Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeni Iswari
"Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dan di negara berkembang. Berdasarkan profil kesehatan DKI Jakarta 2009, dilaporkan jumlah kasus diare sebesar 164.743 dimana kasus diare 50% terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian diare. Metode penelitian menggunakan rancangan case control, dengan jumlah sampel 54 untuk kelompok kasus dan 54 untuk kelompok kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi (p value= 0,037), dan kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak (p value= 0,038). Rekomendasi perlunya penelitian lebih lanjut dengan.

Diarrhea disease is a major cause of morbidity and mortality worldwide and in developing countries. Based on the health profile of DKI Jakarta 2009, the reported number of cases of diarrhea of 164,743 where 50% of diarrhea cases occurred in infants. This study aims to identify and explain factors related to the incidence of diarrhea. This research method using case-control design, with sample size 54 for cases group and 54 for control group. Data analysis was performed univariate, bivariate with chi square test.
The results showed that risk factors affect has a significant relationship with nutritional status (p value= 0.037), and the habits of mothers wash their hands before providing eating in children (p value= 0.038). Recommendations that further research is another factor that affects anda is associated with diarrhea."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Imro Atussoleha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dengan frekuensi diare pada anak 10-23 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap 95 responden yang dilakukan secara purposive sampling di Puskesmas Tugu, Depok pada 20 Maret - 27 April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner, observasi rumah, dan pengukuran status gizi (berat badan dan panjang badan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 35,8% sampel menderita diare lebih dari sekali dalam 4 bulan terakhir (lebih dari median frekuensi dunia). Terdapat hubungan yang bermakna antara faktor anak (berat bayi lahir (OR=4,0), status gizi BB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=5,8), status gizi BB/U saat ini (OR=8,3), status gizi PB/U rata-rata 4 bulan terakhir (OR=16,8), status gizi PB/U saat ini (OR=14,8), dan ASI eksklusif (OR=5,2)), faktor ibu (perilaku ibu (OR=4,3)), faktor keluarga (status ekonomi keluarga (OR=4,3) dan jumlah balita dalam keluarga (OR=8,3)), dan faktor lingkungan (sumber air bersih (OR=6,4), kondisi jamban/WC (OR=4,6), sarana pembuangan air limbah (OR=6,2), pengolahan sampah rumah tangga (OR=5,5), dan kepadatan huni (OR=3,7)) dengan frekuensi diare.
Penulis menyarankan kepada Puskesmas Tugu untuk melakukan promosi kesehatan dan edukasi melalui penyuluhan dan konseling untuk menurunkan angka kejadian diare pada anak 10-23 bulan.

The objective of this study was to identify factors which associated with with diarrhea frequency among children 10-23 months. The method used in this study is cross sectional design which was conducted with 95 respondents which took with pusposive sampling at Tugu Community Health Center, Depok in March 20th until April 27th 2012. Data were collected through interview referring to the questionnaire, house observation, and measurement of nutritional status (weight and length).
The result of this study showed that 35,8% people were experience diarrhea more than once in the last 4 months (more than the frequency of world median). There were significant association between children factors (baby birth weight (OR=4,0), nutritional status W/A average in last 4 months (OR=5,8), current nutritional status of W/A (OR=8,3), nutritional status H/A average in last 4 months (OR=16,8), current nutritional status of H/A (OR=14,8), and exclusive breastfeeding (OR=5,2)), maternal factors (maternal behavior (OR=4,3)), family factors (economics status of the family (OR=4,3) and number of under five in the family (OR=8,3)), and environmental status (source of clean water (OR=6,4), condition of latrines (OR=4,6), waste disposal facilities (OR=6,2), household waste treatment (OR=5,5), and the density of habitation (OR=3,7)) with diarrhea frequency.
