Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Routledge, Taylor & Francis Group, 2018
304.82 CRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jong, Joonkyu
"Buku koik ini bercerita ttg Pasifik kumpulan air terbesar di dunia. Ada sekitar 25.000 kepulauan di samudra Pasifik, yang mayoritas terletak di selatan khatulistiwa. Pasifik merupakan samudra terluas di dunia, di mana dasar samudranya merupakan pusat gempa bagi Jepang dan pantai barat benua Amerika. Do samudra Pasifik banyak terdapat gunung-gunung laut dan sering terjadi badai karena merupakan pusat badai tropis."
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013
741.5 JON et
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Windy Aprilia
"Pelican Crossing adalah penyeberangan dengan alat pemberi isyarat yang dioperasikan oleh pejalan kaki dan akan menghentikan arus lalu lintas kendaraan. Pejalan kaki harus menekan tombol untuk meminta waktu hijau pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan berhenti dan pejalan kaki dapat menyeberang jalan. Sebagai kota metropolitan, Jakarta Pusat padat akan aktivitas. Peningkatan jumlah kendaraan bukanlah menjadi faktor utama penyebab terjadinya kemacetan. Ada faktor lain seperti pergerakan pejalan kaki yang menyeberang jalan menggunakan pelican crossing sehingga menyebabkan antrian dan tundaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pejalan kaki yang menyeberang pada pelican crossing terhadap panjang antrian kendaraan, menganalisis karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki akibat adanya pelican crossing dan mengaplikasikan model yang menghubungkan antara karakteristik arus lalu lintas dan pejalan kaki pada pelican crossing. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei kondisi eksisting lalu lintas. Analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi Vissim untuk membangun model simulasi mikro. Model dibuat berdasarkan data survei kemudian dilakukan kalibrasi dan validasi agar mendekati kondisi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas pedestrian crossing berdasarkan perbandingan skenario penanganan dan kondisi eksisting, performa terbaik ditunjukkan oleh skenario ke 2 dengan menghilangkan pelican crossing pada wilayah studi, dengan rata-rata total panjang antrian adalah 164 meter dan rata-rata delay adalah 45,27 detik. Namun secara keseluruhan, total panjang antrian dan delay pada skenario 1 dan skenari 2 memberikan hasil yang baik. dan throughput yang dihasilkan meningkat dari kondisi eksisting, untuk arah utara ke selatan, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar yang tertinggi diantara lainnya yaitu 5552.05 smp/jam, naik   2655.92 smp/jam (47.83%). Lalu untuk arah selatan ke utara, skenario 2 menunjukkan volume kendaraan keluar tertinggi yaitu 6944.99 smp/jam, naik  2246.76 smp/jam (32.35%).

Pelican Crossing is a crossing with a signaling device that is operated by pedestrians and will stop the flow of vehicle traffic. Pedestrians must press a button to ask vehicle drivers for green time so that vehicle drivers stop and pedestrians can cross the road. As a metropolitan city, Central Jakarta is busy with activity. The increase in the number of vehicles is not the main factor causing traffic jams. There are other factors such as the movement of pedestrians crossing the road using Pelican Crossing, causing queues and delays. This research aims to analyze the influence of pedestrians crossing at the pelican crossing on the length of the vehicle queue, analyze the characteristics of traffic and pedestrian flow due to the presence of the pelican crossing and apply a model that connects the characteristics of traffic flow and pedestrians at the pelican crossing. The research was carried out by surveying existing traffic conditions. The analysis was carried out using the Vissim application to build a micro simulation model. The model is created based on survey data and then calibrated and validated to approximate conditions in the field. The research results show that based on a comparison of handling scenarios and existing conditions, the best performance is shown by the second scenario by eliminating pelican crossings in the study area, with an average total queue length of 164 meters and an average delay of 45.27 seconds. . However, overall, the total queue length and delay in scenario 1 and scenario 2 provide good results. and the resulting throughput increases from existing conditions, for the north to south direction, scenario 2 shows the highest outgoing vehicle volume among the others, namely 5552.05 pcu/hour, an increase of 2655.92 pcu/hour (47.83%). Then for the south to north direction, scenario 2 shows the highest outbound vehicle volume, namely 6944.99 pcu/hour, an increase of 2246.76 pcu/hour (32.35%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Azizah
