Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gusrah Kharisma Partha Mandala
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk mengukur besaran underground economy tingkat provinsi di indonesia dengan menggunakan pendekatan moneter. Pengukuran dilakukan dalam periode penelitian tahun 2007-2017, menggunakan regresi ordinary least square, untuk mengestimasi perubahan jumlah uang beredar akibat adanya aktivitas underground economy tingkat regional yang dipengaruhi oleh beban pajak regional. Estimasi dalam penelitian ini menghasilkan besaran underground economy berkisar antara 3.8%-11.6% dari pdrb dengan rata-rata 8% perprovinsi pertahun. ......This study try to measure the size of the provincial-level underground economy in indonesia using a monetary approach. Measurements were made in the study period 2007-2017, using ordinary least square regression, to estimate the currency demand due to underground economy activities at the regional level that are affected by regional tax burdens. Estimates in this study resulted in the amount of underground economy ranging from 3.8%-11.6% of the grdp with an average of 8% per province per year.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Srikandi Manita
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan realisasi penerimaan pajak dengan kebijakan Tax Amnesty pada tahun 2016-2017 bertujuan untuk meningkatkan realisasi pajak yang dilakukan untuk mendapatkan potensi pajak yang belum diterima oleh otoritas pajak. Salah satu indikator meningkatnya potensi pajak tersebut adalah adanya peningkatan besaran underground economy. Untuk itulah penting dilakukan estimasi besaran underground economy yang dapat mendukung analisa peningkatan basis pajak serta alat pengawasan bagi pemerintah untuk menjaga akurasi data ekonomi makro seperti PDB, pengangguran dan penentuan target penerimaan pajak serta arah kebijakan pemerintah. Penelitian ini membandingkan underground economy di Indonesia dan Rusia mengingat kedua negara ini termasuk dalam anggota G-20 serta kedua negara tersebut memiliki persamaan sebagai negara transisi. Indonesia mengalami transisi dari sistem pemerintahan sentralisasi menjadi desentralisasi setelah krisis ekonomi 1998 sedangkan Rusia mengalami transisi dari perekonomian berencana terpusat menjadi perekonomian pasar mulai bulan Oktober 1991. Metode estimasi pada penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square dengan pendekatan currency demand didapat dari selisih permintaan uang antara perekonomian dengan underground economy dengan perekonomian tanpa underground economy pada tahun 2004 hingga 2015. Hasil estimasi besaran underground economy per GDP di Indonesia dari tahun 2004 hingga 2015 berkisar antara 25.76 hingga 32.53 dengan rata-rata sebesar 28.65 . Sedangkan Rusia berkisar antara 12.74 hingga 26.19 dengan rata-rata sebesar 18.79 . Namun rata-rata pertumbuhan besaran underground economy di Indonesia lebih kecil. Rusia unggul pada rata-rata pertumbuhan pajak riil sebesar 12.56 serta rata-rata presentase pajak riil terhadap total pajak yang termasuk potensi pajak dari aktivitas underground economy sebesar 84.26.
ABSTRACT
The Indonesian government 39 s efforts to increase tax revenue realization with Tax Amnesty policy in 2016 2017 are aimed at increasing tax realization to obtain potential taxes that have not been received by the tax authorities. One indicator of the increased potential taxes is an increase in the magnitude of the underground economy. For that reason, it is important to estimate the amount of underground economy that can support the analysis of tax base increase and supervision tool for the government to maintain the accuracy of macroeconomic data such as GDP, unemployment and the determination of tax revenue target and the direction of government policy. This study compares the underground economy in Indonesia and Russia as both countries are included in the G 20 members and both countries have similarities as a transitional country. Indonesia experienced a transition from the centralized system of government to decentralization after the 1998 economic crisis while Russia experienced a transition from a centralized planned economy to a market economy starting in October 1991. Estimation method in this study using Ordinary Least Square with currency demand approach obtained from the difference between the money demand from the economy with the underground economy and the economy without underground economy in 2004 to 2015. The estimated value of the underground economy per GDP in Indonesia from 2004 to 2015 ranged from 25.76 to 32.53 with an average of 28.65 . While Russia ranges from 12.74 to 26.19 with an average of 18.79 . However, the average growth rate of underground economy in Indonesia is smaller. Russia excels at an average real growth rate of 12.56 and the average percentage of real tax on total taxes including the potential tax of underground economy of 84.26 .