The author suggest to Tugu Community Health Center to conduct health promotion and education through education and counseling program for decreasing the incidence of diarrhea in children 10-23 months."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
J. Agus Sugiharto, Author
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Akhir-akhir ini banyak dilaporkan tentang kasus diare non spesifik oleh sejawat yang bekerja di klinik. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya infeksi saluran cerna oleh kuman tertentu yang tidak dapat diisolasi dengan prosedur yang lazim dilakukan untuk isolasi dan identifikasi kuman usus patogen aerob. Sejak berkembangnya teknik isolasi dan identifikasi kuman anaerob dan mikroaerofilik yang pesat pada awal tahun 70-an, maka kuman penyebab diare yang dapat diisolasi tidak terbatas pada kuman aerob raja, melainkan juga kuman usus anaerob dan mikroaerofilik. Kuman usus mikroaerofilik (Campylobacter jejuni) yang menimbulkan gangguan pada saluran cerna manusia memberikan gejala klinik yang mirip dengan infeksi kuman usus lainnya. Di berbagai negara C. jejuni merupakan penyebab infeksi saluran cerna pada manusia, dan frekuensinya lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi infeksi oleh Salmonella dan Shigella atau keduanya bersama-sama. Untuk menegakkan diagnosis mikrobiologik infeksi saluran cerna oleh C. jejuni, diperlukan isolasi dan identifikasi dengan cara yang spesifik. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, telah dilakukan kerjasama dengan Bagian Anak RSCM/FKUI untuk melakukan pemeriksaan tinja 50 penderita diare akut. Bahan pemeriksaan berupa tinja penderita yang diperoleh dengan rectal toucher. Setiap bahan pemeriksaan dibiak pada agar Campi BAP dalam sui,san mikroaerofilik, pada suhu 42 °C. Teknik isolasi dan identif. ntuk Campylobacter jejuni menurut Skirrow yang telah diuji oleh WHO Scientific Working Group.
Hasil dan Resimpulan: Dari 50 anak pria dan wanita yang dirawat di Bagian Anak RSCM 1 FKUI dengan diare akut, berhasil diisolasi 3 (6%) Campylobacter jejuni. Dalam penelitisan ini, peneliti belum berhasil menemukan adanya Campylobacter jejuni dalam bahan pemeriksaan dengan metoda pewarnaan sediaan langsung dari tinja penderita, seperti yang dikemukakan oleh beberapa peneliti di luar negeri.

ABSTRACT
Scope and Method of Study: Recently there are so many cases of non specific diarrhea reported from the colleagues who works on clinical wards. This could happen because there are some kind of microorganism that infected the alimentary tract not possible to isolate by the common procedure usually used to isolate the Enterobacteriaceae. Since the development of anaerobic and microaerophylic isolation and identification techniques in 1970, the diarrhea causing microorganisms that can be isolated not only the aerobic but also the anaerobic and microaerophylic enteric microorganisms. The microaerophylic enteric microorganism (Campylobacter jejuni) that infected the alimentary tract has clinical symptom resemble to another enteric microorganisms infections. In several countries Campylobacter jejuni causing alimentary tract infection more frequent than Salmonella and Shigella or both. To diagnose the Campylobacter jejuni causing diarrhea], need a specific microbiological procedure. According to that problem, joint cooperation had been carried out with the Department of Pediatric RSCM/FKUI to examine 50 children who suffered from acute diarrhea. The specimen to examine is the excrement of the sufferer obtained by rectal toucher. Each specimen inoculated on Campi BAP and incubated in microaerophylic atmosphere at 42°C. Skirrow's technique modified by WHO Scientific Working Group had been used to isolate and identify Campylobacter jejuni.
Findings and Conclusions: Campylobacter jejuni had been isolated in 6% out for 50 boys and girls who suffer acute diarrhea being treated in the Department of Pediatric RSCM/FKUI. In this case we could not find Campylobacter jejuni by direct excrement staining method, as reported by others abroad.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroto
"Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama baik untuk penduduk yang tinggal di desa maupun di kota. Sebagian besar kejadian diare, yaitu 60 - 80 % dialami oleh golongan anak dibawah lima tahun. Golongan ini setiap tahunnya mengalami 2 - 3 kali kejadian diare, dimana sekitar 1 - 2 % diantaranya akan jatuh kedalam keadaan dehidrasi, yang bila tidak segera ditolong, 50 - 60 % akan meninggal. Menghadapi persoalan masih tinginya angka kejadian diare, Depkes RI secara global mempunyai dua tujuan pokok program pemberantasan penyakit diare yaitu; mencegah kematian karena diare dan mencegah agar tidak terjadi diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh perilaku ibu terhadap kejadian diare pada anak balita. Dari analisis ini akan dilihat besar risiko perilaku kesehatan terhadap kejadian diare.
