Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rochmah
Abstrak :
ABSTRAK
Daerah rural mempunyai karakteristik yang jauh berbeda dengan daerah perkotaan pada umumnya. Pengadaan sistem komunikasi untuk daerah rural menuntut terpenuhinya syarat-syarat khusus, sesuai karakteristik tersebut. Untuk negeri kepulauan seperti indonesia, sistem komunikasi satelit menggunakan stasiun bumi yang murah atau disebut juga stasiun bumi kecil merupakan jawaban yang tepat untuk pengadaan sistem telekomunikasi bagi daerah rural.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Vitriyanti
Abstrak :
Latar Belakang: simtom psikotik tidak hanya ditemukan pada populasi klinis, tetapi juga pada populasi non-klinis. Simtom psikotik yang muncul pada remaja dapat berkembang menjadi berbagai macam gangguan mental di masa mendatang dan diketahui sebagai faktor risiko berbagai gangguan mental. Orang yang menunjukkan minimal satu simtom psikotik namun tidak memenuhi kriteria untuk ditegakkan diagnosa mengalami psikotik dikategorikan sebagai psychotic like experience (PLE). Penelitian sebelumnya menemukan prevalensi PLE pada remaja anak buruh migran sebesar 78.3%-81.9% sedangkan pada populasi umum sekitar 7-8%. Intervesi dini pada remaja yang menunjukkan simtom PLE dianggap menguntungkan untuk mencegah PLE berkembang menjadi gangguan mental. Dialectical Behavior Therapy (DBT) diketahui efektif membantu mengatasi kekambuhan pada skizofrenia yang memiliki simtom yang mirip dengan PLE sehingga DBT juga diprediksi efektif menurunkan simtom PLE. Tujuan: menguji penerapan DBT untuk memurunkan simtom PLE pada remaja anak buruh migran di Karawang. Metode: partisipan pada penelitian merupakan murid SMP di Karawang dengan rentang usia 14 sampai 16 tahun dan merupakan anak buruh migran. Desain penelitian ini adalah repeating treatments within subject. Intervensi terdiri dari satu sesi individu untuk wawancara awal dan 6 sesi kelompok untuk meningkatkan skill behavioral. Skill mindfulness merupakan skill utama yang diajarkan sepanjang latihan skill distress tolerance, regulasi emosi, dan relationship effectiveness. Pengukuran dilakukan degan menggunakan alat skrining PLEs dan SGABS. Hasil: Peserta menunjukkan penurunan skor pada alat skrining PLEs dan SGABS setelah dilakukan intervensi DBT. Hasil kualitatif menunjukkan peserta mendapatkan manfaat setelah mengikuti kegiatan intervensi. Peserta memiliki skill baru yang efektif dan bermanfaat untuk menghadapi masalahnya. Kesimpulan: penerapan DBT membantu remaja anak buruh migran dalam mengatasi PLE. ......Background: psychotic symptoms have been found in a wide range of population, not only among clinical population but also among non-clinical population. Psychotic symptoms on adolescents could lead to several serious mental illnesses in the future and is attributable as a risk factor to numerous forms of mental illnesses. People who shows minimum one psychotic symptom but do not meet criteria for clinical diagnosis are categorized as having psychotic like experience (PLE). Previous studies revealed that the prevalence of PLEs among left-behind early adolescents was around 78.3 % - 81.9 %, while the prevalence of PLEs among non-left behind children was around 7-8%. Early intervention program for adolescents exhibiting PLE symptoms will be beneficial prevent PLE develop into disorder. Dialectical Behavior Therapy (DBT) has been identified as an effective treatment to prevent relapse on schizophrenia which has similar symptoms with PLE. Hence, it is reasonable to expect that DBT would also be effective to reduce symptoms of PLEs. Objective: examine the implementation of DBT in managing PLE. Methods: the participants of this study were junior high school student age between 14 to 16 years old and having status as left-behind early adolescents. This study was a repeating treatments within subject. This intervention was contains of one individual session in initial interview and six group sessions of behavioral enhancement which was mindfulness as a core skill that also learn through skill for distress tolerance, skill for regulation emotion, and skill of relationship effectiveness. The PLEs screening tool and SGABS screening tool were administered to measure the outcomes. Results: participants showed a decrease on PLEs score and SGABS score after undergoing the DBT intervention. Qualitative inquiries suggest that participants get benefit from participating in the intervention program. Participant gain a new skill that effective and useful to dealing with the problems. Conclusion: the implementation DBT help left-behind early adolescents in managing PLE.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lerivia Maharani
