Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Theodora Edra Pramaskara
"Pelaku bisnis di seluruh belahan dunia menghadapi krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19, termasuk bagi bisnis berskala UMKM. Di Indonesia, UMKM mengalami kerugian dan kendala, yang menyebabkan penurunan omzet secara drastis, terhambatnya proses distribusi dan kendali mutu produk, serta tuntutan bagi para pelaku bisnis mikro untuk mampu berkomunikasi secara daring di tengah minimnya kemampuan serta pengalaman dalam menguasai teknologi komunikasi digital. UMKM Du Anyam sebagai social enterprise kerajinan anyaman yang bergerak di ranah pemberdayaan perempuan, memiliki beban ganda dalam situasi ini. Selain harus berjuang mengatasi krisis, terdapat tanggung jawab besar perusahaan terhadap kelangsungan hidup para stakeholder perempuan pengrajin di berbagai daerah terpencil Indonesia. Du Anyam melakukan respons komunikasi sebagai resiliensi dalam situasi krisis, termasuk di dalamnya adaptasi terhadap teknologi digital. Analisis terhadap Situational Crisis Communication Theory (SCCT) oleh Timothy Coombs, menjadi kerangka teori dalam penelitian ini. Melalui paradigma post-positivistik serta pendekatan kualitatif, disimpulkan terdapat dua hal yang menjadi faktor penentu resiliensi perusahaan serta menjaga reputasi di mata pengrajin. Pertama, terpenuhinya kebutuhan pengrajin di masa krisis COVID-19 yang didapatkan melalui berbagai respons perusahaan yang sejalan dengan konsep SCCT. Kedua, adanya relasi emosional serta kepercayaan yang sudah terbentuk sejak masa awal atau pra-krisis di antara perusahaan dan pengrajin.
MSMEs are the sector that is most vulnerable to being affected by the COVID-19 pandemic, which causes sales to continue to decline, delays in quality control, as well as the demand for micro-business players to be able to communicate online in the midst of their lack of skills and experience in digital communication technology. In this situation, Du Anyam, an MSME social enterprise of woven works, bears a double burden. In addition to having to struggle to overcome the crisis, there is a big responsibility for the company towards the survival of the stakeholders of women weavers in various remote areas of Indonesia. In order to survive, Du Anyam takes communication responses, including adapting to digital technology. The analysis of the Situational Crisis Communication Theory (SCCT) by Timothy Coombs serves as a framework for this research. Through the post-positivistic paradigm and qualitative approach, it is concluded that there are two factors that determine the company's sustainability and maintain its reputation in this crisis period. First is the fulfillment of the needs of weavers, which was obtained through various responses in line with the SCCT. The second factor is the emotional relationship and trust that have been formed since the beginning between the company and the weavers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anindyo Satrio Dwiputra
"Bencana alam, wabah, dan bencana karena ulah manusia menjadi risiko yang dihadapi oleh umat manusia di dunia. Dalam memitigasi bencana, komunikasi adalah anasir penting yang dapat menentukan keberhasilan atau pun kegagalan. Tulisan ini bertujuan menggali komunikasi risiko, krisis, dan darurat yang dilakukan oleh badan tingkat nasional dalam kurun waktu terjadinya Pandemi Covid-19. Tulisan mengambil CERC
Model yang disusun oleh USA CDC sebagai kerangka acuan analisis. Data yang akan dianalisis adalah unggahan akun Instagram resmi Gugus Tugas Penanganan COVID-19 (@lawancovid_id) selaku lembaga yang menangani bencana berupa wabah yang disebabkan oleh tersebarnya Virus SARS-CoV2 di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode analisis isi manual deskriptif pada 121 unggahan. Hasil penelitian kali ini adalah ditemukannya praktik yang memadai dan konsisten dalam komunikasi risiko dan pengurangan ketidakpastian namun minim praktik komunikasi krisis dan peningkatan kemampuan diri publik yang tergambar dari unggahan.