Rancangan penelitian ini adalah kasus-kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 1498 kasus dan 1498 kontrol. Analisis data dilakukan dengan uji statistik regresi logistik ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor perilaku kesehatan ibu mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare yaitu perilaku buang air besar dan membersihkan jamban (rasio odds = 1,21, selang kepercayaan 95 % = 1,03 - 1,42). Perilaku cuci tangan yang mempunyai efek yang berbeda menurut umur anak yaitu dengan umur anak < 24 bulan (rasio odds = 1,58, selang kepercayaan 95 % = 1,23 - 2,05). Perilaku cuci tangan pada umur anak ≥ 24 bulan (rasio odds 1, 11, selang kepercayaan 95 % = 0, 93 - 1, 33).
Sedangkan variabel lain (Confounding) yang turut mempengaruhi kejadian diare adalah pendidikan ibu dan sumber air.
Untuk menunjang keberhasilan program pemberantasan penyakit diare perlu penyuluhan yang penekanannya terutama pada aspek perbaikan perilaku cuci tangan dan perilaku buang air besar dan membersihkan jamban pada ibu balita.

The Role of Mother's Behavior to Diarrhea Diseases in Children Under Five Years Old in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi and East Nusa Tenggara, 1998In Indonesia, diarrhea is still a major problem in rural and urban area. Most of diarrhea cases were in children under five years old (60 - 80 % of the cases). Among them, the episodes diarrhea was 2 - 3 time annually and 1 - 2 % of them went into dehydration condition. In response to high prevalent of diarrhea, in general Ministry of Health Republic of Indonesia has two main objective namely to prevent of diarrhea and prevention of death among diarrhea cases.
The main objective of this study is to assess the role of mother's behavior to diarrhea diseases in children under five years old.
The study design is case-control with a sample 1498 cases and 1489 control. Multiple logistic regressions were used to determine the relationship between independent variable with dependent variable.
This study showed that factor of mother's behavior is associated with diarrhea. The specific behavior hygienic the defecation practice and cleaning toilet (odds ratio = 1.21, 95 % CI = 1.03 - 1,42), hand washing (odds ratio = 1.58, 95 % CI = 1.23 - 2.05) for children under 24 month and (odds ratio = 1.11, 95 % CI = 0.93 -- 1.33) for children ≥ 24 month. The confounder variable which had association to diarrhea was mother's education and source of water.
In order to support the success of diarrhea control program, it is necessary to do health information to mother's behavior about hand washing and hygienic defecation practice and cleaning toilet.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Rachmat Yudiyanto
"Latar belakang: Diare merupakan masalah kesehatan paling sering pada anak.Berbagai penyebab diare dapat menyebabkan diare berlangsung lama dan bisa menjadi malnutrisi (gizi buruk).Penyebab diare bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan membutuhkan antibiotik sehingga diperlukan deteksi sedini mungkin. Pemeriksaan soluble triggering receptor expressed on myeloid cells-1 (sTREM-1) dapat menduga adanya infeksi bakteri pada anak dengan diare akut. Tujuan :Mengetahui seberapa besar nilai diagnostik peningkatan leukosit dalam tinja dibandingkan dengan sTREM-1. Metode :studi potong lintang terhadap anak usia 6-60 bulan dengan diare akut tanpa komplikasi dan penyerta penyakit lain. Pada subyek dilakukan anamnesis gambaran klinis (demam, muntah, sakit perut), pemeriksaan leukosit dalam tinja dan pemeriksaan sTREM-1 sebagai referensi standard. Hasil : Anak dengan diare akut oleh karena infeksi bakteri usia 6-60 bulan dengan sTREM-1>470 pg/mL sebanyak 2 dari 64 subyek penelitian dan leukosit tinja > 10 / LPB sebanyak 14 dari 64 subyek penelitian, terbanyak lelaki, status nutrisi normal dan memiliki gambaran klinis demam, muntah dan tanpa sakit perut. Peningkatan leukosit tinja > 10 / LPB memiliki sensitifitas 50 %, spesifisitas 79,1 %, nilai prediksi positif 7,1 %, nilai prediksi negatif 98 %, akurasi 78 %, nilai rasio likelihood positif 2,18 dan nilai rasio likelihood negatif 0,63. Simpulan :Peningkatan leukosit tinja > 10 / LPB sebagai konfirmasi diagnostik kurang
baik dalam mendiagnosis diare akut oleh karena infeksi bakteri.