"Di antara seluruh pengguna jalan, pejalan kaki adalah kelompok yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan, dimana kendaraan dan pejalan kaki mengalami konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perilaku penyeberangan pejalan kaki, termasuk factor lima kategori (pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, perilaku agresif, perilaku positif) serta pertanyaan terkait demografis di Jawa Barat. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki hubungan antara karakteristik pejalan kaki dengan waktu tambahan yang dibutuhkan untuk mengakses fasilitas penyeberangan. Kuesioner Perilaku Pejalan Kaki (Pedestrian Behaviour Question) yang dilaporkan secara mandiri digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang perilaku pejalan kaki. PBQ mencakup 16 item survei yang memungkinkan responden menilai kondisi penyeberangan pejalan kaki. Pada studi ini menemukan bahwa laki-laki lebih rentan mengambil risiko dibandingkan perempuan. Pendapatan juga mempengaruhi perilaku kesalahan, dan positif. Agresi dan pelanggaran juga lebih sering terjadi pada generasi muda. Karakteristik demografi, pola perjalanan, dan perilaku pejalan kaki mempengaruhi kecelakaan pejalan kaki, menurut regresi logistik biner. Kecelakaan 2,3 kali lebih mungkin terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Studi ini juga mengeksplorasi alternatif penyeberangan ilegal, termasuk penyeberangan tanpa fasilitas penyeberangan, untuk menilai keselamatan dan waktu berjalan kaki. Temuan menunjukkan bahwa pejalan kaki yang membutuhkakn berjalan kaki terutama yang melebihi enam menit, meningkatkan kemungkinan penyeberangan secara ilegal.

Among all road users, pedestrians are most vulnerable to risk and crossing the street, where vehicles and pedestrians get into conflict. This study aimed to investigate pedestrian crossing behaviour, including five factors’ categories (violation, error, lapse, aggressive behaviour, positive behaviour) and demographic questions in West Java. Furthermore, this study also investigates the relationship between pedestrian characteristics and the additional time required to access them. A self-reporting Pedestrian Behavior Questionnaire (PBQ) was utilized to obtain a good understanding of pedestrian behaviour. The PBQ includes 16 survey items that allow respondents to rate the condition of the pedestrian crossing. The study found that men are more prone than women to take risks. Income also affects error, positive, and lapse behaviour. Aggression and violations are also more common in younger people. Demographic characteristics, travel patterns, and pedestrian behaviour affect pedestrian accidents, according to binary logistic regression. Accidents are 2.3 times more probable for men than women. This study also explores illegal crossing alternatives, including crossing without crossing facilities, to assess the safety-walking time trade-off. Findings show that longer walks, especially those exceeding six minutes, increase the likelihood of illegal crossing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmat
"ABSTRAK
Tujuan dari makalah ini adalah untuk merancang optimalisasi sinyal untuk lampu persimpangan yang dapat bekerja secara otomatis dengan kontrol berbasis logika fuzzy. Sehubungan dengan pengaturan waktu saat ini dari sinyal untuk lampu lalu lintas persimpangan yang masih menggunakan sistem konvensional, yaitu waktu lampu sinyal persimpangan masih statis atau waktu tetap, maka perlu memiliki sistem kontrol otomatis yang dapat digunakan untuk mengontrol mereka. Sistem logika fuzzy bisa lebih efisien dalam mengoptimalkan pengaturan sinyal untuk lampu penyeberangan, dengan menghitung panjang antrian kendaraan dan kepadatan jumlah pelintas yang akan melewati perlintasan. Dengan menggunakan aturan dasar sistem logika fuzzy ini, ia dapat memperpanjang atau menghentikan sinyal sinyal persimpangan sesuai dengan situasi lalu lintas dan secara otomatis. Metode konvensional menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI) 1997 yang diadopsi dari Manual Kapasitas Jalan Raya (HCM) versi Amerika.

