Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pasaribu, Albert Th.
Abstrak :
Didalam iklim dunia usaha yang kompetitif dewasa ini, suatu perusahaan dituntut untuk dapat bekerja seefisien mungkin, dengan tidak mengorbankan efektifitasnya, bila tidak ingin gagal dalam memenangkan persaingan di pasar yang sangat kompetitif saat ini. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas ini adalah melalui pemilihan atau pengembangan metode perencanaan dan pelaksanaan proses produksi/ proyek yang dapat menekan biaya dan lamanya waktu pelaksanaan proses produksi/ proyek tersebut. Salah satu metode yang mulai banyak digunakan saat ini adalah Network Analysis. Tujuan pembahasan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Network Analysis tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan suatu proses produksi atau suatu pekerjaan yang bersifat proyek. Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan tersebut adalah : 1 . Menjelaskan bahwa Network Analysis merupakan salah satu cara yang balk yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, balk perencanaan anggaran maupun perencanaan pelaksanaan pekerjaan/ proyek. 2. Menjelaskan bahwa Network Analysis pun dapat digunakan untuk mengukur dan menilai hasil pelaksanaan pekerjaan/ proyek tersebut (untuk melihat efisiensi dan efektifitas dari pelaksanaan bagian pekerjaan / proyek yang telah dilaksanakan). Dengan adanya penilaian atau evaluasi tersebut maka diharapkan pihak manajemen akan dapat mendeteksi segala penyimpangan yang terjadi sedini mungkin, dan dengan segera dapat menentukan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyimpangan tersebut, sebelum menjadi fatal. 3 Menjelaskan bahwa Network Analysis juga dapat rnembantu pihak manajemen didalam menentukan bilamana suatu pekerjaan tersebut dapat dilakukan, berapa lama batas toleransi waktu yang diizinkan atas keterlambatan yang terjadi dan bagaimana konsekwensinya atas setiap keterlambatan yang terjadi ( baik konsekwensi atas lamanya pelaksanaan pekerjaan/ proyek, maupun terhadap biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/ proyek secara keseluruhan ), berapa lama waktu dan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan/ proyek secara keseluruhan. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan konstruksi (kontraktor bangunan) yang didalam melaksanakan pekerjaan/ proyeknya dilakukan melalui beberapa tahapan. Metode penelitian yang digunakan adalah selain studi literatur yang dapat mendukung landasan teori, juga melalui survey ke perusahaan konstruksi. Kesimpulan dari skripsi ini adalah bahwa peningkatan efisiensi dan efektifitas dapat dicapai melalui Network Analysis, selama Network Analysis tersebut diterapkan secara konsekwen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S19154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafifah Hulisnaini
Abstrak :
Skripsi ini membahas efektivitas dan efisiensi proses mekanisme purchase invoice hutang vendor menggunakan critical pathway method untuk menunjukkan alur tersingkat dalam mekanisme purchase invoice sehingga dapat mengurangi durasi dan meningkatkan ketepatan waktu. Faktor keterlambatan pembayaran hutang yaitu terdapat penumpukan berkas tagihan yang tidak secara langsung diberikan kepada unit keuangan, banyaknya berkas yang diserahkan dan harus dilakukan pemeriksaan ulang oleh unit keuangan sehingga memungkinkan akan mengurangi kepercayaan supplier terhadap penerima barang/jasa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa dilakukan penyatuan product receipt pada berkas tagihan yang diberikan vendor oleh Unit Logistik pada saat penukaran faktur, mengubah metode penerimaan dan penyortiran product receipt dan penetapan tolak ukur dalam key performance indicator mekanisme purchase invoice. ......The focus of this study is the effectiveness and efficiency of the purchase invoice mechanism process using the critical pathway method to make the shortest flow in the purchase invoice mechanism so as to reduce duration and increase timeliness. The factor of late payment is there is product receipt that are not directly given to the financial unit, the number of files submitted and must be re-examined by the financial unit. This research is a descriptive quantitative research. The results suggest that the unification of product receipts in the billing file provided by the vendor by the Logistics, changes the method of receiving and sorting product receipts and setting benchmarks in the key performance indicator of the purchase invoice mechanism.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cosmas Sakti Wijaya Adi