Background: Diarrhea is a health problem most often occurs in children. Various etiology of diarrhea can cause prolonged diarrhea and become malnourished (malnutrition). The etiology of diarrhea can be caused by a bacterial infection and requires antibiotics, so that detection is needed as early as possible. Examination of soluble triggering expressed receptors on myeloid cells-1 (sTREM-1) can predict bacterial infection in children with acute diarrhea. Objective: toknow how much the diagnostic value of fecal leukocytes test compared to sTREM-1. Methods: cross-sectional study of children aged 6-60 months with acute diarrhea without complications and other diseases. In the subjects, clinical manifestation was performed (fever, vomiting, abdominal pain), fecal leukocyte test and sTREM-1 test as a standard reference. Results : Children, aged 6-60 months with acute diarrhea due to bacterial infections
with sTREM-1> 470 pg / mL as many as 2 of 64 subjects and fecal leukocytes > 10 / HPF as many as 14 of 64 subjects, most male, normal nutritional status and had clinical
manifestation of fever, vomiting and without abdominal pain. Increased fecal leukocytes > 10 / HPF has a sensitivity of 50%, specificity 79.1%, positive predictive value 7.1%, negative predictive value 98%, accuracy 78%, positive likelihood ratio 2.18 and negative likelihood ratio 0, 63. Conclusion: Fecal leukocyte test > 10 / HPF as a diagnostic confirmation is not good in
diagnosing acute diarrhea due to bacterial infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
"Diare merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dari Survei Kesehatan dan Rumah Tangga 1995, prevalensi di Jawa dan Bali 21%, di luar Jawa Bali 24 %, Nasional 23%. Di Kota Bekasi tahun 2000 insiden 20,7/1.000 penduduk.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak berusia dibawah 2 tahun di Kota Bekasi tahun 2001.
Desain penelitian ini adalah kasus dan kontrol. Populasi penelitian adalah baduta yang tinggal di wilayah Kota Bekasi, sampel adalah baduta yang sakit diare dan berobat ke sembilan puskesmas di wilayah Kota Bekasi sebagai kasus dan kontrol adalah baduta sehat yang datang ke posyandu dari mana kasus berasal. Besar sampel dalam penelitian ini 212 kasus dan 212 kontrol. Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara pada ibu yang anaknya sakit diare di pukesmas sebagai kasus dan ibu yang anaknya sehat di posyandu sebagaai kontrol. Entri data dengan program Epi - info versi 6.0, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan stata versi 6.0.
Variabel yang mempunyai risiko dan berhubungan bermakna dengan kejadian diare pada baduta setelah dilakukan analisis multivariate adalah bayi umur 5 - 12 bulan OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04), umur 13 - 24 bulan OR=3,11,(95 % CI, 1,44 - 6,71), pengetahuan ibu OR=2,78, (95% Cl, 1,71 .-4,50), pembuangan kotoran OR=4,13, (95 % CI,1,79 - 9,51), hygiene perorangan OR=4,00 (95% CI, 1,34 -11,99)
Dari hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran melalui peningkatan pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada anaknya yang berumur 5 - 24 bulan, pembuangan kotoran dan kebersihan perorangan melalui penyuluhan dan pemberian stimulan jamban baik di puskesmas maupun posyandu yang dilaksanakan lintas program maupun sector prioritas penanggulangan diare pada anak dibawah umur dua tahun dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besarnya masalah diare pada anak berumur < 24 bulan.