ABSTRACT
The purpose of this paper is to design optimization of the signal for crossing lights that can work automatically with fuzzy logic-based controls. In connection with the current time setting of the signal for crossing traffic lights that still use conventional systems, namely the time of the crossing signal lights are still static or fixed time, it is necessary to have an automatic control system that can be used to control them. Fuzzy logic systems can be more efficient in optimizing the signal settings for crossing lights, by calculating the length of the vehicle queue and the density of the number of crossers that will pass the crossings. By using the basic rules of this fuzzy logic system, it can extend or terminate crossing signal signals according to the traffic situation and automatically. The conventional method uses the 1997 Indonesian Road Capacity Manual (MKJI) which was adopted from the American version of the Highway Capacity Manual (HCM)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syamsul Bachri
"ABSTRAK
Karet alam selama penyimpanan akan mengalami pengerasan. Hal ini terjadi karena pembentukan ikatan silang selama penyimpanan. Uji fisika (Sweling,Plastisitas,VR, PRI, ASHT) telah membuktikan adanya pengerasan selama penyimpanan, sedangkan untuk uji kimia, terutama mekanisme ikatan silang yang terjadi selama penyimpanan masih belum jelas. Penyebab terjadinya ikatan silang ini adalah dengan adanya gugus aldehid dalam karet.
Dalam penelitian ini telah dilakukan penetapan kamar gugus aldehid dalam film lateks dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet (360 nm) secara periodik selama 10 dan 28 hari. Film lateks yang diselidiki berasal dari klon AVROS.2037, BPM.24, GT.1, dan PR.261 dengan suhu penyimpanan pada temperatur kamar.
Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, terjadi reaksi yang sangat kompleks yaitu ikatan silang, oksidasi (inisiasi, antioksidan, propagasi dan terminasi). Pada umumnya selama penyimpanan 7 hari, terjadi pengurangan gugus aldehid yang membuktikan terjadi ikatan silang yang lebih dominan dari oksidasi. Selanjutnya selama penyimpanan 7 sampai 28 hari, terjadi kenaikan gugus aldehid yang berarti terjadi oksidasi yang lebih dominan dari ikatan silang.
Seleksi orde reaksi dengan metode grafik, sulit dilakukan karena reaksinya adalah reaksi kompleks.
Daftar Pustaka 17 (1948 - 1995)
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Eka Putri Nurtantri
"[ABSTRAK
Dalam penggunaan transportasi, banyak pengendara yang hanya memikirkan
kepentingan individu mereka, tanpa memikirkan kepentingan pengguna jalan
lainnya. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI
menyebutkan pada 2010, jumlah korban meninggal kecelakaan lalu lintas di
Indonesia menacapai 31.234 orang, 21%-nya merupakan pejalan kaki. Secara
umum, kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor seperti kelalaian
manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan, dan belum optimalnya penegakan
hukum lalu lintas. Berdasarkan teori Rasmussen, dasar perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keterampilan (skill), peraturan (rule), dan pengetahuan
(knowledge). Pengetahuan merupakan dasar dari seseorang untuk menganalisis
dan mengambil keputusan serta berperilaku. Kurangnya pengetahuan tentang
keselamatan dan keamanan saat berkendara dapat membuat pengemudi kurang
tanggap terhadap situasi yang membahayakan pengguna jalan, termasuk para
pejalan kaki yang akan menyebrang melewati zebra cross, sehingga berpotensi
terjadinya kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa S1 Ekstensi FKM UI angkatan 2012
yang mengendarai kendaraan mobil ataupun motor terkait fasilitas zebra cross.
Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei (kuesioner). Responden adalah 106 mahasiswa/i Ekstensi FKM UI
angkatan 2012 yang dapat berkendara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pengetahuan mahasiswa/i baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
aspek rambu lalu lintas yang terkait dengan fasilitas zebra cross yaitu sebesar
83,96%. Pertanyaan-pertanyaan mengenai standar/pedoman mengemudi terkait
dengan fasilitas zebra cross memperoleh hasil sebanyak 99,06% mahasiswa/i
berpengetahuan baik. Sedangkan untuk peraturan perundangan terkait dengan
fasilitas zebra cross, tingkat pengetahuan mahasiswa/i yang baik dan yang kurang
baik tidak jauh berbeda yaitu sebesar 54,72% dan 45,28%.

ABSTRACT
In the context of the use of transportation, many people in fact only care about
their individual interests, without looking carefully at the interests of the other
road users. Consequently, there are many accidents on the road. The data from
Indonesian National Police in 2010 confirmed, the death toll of traffic accidents in
Indonesia reached 31 234 people, 21% of them were pedestrians. In general,
traffic accidents occurred due to several factors such as human error, road
conditions, vehicle eligibility, and traffic enforcement that has not been used
optimally. Based on the theory of Rasmussen, a person's behavior is influenced by
basic skills (skills), rules (rule), and knowledge (knowledge). Knowledge is the
basis of a person to analyze and make decisions and behave. The lack of
knowledge about safety and security when they are driving can make the driver
less responsive to the situations which endanger road users, including pedestrians
to cross through the zebra crossing, so that make a potential occurrence of
accidents on the highway. Therefore, the research is needed on the level of student
knowledge S1 Extension FKM UI 2012 who are driving automobile or motor
vehicle related to zebra crossing facilities. The method used is descriptive study
using a survey method (questionnaire). Respondents were 106 extension student
from FKM UI 2012 who can drive. The results showed that the good level from
student knowledge to answer questions about the aspects of traffic signs
associated with the zebra crossing facilities in the amount of 83.96%. Questions
regarding standards / guidelines related to zebra crossing facilities obtain the
result of 99.06% for good knowledgeable students. Meanwhile, the driving rules
related to the zebra crossing facilities, the good level of knowledge of the student
and the less is not much different in the amount of 54.72% and 45.28%;ABSTRAK
Dalam penggunaan transportasi, banyak pengendara yang hanya memikirkan
kepentingan individu mereka, tanpa memikirkan kepentingan pengguna jalan
lainnya. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI
menyebutkan pada 2010, jumlah korban meninggal kecelakaan lalu lintas di
Indonesia menacapai 31.234 orang, 21%-nya merupakan pejalan kaki. Secara
umum, kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor seperti kelalaian
manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan, dan belum optimalnya penegakan
hukum lalu lintas. Berdasarkan teori Rasmussen, dasar perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keterampilan (skill), peraturan (rule), dan pengetahuan
(knowledge). Pengetahuan merupakan dasar dari seseorang untuk menganalisis
dan mengambil keputusan serta berperilaku. Kurangnya pengetahuan tentang
keselamatan dan keamanan saat berkendara dapat membuat pengemudi kurang
tanggap terhadap situasi yang membahayakan pengguna jalan, termasuk para
pejalan kaki yang akan menyebrang melewati zebra cross, sehingga berpotensi
terjadinya kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa S1 Ekstensi FKM UI angkatan 2012
yang mengendarai kendaraan mobil ataupun motor terkait fasilitas zebra cross.
Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei (kuesioner). Responden adalah 106 mahasiswa/i Ekstensi FKM UI
angkatan 2012 yang dapat berkendara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pengetahuan mahasiswa/i baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
aspek rambu lalu lintas yang terkait dengan fasilitas zebra cross yaitu sebesar
83,96%. Pertanyaan-pertanyaan mengenai standar/pedoman mengemudi terkait
dengan fasilitas zebra cross memperoleh hasil sebanyak 99,06% mahasiswa/i
berpengetahuan baik. Sedangkan untuk peraturan perundangan terkait dengan
fasilitas zebra cross, tingkat pengetahuan mahasiswa/i yang baik dan yang kurang
baik tidak jauh berbeda yaitu sebesar 54,72% dan 45,28%.

