Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risely Augustina
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T37786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eristya Puspitadewi Irwanto
Abstrak :
Kerusakan hutan tropis yang tidak terkendali akibat maraknya praktek penebangan ilegal membuat pasar perkayuan dunia mulai memberlakukan regulasi ekolabel dalam hal penghapusan perdagangan komoditas dari aktivitas penebangan ilegal. Hal ini tentu akan berpengaruh pada ekspor komoditas kayu tropis Indonesia, terutama komoditas kayu lapis. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh regulasi ekolabel oleh negara importir terhadap ekspor komoditas kayu tropis Indonesia, terutama komoditas kayu lapis, selama periode 2001-2014 dan melibatkan sepuluh negara importir terkait. Analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan Gravity Model. Berdasarkan hasil regresi didapati bahwa pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Amerika Serikat, Belgia dan negara importir terkait dengan pemberlakuan regulasi ekolabel sebelum periode 2001 mencakup negara Republik Ceko, Denmark, Prancis, Jerman dan Swedia akan meningkatkan ekspor komoditas kayu lapis Indonesia. Kemudian pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Inggris akan menurunkan ekspor komoditas kayu lapis Indonesia. Sementara itu pemberlakuan tuntutan regulasi ekolabel oleh negara Jepang dan Italia diketahui tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor komoditas kayu lapis Indonesia.
Uncontrolled damage of tropical forest due to the practice of illegal logging make the timber market world started enforcing ecolabelling regulation in the removal of commodity trading of illegal logging activities. It certainly would affect the commodity export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Therefore, this research was conducted to determine the effect of ecolabelling regulastions by importer to export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood, during the period 2001 2014 and involving ten related importers. The analysis in this study use panel data regression with Gravity Model approach. Based on the result of regression, implementation of ecolabelling regulation by the United States, Belgium and related importers with ecolabelling regulation applied before 2001 includes Czech Republic, Denmark, France, Germany and Sweden will increase export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Then, implementation of ecolabelling regulation by the United Kingdom will reduce export of Indonesia rsquo s tropical timber, especially plywood. Meanwhile, implementation of ecolabelling regulation by Japan and Italy have no significant effect on export of Indonesia rsquo s tropical timber.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Notohamijoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Ekolabel perikanan tumbuh dan berkembang sebagai instrumen pasar bagi makanan laut yang berkelanjutan dengan sertifikat yang paling populer adalah Marine Stewardship Council MSC . Perkembangan sertifikasi MSC yang agresif menyisakan sejumlah persoalan khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia antara lain tingginya biaya sertifikasi dan persyaratan yang sangat berat. MSC dianggap tidak mempertimbangkan dukungan dan opini dari pemangku kepentingan di Indonesia khususnya nelayan skala kecil. Beberapa pihak melihat bahwa MSC tidak bisa dilaksanakan di Indonesia karena MSC tidak mematuhi salah satu prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu secar sosial dapat diterima dan mulai mengusulkan alternatif lain seperti ekolabel nasional. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana tingkat penerimaan para pemangku kepentingan di Indonesia terhadap sertifikat MSC serta pilihan skema ekolabel perikanan yang terbaik bagi Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method. Metode Analytical Hierarchy Process AHP digunakan untuk menentukan prioritas model ekolabel perikanan yang dipilih oleh responden pakar. Hasil dari metode AHP ini kemudian dikonfirmasi melalui panel responden dengan menggunakan metode Delphi. Variabel yang digunakan adalah: kesiapan regulasi, dukungan pemerintah, dukungan swasta, dukungan lembaga swadaya masyarakat LSM dan dukungan dari nelayan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa aspek sosial dipilih oleh responden sebagai aspek terpenting dan skema ekolabel nasional dipilih sebagai pilihan responden untuk kasus Indonesia.