Related Factors to Phenomena Diarrhea for the Children Under Two Years Old At Bekasi in the Year Of 2001Diarrhea is still significant for a public health problem due to its bight prevalence. From a household survey in 1995, showed that prevalence of this disease 21% in Java and Bali and at the outside of Java and Bali is 24%, Nationally is 23%. There were reported at Bekasi city that the incidence of diarrhea were 24,7/1.000 in the year of 2000.
The purpose of this study is to know the factors related with the prevalence of diarrhea at the children under 2 years old at Bekasi by the year of 2001. The study used case and control design. Target populations in this study are children under two years old who live in Bekasi area. The cases are children under two years old who got sick from diarrhea, and went to 9 Health Centers where are observed. For the control are the healthy children under two years old who came to the Integrated Health Posts. The number of sample for this study are 212 cases and 212 controls. Data processing and entering by Epi-Info program version 6.0, and analyzing by Stata version 6.0.
Variable which have risk and a significance correlation with the incidence of diarrhea for the children less than two years, after using multivariate analysis are baby's at the age of 5 - 12 months OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04); 13 - 24 months OR=3,11, (95 % CI, 1,44 - 6,71), mother's knowledge OR=2,78, (95 % CI, 1,71 - 4,50), waste disposal OR=4,13,( 95 % CI, 1,79 - 9,51) and personal hygiene OR=4,00,( 95 % CI, 1,34 - 11,99).
Based on this study, the researcher wants to give some advice especially for increasing theirs mother's knowledge for preventing theirs 5 - 24 months children, a sanitary waste disposal, individual personal hygiene by giving free latrine (by stimulans system) in the Health Center and integratet Health Post respectively. The researcher also suggest that the priority to control diarrhea disease should be given to the children under 2 years old. For the next coming years a study for diarrhea disease need to be done especially for the children under 2 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 4647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibowo Ady Sapta
"Diare di Indonesia masih merupakan masalah dengan angka kesakitan yaitu 20-49%, terutama pada golongan umur balita dengan angka kematian 134 per 100.000, Penelitian dilakukan bertujuan mempelajari hubungan faktor risiko kesehatan lingkungan terhadap kejadian diare pada balita. Penelitian dilakukan di Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mulai bulan Februari sampai Mei 2002, dengan menggunakan rancangan kasus-kontrol (Case-control) terhadap 125 responden ibu balita penderita diare (kasus) dalam dua minggu terakhir dan responden ibu balita tidak diare dengan jumlah yang lama (kontrol).
Survei dilakukan terhadap responden meliputi jenis sarana, cara pengambilan, cara dan alat penyimpanan air, tingkat risiko pencemaran, kuantitas dan kualitas mikrobiologis air bersih, jenis jamban, tempat penampungan tinja, kondisi jamban, jenis SPAL, kondisi SPAL, tempat sampah, kondisi tempat sampah, jenis konstruksi rumah, lantai rumah dan kebersihan rumah. Pemeriksaan kualitas mikrobiologis dilakukan terhadap 50 sampel (25 sampel kasus dan 25 sampel kontrol). Chi-square digunakan untuk menguji hubungan faktor risiko kesehatan lingkungan dengan kejadian diare pada balita. Untuk menentukan faktor risiko kesehatan lingkungan yang dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita digunakan regresi logistik ganda. Kualitas mikrobiologi air bersih hanya digunakan untuk mendukung faktor risiko kesehatan lingkungan.
Dari 16 variabel yang diuji, hanya 12 variabel faktor risiko kesehatan lingkungan (jenis sarana air bersih, cara pengambilan air, tingkat risiko pencemaran sumber air, kuantitas air, kualitas mikrobiologis air bersih; jenis jamban, kondisi jamban; jenis SPAL, kondisi SPAL; jenis tempat sampah, kondisi tempat sarnpah dan jenis konstruksi rumah) yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Lebih lanjut, hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor risiko kesehatan lingkungan yang dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah tingkat risiko pencemaran sumber air bersih (X1)(OR = 5,007 ), kondisi jamban (X2)(OR = 2,648), jenis jamban (X3)(OR = 2,027) dan jenis SPAL (X4)(OR = 2,115) dengan model persamaan : Logit P (y) = - 6,451 + 1,611X1 + 0,706X2 + 0,974X3 + 0,749)(4, sehingga untuk mengurangi risiko tersebut perlu upaya yang dilakukan melalui perbaikan sarana sumber air bersih seperti perlindungan terhadap pencemaran sekitar sumber, perbaikan dan pemeliharaan jamban, perbaikan SPAL serta penyuluhan kesehatan lingkungan berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan.