ABSTRACT
In the context of the use of transportation, many people in fact only care about
their individual interests, without looking carefully at the interests of the other
road users. Consequently, there are many accidents on the road. The data from
Indonesian National Police in 2010 confirmed, the death toll of traffic accidents in
Indonesia reached 31 234 people, 21% of them were pedestrians. In general,
traffic accidents occurred due to several factors such as human error, road
conditions, vehicle eligibility, and traffic enforcement that has not been used
optimally. Based on the theory of Rasmussen, a person's behavior is influenced by
basic skills (skills), rules (rule), and knowledge (knowledge). Knowledge is the
basis of a person to analyze and make decisions and behave. The lack of
knowledge about safety and security when they are driving can make the driver
less responsive to the situations which endanger road users, including pedestrians
to cross through the zebra crossing, so that make a potential occurrence of
accidents on the highway. Therefore, the research is needed on the level of student
knowledge S1 Extension FKM UI 2012 who are driving automobile or motor
vehicle related to zebra crossing facilities. The method used is descriptive study
using a survey method (questionnaire). Respondents were 106 extension student
from FKM UI 2012 who can drive. The results showed that the good level from
student knowledge to answer questions about the aspects of traffic signs
associated with the zebra crossing facilities in the amount of 83.96%. Questions
regarding standards / guidelines related to zebra crossing facilities obtain the
result of 99.06% for good knowledgeable students. Meanwhile, the driving rules
related to the zebra crossing facilities, the good level of knowledge of the student
and the less is not much different in the amount of 54.72% and 45.28%, ABSTRAK
Dalam penggunaan transportasi, banyak pengendara yang hanya memikirkan
kepentingan individu mereka, tanpa memikirkan kepentingan pengguna jalan
lainnya. Akibatnya, banyak terjadi kecelakaan lalu lintas. Data Kepolisian RI
menyebutkan pada 2010, jumlah korban meninggal kecelakaan lalu lintas di
Indonesia menacapai 31.234 orang, 21%-nya merupakan pejalan kaki. Secara
umum, kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor seperti kelalaian
manusia, kondisi jalan, kelayakan kendaraan, dan belum optimalnya penegakan
hukum lalu lintas. Berdasarkan teori Rasmussen, dasar perilaku seseorang
dipengaruhi oleh keterampilan (skill), peraturan (rule), dan pengetahuan
(knowledge). Pengetahuan merupakan dasar dari seseorang untuk menganalisis
dan mengambil keputusan serta berperilaku. Kurangnya pengetahuan tentang
keselamatan dan keamanan saat berkendara dapat membuat pengemudi kurang
tanggap terhadap situasi yang membahayakan pengguna jalan, termasuk para
pejalan kaki yang akan menyebrang melewati zebra cross, sehingga berpotensi
terjadinya kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan mahasiswa S1 Ekstensi FKM UI angkatan 2012
yang mengendarai kendaraan mobil ataupun motor terkait fasilitas zebra cross.
Metode yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei (kuesioner). Responden adalah 106 mahasiswa/i Ekstensi FKM UI
angkatan 2012 yang dapat berkendara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
pengetahuan mahasiswa/i baik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
aspek rambu lalu lintas yang terkait dengan fasilitas zebra cross yaitu sebesar
83,96%. Pertanyaan-pertanyaan mengenai standar/pedoman mengemudi terkait
dengan fasilitas zebra cross memperoleh hasil sebanyak 99,06% mahasiswa/i
berpengetahuan baik. Sedangkan untuk peraturan perundangan terkait dengan
fasilitas zebra cross, tingkat pengetahuan mahasiswa/i yang baik dan yang kurang
baik tidak jauh berbeda yaitu sebesar 54,72% dan 45,28%.