Abstrak :
ABSTRAK
Pada remaja, Psychotic-like experience memiliki asosiasi dengan internalizing problems. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Psychotic-like experience dengan internalizing problems. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur internalizing problems. Psychotic-like Experiences (PLE) digunakan untuk mengukur kecenderungan psikotik. Partisipan penelitian ini adalah remaja berusia 11-16 tahun yang tinggal di daerah rural di Karawang, Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Psychotic-like experience dengan internalizing problems. Sebanyak 7% partisipan (n= 270) memiliki Psychotic-like experience. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui faktor yang berkontribusi terhadap Psychotic-like experience.
ABSTRACT
Psychotic-like experiences have been found to have association with internalizing problems among adolescents. This research aim to investigate the correlation between psychotic-like experiences with internalizing problems. The Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) was used to examine internalizing problems. Psychotic-like Experiences (PLE) was used to examine psychotic tendencies. A total 270 adolescents (aged between 11-16 years old) who lives in rural area in Karawang participated in this research. In our study, 7% participants reported having more than two symptoms of PLE. The result showed that there is no significant correlation between psychotic-like experiences with internalizing problems. Further investigation are needed to examine which factor that give contribution to PLE.
2016
S63089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Filbert Baskoro
Abstrak :
Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki penduduk yang beragam. Penduduk Indonesia memerlukan sarana komunikasi yang memadai sebagai salah satu kebutuhan hidup. Namun infrastruktur komunikasi di daerah rural masih belum memadai. Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur pendukung agar penduduk yang berada di daerah rural dapat berkomunikasi dengan baik. Salah satunya adalah teknologi high altitude platform station (HAPS) karena teknologi ini memiliki cakupan yang luas dan kapasitas yang tinggi sehingga dapat mendukung penggunaan 5G di daerah rural. Penelitian ini akan menganalisis kelayakan persebaran HAPS sebagai international mobile telecommunication (IMT) base station dari segi power link budget, analisis frekuensi yang optimal, dan analisis interferensi dengan infrastruktur yang sudah ada di Nusa Tenggara Timur. Daerah ini dipilih karena termasuk ke dalam daerah tertinggal. Perhitungan dan analisis dalam penelitian ini menggunakan metode yang direkomendasikan International Telecommunication Union (ITU) serta memakai simulasi System Tool Kit (STK) untuk mendapatkan dan menganalisis data. Penelitian ini mengindikasikan bahwa link margin sistem dapat ditekan untuk meningkatkan toleransi HAPS ke curah hujan yang lebih tinggi dan menurunkan kekuatan antenna, menentukan estimasi jarak aman antara cakupan selular HIBS dengan cakupan selular yang sudah ada, serta menunjukkan bahwa frekuensi yang paling optimum adalah frekuensi terendah baik frekuensi HAPS maupun frekuensi akses. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa HAPS layak untuk disebar di daerah rural Nusa Tenggara Timur. ...... Indonesia is a vast country and has considerable and diverse citizens. Indonesian citizen needs a reliable communication infrastructure to sustain daily life. However, communication infrastructure in rural areas needs to be improved. Therefore, alternative infrastructure is required to support rural area communication. One of the alternatives is high altitude platform station (HAPS) technology because this technology has a broader coverage and high capacity to support 5G in rural areas. This research will analyze the feasibility of HAPS as international mobile telecommunication (IMT) base station deployment in a rural area regarding power link budget analysis, optimum frequencies, and interference with existing infrastructure in Nusa Tenggara Timur. This region is chosen because it is classified as the least developed region. This research uses the International Telecommunication Union (ITU) recommendation method and STK simulation to get and analyze the data. This research indicates that the system link margin can be suppressed to increase HAPS tolerance to severe rain and lower the antenna gain, the separation distance estimation of the HIBS cellular coverage and the existing cellular coverage, and the most optimum frequency to be utilized is the lowest frequency both HAPS frequency and access frequency. Moreover, this research shows that HAPS is feasible to implement in rural wireless access services in Nusa Tenggara Timur.