Environmental Health Risk Factors Associated Diarrhea in Children Under Five Years Old at Citamiang Sub District, City of Sukabumi, Year 2002In Indonesia diarrhea is still a major health problem, with morbidity rate 20-40%o, especially in children under 5 years old with mortality rate 134 per 100,000. This study to investigate the environmental health risk factors associated with diarrhea ease in children under 5 years old. A case-control study has been carried in Citamiang sub district, city of Sukabumi in February to May 2002. One hundred and twenty five mothers of children under 5 years old who have diarrhea in the last two weeks and the same number of control were selected as respondent.
Resource facility type, procedures (techniques) of water collection, water storage, pollution risk level, quantity and microbiological quality of clean water were surveyed in corresponding respondent. Latrine type, feces storage collection, latrine condition, sewerage facility type, sewerage condition, waste container type, waste container condition, house construction type, house floor, house cleanliness where also surveyed. In addition, microbiological quality of 50 clean water samples (25 of cases and 25 of control) analyzed. Chi-squares was applied to test the association of the environmental risk factors with diarrhea, where as the dominant environmental risk factors were determined by logistic multiple regression. The microbiological quality of clean water was not analyzed statistically, rather it who used to support statistical a degrees of environmental risk factors.
Of the 16 variable tested, 12 variable (Resource facility type, procedures (techniques) of water collection, pollution risk level, quantity, microbiological quality of clean water, latrine type, latrine condition, sewerage facility type, sewerage condition, waste container type, waste container condition, house construction type) are statistically associate with diarrhea Further, logistic multiple regression indicate that the dominant variables of environmental risk factors are pollution risk level (X1)(OR = 5.007), latrine condition (X2)(OR : 2.648), latrine type (X3)(OR : 2.027) and sewerage type (X4) (OR : 2.115) with equalization model is Logic P (y) _ - 6,45I + 1,611X1 + 0,706X2 + 0,974X3 + 0,749X4, so to decrease the we to rehabilitate from the pollutant around the resource, rehabilitation and maintenance of the latrine, sewage system rehabilitation and environmental health education associate with disease based on environmental.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 8275
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mutiara Rianingtyas
"Di Indonesia, diare merupakan pembunuh nomor satu untuk kematian bayi. Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat dengan kasus diare yang tinggi. Kecamatan Cipayung, Kota Depok merupakan lokasi pemukiman yang berdekatan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Kota Depok. Keberadaan tempat pembuangan akhir sampah di sekitar area pemukiman merupakan sumber penyebaran vektor penyakit yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan lalat rumah tinggal dengan kejadian diare pada balita yang berobat di UPT Puskesmas Cipayung Kota Depok tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan data primer dan data sekunder register puskesmas yang mana jumlah sampel sebanyak 39 kasus dan 39 kontrol.
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa kepadatan lalat tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita (OR 1,531; 95% CI : 0,617–3,795). Adapun karakteristik individu balita yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis bivariat adalah riwayat perilaku cuci tangan ibu / pengasuh balita (OR 2,912; 95 % CI : 1,150 – 7,372) dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga (OR 3,200; 95 % CI : 1,266 – 8,086). Hygiene individu ibu atau pengasuh balita dan sanitasi lingkungan yang baik diperlukan untuk menurunkan angka kejadian diare.

Depok district is one of region in West Java with high diarrhea case. Cipayung sub-district is a settlement location which is near from final garbage dump. The existence of final garbage dump around the settlement area is source of spreding disease vectors that can affect public health. In the working area of Health Center of Cipayung Sub District, diarrhea is include ten highest case on 2013.
This study aims to determine the relationship between fly density in house with the occurrence of diarrhea among children under five years at Health Center of Cipayung Sub-District, Depok District 2014. This study uses case control study design and both primary and secondary health center register data with samples of 39 case and 39 control.
