Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yufiarti
"Penelitian ini berawal dari pemikiran tentang evaluasi perkembangan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang pada umumnya dilakukan secara global. Siswa sebagai subyek yang diberikan bimbingan itu sendiri jarang diteliti secara lebih mendalam. Seperti dikemukakan oleh Rochman Natawidjadja (1985), pribadi siswa sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Sebenarnya tujuan Bimbingan di sekolah pada umumnya adalah memberikan bantuan kepada siswa agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Namun sangat disayangkan masih saja terdapat siswa yang belum merasa yakin, atau bersikap lain terhadap bimbingan yang mereka terima, dan bahkan ada yang kurang berniat untuk memanfaatkannya. Hal ini terjadi tidak hanya pada siswa yang berprestasi melainkan juga pada siswa yang prestasinya masih di bawah kemampuan yang sebenarnya (underachiever). Siswa underachiever ini merupakan siswa yang bermasalah yang seharusnya mereka sangat membutuhkan layanan bimbingan.
Tujuan penelitian dipusatkan untuk melihat perbedaan keyakinan,sikap dan intensi menggunakan layanan bimbingan di sekolah antara siswa yang berprestasi dengan siswa yang berprestasi di bawah kemampuan (underachiever).
Seteiah dibahas kajian teori mengenai konsep Bimbingan dan Konseling di Sekolah meliputi tujuan,macam layanan, kegiatan-kegiatan pokok, dan personil bimbingan, juga dibahas mengenai konsep siswa underachiever serta hubungan antara konsep keyakinan, sikap dan intensi yang dikaitkan dengan Bimbingan di Sekolah. Maka diajukan 6 hipotesis. Hipotesis ini dibuktikan pada 202 siswa SMAN 5 di Kota Madya Bandar Lampung. Dengan menggunakan perhitungan analisis varians dan korelasi tunggal, hasil penelitian adalah sebagai berikut.
1. Hipotesis 1 yang berbunyi, "ada perbedaan signifikan keyakinan siswa tentang bimbingan di sekolah antara siswa yang berprestasi dengan yang berprestasi di bawah kemampuan", ditolak atau tidak terbukti.
2. Hipotesis 2 yang mengatakan, "ada perbedaan yang signifikan sikap siswa terhadap bimbingan di sekolah antara siswa yang berprestasi dengan yang berprestasi di bawah kemampuan", ditolak atau tidak terbukti.
3. Hipotesis 3 yang berbunyi, "ada perbedaan yang signifikan intensi menggunakan bimbingan di sekolah, antara siswa yang berprestasi dengan yang berprestasi di bawah kemampuan", diterima atau terbukti.
4. Hipotesis 4 yang berbunyi, "terdapat hubungan yang signifikan antara keyakinan dengan sikap siswa terhadap bimbingan di sekolah?, diterima atau terbukti.
5. Hipotesis 5 yang berbunyi, "terdapat hubungan yang signifikan antara keyakinan siswa tentang bimbingan di sekolah dengan intensi menggunakan layanan bimbingan," diterima atau terbukti.
6. Hipotesis 6 yang berbunyi, "terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap bimbingan dengan intensi menggunakan layanan bimbingan, " diterima atau terbukti.