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Kanya Niramaya
Abstrak :
Laki-laki herbivora atau dikenal dengan istilah bahasa Jepangnya, yaitu sōshokukei-danshi adalah sebuah analogi yang digunakan untuk mendeskripsikan laki-laki muda Jepang yang tidak aktif dalam menjalin hubungan asmara. Laki-laki herbivora merupakan topik yang muncul pada perbincangan sehari-hari, kerap dibahas oleh berbagai media massa dan media sosial. Fenomena ini juga dikaji dalam ranah akademik, seperti penelitian Deacon (2013) dan Kotani (2013) yang membahas laki-laki herbivora di daerah urban Jepang. Berdasarkan teori ekosistem, perbedaan lingkungan antara daerah rural (pedesaan) dan urban (perkotaan) dapat mempengaruhi karakteristik individu. Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran mengenai representasi karakteristik laki-laki herbivora di Jepang secara utuh, perlu dilakukan penelitian laki-laki herbivora di daerah rural. Berdasarkan hasil analisis atas kajian pustaka dan wawancara, ditemukan bahwa laki-laki herbivora di daerah rural memiliki karakteristik personalitas, perilaku, dan tampilan fisik yang berbeda dari laki-laki herbivora di daerah urban. Karakteristik tersebut adalah (i) bersifat terbuka, (ii) bersifat apa adanya, (iii) tidak sengaja berpenampilan feminin agar disukai perempuan, dan (iv) memiliki keinginan untuk menikah. ......Herbivore men or known as sōshokukei-danshi in the Japanese language, is an analogy to describe young Japanese men who are not active in pursuing romance. Herbivore men is a topic that appears in daily conversations, often discussed by various mass media and social media. This phenomenon is also studied in the academic realm, such as research by Deacon (2013) and Kotani (2013), which discuss herbivore men in urban areas of Japan. Based on ecosystem theory, environmental differences between rural and urban areas can affect individual characteristics. Therefore, to obtain a complete picture of Japanese herbivore men's characteristics, it is necessary to conduct research on herbivore men in rural areas. Analysis of literature review and interviews shows that herbivore men in rural areas have different personality, behavior, and physical appearance characteristics from herbivore men in urban areas. These characteristics are (i) open-minded, (ii) honest and sincere, (iii) not intentionally looking feminine to be liked by women, and (iv) having the desire to get married.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Santoso
Abstrak :
Sistem pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik, lemahnya pengawasan, ketidaktanggapan dalam mengubah pendekatan dan strategi pembangunan, serta ketidakselarasan antara kebijakan dan pelaksanaan pada berbagai bidang pembangunan dan terjadinya krisis ekonomi telah menyebabkan melemahnya kemampuan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugas secara otonom, tidak terdesentralisasi kegiatan pelayanan publik, ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi antar daerah dan ketidakberdayaan masyarakat dalam proses perubahan sosial bagi peningkatan kesejahteraan diberbagai bidang. Pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan pembangunan selama ini yang lebih menekankan pada pendekatan sektoral dan cenderung terpusat menyebabkan Pemerintah Daerah kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan kapasitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik secara optimal. Di samping itu, pembangunan sektoral yang terpusat cenderung kurang memperhatikan keragaman kondisi sosial ekonomi daerah mengakibatkan ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, lemahnya pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Daerah kepada masyarakat dalam meningkatkan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat. Dari konteks tersebut, dilakukan penelitian yang berjudul `Analisis Kebrjakan Otonomi Daerah dengan Kinerja Pembangunan Daerah "yang bertu juan untuk mengkaji secara kuantitatif dan kualitatif mengenai hubungan antara otonomi daerah dengan kinerja pembangunan daerah dan untuk mengetahui kesiapan daerah dalam mengaktualisasikan pelaksanaan otonomi daerah agar pelaksanaanya dapat lebih efektif dan efisien. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi kajian lebih lanjut untuk memberdayakan daerah dalam pelaksanaan pembangunan. Dari segi otonomi, penelitian ini mencakup variabel otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab, sehingga yang dikaji adalah aspek-aspek yang membentuk pemerintahan daerah yaitu; aspek urusan yang merupakan dasar kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tanggannya sendiri; aspek kelembagaan yang merupakan wadah dari kewenangan yang diserahkan pada daerah; aspek manajemen SDM aparat yang bertugas menjalankan urusan otonomi, aspek keuangan untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah; dan aspek perwakilan yang merupakan perwujudan dari wakil rakyat yang mendapatkan legitimasi untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sedangkan variabel kinerja pembangunan pendekatannya menggunakan pendekatan kebutuhan dasar masyarakat. Hasil kaitan secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek-aspek otonomi dengan kinerja pembangunan daerah, semakin baik pelaksanaan otonomi, maka kinerja pembangunan daerah juga akan semakin baik Hubungan yang positif dan signifikan ini baik secara parsial maupun bersama-sama, Kemudian, dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang betul-betul memberikan peningkatan kesejahteraan masyarakat, harus terus dilakukan penataan secara sistematis dan menyeluruh terhadap aspek-aspek otonomi daerah. Tujuannya agar Pemerintah Daerah mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T7183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrilia Dwi Lestari
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung, stroke dan banyak penyakit lain yang menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi pada wanita harus mendapatkan perhatian yang serius karena mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor dominan kejadian hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban di Indonesia tahun 2014. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 tahun 2014) dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 6.503 orang yang terdiri dari 3.675 wanita di daerah rural dan 2.828 wanita di daerah urban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 3.675 wanita di di daerah rural terdapat 17,63% orang menderita hipertensi dan dari 2.828 wanita di daerah urban terdapat 18,14% orang menderita hipertensi. Setelah dilakukan analisis multivariat untuk melihat faktor dominan hipertensi pada wanita di daerah rural dan urban didapatkan bahwa umur sebagai faktor dominan di kedua daerah tersebut dengan masing-masing di daerah rural dengan PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) dan di daerah urban dengan PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).
Hypertension is one of the non-communicable diseases that is the cause of other noncommunicable diseases such as heart disease, stroke and many other diseases which are the leading causes of death in the world. Hypertension in women must get serious attention because it increases over time and can cause further complications. This study aims to look at the dominant factor in the incidence of hypertension in women in rural and urban areas in Indonesia in 2014. This study uses secondary Indonesian Family Life Survey (IFLS 5 2014) with a cross sectional study design. The total sample is 6,503 people consisting of 3,675 women in rural areas and 2,828 women in urban areas. The results of this study indicate that of 3,675 women in rural areas there were 17.63% of people suffering from hypertension and from 2,828 women in urban areas there were 18.14% of people suffering from hypertension. After multivariate analysis to see the dominant factor of hypertension in women in rural and urban areas, it was found that age was the dominant factor in the two regions with each in the rural area PR= 3,16 (95%CI, 2,651-3,790) and in urban area PR= 3,41 (95%CI, 2,800-4,166).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library