Result bivariate analysis shows that fly density which not significantly associated with diarrhea among children under fiver years. The individual characteristic of toddler who has a significant association with the occurrence of diarrhea among children under five years based on the result of statistical test with bivariate analysis is hand-washing habits of mother or children-caretaker (OR 2,912; 95 % CI : 1,150 - 7,372), and solid waste disposal habits (OR 3,200; 95 % CI : 1,266 - 8,086). Personal hygiene of mother or children-caretaker and environment sanitation is necessary for decrease occurrence of diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Cahya Khairini
"ABSTRACT
Diare merupakan masalah kesehatan yang cukup sering terjadi pada balita. Penelitian yang menunjukkan manfaat pemberian ASI terhadap masalah diare pada anak cukup banyak ditemukan. Namun, penelitian yang menghubungkan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan prevalensi diare pada anaknya masih jarang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai pengertian ASI eksklusif, manfaat ASI, serta tata cara pemberian ASI dengan prevalensi diare pada anak balitanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Jumlah responden untuk penelitian ini adalah sebanyak 42 responden yang tinggal di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur dan memiliki balita. Data pengetahuan ibu dan diagnosis diare balita didapatkan dari kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden ibu dengan tingkat pengetahun baik tentang ASI memiliki balita yang tidak diare, yaitu sebanyak 7 responden. Sementara responden ibu dengan tingkat pengetahuan sedang, 5 di antaranya memiliki anak dengan diare, dan 27 responden sisanya memiliki anak yang tidak diare. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan kejadian diare pada anaknya p=0,326 . Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan praktik pemberian ASI oleh ibu dengan prevalensi diare pada balita.

ABSTRACT
Diarrhea is a common health problem among children under five. There are many studies done to identify the roles of breastfeeding in the prevention and management of diarrhea. However, studies focusing on knowledge about breastfeeding among mothers are still rare. This study aims to identify the relationship between knowledge about breastfeeding among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. This study is a descriptive analytical study using cross sectional method. This study involves 42 respondents living in Kampung Melayu district, East Jakarta, and have children under five years old. The data of mothers 39 knowledge level and the prevalence of diarrhea are collected using questionnaire. The results showed that all the respondents with high level of knowledge about breastfeeding have children without diarrhea, 7 out of the total 42 respondents. Meanwhile, 5 out of the total 32 respondents with moderate level of knowledge have children with diarrhea, while the rest 27 respondents have children without diarrhea. There is no significant relationship between the level of knowledge about breastfeeding among mothers and the incidents of diarrhea in their children p 0.326 . Further studies are necessary to identify the relationship between breastfeeding practices among mothers and the prevalence of diarrhea in their children. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyatuz Zahrah
"Pendahuluan: Sebagian besar kematian pada balita di negara berkembang diakibatkan oleh penyakit diare. Indonesia sebagai negara berkembang juga berpotensi mengalami kejadian ini. Kejadian diare yang dialami balita dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan mencuci tangan pada ibu yang memiliki balita pertama dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Cimanggis. Metode pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 378 orang di kecamatan Cimanggis yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan mencuci tangan cukup pada ibu sebanyak 106 (28%) dengan 101 (26.7%) balitanya mengalami kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p-value < 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang cuci tagan pada ibu.

Introduction: Most deaths in children under five years old in developing countries are caused by diarrheal diseases. Indonesia as a developing country also has the potential to experience this incidence. The incidence of diarrhea experienced by children under five years old can be prevented by a clean and healthy lifestyle. This study aimed to see the relationship between the level of knowledge of hand washing in mothers who have their first children under five years old with the incidence of diarrhea in children under five years old in Cimanggis sub-district. Method This study used a cross sectional design with 378 respondents in Cimanggis sub-district who were selected using purposive sampling method. The results showed that the level of knowledge of sufficient handwashing in mothers was 106 (28%) and was 101 (26.7%) children under five years old experienced diarrhea. There was a significant relationship between level of knowledge and the incidence of diarrhea in children under five years old (p-value < 0.05). Future research are expected to further analyze the factors that influenced the level of knowledge of knowledge of washing hands in mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>