2018
T50238
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisniati Arifah
Abstrak :
Underground economy adalah fakta yang terjadi di seluruh negara di dunia, dan telah menjadi perhatian bagi para peneliti untuk mempelajarinya. Beberapa penelitian terdahulu oleh Wibowo, Sharma (2001), Schneider (2005) dan Panjaitan (2007) telah mengestimasi underground economy di Indonesia dalam kurun waktu penelitian yang berbeda-beda dan menghasilkan estimasi underground economy yang bervariasi. Penelitian ini berfokus pada estimasi underground economy di Indonesia dan mengukur besarnya tax evasion selama kurun waktu penelitian tahun 1976-2007 dengan menggunakan Currency Demand Method. Hasil dari penelitian ini bahwa estimasi underground economy di Indonesia selama kurun waktu penelitian 1976-2007 rata-rata adalah sebesar 2,85% terhadap GDP dengan estimasi tahun 2007 adalah sebesar 7,24% dari GDP atau sebesar 286 triliun rupiah. Besarnya tas evasion selama masa penelitian adalah sebesar rata-rata 3,19% terhadap total penerimaan pajak dengan estimasi tahun 2007 adalah sebesar 8,65% dari total penerimaan pajak atau sebesar 42,475 triliun rupiah. Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya, bahwa ketika terjadi shock pada perekonomian, besaran underground economy akan meningkat tajam sebelum akhirnya menurun kembali setelah kondisi perekonomian membaik, yang untuk kasus Indonesia terjadi ketika krisis ekonomi tahun 1998. Hal menarik lainnya yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terjadi tren peningkatan yang cukup signifikan pada tas evasion setelah tahun 2000, yaitu setelah dilakukannya reformasi perpajakan. ......Underground economy is a fact of life that happened in every country in the world. It had become a major issue for the scientists to studying it. Several previous studies, by Wibowo, Sharma (2001), Schneider (2005) and Panjaitan (2007) had tried to estimated the underground economy di Indonesia in different period of time and had resulted a various size and amount of underground economy in Indonesia. This study focuses in estimating underground economy di Indonesia and measuring tax evasion over the time period 1976-2007 by using Currency Demand Method. The results demonstrated that the underground economy di Indonesia for the selected time period is averaging 2,85% of the reported GDP with the estimation for 2007 is 7,24% of the reported GDP or 286 billions rupiah. Tax evasion for the selected time period is averaging 3,19% of the total tax revenue with the estimation for 2007 is 8,65% from the total tax revenue or 42,475 billions rupiah. The results of this study also confirms the previous study, that the size of underground economy will raise enermously during an economic shocks, before retum to normal when the economic conditions is recovered. It happened in Indonesia during Asian crisis in 1998. Another interesting finding is that a significant increasing trend is happened in tax evasion in Indonesia after the year of 2000, which is happened after the major tax reforms.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26291
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Ari Wijayanto
Abstrak :
ABSTRAK
Faktor penentu permintaan uang di Indonesia yang terkait dengan shock pada domestik makro ekonomi: nilai tukar; indeks harga saham; pendapatan; inflasi; dan suku bunga jangka pendek; telah diteliti dalam paper ini untuk periode 2001m01 - 2015m12. Permintaan uang dikategorikan dalam empat model: agregat, pecahan besar, sedang dan pecahan kecil. Interaksi antar variabel diteliti menggunakan model vector autoregressive VAR dan dianalisa menggunakan impulse response function dan variance decomposition. Respon permintaan uang terhadap shock pada indeksi saham, nilai tukar, inflasi dan pendapatan umumnya signifikan dan positif dalam jangka panjang, sedangkan terhadap suku bunga adalah negatif dan signifikan. Inflasi berkontribusi lebih besar dan signifikan pada pembentukan profil permintaan agregat dan pada pecahan besar, sementara, hanya pendapatan yang memiliki kontribusi signifikan pada pembentukan profil permintaan uang pecahan kecil dan menengah dalam jangka panjang
ABSTRACT
The determinants of currency demand in Indonesia, which is linked up with the domestic macroeconomic shocks exchange rate stock price index income inflation and short term interest rate have been examined in this paper during the period 2001m01 2015m12. Currency demand is categorized into four models aggregate, high, medium, and small denomination. The motion further examined by a vector autoregressive VAR modelling and intervention analysis through impulse response function and variance decomposition. The response of each currency demand to the stock index, exchange rate, inflation and income shocks are generally significant and positive in the long run, while the short term interest rate is negative and significant. Inflation has a larger significant contribution to the constitution of aggregate and high denomination currency demand profile, whilst, only income has a larger significant contribution to the constitution of medium and small denomination currency demand profile in the long run.