Natural disasters, pandemics, and human-caused catastrophes have become many risks that mankind must face around the world. In disaster mitigation, communication is indispensable that could determine success and failure. This research aims to give a picture of how a national-level body and task force (namely, “Satgas COVID-19”) conduct their risk and crisis communication activities. This writing will take CERC Framework by USA CDC as a framework for data analysis. This study analyzed 121 posts issued in Satgas’ official Instagram account @lawancovid19_id and see their congruency in relation to several concepts stated and explained in the framework. A manual content analysis had found that Satgas COVID-19’ communication materials complied with two major aspects namely risk communication and uncertainty reduction. However, this study found a minuscule amount of practice of crisis communication and promotion of self-efficacy. This research will contribute insight into how authorities manage their public communication in times of crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dewa Putu Bagus Suryaputra Charma Winaya
"Pandemi SARS-CoV-2 (COVID-19) telah menjadi masalah global, yang memaksa pemerintah semua negara untuk memberlakukan undang-undang pembatasan mobilisasi untuk membatasi interaksi fisik, untuk mengurangi penularan penyakit. Akibatnya, banyak industri, terutama yang membutuhkan interaksi fisik seperti industri makanan dan minuman, menghadapi dampak yang merugikan. Upaya bersama antara pemerintah, pengelola restoran, dan individu untuk mengatasi dampak pandemi global serta merangsang niat makan untuk dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak konsumen terhadap niat konsumsi mereka pada faktor multikritis. Kuesioner online disebarkan ke 339 peserta terdaftar WNI, saat ini berdomisili di Indonesia, berusia 18 tahun keatas, sering makan di luar dan pernah makan di restoran dalam rentang waktu Januari – 22 Juni. Pengambilan sampel secara purposive dan snowball melalui platform online dilakukan untuk menjaring data dari responden di seluruh wilayah Indonesia. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan SEM-PLS (Partial Least Square) dengan menggunakan SMARTPLS 3. Manfaat dari penelitian ini adalah bagi pemerintah dan pengelola restoran untuk merangsang niat makan restoran dalam konsumsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informasi dan komunikasi tidak memediasi manajemen krisis dan budaya organisasi untuk menciptakan persepsi dampak COVID-19 yang lebih baik selama situasi pascapandemi. Studi ini juga menunjukkan bahwa kebersihan dan keamanan, sumber daya manusia dan platform layanan pengiriman online tidak memoderasi hubungan antara dampak COVID-19 dan kecemasan yang dirasakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap kehidupan memediasi hubungan antara dampak COVID-19 dan niat konsumsi, serta persepsi kecemasan secara positif memoderasi hubungan antara sikap terhadap kehidupan dan niat konsumsi.
The SARS-CoV-2 (COVID-19) pandemic had become a global issue, which forced governments of all nations to impose mobilization restriction laws to limit physical interaction, to reduce the transmission of the disease. As a result, many industries, especially those that require physical interaction such as the food and beverage industry to face detrimental effects. It is a joint effort of government, restaurants managers, and individuals to resolve the effects of the global pandemic as well as stimulating intention for dine in consumption. The goal of this research is to examine the consumers’ impact on their consumption intention upon the multi-critical factors. An online questionnaire distributed to 339 participants who are registered Indonesian citizens, currently reside in Indonesia, above 18 years of age, eat out often and have eaten out in restaurant within the time span of January – June 22. Purposive and snowball sampling through an online platform was done to capture data from respondents of all part of Indonesia. Hypothesis test used in this study is the used of SEM-PLS (Partial Least Square) using SMARTPLS 3. Benefit of this research are for the government and restaurant managers to stimulate intention for restaurant dine in consumption. The results of this study indicate that information and communication does not mediate crisis management and organizational culture to create better perceived impact of COVID-19 during the post pandemic situation. This study also shows that hygiene and safety, human resources and online delivery service platform does not moderate the relationship between COVID-19 impact and perceived anxiety. Results show that attitude towards life mediate the relation between COVID-19 impact and consumption intention, as well as perceive anxiety positively moderates the relationship between attitude towards life and consumption intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library