Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budhi Setyanto
Abstrak :
Reformasi yang telah bergulir menuntut adanya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Era otonomi daerah yang telah diberlakukan berdasarkan UU NO. 22 tahun 1999 membuat suatu perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental, dari suatu Sistem kepemerintahan oioriter dan setralistik menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, dan menerapkan perimbangan kewenangan pusat dan daerah otonom sehingga daerah harus bisa mengelola dan mengembangkan dirinya sendiri. AFTA atau era perdagangan bebas, yang berorientasi pada iklim keterbukaan antar negara membuat APEC melalui task force-nya yaitu e-APEC telah memberikan jangka walau sampai dengan tahun 2010 untuk mempersiapkan dan melaksanakan penggunaan Teknologi lnformasi atau di Indonesia atau dikenal dengan Program Telematika dalam membenahi diri, atau Indonesia akan terkena DigitaI Divide. Keadaan tersebut diatas merupakan tuntutan yang mau tidak mau harus segera ditindak lanjuti oleh Pemerintah Indonesia dan kesemuanya itu mengacu kepada satu hal yaitu pelayanan yang Iebih baik dan transparan dari pemerintah kepada masyarakat. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu media yang dapat menyatukan hubungan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, dimana media itu harus mendukung adanya ketepatan, keakuratan, kecepatan, tidak bergantung waktu (timeless) dan tanpa batas (borderless). Konsep e-Government adalah suatu inovasi yang sedang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, dimana konsep e-Government meliputi 3 (tiga) hal yaitu G2G (Government-to-Government), G25 (Government-to-Business) dan G2C (Government-to-Citizen). G2G adalah konsep yang menitik beratkan pada hubungan antar instansi pemerintah sampai pada unit terkecil dalam Iingkup organisasi pemerintahan, dimana pertukaran data dan informasi dalam Iingkup pemerintahan dapat lebih terstruktur, sehingga proses informatisasi yang meliputi kegiatan administratif maupun penyimpanan dokumen Serta Iaporan kerja dapat mencapai optimalisasi dan efisiensi pada instansi pemerintah. G2B adalah konsep yang menitik beratkan pada hubungan antara pemerintah dengan dunia usaha, dimana dunia usaha dapat melihat adanya kesempatan berinvestasi meIalui data-data potensi daerah yang ada, dimana data tersebut meliputi kondisi daerah, sumber daya alam, struktur geografi, budaya, tingkat pendidikan sumber daya manusia, dan yang Iebih penting lagi dunia usaha dapat melakukan bisnis dengan pemerintah secara transparan, sehingga kalangan dunia usaha memiliki kesempatan yang sama untuk berinvestasi. G2C adalah konsep yang menitik beratkan pada hubungan antara pemerintah dengan masyarakat umum. Konsep ini menjadi sangat penting apabila masyarakat ingin berpartisipasi dengan menggunakan sistem informasi yang mengorganisir pemerintah kedalam jaringan organisasi pemerintahan yang menghubungkan institusi pemerintah dan sebaliknya, pemerintah dengan masyarakat. Konsep e-Government menggunakan aplikasi Teknologi lnformasi dan Internet sebagai media saluran informasi. Ditengah keterbatasan infrastruktur telekomunikasi, penetrasi internet yang rendah, Konsep e-Government yang diterapkan oleh instansi pemerintah maupun pemerintah daerah sebagian besar baru pada tahap pemberian informasi pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha, belum kepada hal-hal yang bersifat transaksi secara on-line. Tetapi, bagaimanapun juga dalam pelaksanaanya, website atau situs pemerintah baik pusat maupun daerah Serta institusi pemerintah Iainnya, telah banyak bermunculan dan fenomena ini merupakan Iangkah awal dari inisiatif pemerintah untuk menuju ke arah digitalisasi informasi dengan segala keterbatasan infrastruktur yang memadai. Yang menjadi pertanyaan, apakah Konsep e-Govemment ini akan berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan infrastruktur komunikasi ?, hal ini tentunya tergantung kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan Serta penerimaan masyarakat dan dunia usaha sebagai bagian dari sistem Sosial terhadap inovasi tersebut. Peneliti menganalisa pelaksanaan Konsep e-Government berdasarkan pada Teori Difusi Inovasi, dimana keberhasilan suatu inovasi bergantung kepada 5 (lima) Karakteristik Difusi lnovasi, yaitu Relative Advantage, Compability, Complexity, Trialability, dan Observability. Selain itu, Informasi yang didapat dari Internet, baik artikel maupun forum diskusi mengenai perkembangan dan implementasi Konsep e-Government di Indonesia serta data-data baik berupa wawancara maupun dokumen dari instansi yang bersangkutan digunakan sebagai acuan didaIam menganalisa konsep yang sampai saat ini sedang berjalan.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T10770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Tri Argono