Abstrak :
ABSTRACT
Implementasi e-procurement di Indonesia didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Kementerian Keuangan telah mengembangkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang menyediakan layanan e-procurement bagi, tetapi tidak terbatas pada kantor-kantor di lingkup Kementerian Keuangan dengan membentuk kantor pada setiap provinsi di Indonesia. Implementasi e-procurement bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efektivitas, efisiensi dan keamanan pengadaan barang dan jasa. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik deskriptif, penelitian ini menganalisis implementasi e-procurement pada LPSE Kementerian Keuangan di Papua Barat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi e-procurement telah memenuhi tujuannya yaitu, meningkatkan akuntabilitas, transparansi,efektivitas, efisiensi dan keamanan pengadaan barang dan jasa.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2017
336 ITR 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vendre Virgorita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi kepada pelanggan dan orientasi kewirausahaan terhadap persepsi mengenai efisiensi dan efektivitas ritel kecil. Data untuk penelitian menggunakan metode kuantitatif yaitu penyebaran kuesioner secara langsung pada 130 pemilik ritel kecil dan diolah menggunakan program SPSS 22 dan LISREL 8.51. Penelitian ini dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat. Setelah penelitian dilakukan selama bulan April hingga Juni 2015 didapati penerapan strategi orientasi pelanggan pada ritel kecil berpengaruh secara positif terhadap kinerja bisnis. Lain halnya dengan orientasi kewirausahaan yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja bisnis melainkan harus mempengaruhi orientasi pelanggan terlebih dahulu. Dimana orientasi kewirausahaan juga mempengaruhi terjadinya orientasi pelanggan. Kinerja bisnis yang dimaksudkan pada penelitian ini yakni efisiensi dan efektivitas.
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of orientation to customer and entrepreneurial orientation towards effectiveness and efficiency perceptions of small retail. Data for this research using quantitative methods for distributing questionnaires directly to the 130 owners of small retail and processed using SPSS 22 and LISREL 8.51. This research was conducted in Depok City, West Java. After the study was conducted during the months of April to June 2015 found the application of the strategy of customer orientation on small retail impact positively on the performance of the business. As with the entrepreneurial orientation that does not directly affect business performance, but should affect customer orientation first. The entrepreneurial orientation also affect the occurrence of customer orientation. Business performance intended in this research are effectiveness and efficiency.
2014
S59929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mathias Bimo P.
Abstrak :
Peningkatan kecepatan kapal dengan daya yang sama merupakan peningkatan efektivitas dan memberikan konservasi energi dalam perjalanan kapal. Dewasa ini telah dipelajari bahwa kecepatan kapal dapat ditingkatkan dengan melakukan biomimetic kulit ikan hiu pada lambungnya. Modifikasi yang lebih dikenal dengan teknologi mikro-riblet ini, memiliki bentuk pola bilik ndash; bilik yang dapat mengarahkan aliran disekitar kapal menjadi aliran turbulen yang teratur. Dalam aplikasinya micro-riblet akan memberikan luasan basah tambahan pada kapal yang dapat meningkatkan hambatan kapal, namun dengan manfaat riblet dalam resistance reduction dan melakukan pengujian riblet berdiameter 220 m dan 150 m didapatkan ukuran riblet dengan efisiensi optimum pada diameter 220 m dengan range efektivitas kecepatan 6.4 -11.4 , dibandingkan diameter 150 m. dengan range efektivitas kecepatan 3 -7.