ABSTRACT
Seafood Ecolabels have grown and developed as a market measurement for sustainable seafood with the most popular one is Marine Stewardship Council MSC . Nevertheless, MSC faces immense challenges in developing countries such as Indonesia because of some issues such as high costs and high requirement. MSC also did not consider the support from stakeholders in Indonesia particularly small scale fishermen. Some parties view that MSC could not being implemented in Indonesia because MSC are disobey one principle of sustainable development which is socially acceptable. They start to propose for national ecolabels. This research aims to find how the level of acceptance of the MSC in Indonesia including the most acceptable certificates from the stakeholder rsquo s perspective. This study uses a mixed method approach. Analytical Hierarchy Process AHP is used to determine the priority of seafood ecolabels chosen by the expert respondents. The results of AHP confirmed by a panel of respondents using the Delphi method. The variables employed include support from government, private sector, fishermen and national NGO. The result shows that MSC could not be implemented in Indonesia. The result also provides that national seafood ecolabels is the best option for Indonesia from the stakeholders rsquo perspective
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Aisha Samsu Rizal
Abstrak :
Perkembangan ekonomi dan industri melaju tanpa adanya rencana yang berkelanjutan, hingga pola konsumsi dan produksi manusia saat ini membahayakan lingkungan dan sumber daya alam. Menjawab pada permasalahan ini, berbagai bentuk pendekatan lahir dan salah satu diantaranya adalah life cycle approach yakni. Penggunaan life cycle approach sangat populer di negara-negara anggota Uni Eropa, sehinga perkembangan konsep, instrumen dan program dari life cycle approach sangat pesat. Penerapan pendekatan ini menunjukkan hasil yang nyata dalam pengurang emisi dan penggunaan sumber daya alam. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan, pendekatan command-and-control tidak lagi cukup hingga digunakan penaatan sukarela. Berkaitan dengan penerapan life cycle approach, program penaatan sukarela di Uni Eropa menggunakan Life Cycle Assessment yang merupakan instrumen atau metode dengan kerangka holistik yang berfungsi untuk mendeteksi potensi-potensi dampak lingkungan atas emisi yang dikeluarkan suatu produk sepanjang tahapan pada siklus hidupnya. Penggunaan Life Cycle Assessment dikenal dalam pembentukan kriteria produk untuk suatu skema ekolabel. Di Indonesia, kriteria produk dari program ekolabel belum menggunakan Life Cycle Assessment tetapi Life Cycle Assessment itu sendiri sudah digunakan oleh berbagai perusahaan di Indonesia. Penggunaan Life Cycle Assessment sangat dimungkinkan di Indonesia apabila program ekolabel berkualitas dan iklim pasar di Indonesia sangat mendukung produk dengan logo ekolabel. ......The economic and industrial development grows without any sustainable plan, in which the current patterns of consumption and production have a devastating impact on the environment and natural sources. To address this matter, various forms of approaches was made and one of them is the life cycle approach. The use of life cycle approach is very popular in the European Union, where the concepts, tools, programmes of the life cycle approach are rapidly developing. To address environmental problems, voluntary compliance was made. In relation to the adoption of life cycle approach, a voluntary compliance program in the EU uses the Life Cycle Assessment which is a holistic method used to identify potential environmental impacts of a product through the emissions it produces throughout its life cycle. Use of Life Cycle Assessment in a ecolabel program is seen when forming the criteria of a product. In Indonesia, the forming of the criteria is not yet based on Life Cycle Assessments but instead many Life Cycle Assessments were conducted by various companies in Indonesia. The use of Life Cycle Assessment is possible in Indonesia if the ecolabel programme has quality and economic climate in Indonesia strongly supports ecolabelled products.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dean Triwandari
Abstrak :