Abstrak :
Implementasi E-Government di Indonesia sampai saat ini belum optimal dirasakan manfaatnya, terutama dalam demokratisasi dan realisasi pemerintahan yang bersih dan profesional. Hal ini disebabkan masih terbatasnya panduan yang menyeluruh menyangkut metodologi implementasi E-Government di level kabupaten/kota, propinsi, dan pusat. Tesis ini mengambil studi kasus di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang merupakan institusi pemerintah yang bertugas untuk melayani semua bentuk investasi di Indonesia. BKPM mengharapkan visi, misi dan strategi yang dimiliki saat ini harus align dengan strategi Teknologi Informasi yang ada. Kondisi teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki BKPM seperti : aplikasi Sistem Informasi Manajemen Investasi Terpadu (SIMIT), Sistem Informasi Potensi Daerah, aplikasi Perijinan, dan sebagainya termasuk infrastruktur TI yang ada akan ditinjau kelayakannya. Metodologi yang diusulkan disertai dengan pemetaan kontrol yang diambil dari Balanced Scorecards dan COBIT Versi 4.0. Kerangka konseptual dan kontrol tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, implementasi, dan monitoring inisiatif E-Government. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah analisa tingkat kesiapan suatu orgaisasi dalam mengimplementasikan E-Government dan tersusunnya suatu usulan / rekomendasi tentang kesiapan implementasi E-Government bagi BKPM di tingkat kabupaten/kota, propinsi, dan pusat.
E-Government Implementation in Indonesia has not provided optimal benefit, especially in democracy and realization of a clean government. This is because there was limitation of a complete guidance that concern to EGovernment implementation methodologies at the regional and central government level. This study took a case study at the BKPM (Indonesian Investment Coordinating Board) that provide services on all investment forms in Indonesia. BKPM expects that existing vision, mission and strategies must be align with existing IT strategies. The existing IT and Communication at the BKPM consist of: Integrated Management Investment Information System Application (SIMIT), Regional Potencies Information System, Permit Application, and include infrastructure that will be evaluated on their suitabilities. The proposed methodology was accomplished with control mapping taken from COBIT Version 4.0. Conceptual framework and control can be used as a base in planning, implementation, and monitoring E-Government initiatives. The study result are readiness level analysis in e-government implementation and a proposal / recommendation of E-Government implementation readiness for BKPM at regional and central government level.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wedhasmara
Abstrak :
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kominfo No.65/M.KOMINFO/III/2002 tanggal 22 maret 2002, serta kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government yang dituangkan dalam Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003, menjadikan alasan diperlukannya perencanaan strategis SI/TI di Pemerintah Daerah. Hal lain yang memperkuat kebutuhan terhadap perencanaan strategis sistem informasi, antara lain adalah sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memicu terjadinya duplikasi data yang menyebabkan inaccurancy dan tidak adanya keterkaitan sumber informasi. Rendahnya manajemen informasi disebabkan oleh hal berikut, yaitu unavailability, inconsistent, inaccurate. Kurangnya investasi infrastruktur SI/TI dapat menyebabkan terhambatnya implementasi strategis TI. Permasalahan yang disebabkan investasi SI/TI dapat menyebabkan konflik antar bagian didalam organisasi. Dari hasil survey, Pemda Kabupaten Purwakarta belum optimal dalam upaya pemanfaatan TI untuk menyelesaikan berbagai masalah dilingkungan Pemda Kabupaten Purwakarta, belum adanya koordinasi serta penyimpanan data dan informasi yang sifatnya masih pulau-pulau, dimana setiap bidang mengembangkan kebutuhan sistem informasinya sendiri-sendiri, tanpa mengacu pada suatu portofolio atau rencana pemanfaatan TI yang terpadu dan menyeluruh, sehingga kebutuhan informasi lintas bidang tidak dapat diperoleh secara cepat. Hal inilah yang menjadi kelemahan koordinasi antar bagian dilingkungan Pemda Kabupaten Purwakarta. Dari berbagai permasalahan yang terjadi, maka penelitian ini akan mengkaji Perencanaan Strategis SI/TI untuk meningkatkan keselarasan strategi bisnis dengan strategi informasi dengan pemanfaatan TI secara optimal. Penelitian ini akan melakukan pendekatan melalui metodologi Perencanaan Strategis Price WaterHouse. Dari hasil penelitian ini akan diperoleh Portofolio aplikasi sebagai salah satu deliverables dari Perencanaan Strategis Sistem Informasi untuk dijadikan acuan pengembangan SI/TI dimasa yang akan datang.