The enhancement of ship speed with the same power can give energy conservation in a ship rsquo trip. Nowadays, it has been studied that application of shark skin biomimetic can enhance the ship speed. This modification, better known as micro riblet technology, has a straight pattern that can turn flow around the ship to become well run turbulent flow. In its application, micro riblet gives more wetted surfaced area in the ship rsquo s surface that will increase the ship resistance, but with the benefit of the micro riblet pattern in resistance reduction and riblet trials with the diameter size of 220 m and 150 m it is found the optimum efficiency of micro riblet size with 220 m of diameter and 6.4 11.4 of speed effectiveness range in compared to 150 m with 3 7 of speed effectiveness range.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Abstrak :
Penelitian ini merupakan hasil penelitian tahap ketiga atau tahap akhir dari serangkaian penelitian yang berjudul "Model Pembelajaran Bidang Ilmu Teknik Mesin dalam Upaya Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pendidikan Tinggi". Rangkaian penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertarna : Analisis Kebutuhan Kompetensi Ahli Teknik Mesin, tahap kedua Rancangan Pembelajaran yang Mendukung Pemenuhan Kebutuhan Kompetensi (5'SB') Yang Perlu Ditingkatkan di Perguruan Tinggi, tahap ketiga : Model Pembelajaran 5 'SB'. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pembelajaran yang memenuhi kebutuhan kompetensi yang perlu ditingkatkan di perguruan tinggi bidang ilmu teknik mesin, yaitu yang mampu meningkatkan mahasiswa dalam (1) berkomunikasi (KB), (2) merencanakan dan atau merancang rekayasa di bidang permesinon (KMM), (3) menerapkan prinsip manajemen (KPM), (4) menerapkan prinsip penelitian dan pengembangan dengan memperhatikan kelayakan jual, (KPP) (5) menunjukkan contoh perilaku sesuai kode etik profesi (KKE). Pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini melibatkan dosen dan asisten matakuliah Elemen Mesin, Ekonomi Teknik dan Statika Struktur untuk ujicoba eksperimen ini. Metoda eksperimen adalah pretes - postest yang dilakukan selama satu semester. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes materi berupa tes awal dan tes akhir, kuesioner, pedoman penga ratan dan wowancara. Eksperimen dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Indonesia bulan Agustus sampai dengan besernber 1999. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: Kemampuan berkomunikasi dapat ditingkatkan melalui pemberian tugas individu dan tugas kelompok sejak awal perkuliahan, disertai jadwal penyerahan tugas dan kriteria penilaian. Penilaian tugas individu ditujukan pada aspek ketepatan jawaban, struktur laporan, kelengkapan isi laporan dan kerapihan serta ketepatan waktu penyerahan. Penilaian tugas kelompok ditujukan pada dua hal yaitu laporan tugas secara tertulis dan presentasi hasil tugas. Penilaian laporan tertulis kriterianya sama dengan penilaian pada laporan individu, sedangkan presentasi tugas dinilai terhadap aspek kejelasan mengemukakan hasil dan pendapat secara lisan, ketepatan memanfaatkan waktu yang tersedia. Kemampuan menggunakan konsep dan prinsip manajemen dapat ditingkatkan melalui pemberian tugas kelompok di mana penilaian tugas kelompok ditujukan pada hasil laporan tertulis dan presentasi lisan. Penilaian laporan tertulis penilaiannya adalah sama dengan laporan tugas individu. Penilaian laporan lisan ditujukan pada kejelasan dalam mengungkapkan hasil laporan, ketepatan waktu sajian dan menjawab pertanyaan. Kemampuan merencanakan dan merancang rekayasa di bidang permesinan dapat ditingkatkan melalui pemberian rancangan pembelajaran, modul pembelajaran, materi tugas individu dan tugas kelompok dan jadwal pemasukan tugas yang diberikan pada awal kuliah dimulai, khusus untuk matakuliah yang terkait. Kemampuan menggunakan prinsip penelitian dan pengembangan yang memperhatikan kelayakan jual dapat ditingkatkan melalui pemberian rancangan pembelajaran, modul pembelajaran, materi tugas individu, tugas kelompok dan jadwal pemasukan tugas yang diberikan pada saat awal kuliah, khusus untuk matakuliah yang memerlukan penerapan kaidah penelitian dan pengetahuan ekonomi teknik dalam bidang permesinan. Kemampuan menunjukkan contoh perilaku sesuai kode etik profesi dapat ditingkatkan melalui penjelasan tentang kode etik yang dikaitkan dalam pengerjaan tugas yang berhubungan dengan profesi. Model pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut: Sintaksis : Pada awal kuliah mahasiswa diberi materi dan penjelasan tentang rancangan pembelajaran (GBPP), modul pembelajaran, materi tugas dilengkapi dengan kriteria penilaian dan jadwal penyerahan tugas serta cara penyeleaian (individu dan grup). Pada penyelenggaraan kuliah, dosen melaksanakan sesuai dengan apa yang tertera di rancangan pembelajaran, dosen memberikan kuis, urutan penyajian mengikuti format pendahuluan, uraian dan penutup. Pada akhir kuliah dosen menyelenggarakan presentasi tugas, memberikan UT5 don UAS. Sistem Sosial: Dosen berfungsi sebagai fasilitator don motivator, hubungan dosen - mahasiswa moderat. Prinsip Reaksi: Sikap dosen lugas dan bebas, dan aktif bertanya. Sistem Pendukung : Mahasiswa diberi GBPP, modul pembelajaran, kriteria penilaian, materi tugas akademik secara utuh untuk selama satu semester. Beberapa persyaratan pokok yaitu Garis Besar Program Pengajaran dirancang dengan menerapkan analisis instruksional., buku acuan tersedia, modul pembelajaran merupakan buku pedoman pembelajaran dan dosen mempunyai kemampuan dalam menyampaikan materi dan kemampuan berkomunikasi dengan mahasiswa sehingga terjadi interaksi. Perlu ada penelitian lebih rinci tentang pengembangan media pembelajaran dan pengelolaan tugas yang efektif and efisien. ...... This research was the last stages from a series of research about " Instructional Model in Mechanical Engineering Subjects for Improving Higher Education -Effectiveness and Efficiency'. The series of research consists of three stages. First stage: Need Analysis in Professional Mechanical Engineer Competencies, second stage: Instructional Design. and Materials for Improving `The Need Competencies' in Mechanical Engineering Department , third stage: Instructional Model in Mechanical Engineering Subjects for Improving 'The Need Competencies' in Mechanical Engineering Department. The objectives of this research is to find out the instructional model in mechanical engineering subjects for improving communication skill, implementation of sciences in designing mechanical objects, implementation the management principles in doing a job, implementation principles of research, development and commercialization, and understanding knowledge in professional ethics. Lecturers in Element of Mechanical, Engineering Economic and Static Structure with his assistance involved in this research especially conducting with the experiments. The research methodology was pre test - posttest, by using subject test, questionnaire, guidance for observation, and interview. The experiment was held in Faculty of Engineering in University of Indonesia, Department of Mechanical Engineering. The research founds out that: (1) Communication skill can be improved by giving academic task & the schedule and criteria for assessment clearly. The accuracy, report structure, responsibility of report writing, and clearly in verbal communication, is the criteria of assessment. The academic tasks have to be done individually and in a group. (2) Capability in using management principles can be improved by giving academic task that have to be done in a group, where criteria for assessment merely in the result and the processing. (3) The capability in planning and designing in machinery can be improved by giving The Instructional Programs, Instructional module, Academic Task and The Schedule, especially in subject matter about Machinery Design (4) The capability in implementing research and development concept , considering market demand, can be improved by giving the Instructional Programs, Instructional module, Academic Task and The Schedule earlier, especially in subject matter that has relation with subject in Engineering Economic, (5) The capability to understand the professional ethics code comprehensively can be improved by giving this subject matter parallel with the academic task. (6) The instructional model are as follows: Syntaxis: In the first session, the student will get information about Instructional Programs , Instructional Module, and Academic Assignment (Task) during this semester completely. The lecturer will implement the instructional design consistently. At the end of session, there will be student presentation, pre test, posttest, quiz, Social systems.- The role of the lectures as facilitator and motivator, with moderate the relation between the students. , Principle reaction: The lecturers have moderate leadership and active in asking and discussion. Supporting Systems; Instructional Programs and Instructional Material (Module), The lectures has capability in delivering the subjects content and have good communication with the students. (4) Instructional Programs has to be designed by using instructional analysis, references are available in library, the lectures has capability in delivering the subjects contents, and interaction with The students.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP 2000 23
