang posilii Pada pengguna narkoba, agama mempakan salah satu yang paling konsisten berkorelasi dengan penunman pemakaian narkoba. Selain itu faktor lain yang membantu proses coping individu adalah locus of contral dan persepsi terhadap adanya dukungan sosial yang diberikan. Penelirian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa remaja pengguna narkoba pada kasus ini mempnnyai dinarnica dalam mempersepsikan dan mengatasi sires dengan aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku coping stress-uya selama program penyembuhan keterganlungn terhadap narkoba. Kedua subjek remaja pada kasus ini mengembangkan kedua pola jenis coping stress, yaitu problem focused dan emotion focused siraiegies. Aspek internal remaja yang ditelili pada kasus ini yaitu orientasi religiusitas, focus of control dan persepsi yang positif terhadap aclanya dukungan sosial yang diterima menjadi sumber daya (bzgyer) yang mempengaruhi coping stress mereka sehingga mereka masih berperilaku adaptif selama berada di pesantren rehabilitasi. Namuu demikian, pada situasi yang tidak kondusif seperlzi adanya konflik dengan orang tua (ayah) ketika mereka kembali ke lingkungan rumah, menyebabkan mereka melakukan coping maladaptl yaitu relapse. Konflik dengan ayah menyebabkan remaja mempunyai persepsi yang negatif terhadap adanya duklmgan sosial dari ayah, m pengaruhi orientasi religiusitas dan focus of control remaja. Relapse ditentukan oleh interaksi antam inclividu,situasi dan fisiologis. Relapse pada remaja pada kasus disebabkan oleh kondisi fisiologi yang masih berada dalam taraf penyembuhan, dan dipicu oleh adanya situasi konflik yang menyebabkan mereka memsa tidak memplmyai kompetensi dalam melakukan coping stress yang adaptif Di sisi lain mereka mempunyai keyakinan bahwa narkoba dapat memberikan efek positif yang sehingga mereka dapar meminimalislr atau keluar dari kondisi yang negatli Perilaku pada fase perubahan aktif dari ketergantungan (adiksi), dipengaruhi oleh fuktor treatment, gender, motivasi,usia, kepribadian, fungsi kognitif psikososial (Davies dan Stacey dalam Marlatt & Boer, 1988). Untuk itu muntuk penelitian selanjutnya adalah agar melakukan penelitian dengan jumlah subjek yang lebih banyak dengan melihat pengaruh pabedaan faktor treatment, usia, tingkat ketergantungan dan pola asuh orang tua. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif sehjngga diperoleh hasil yang dapat terukur secara statistik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Gita Wulansaris
"Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari adanya tantangan dan perubahan, termasuk ketika seseorang memasuki dunia perkuliahan. Untuk dapat mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan coping stress yang efektif. Kehadiran kedua orang tua berperan dalam membantu anak menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan coping stress pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia.
Peneliti mengukur keterlibatan ayah untuk domain afektif dengan menggunakan Nurturant Fathering Scale dan domain perilaku dengan Reported Father Involvement Scale, sementara coping stress dengan Brief COPE. Dengan partisipan sebanyak 584 orang responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan ayah pada domain afektif dan domain perilaku dengan coping stress.

Life is an unending challenges and changes, so as when someone enters college life. To overcome that, they need effective coping stress. The presence of both parents help children to overcome various problems in their lives. The aim of this study is to examine the relationship between father involvement and coping stress among Universitas Indonesias first year college students.
Affective domain of father involvement was measured using the Nurturant Fathering Scale, behavior domain of father involvement was measured by the Reported Father Involvement Scale, and coping stress was measured by Brief COPE. This study was conducted on 584 participants, and the result showed that there were positive and significant relationship between affective and behavior domain of father involvement with coping stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumgum Gumilar Fajar Rakhman
"Bekerja memiliki pengaruh yang besar pada identitas dan persepsi diri serta
harga diri individu (Feldman,1989, Perlmutter dan HaI|_1985). Tidak adanya
pekerjaan yang dilakukan membuat seseorang kehilangan identitas din dan
aspek Iain dalam hidupnya akan terpengaruh secara negatif. Selain itu,
konsekuensi terpenting dari situasi menganggur adalah hilangnya harga diri.