Perkembangan industri di dunia termasuk di dalamnya industri pulp dan kertas Indonesia telah memberikan dampak buruk pada lingkungan hidup. Untuk mengatasi hal tersebut diperkenalkanlah prinsip sustainable development yang bertujuan agar pembangunan dapat terus berjalan tanpa merusak lingkungan. Salah satu metode yang berkaitan erat dengan prinsip sustainable development adalah life cycle assessment. Melalui life cycle assessment, diharapkan pembangunan dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiringan, yakni dengan cara melihat dampak lingkungan dari suatu produk dalam tiap fase kehidupannya. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bagaimana peran LCA dalam melindungi lingkungan dan bagaimana penerapan LCA di Indonesia. LCA adalah metode yang sifatnya voluntary, di mana LCA memiliki keunggulan dalam melindungi lingkungan dibandingkan dengan tool/ metode lain karena LCA telah distandarisasi oleh ISO. Akan tetapi LCA di Indonesia belum banyak dilakukan oleh pihak swasta/industri padahal mampu menunjukkan dampak lingkungan yang paling lengkap dalam tiap tahapan dalam siklus hidup. LCA perlu diterapkan karena LCA tidak hanya terbukti secara ilmiah dapat melindungi lingkungan, namun juga dapat membuat suatu produk memiliki daya saing di pasar global yang memiliki kecenderungan untuk memilih produk yang ramah lingkungan dan sustainable. Apabila LCA diterapkan bagi produk maka konsumen dapat memilih produk yang ramah lingkungan dan melindungi lingkungan. Kemudian Pemerintah diharapkan dapat mempromosikan LCA kepada industri agar lebih banyak industri yang akan paham dan menggunakan metode LCA sehingga tercapai sustainability. ......The developing of industry in the world, including pulp and paper industry came with negative impact for environment. To address that issue sustainable development is introduced with the purpose to reach developments goal without damaging the environment. One of the method thats closely related to sustainable development is life cycle assessment. Through life cycle assessment, environmental impact can be assessed throughout products entire life cycle. This writing will discuss how LCA can protect the environment and how LCA is implemented in Indonesia. LCA in Indonesia is voluntary based, in which LCA is better than other tool / method because LCA is standardized by ISO. Despite all of that private party and government has not been implementing LCA much even though it can show the most through environmental impact in its entire life cycle. LCA need to be implemented because not only it can be proven scientifically to protect the environment, it also can make a product have competitiveness in global market which show tendency towards environmental friendly and sustainable product. LCA. If LCA is implemented in a product consumer can choose more environmental friendly product and therefore can protect the environment. Government is expected to promote LCA so industries can get better knowledge about LCA therefore can implement LCA to reach sustainability goal. 
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuansa Sukma
Abstrak :
Penelitian ini menguji pengaruh empat variabel, yaitu ekolabel, dimensi produk, persepsi terhadap green compliance perusahaan, dan pengalaman masa lalu dalam membentuk persepsi konsumen terhadap kosmetik ramah lingkungan. Data primer didapatkan melalui penyebaran kuesioner dan diolah menggunakan multiple regression. Objek penelitian ini adalah The Body Shop. Sebanyak 155 responden bersedia melengkapi kuesioner, namun hanya 126 kuesioner yang memenuhi syarat untuk diolah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen hanya mempertimbangkan persepsi terhadap green compliance perusahaan, dan pengalaman masa lalu dalam membentuk persepsi terhadap kosmetik ramah lingkungan. Konsumen mempertimbangkan pengalamannya dalam menggunakan kosmetik hijau dan persepssinya terhadap upaya perusahaan dalam melindungi lingkungan dalam membentu persepsi atas kosmetik hijau. ......This study investigate five independent variables involved in the green cosmetics perception formation, namely, corporate perception, product dimension, ecolabel, and past experience. This study use Multiple Regression to analyse the data obtained by survey. There are 155 respondents that willing to participate, but only 126 respondents are qualified. The result of this study is past experience and corporate perception are the only two variabels that has significant effect to form green cosmetics perception. Consumer rely on their experience on using green cosmetics and their perception regarding corporate activity on environmental protection to form perception about green cosmetics.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library