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Reviana Revitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Konsep Industri Hijau berawal dari konsep efisiensi dan efektivitas, yang awalnya menjadi daya saing industri. Konsep ini kemudian berkembang menjadi konsep berkelanjutan sustainability , produksi bersih cleaner production , dan dengan memasukkan unsur lingkungan dan sosial masyarakat kemudian menjadi konsep industri hijau green industry . Dikarenakan beragamnya persepsi terkait industri hijau, dibuatlah Standar Industri Hijau SIH . SIH disusun berdasarkan konsensus antar perwakilan pemerintah, industri, asosiasi, stake holder terkait dan difasilitatori akademisi. Sehingga terdapat standar berupa kesepakatan bersama yang tentunya berbeda dengan negara lain. Penyusunan SIH dilakukan secara bertahap sesuai prioritas industrinya. Namun untuk kasus SIH Industri Kaca Lembaran IKL , perumusannya minim akan kajian akademis. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendasari dilakukannya penelitian ini. SIH tersebut dapat berkembang dan ditinjau di kemudian hari. Maka, dalam penelitian ini, SIH keluaran Kemenperin RI menjadi suatu bahasan yang ditinjau untuk mendapatkan level ketetatannya dibandingkan negara lain dan sebagai masukan saat peninjauan nantinya. Selanjutnya, dilakukan studi kasus penerapan SIH IKL Kemenperin RI pada PT. X dengan melakukan evaluasi capaiannya dan strategi untuk mencapai SIH tersebut. Hasil penelitian yang diperoleh adalah, pertama, terdapat 7 faktor yang mendasari pentingnya SIH bagi IKL. Faktor teknisnya yaitu: konsumsi energi, emisi, dan efisiensi produksi, dengan faktor yang paling dominan adalah efisiensi produksi. Sedangkan untuk faktor nonteknis yaitu: skala industri, nilai ekspor, sumbangsih terhadap PDB, dan Market Demand, dengan faktor yang paling signifikan adalah Market Demand. Kedua, level ketetatan SIH IKL Kemenperin adalah 0,53. Sehingga terdapat peluang untuk pengetatan. Ketiga, hasil evaluasi menunjukkan PT. X belum comply terhadap SIH IKL Kemenperin. Aspek yang tidak terpenuhi adalah RPB 81 dengan standar minimum 81,5 dan penggunaan energi listrik 1,18 GJ/ton dengan standar maksimum 0,7 GJ/ton. Sedangkan untuk penggunaan energi panas, air make-up, emisi, dan OEE sudah memenuhi SIH. Namun masih terdapat peluang untuk improvisasi. Keempat, dari hasil analisis kondisi aktual, terdapat 10 strategi yang diusulkan kepada PT. X, dari hasil kuesioner AHP dipilihlah strategi mempertahankan B/C ratio pada 75/25 dan melakukan strategi heat recovery pada flue gas keluaran furnace dengan mengaplikasikan boiler tube pada bottom regenerator. Dimana peluang recovery panasnya adalah 25-30 .Keyword : Standar Industri Hijau, Industri Kaca Lembaran, efektivitas, efisiensi, berkelanjutan
ABSTRACT
The Green Industry Concept originated from the concept of efficiency and effectiveness, which initially became industry competitiveness. This concept then evolves into sustainability, cleaner production, and by incorporating environmental and social elements into a green industry concept. Due to the variety of the perceptions about green industry, a Green Industry Standard GIS was created. GIS is compiled based on consensus among government representatives, industries, association, stakeholders and facilitated by academics. So there are standards of mutual agreement which is certainly different from other countries. The preparation of GIS is done gradually according to the priority of the industry. But for the case of GIS for Flat Glass Industry FGI , its formulation was lack of academic studies. So it becomes one of the factors that underlie this research. The GIS may develop and be reviewed in the future. Thus, in this study, the GIS from Ministry of Industry of RI became a reviewed subject to get its stringent level compared to other countries and as the recommendations later. Furthermore, GIS of FGI from Kemenperin RI implementation at PT. X by evaluating its achievements and strategies to achieve the GIS became the case study. The results of the research are, first, there are 7 factors underlying the importance of GIS for FGI. The technical factors are energy consumption, emissions, and production efficiency, with the most dominant factor is production efficiency. While for nontechnical factors are industrial scale, export value, contribution to GDP, and Market Demand, with the most significant