ABSTRACT
In the context of the use of transportation, many people in fact only care about
their individual interests, without looking carefully at the interests of the other
road users. Consequently, there are many accidents on the road. The data from
Indonesian National Police in 2010 confirmed, the death toll of traffic accidents in
Indonesia reached 31 234 people, 21% of them were pedestrians. In general,
traffic accidents occurred due to several factors such as human error, road
conditions, vehicle eligibility, and traffic enforcement that has not been used
optimally. Based on the theory of Rasmussen, a person's behavior is influenced by
basic skills (skills), rules (rule), and knowledge (knowledge). Knowledge is the
basis of a person to analyze and make decisions and behave. The lack of
knowledge about safety and security when they are driving can make the driver
less responsive to the situations which endanger road users, including pedestrians
to cross through the zebra crossing, so that make a potential occurrence of
accidents on the highway. Therefore, the research is needed on the level of student
knowledge S1 Extension FKM UI 2012 who are driving automobile or motor
vehicle related to zebra crossing facilities. The method used is descriptive study
using a survey method (questionnaire). Respondents were 106 extension student
from FKM UI 2012 who can drive. The results showed that the good level from
student knowledge to answer questions about the aspects of traffic signs
associated with the zebra crossing facilities in the amount of 83.96%. Questions
regarding standards / guidelines related to zebra crossing facilities obtain the
result of 99.06% for good knowledgeable students. Meanwhile, the driving rules
related to the zebra crossing facilities, the good level of knowledge of the student
and the less is not much different in the amount of 54.72% and 45.28%]"
2015
S59105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Palmieri
"ABSTRAK
For almost 60 years, the International Committee of the Red Cross ICRC has been doing its best to provide humanitarian assistance to those groups in Iraq that need it most. This article describes the humanitarian operations of the ICRC in Iraq from 1950 to the present day, in particular the support it has given to different minorities in
the country and its humanitarian responses to the various armed conflicts. It shows that the legal framework that provides the basis for the ICRCs humanitarian activities also limits its ability to take action in situations beyond the scope of its mandate. In armed conflicts the ICRC faces the risk of being used by governments for their own ends. The challenge for the ICRC is to strike a balance between meeting its
treaty based obligations and exercising its right of humanitarian initiative, and to avoid selecting the recipients of its aid on the sole basis of opportunities made available by governments."
Cambridge University Press , 2008
340 IRRC 90:869 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"Pedestrians are frequently perceived as one of the sources of traffic congestion due to their illegal occupancy of the roadway. The goal of this study is to examine this issue by investigating the feasibility of pedestrian facilities and the effectiveness of utilizing a pedestrian bridge at a certain congested area: the north-bound traffic in Jalan Lenteng Agung, Jakarta. The feasibility of a facility is represented by an indicator of the Level of Service (LOS), i.e. the space occupied by one pedestrian, and is supported by an assessment from the pedestrian’s point of view, using a questionnaire covering various aspects of the issue. The assessment of its geometric feasibility is also carried out, using the design specifications issued by the Directorate General of Bina Marga (1990) to strengthen the analysis. Meanwhile, the effectiveness of using a pedestrian bridge is represented by the ratio of pedestrian bridge users to the total number of people crossing the street. Data collection related to pedestrian flow is carried out using web cameras. The analysis shows that the LOS of all the segments of the pedestrian facilities ranges from LOS A to LOS C, in which LOS C represents the pedestrian bridge. LOS measures, supported by the geometric feasibility assessment results, signify that the facilities are not yet feasible; the speed of pedestrian flow needs to be increased using geometric improvement and the elimination of all disturbances throughout the facilities. Meanwhile, the effectiveness of using the pedestrian bridge is only 50.26% (meaning it is “quite useful”); the remaining percentage of pedestrians cross the road by navigating through the road traffic. The questionnaire results show that people are indeed aware of the importance of the safety issues related to bridge usage; however, they are reluctant to use it due to the physical barriers. The improvement generated from the analysis may help increase bridge use and its LOS, and eventually reduce the disturbance of vehicle flow."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:5 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fathur Rahman