Melihat pentingnya harga diri dalam proses mencari pekeijaan dan dampak
psikologis yang terjadi pada pengangguran terutama kemampuan protektif
yang rendah terhadap sires, peneliti ingin melihat gambaran harga diri dan
iuga hubungannya dengan kemampuan mengatasi keadaan yang menekan
(stres) dari kondisi dirinya yang menganggur.Besarnya dampak keadaan tidak
memiiiki pekerjaan atau menganggur membuat individu atau penganggur
akan berada dalam keadaan stres atau tertekan. Salah satu karakteristik
individu yang diasumsikan memiliki kaitan yang kuat dengan kondisi stres
adaiah pola pengendalian atau disebut locus of control (Parkes,1994).
Perbedaan penghayatan stres antara individu yang memiliki locus of control
internal dan individu yang memiliki locus of control ekstemal selanjutnya juga
mempengaruhi coping atau usaha untuk menghadapi sires. Folkman dan
Lazarus (1984) mereka memberikan batasan coping yang iebih luas meliputi
strategi kognitif dan tingkah Iaku mengatasi suatu situasi yang dapat
menimbulkan sires (probiem~focused coping) dan yang disertai emosi-emosi
negatif (emotion-focused coping) (Aldwin & Revenson,1987). Atwater (1983)
menyatakan bahwa semakin individu memaharni dan mendekatkan situasi
stres pada dasar-dasar pemecahan masalah maka semakin besar
kesempatannya untuk berhasii pada coping terhadap masalahnya. Dari
paparan di atas_ peneliti ingin melihat gambaran locus of control yang dimiliki
oleh pengangguran tamatan Sekolah Menengah Kejuruan dan hubungannya
dengan kemampuan coping yang dimiliki oleh pengangguran Tamatan
Sekoiah Menengah Kejuruan. Peneliti juga ingin melihat sumbangan harga
diri dan locus of control pada strategi coping pada pengangguran Sekoiah
Menengah Kejuruan Untuk menjawab hal tersebut, penulis menyebarkan 200 kuesioner yang
terdiri dari alat ukur harga diri dari Rosenberg, alat ukur Locus of Control dari
IPC Leverson dan Ways of Coping Scale dari Folkman dan Lazarus dengan
menggunakan skala yang memiliki beberapa alternatif pilihan. Dengan
menggunakan teknik korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan signinkan
yang negatif antara harga diri dan locus of control dengan emotion focused
coping (r = -0,227 dan -0267). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi harga diri
dan locus of control yang internal maka subyek semakin rendah
menggunakan strategi emotion focused coping. Sumbangan variabel harga
diri dan locus of control signiikan terhadap strategi coping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T34231
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setyaningsih
"Penelitian ini berangkat dari fenomena yang banyak dialami oleh mahasiswa. Banyak mahasiswa yang mengalami stres, selain karena tugas-tugas sebagai mahasiswa, kurangnya keuangan, konflik dengan teman, lingkungan yang tidak nyaman, juga karena "budaya” yang berbeda. Hal tersebut mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri mahasiswa. Setiap perubahan memerlukan usaha-usaha penyesuaian diri, Penyesuaian diri dapat berupa penyesuaian mental (Palliative Coping). Keefektifan coping lebih banyak dipengaruhi oleh persepsi seseorang. Sebab coping sendiri merupakan proses yang dipengaruhi oleh penilaian kognitif seseorang, Maksudnya, setelah seorang mempersepsikan lingkungan, ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi : pertama, rangsang yang dipersepsikan berada dalam batas-batas optimal sehingga timbullah kondisi "Homeostasis". Kemungkinan kedua, bila rangsang itu berada diatas batas optimal mengakibatkan seseorang menjadi stres.
Subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 120 mahasiswa yang berlatar belakang etnis Madura Latar belakang etnis Madura sengaja diambil karena selain jumlah mereka yang paling besar dibandingkan etnis lain yang ada di Surabaya juga karakteristik etnis Madura yang unik Karakteristik etnis Madura yang unik yaitu ekspresi spontan dan terbuka. Karena karakteristik seperti inilah masyarakat Madura sering mendapat stigma “kasar”.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Berawal dari pengalaman langsung yang dialami subyek berkaitan dengan perasaan stres. Hal-hal yang membuat subyek stres diperoleh melalui angket Setelah dipa oleh hal-hal yang membuat subyek merasa stres kemudian dilakukan wawancara terbuka Tujuan wawancara adalah memperoleh gambaran mengenai cara-cara obyek mengatasi masalah atau stres. Setelah diperoleh informasi bagaimana subyek mengatasi masalah kemudian diidentifikasi berdasarkan teori dari Taylor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: pertama, penerapan strategi perilaku coping yang dijelaskan oleh Taylor, juga berlaku pada mahasiswa dengan latar belakang etnis Madura. Gaya koping yang dilakukan oleh mahasiswa yang berlatar belakang etnis Madura tak terpisahkan dari 8 (delapan) strategi ; 3 (tiga) strategi yang terpusat pada masalah dalam bentuk, konformasi, mencari dukungan sosial, dan dalam merencanakan pemecahan masalah, sedangkau 5 (lima) stratégi lainnya yang berpusat pada emosi dalam bentuk kontrol diri, membuat jarak,penilaian kembali secara positif menerima tanggung jawab dan dalam bentuk lari atau menghindar. Kedua mahasiswa Madura yang masih tinggal di Madura maupun yang tinggal di Surabaya mempunyai kecenderungan menggunakan gaya koping yang berpusat pada emosi yaitu dengan cara lari atau menghindar.
Sehubungan dengan coping yang dilakukan individu untuk mengatasi atau menangani berbagai problema kehidupan, coping bertujuan untuk mengembalikan fungsi psikologis (menstabilkan atau menetralisir kembali keadaan individu) seperti biasa. Apapun gaya coping yang diambil atau digunakan, tugas coping adalah tetap untuk mengurangi atau mengatasi situasi dan kondisi lingkungan yang membahayakan individu, bahkan juga untuk penyesuain diri individu dengan realitas sosial yang ada sehingga individu dapat mempertahankan diri dalam kondisi apapun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuni Rosalinda
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif ibu dalam dunia kerja mengakibatkan penambahan peran dalam pekerjaan dan keluarga yang dapat memicu konflik peran dan
mengakibatkan stres. Mayoritas dari wanita yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit adalah ibu bekerja. Agar tidak mengalami stres baik dalam pekerjaan dan keluarga perlu adanya usaha untuk dapat mengendalikan atau mengurangi stres yang dikenal dengan coping stress, karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi interaksi dan peran di dalam anggota keluarga (family functioning). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara coping stress dan family functioning pada ibu bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran Coping Stress dilakukan dengan alat ukur yaitu Ways of Coping (WAYS) edisi revisi (Folkman & Lazarus, 1985) dan pengukuran Family Functioning yaitu alat ukur McMaster Family Assessment (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller & Keitner,
2003). Desain penelitian ini adalah studi lapangan dengan menggunakan teknik non probability sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil penelitian yang dilakukan pada 60 partisipan menunjukkan adanya hubungan yang positif antara coping stress dan family functioning pada ibu bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit (r = .131; p = 0.05).

ABSTRACT
The increasing number and active participation of mother in work life resulted additional roles either in work and family which can lead to stress and role conflict. Most of working woman as a nurse in hospital are working mothers. In order not to run into stress both at work and family needed effort to control or reduce stress known as coping stress, because these condition can affect the interaction and roles of family members (family functioning). This research is aimed to examine the relationship between coping stress and family functioning in working mother as a nurse in hospital. Quantitative method is applied in this research. Measured coping stress using Ways of Coping (WAYS) Revised (Folkman & Lazarus, 1985) and to measure family functioning using Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller & Keitner, 2003). The research design is field study, with non probability sampling technique. Result from 60 participants shows that there is a positive relationship between coping stress and family functioning in working mother as a nurse in hospital (r = .131; p = 0.05)."
2014
S53598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virra Priscilla Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan tingkat parenting stress dan coping stress pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam proses pengumpulan data. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form PSI-SF dan coping stress melalui Brief COPE. Partisipan penelitian ini berjumlah 37 pasang ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan parenting stress p = 0.850, p > 0.05 dan coping stress p = 0.899, p > 0.05 yang pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme.

ABSTRACT
This research was conducted to decrypt the differences of parenting stress and coping stress in fathers and mothers of children with autism. This research used quantitative and qualitative design for collecting data. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index Short Form PSI SF and coping stress was measured by Brief COPE. The participants of this research are 37 pairs of fathers and mothers of children with autism. The main result of this research showed that there are no differences of parenting stress p 0.850, p 0.05 and coping stress p 0.899, p 0.05 on fathers and mothers of children with autism."
2017
S68739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library