factor is Market Demand. Second, the stringent level of GIS FGI from Kemenperin is 0.53. So there is an opportunity for tightening. Third, the evaluation results show that PT. X especially F2 is not complying with GIS FGI from Kemenperin. Unfulfilled aspect is RPB 81 with minimum standard 81.5 , and electricity consumption is 1.18 GJ ton with maximum standard 0.7 GJ ton. As for the use of heat energy, make up water, CO2 emission, and OEE already meet the GIS. But there are still opportunities for improvisation. Fourth, there are 10 strategies proposed to PT. X F2, the results of the AHP questionnaire were chosen to maintain the B C ratio at 75 25 and to perform a heat recovery strategy on the flue gas of furnace output by applying the boiler tube to the bottom regenerator. Where is the heat recovery opportunities are 25 30 .Keyword Green Industry Standard, Flat Glass Industry, effectiveness, efficiency, sustainability
2018
T50608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subkhan
Abstrak :
Kondisi pelaksanaan konstruksi di Indonesia yang terdampak akibat pandemi COVID-19 mulai diakselerasi kembali akhir tahun 2021 dan masih harus menghadapi serangkaian pandemi covid varian delta maupun omicron. Kondisi percepatan kegiatan konstruksi di Indonesia dengan masih harus bergelut dengan penanganan pandemi menjadi endemi mengingatkan kita pada besarnya risiko kegiatan konstruksi ini dengan keselamatan konstruksi yang mencakup Keselamatan, Keamanan, Kesehatan dan Keberlanjutan (K4). Pemerintah Indonesia telah membuat berbagai regulasi, standar, sistem maupun protokol keselamatan kerja konstruksi di Indonesia. Khususnya sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 sedikitnya terdapat 1 Undang Undang dan dua sistem manajemen keselamatan yang wajib dilaksanakan pada lingkungan kerja sektor kontruksi yaitu UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) serta SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi). Undang-Undang dan Kedua sistem manajemen penjamin keselamatan tersebut wajib dilaksanakan secara integrasi di lingkungan kerja konstruksi. Pelaksanaan UU 2/2017 dan petunjuk pelaksanaan yang tercantum pada SMK3 dan SMKK secara bersama-sama tersebut menimbulkan beberapa pemikiran terkait efektifitas dan efisiensi yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan pelaksanaan kedua sistem tersebut di lingkungan kerja konstruksi khususnya dalam rangka menciptakan optimalisasi kegiatan proyek ditengah kondisi pandemi COVID-19. Pada studi kali ini akan disampaikan bagaimana upaya- upaya yang seharusnya dilaksanakan oleh penanggung jawab keselamatan konstruksi di proyek pembangunan On Off Ramp Jatiwaringin Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) di Jakarta dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Undang-Undang Jasa Konstruksi yang Selamat, Aman, Sehat dan Berkelanjutan melalui penerapan integrasi SMK3 dan SMKK. Hasil yang didapat dari proses implementasi secara terintegrasi peraturan SMK3 dan SMKK adalah dapat melakukan efisiensi biaya dan mampu mengurangi aktifitas serta duplikasi kegiatan evaluasi dan kegiatan mitigasi kecelakaan kontruksi di proyek. ......The condition of construction implementation in Indonesia which was affected by the COVID-19 pandemic has begun to accelerate again in end of 2021. The conditions for the recovery of construction activities in Indonesia remind us of the very cathastropic risk of construction activities related to the safety of construction work. The Indonesian government has made various regulations, standards, systems and protocols for construction work safety in Indonesia. Especially from 2017 to 2021 there are at least one of UU No.2 / 2017 About Construction Services and also two safety management systems that must be implemented in the construction sector work environment, namely OHSMS (Occupational Safety and Health Management System) and CSMS (Construction Safety Management System). The integrated of UUJK 2/2017  implemnetation both two safety assurance management systems must be implemented jointly in the construction work environment. The implementation of OHSMS and CSMS together raises several thoughts regarding the effectiveness and efficiency that can be done to integrate the implementation of the two systems in the construction work environment, especially in order to optimize project activities amid the conditions of the COVID-19 pandemic. In this study, it will be conveyed how the efforts that should be carried out by the person in charge of construction safety in the Jati Bening On Off Ramp of Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) Toll Development Project in Jakarta, in the context of the effectiveness and efficiency of the implementation of OHSMS and CSMS. The results obtained from the integrated implementation process of OHSMS and CSMS are being able to carry out cost efficiency and being able to reduce activities as well as duplication of evaluation activities and construction accident mitigation activities in the project.