"Pengelaran jalur pipa baru dapat memanfaatkan fasilitas lahan yang tersedia dengan bekerjasama dengan perusahaan lain pemilik lahan yang ada untuk mengurangi biaya pembebasan lahan dan menghemat jadwal proyek. Dalam proyek ini pipa baru milik perusahaan Pertagas melalui lahan Right of Way (RoW) yang telah ada jalur pipa perusahaan Eni.  Jalur pipa Pertagas tersebut bersilangan dengan jalur pipa aktif milik Eni di bawah tanah dengan kedalaman 5m dan jarak antara pipa 1m. Untuk melaksanakan proyek ini diperlukan kerjasama antar kedua perusahaan agar aspek legal dan aspek teknis integritas pipa terjaga dengan aman. Tahapan proyek dimulai dengan aspek legal berupa perjanjian persilangan jalur pipa antara kedua perusahaan. Kemudian dilanjutkan aspek teknis dengan mengumpulkan data survey lokasi dan kedalaman pipa aktif yang beroperasi. Setelah kedalaman dikonfirmasi maka perencanaan desain konstruksi dimulai dengan perencanaa gambar teknis dan menghitung potensi longsor tanah saat penggalian lubang pit untuk peletakan alat pengeboran. Metode identifikasi bahaya saat konstruksi (Hazid) dilakukan sebelum pelaksanaan agar dapat diketahui resiko bahaya yang terjadi dan mitigasi yang dapat diterapkan. Aspek K3 keselamatan dan keamanan bekerja diterapkan baik untuk alat dan pekerja proyek. Pelaksanaan pengeboran dilakukan setelah semua pihak melakukan cek list persetujuan dan komunikasi tanggap darurat telah siap di lapangan. Proses pengeboran horizontal berjalan sesuai dengan desain dan pipa yang terpasang kemudian diperiksa untuk memastikan tidak menganggu integritas pipa aktif yang ada. Evaluasi menunjukkan dari aspek teknis pelaksanaan telah sesuai perencanaan desain yang tertuang dalam prosedur metoda kerja dengan menerapkan aspek quality selama pengeboran dan pemasangan pipa. Namun pemulihan kembali situs area kerja ke kondisi semula menjadi temuan yang perlu pemeliharaan berkelanjutan. Sementara itu evaluasi penerapan keselamatan masih perlu ditingkatkan khususnya pekerja yang bekerja di bawah tanah yang berpotensi resiko bahaya bekerja di ruang terbatas. Kesimpulan dari pekerjaan persilangan pipa ini adalah pemilihan metode pengeboran horizontal merupakan pilihan tepat karena jarak penggalian lubang mencukupi dan tidak menganggu aktivitas pipa yang sedang beroperasi.

Installation of a new pipeline route can used existing land facilities by collaborating with other land owned companies to reduce land acquisition cost and save project schedules. In this project, the new pipeline is owned by the company Pertagas and through the existing Right of Way (RoW) owned by company Eni, where Pertagas pipeline crossing with Eni active pipeline underground at a depth of 5 meters with a 1 meter spacing between the pipes. To carry out this project, cooperation between both companies are required to ensure both legal and technical aspects of pipe integrity are safely applied. The project stages begin with the legal aspect, which involves an agreement on the pipeline crossing between the two companies. Then the technical aspects continued by collecting data survey and the depth of active pipes in operation. Once the depth was confirmed, the construction design planning begins, including technical drawings and calculating the potential soil erosion during pit excavation for boring equipment placement. Hazard identification during construction (Hazid) is conducted before implementation to determine potential hazards and the applicable mitigation measures. Occupational health and safety (K3) aspects are applied for both equipment and project workers. Boring work is carried out after all parties have completed approval checklist and emergency communication is ready on-site. The horizontal boring performed according to design, and the installed pipes are tested to ensure they do not interfere with the integrity of the existing active pipes.

The evaluation indicates that, from a technical perspective, the implementation is in line with the planned work procedures, by applying quality aspects during boring and pipe installation. However, site restoration to its original condition requires follow up maintenance. Meanwhile, the evaluation of safety implementation still needs improvement, especially for workers working underground in confined spaces. The conclusion from this pipe crossing work is that horizontal boring method is the right choice due to the excavation pit distance is sufficient and does not interfere with the activities of live pipeline that are currently operating."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>