Setelah hasil penelitian didiskusikan, tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi pengembangan program Bimbingan dan Konseling maupun kepada peneliti lain yang berminat meneruskan penelitian sejenis ini. Penemuan terpenting dari hasil penelitian ini adalah kebanyakan siswa yakin akan kegunaan pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Tetapi rupanya praktek pelayanan tersebut menimbulkan sikap ragu-ragu pada siswa, dan terlebih parah lagi memperkecil intensi siswa yang berprestasi rendah untuk menggunakan layanan Bimbingan dan Konseling tersebut, tidak terbatas pada underachiever saja."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erford, Bradley
Singapore : Brooks/Cole Cengage Learning, 2013
361.06 ERF a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erford, Bradley
Singapore : Brooks/Cole Cengage Learning, 2013
361.06 ERF a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Besar Tirto Husodo
"Kegiatan penyebaran informasi kesehatan reproduksi remaja diperlukan sebagai salah satu upaya dalam edukasi
kesehatan reproduksi bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan konselor SMP/SMA dalam
memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Metode penelitian yang digunakan cross sectional
dengan rancangan penelitian pre test-intervensi (penyuluhan/edukasi)-post test. Populasi penelitian ini adalah 30 orang
guru SMP dan SMA di kota Semarang, yang bekerja sebagai konselor dalam kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah. Responden adalah 15 guru BP dari 8 SMP dan 15 guru BP dari 8 SMA di Kota Semarang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan responden setelah diadakan penyuluhan termasuk kategori baik pada konselor SMP
(80%) dan termasuk kategori baik pada konselor SMA (100%). Sikap responden mendukung penyuluhan pada konselor
SMP (93,3%) dan konselor SMA (100%). Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap (p = 0,003) yang signifikan
(p = 0,001) sesudah penyuluhan pada konselor SMP. Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap (p = 0,0095) yang
signifikan (p = 0,0095) sesudah penyuluhan pada konselor SMA.
To provide of in dissemination of information on reproduction health (RH) is important for adolescents.
This research aimed to assess both knowledge and attitude towards RH among counselors of junior as well as senior
high schools in Semarang. Using a cross sectional survey, data was gathered using pre-test before and post test after
intervention that measure knowledge and attitude. Thirty respondents were participated in the study. They consisted of
15 counselor teachers from 8 junior high schools and 8 senior high schools in Semarang City. The results showed that
there were significant increase in knowledge score on RH before and after intervention in both groups. There was also
significant improvement in each group in their supportive attitude toward RH education. The result shows that
respondents? knowledge after the research is good junior high group, (80%) and high school group (100%).
Respondents support RH education both from junior high group (93.3%) and high school group (100%). There was a
significant knowledge increase (p = 0.001), and significant attitude change (p = 0.003) after RH education for junior
high counselor. In senior high group, there was a significant knowledge increase (p = 0.0095) and significant attitude
change (p= 0, 0095) after RH education for high school counselors. It is recommended that similar RH education is
conducted among both junior and high school counselor"
[Universitas Diponegoro. Fakultas Kesehatan Masyarakat;Universitas Diponegoro. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Setyono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defri Binga Novgarina
"Rubrik konsultasi psikologi Dari Hati ke Hati adalah rubrik konsultasi yang mengangkat masalah cinta dan perkawinan. Di dalam retorik ini, strategi tindak tutur berperan penting dalam komunikasi antara konselor dan klien. Penelitian ini berusaha membandingkan strategi tindak tutur konselor laki-laki dan perempuan terkait dengan kesantunan di dalam konseling. Dengan menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi tindak tutur tak langsung mendominasi tuturan para konselor, terutama pada ilokusi perintah. Hal ini membuktikan bahwa kesantunan berperan penting di dalam pemulihan kondisi psikologis klien. Baik konselor laki-laki dan perempuan sama-sama menggunakan ilokusi berempati, menentramkan dan mendamaikan hati, berpendapat, dan mengecam. Dari segi perbandingan pilihan kata yang digunakan oleh keduanya, konselor perempuan cenderung menggunakan pilihan kata dalam bentuk presuposisi pilihan kata yang digunakan oleh konselor laki-laki. Hal ini berdampak pada besarnya intensitas isyarat yang digunakan oleh konselor perempuan daripada konselor laki-laki.

Dari Hati ke Hati is a rubric of consultation which discusses love and marriage problems. In this rhetoric, speech act strategies play an important role in the communication between counselors and clients. This research aims to compare speech act strategies conducted by male and female counselors in this counseling. Using qualitative method, the results show that indirect speech act dominates the male and female utterance especially in commands. It proves that politeness plays a significant role in the process of psychological treatment. Both male and female counselors use illocutions such as empathizing, reassuring, criticizing, and giving opinions. From their diction, female counselors prefer using the words from male counselors presuppositions. Therefore, female counselors use more hints than male counselors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library