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyia Prasetya Effendi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Unit Pengolahan Sampah (UPS) di Kota Depok dalam rangka mengurangi jumlah sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Penelitian dilakukan pada tiga UPS yang berada di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, yaitu UPS Jalan Jawa, UPS Sukatani, dan UPS Merdeka 1. Evaluasi kinerja dilakukan dengan menganalisis efektivitas dan efisiensi pengelolaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan sampah di UPS secara umum berupa pengangkutan dari sumber, pemilahan, pencacahan, pengomposan, pengayakan, dan pengemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga UPS tersebut telah memenuhi sebagian besar kriteria yang ditetapkan, meskipun masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan bahwa UPS Merdeka 1 memiliki performa terbaik di antara ketiga UPS yang dianalisis, dengan persentase pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA sebesar 0,81%, diikuti oleh UPS Jalan Jawa dengan 0,79%, dan UPS Sukatani dengan 0,67%. Dalam hal kualitas kompos, UPS Jalan Jawa memenuhi 8 dari 11 parameter, UPS Sukatani memenuhi 6 dari 11 parameter, sementara data untuk UPS Merdeka 1 tidak tersedia, sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut terkait dengan hasil produk kompos. Ketiga UPS ini menunjukkan implementasi desain yang baik, masing-masing memenuhi 9 dari 10 parameter yang ditetapkan oleh Kriteria Permen PUPR No. 3 Tahun 2013 dan Perda Kota Depok No. 13 Tahun 2018. UPS Merdeka 1 juga unggul dalam pemenuhan kapasitas desain dengan tingkat 54,28%, diikuti oleh UPS Jalan Jawa dengan 53,20%, dan UPS Sukatani dengan 46,45%. Dari segi sumber daya manusia, UPS Merdeka 1 memiliki jumlah pekerja terbanyak, yaitu 13 orang, disusul oleh UPS Jalan Jawa dengan 11 pekerja, dan UPS Sukatani dengan 10 pekerja. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan sampah di UPS Kota Depok telah berjalan dengan baik, namun perlu adanya perbaikan lebih lanjut dalam aspek penempatan lokasi dan peningkatan kualitas kompos. ......This study aims to evaluate the performance of Waste Processing Units (UPS) in Depok City to reduce the amount of waste transported to the Cipayung Final Disposal Site (TPA). The research was conducted at three UPS under the supervision of the Depok City Environmental and Sanitation Office (DLHK), namely UPS Jalan Jawa, UPS Sukatani, and UPS Merdeka 1. Performance evaluation was carried out by analyzing management effectiveness and efficiency. The results show that waste processing at UPS generally involves transportation from the source, sorting, shredding, composting, sieving, and packaging.The findings indicate that the three UPS have met most of the established criteria, although some aspects require improvement. The data reveals that UPS Merdeka 1 has the best performance among the three analyzed UPS, with a waste reduction rate of 0.81%, followed by UPS Jalan Jawa at 0.79%, and UPS Sukatani at 0.67%. Regarding compost quality, UPS Jalan Jawa meets 8 out of 11 parameters, UPS Sukatani meets 6 out of 11 parameters, while data for UPS Merdeka 1 is unavailable, necessitating further evaluation of compost product results. These three UPS demonstrate good design implementation, each meeting 9 out of 10 parameters set by the PUPR Ministerial Regulation No. 3 of 2013 and Depok City Regulation No. 13 of 2018. UPS Merdeka 1 also excels in design capacity fulfillment at 54.28%, followed by UPS Jalan Jawa at 53.20%, and UPS Sukatani at 46.45%. In terms of human resources, UPS Merdeka 1 has the highest number of workers (13 people), followed by UPS Jalan Jawa (11 workers) and UPS Sukatani (10 workers). This study concludes that waste management at UPS in Depok City has been functioning well, but further improvements are needed in terms of location placement and compost quality enhancement. UPS Merdeka 1 demonstrates the most efficient and effective performance in waste processing, followed by UPS Jalan Jawa, while UPS Sukatani has areas needing improvement, particularly in waste reduction and compost quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library