Be based on a special delivery letter from Kominfo Minister No. 65/M.Kominfo/III/2002, date March 22,2002, policy and national strategy development E. Government stated by Inpres No. 3, 2003, that why need the strategic system information planning in Purwakarta Government. Beside that, the system is not integrated, cause inaccurancy and irrelevant with information source. Weakness of information management is caused by unavailability, inconsistent, inaccurate. Leak of invest one of the reason which is obstructed the implementation of strategic of system information. Based on the survey result, the government of Purwakarta is not optimum to use technology of information to solve the problem in the government of Purwakarta. This is one of the weakness of Purwakarta Government. Based on the problem above, so this research will study abaut system information strategic planning to improve the relevant to business strategy with the information strategy by using technology information efficiently. This research will approach by strategy planning Price Water House metodolody. The result of this research will get portofolio application to be one of deliverables from system information strategic planning to be reference for developing the system sinformation strategic in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Agus S
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8764
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudho Giri Sucahyo
Depok: Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Komputer, 2019
PGB-PDF
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Gwyneth Fayza Amsianisa
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana kualitas e-government layanan aplikasi Depok Single Window (DSW). Adanya layanan aplikasi Depok Single Window (DSW) merupakan wujud dari inovasi, pemenuhan kebutuhan akan pelayanan publik yang disediakan pemerintah, serta keseriusan pemerintah Kota Depok terhadap pengembangan Smart City. Pentingnya mengetahui kualitas suatu aplikasi adalah untuk melihat bagaimana dampak suatu layanan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat selain itu pengukuran kualitas pada aplikasi juga akan memberikan evaluasi bagi pemerintah untuk mengembangkan aplikasi secara maksimal. Dalam penelitian ini kualitas aplikasi Depok Single Window (DSW) akan diukur dan dianalisis melalui teori E-GovQual yang dipopulerkan oleh Papadomichelaki dan Mentzas (2012).  Pengukuran akan dilakukan dengan empat dimensi yang ada yaitu dimensi efisiensi, keandalan, kepercayaan, dan dukungan pengguna. Teori E-GovQual berfungsi untuk mengetahui bagaimana kualitas e-government yang dimiliki suatu layanan elektronik milik pemerintah dengan mengukur efisiensi, keandalan, keamanan, dan dukungan yang diberikan kepada masyarakat dalam mengakses suatu layanan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa survey, wawancara kepada responden dan pemerintah Kota Depok, serta studi literatur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aplikasi Depok Single Window (DSW) adalah tinggi. Hasil penelitian mengungkapkan seluruh dimensi dan indikator dari teori E-GovQual adalah tinggi. ......This study discusses the quality of e-government application services for Depok Single Window (DSW). The existence of the Depok Single Window (DSW) application service is a manifestation of innovation, meeting the need for public services provided by the government, and the seriousness of the Depok City government towards the development of Smart City. The importance of knowing the quality of an application is to see how the impact of a service provided by the government on the community in addition to measuring the quality of the application will also provide an evaluation for the government to develop applications to the fullest. In this study, the quality of the Depok Single Window (DSW) application will be measured and analyzed through the E-GovQual theory popularized by Papadomichelaki and Mentzas, 2012. The measurement will be carried out with four dimensions, namely the dimensions of efficiency, reliability, trust, and user support. E-GovQual theory serves to find out how the quality of e-government owned by a government-owned electronic service by measuring efficiency, reliability, security, and support provided to the public in accessing a service. This study uses quantitative methods with data collection techniques in the form of surveys, interviews with respondents and the Depok City government, as well as literature studies. The results of the study revealed that the Depok Single Window (DSW) application was high. The results of the study reveal that all dimensions and indicators of the E-GovQual theory are high.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lya Irawati
Abstrak :
Implementasi e-government merupakan upaya pemerintah di berbagai negara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi pelayanan publik. Salah satu keuntungan yang dapat diambil dari e-government adalah adanya pengurangan interaksi secara personal dan peningkatan transparansi serta kererlibatan masyarakat yang dapat menurunkan potensi korupsi sebagaimana telah dibuktikan pada berbagai penelitian empiris sebelumnya. Tesis ini membahas mengenai peran e-government terhadap penurunan tingkat korupsi di negara ASEAN pada periode tahun 2008 ndash; 2016 dengan menggunakan pengukuran Corruption Perception Index CPI , E-Government Development Index EGDI , dan E-Participation Index EPI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan regresi panel data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EGDI berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap CPI, sedangkan EPI berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap CPI. Penelitian merekomendasikan implementasi dan mengembangkan e-government di negara ASEAN seabagai salah satu upaya untuk mengurangi tingkat korupsi yang selanjutnya berpotensi untuk meningkatkan perekonomian dan pembangunan.