2016
T47078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oda Sekar Ayu Issusilaningtyas
Abstrak :
Ada keuntungan dan kerugian ambigu dari ekonomi bawah tanah dalam suatu negara ekonomi. Gagasan yang bisa diperdebatkan seputar apakah ekonomi bawah tanah dapat membantu negara ekonomi dalam kasus krisis. Banyak ekonom mungkin percaya bahwa itu bisa berubah menjadi pengukuran yang menyesatkan. Masalah meningkat ketika strategi fiskal dan moneter harus menjadi tindakan bersama untuk mengendalikan ekonomi bawah tanah, dalam kasus krisis keuangan global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan analisis kebijakan publik untuk masalah ekonomi bawah tanah di Indonesia selama krisis keuangan global. Periode penelitian adalah 2004-2017 dan populasi dalam penelitian ini adalah Indonesia. Sampel diperoleh melalui metode purposive sampling. Regresi Least Square Biasa digunakan sebagai metode analisis data dalam penelitian ini. Ditemukan dari penelitian ini bahwa nilai rata-rata ekonomi di Indonesia dari 2004 hingga 2017 adalah 26 dari PDB dengan kerugian dari potensi pajak sekitar 2,8 dari PDB. ......There are ambiguous advantages and disadvantages of underground economy within an economic state. The debatable notions surrounding whether or not underground economy might help an economic state in the case of crisis. Many economists also believe that it might destroy an economic performance of a country since it might turn into misleading measurements. The problems rise when fiscal and monetary strategies should take actions together in order to control underground economy in the case of global financial crisis. The objective of this research is to obtain public policy analysis for underground economy problem in Indonesia during global financial crisis. The research period is from 2004 2017 and population in this research is Indonesia. Sample is obtained through purposive sampling method. Ordinary Least Square regressions are used as the data analysis method in this research. It is found from this research that the average value of underground economy in Indonesia from 2004 to 2017 is 26 of GDP with the loss from tax potential around 2,8 of GDP.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin
Abstrak :
Secara keseluruhan penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi reaksi permintaan uang di Indonesia selama periode observasi akibat perubahan pendapatan riil masyarakat, tingkat suku bunga dan nilai tukar rill. Studi ini menggunakan observasi bulanan untuk periode 1983:01-2001:12 dengan data komponen uang (currency, demand deposit, quasi money, narrow money, dan broad money) yang dideflasi dengan indeks harga konsurnen, sehingga diperoleh komponen uang riil. Dengan rnenggunakan pendekatan general to specific dan pendekatan autoregressive (AR term(p)) maka real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money dan real broad money diperoleh nilai fittednya, yang disebut real currency forecast, real demand deposit forecast, real quasi money forecast, real narrow money forecast, dan real broad money forecast. Estimasi model permintaan uang dilakukan terhadap real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money, real broad money, dan masing-masing nilai fittednya. Sementara itu, real exchange rate, produk domestic bruto dan real money market rate sebagai variabel independen. Observasi studi penelitian ini dibedakan menjadi 3 tahap yaitu sebelum krisis (periode 1983:01-1997:07), selama krisis (periode 1997:08-2001:12) dan selama periode observasi (periode 1983:01-2001:12). Pembedaan observasi dimaksudkan untuk melihat dampak krisis moneter terhadap permintaan uang di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode aplikasi time series, terdiri dari pendekatan Autoregressive untuk memperoleh nilai fitted dari masing-masing komponen uang, uji unit root untuk mengetahui suatu variabel stasioner atau tidak, uji kointegrasi untuk mengetahui apakah residualnya stasioner atau tidak, serta metode analisis regresi liner (OLS) untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Hasil Estimasi menunjukkan bahwa pada periode sebelum krisis permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup sigaifikan. Sedangkan pada periode setelah krisis permintaan uang real demand deposit, real narrow money, real broad money dan real broad money fitted cukup signifikan. Selanjutnya, untuk keseluruhan periode observasi hasil permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup signifkan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library