E government implementation is one of government efforts in many countries to improve the efficiency and transparency of public services. One advantage that can be derived from e government is the reduction of personal interaction and increased transparency and community involvement that can reduce the potential for corruption as evidenced in previous empirical studies. This thesis discusses the role of e government in reducing corruption levels in ASEAN countries during the period of 2008 2016 using Corruption Perception Index CPI, E Government Development Index EGDI, and E Participation Index EPI . This research is a quantitative research with panel data regression approach. The results showed that EGDI positively and significantly influence to CPI, while EPI have positive but not significant effect to CPI. This paper recommends developing countries in Southeast Asia to implement and develop e government as anti corruption tool to mitigate corruption which would potentially be benefited in increasing economic growth and reaching better development.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita
Abstrak :
Permasalahan pelayanan perizinan pemakaman di DKI Jakarta yang carut marut dikarenakan keterbatasan lahan pemakaman,  sarat akan praktik pungli,  percaloan dan  petak makam fiktif membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman mengimplementasikan e-government dengan membangun sistem pelayanan perizinan pemakaman online. Menggunakan pendekatan postpositivism dan metode kulaitatif, penelitian ini menjawab bagaimana implementasi e-government dalam pelayanan perizinan pemakaman online di Provinsi DKI Jakarta dan menganalisis berbagai faktor yang dapat menghambat implementasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi e-government dalam pelayanan perizinan pemakaman online di DKI Jakarta belum dapat dikatakan berjalan dengan efektif dan efisien dalam hal pemberian layanan publik dan prosesnya masih melalui beberapa pintu karena pemberian rekomendasi teknis dari TPU masih dilayanani secara manual meskipun data pemakaman sudah online dan terintegrasi. Selain itu, implementasi pelayanan perizinan pemakaman online menghadapi beberapa tantangan dari aspek teknis, sosial, dan pembiayaan, karena  ketersediaan komputer dan jaringan di TPU dengan luas lahan yang kecil belum memadai, kurangnya akses informasi mengenai pelayanan perizinan pemakaman online masih terdapat kendala baik dalam pengadaan hardware, pengembangan sistem dan juga anggaran untuk pendidikan dan pelatihan.
The problem of funeral licensing services in DKI Jakarta is chaotic due to the limitation of burial land, full of extortion practices, brokering and fictitious tomb plots that make the DKI Jakarta Provincial Government through the Parks and Funeral Service implement e-government by developing an online funeral licensing service system. Using the postpositivism approach and the qualitative method, this study answers how the implementation of e-government in online funeral licensing services in DKI Jakarta Province and analyzed various factors that could hinder the implementation. The results show that the implementation of e-government in online funeral licensing services in DKI Jakarta cannot be said to be effective and efficient in terms of providing public services and the process is still through a number of doors because the technical recommendations from TPU are still manually serviced despite burial data already online and integrated. In addition, the implementation of online funeral licensing services faces several challenges from the technical, social, and financing aspects, because the availability of computers and networks in TPU with small land area is inadequate, lack of access to information regarding online funeral licensing services is still a problem in the procurement of hardware, system development and also the budget for education and training.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T52554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Ramadhan
Abstrak :
Permintaan daging sapi di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Tetapi sayangnya persediaan di dalam negeri tidak mencukupi, sehingga impor daging dalam jumlah besar terus dilakukan. Pemerintah telah melakukan berabagai usaha untuk mengurangi impor dan mencapai swa sembada. Saat ini, permerintah sedang menyelenggarakan program Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014. Tetapi, beberapa ketidakakuratan data masih tetap muncul, misalnya antara data yang digunakan di dalam blueprint PSDS 2014 dan data yang dirilis dalam Basis Data Statistik Pertanian (BDSP). Ketidakakuratan data dapat menyebabkan ketidakakuratan kebijakan di sektor peternakan. Oleh karena itu, di dalam disertasi ini, diusulkan suatu konsep e-Livestock untuk mengatasi ketidakakuratan data tersebut. Disertasi ini dilakukan berdasarkan Definition, Framework, Methodology, and Area of concern (DFMA) model of reserach. Ada lima langkah penelitian yang dilakukan di dalam disertasi ini. Pertama, definisi (D) dari e-Livestock diformulasikan. Kedua, definisi tersebut divalidasi dan diperbaiki dengan cara mewawancarai beberapa pakar dan stakeholder, dan hasil wawancara tersebut diinterpretasi menggunakan hermeneutika. Definisi yang sudah divalidasi kemudian digunakan pada langkahlangkah berikutnya. Ketiga, 36 faktor sukses untuk inisiatif e-Government di sintesis menggunakan Meta-Ethnography. Semua faktor sukses tersebut kemudian digunakan di dalam langkah keempat untuk memformulasikan 62 faktor sukses yang spesifik untuk e-Livestock di Indonesia. Semua 62 faktor sukses, multivew framework, dan soft system thinking kemudian digunakan sebagai framework (F) di dalam langkah berikutnya. Di dalam langkah kelima, metodologi (M) bernama Soft Systems Metodology (SSM) digunakan di dalam area (A) yang menjadi perhatian untuk menghasilkan model-model yang terkait untuk e-Livestock di Indonesia. Hasil dari semua langkah penelitian telah menjawab semua research questions dari disertasi ini. Berbagai kontribusi teoritis dan praktis juga telah dihasilkan dan dapat memperkaya ilmu pengetahuan di dalam penelitian e-Government dan dapat membantu pemerintah Indonesia.
The demand for beef resources in Indonesia is always increasing from year to year. Unfortunately, the national beef supply usually did not able to meet those needs. The import of beef in large numbers likely to remain performed. The government has made various efforts to reduce imports and achieve self-sufficiency in beef. Currently, the government has launched the new Beef Self-Sufficiency Program (PSDS), i.e. PSDS 2014. However, some concerns about the data inaccuracies was actually reflected in the difference about beef production data released by Agricultural Statistics Data Base (BDSP) and the data stated in the blueprint of PSDS 2014. Inaccuracy of data can lead to the inappropriate policy making in the livestock sector. Therefore, it is proposed in this dissertation that e-Livestock can help to solve the problem This dissertation are based on Definition, Framework, Methodology, and Area of concern (DFMA) model of reserach. Five main research steps have been conducted in this dissertation. First, the definition (D) of e-Livestock in Indonesia is formulated. Second, the definition then be validated and adjusted by interviewing some stakeholders and experts, and the results of interviews are interpreted using hermeneutic. The resulted definition than used in all other subsequent steps. Third, 36 success factors for e-Government initiative are synthesized using Meta-Ethnography. Those success factors then used in the fourth research steps to formulates the 62 success factors that specific for e-Livestock in Indonesia. These 62 success factors, multivew framework and soft systems thinking then used as the framework (F) of idea in the next research step. In the fifth research step, the Soft Systems Metodology (SSM) is used and combined with some other methods to model the e-Livestock in Indonesia. The results from all research steps have answered all the research questions of this dissertation. Several theoretical and practical contributions have emerged and can enrich the body of knowledge in e-Government research and can take into consideration in practice.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adytio
Abstrak :
ABSTRAK
Pembuatan aplikasi Manajemen Integrasi Informasi dan Pertukaran Data (MANTRA) dimaksudkan untuk mengakselerasikan prinsip interoperabilitas dalam pelaksanaan e-government di seluruh lembaga publik di Indonesia. Pada kenyataannya hanya beberapa lembaga publik yang menggunakan aplikasi MANTRA dengan berbagai masalah di dalamnya. Skripsi ini membahas tentang bagaimana implementasi aplikasi MANTRA dalam kerangka interoperabilitas e-government beserta faktor terkait dengan implementasi. Penelitian ini menggunakan konsep tingkatan interoperabilitas e-government dan faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip interoperabilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dan menggunakan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan implementasi MANTRA masih berada pada level teknis dan semantik, dan belum ditemui pada level organisasional, dimana komitmen, koordinasi, dan komunikasi antar instansi di dalamnya belum berjalan dengan baik.
ABSTRACT
Application of Information Integration Management and Data Exchange (MANTRA) was made for accelerating interoperability in e-government implementation at every public institution in Indonesia. In fact, just several public institutions used MANTRA with few problems in it. This thesis describes about implementation of MANTRA in interoperability frame including its relating factors. The research uses concept of interoperability level and its relating factors. This research is conducted with post-positivist approach and indepth interview as tool for gathering data. The result shows that implementation of MANTRA was successfull only in technical and semantic level, not by organizational level where commitment, coordination, and communication inter organization is not implemented optimally.
2016
S61849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>