Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Anis
Abstrak :
ABSTRAK
Metode desain perkerasan landasan bandar udara dibagi menjadi dua, yaitu metode empiris dan metode mekanistik. Terdapat pergeseran dalam sistematika mendesain landasan, yaitu dari sistem metode empiris ke metode mekanistik, perlu dilakukan kajian mengenai pengaruh dari pergeseran tersebut terhadap desain landasan bandar udara - bandar udara di Indonesia, baik terhadap bandar udara baru maupun bandar udara yang sudah beroperasi (overlay), begitu juga pengaruh pergeseran tersebut terhadap perhitungan nilai PCN (Pavement Classification Number). Metode empiris dilakukan perhitungan berdasarkan metode FAA dengan dokumen 150/5320-6D dan metode mekanistik berdasarkan dokumen 150/5320-6E yang diaplikasikan dengan program komputer FAARFIELD (Federal Aviation Adminstration Rigid and Flexible Iterative Layer Design), sedangkan kajian perhitungan nilai PCN dengan metode teoritis atau metode ICAO dan dengan program komputer COMFAA berdasarkan dokumen AC 150/5335-5C. Kajian banding terhadap parameter desain yaitu tebal perkerasan dan biaya, analisis sensitivitas dan perhitungan PCN yang menghasilkan kriteria, pelayanan nilai PCN terhadap ACN dan pelayanan nilai modul pesawat. Metode empiris adalah surface oriented sedangkan metode mekanistik adalah base oriented. Berdasarkan analisis sensitivitas pada desain perkerasan baru maupun overlay, baik dengan metode empiris maupun metode mekanistik, struktur perkerasan metode mekanistik lebih tipis, dengan penumpang yang diangkut dengan pesawat modul 200 (kelas pesawat 5) dari pada dengan pesawat modul 350 (kelas pesawat 6). Nilai PCN, yang dihitung dengan program COMFAA lebih besar nilai nya dari pada yang dihitung dengan Metode ICAO, baik untuk perkerasan baru maupun overlay
ABSTRACT
Method of runway pavement design is divided into two, namely empirical method and mechanistic method. There is a shift in the systematics of designing the runway, from a system of empirical method to the mechanistic method, necessary to study about the effect of the shift to the design of the runway - the airport in Indonesia, both to the new airport and the airport is already operating (overlay), as well as the effect of the shift to the calculation of the value of PCN (Pavement Classification Number). Empirical calculation method based on the method of FAA documents 150/5320-6D and mechanistic method based document 150/5320-6E applied to computer programs FAARFIELD (Federal Aviation Adminstration Rigid and Flexible Layer Iterative Design), whereas the study by PCN value calculation of theoretical methods or ICAO method and the computer program COMFAA based document AC 150/5335-5C. Assessment appeals against the design parameters are pavement thickness and cost, sensitivity analysis and calculations that generate criteria PCN, PCN value of the ACN services and aircraft services module value. The empirical method is surface oriented while the mechanistic method is base oriented. Based on the sensitivity analysis on pavement design new or overlay, either by empirical methods and mechanistic method, pavement structure mechanistic method is thinner, with passengers transported by plane module 200 (Aircraft grade 5) of the plane module 350 (Aircraft grade 6). PCN value, which is calculated by the program COMFAA its value is greater than that calculated by the ICAO method, both for new pavement and overlay
2016
T46086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Victor Edward
Abstrak :
Pasar Modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan juga menjadi wahana investasi bagi masyarakat. Peranan pasar modal sangat dominan dalam rangka pembangunan ekonomi, karena dapat lebih efektif menghimpun dana dari masyarakat. Untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai lembaga keuangan bukan bank dibutuhkan pasar modal yang efisien. Menurut Newman & John Well (1967), Fama (1970), pasar modal disebut efisien jika harga sekuritas sudah mencerminkan informasi yang tersedia. Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian yang telah dilakukan para peneliti sebelumnya seperti : Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) yang disebut model SLB, yang didukung oleh penelitian Fama - Mac Beth (1973), juga peneliti lainnya Banz (1981), Bhandari (1988), Stattman (1980) dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (1985), Chan, Hamao dan Lakonishok (1985) demikian juga Ball (1978), Basu (1983), Reinganum (1981), Lakonishok dan Shapiro (1986). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara imbal hasil saham sebagai variabel dependen dengan empat variabel yang mempengaruhinya seperti : Market RisI Risiko Pasar (bm), Debt Equity Ratio (DER), Book to Market Equity (BE/ME), Earning to Price Ratio (EIP) sebagai variabel independen pada pasar modal di USA dan di Jepang. Dalam penelitian ini peneliti memasukkan Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Yield(DY) sebagai variabel independen tambahan. Data diperoleh dari Bursa Efek Jakarta, terdiri dari pertama harga saham yaitu harga penutupan akhir tahun mulai tahun 1997 sampai dengan tahun 2001, kedua IHSG yang digunakan adalah nilai akhir tahun kecuali pada tahun 2002 yang digunakan adalah data akhir kwartal pertama, dan ketiga data lainnya yang dipublikasikan setiap akhir tahun. Sampel penelitian adalah 239 perusahaan yang terdaftar di BEJ selama lima tahun berturutturut dari tahun 1997 hingga 2001. Hasil penelitian menunjukkan enam variabel independen yang digunakan dapat memprediksi variasi imbal hasil saham hampir secara akurat (Adjusted R Square = 0,925). Berdasarkan Uji F diketahui bahwa model regresi yang digunakan adalah signifikan sehingga dapat dipakai untuk memprediksi imbal hasil saham atau harga saham. Berdasarkan Uji T diketahui bahwa dari keenam variabel independen yang digunakan hanya variabel risiko pasar (bm) saja yang berhubungan signifikan dengan imbal hasil saham, sedangkan lima variabel lainnya yakni : BE/ME, E/P, DER, DPR dan DY tidak signifikan. Artinya hanya variabel bm saja yang dapat digunakan untuk memprediksi imbal hasil saham. Temuan ini mendukung hasil penelitian yang pemah dilakukan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965), dan Black (1972) seta Fama - Mac Beth (1973). Dari hasil penelitian ini, peneliti memberi rekomendasi kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai risiko (b) yang tinggi perlu meningkatkan kinerja dan mengkaji prospek usahanya agar tidak rentan terhadap krisis ekonomi. Para investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti pengaruh perubahan dan perkembangan sosial, politik, dan keamanan, karena hal tersebut dapat mengakibatkan faktor risiko yang makin tinggi. Perbedaan kondisi pasar modal di Indonesia dengan di USA dan di Jepang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian lanjutan dengan kurun waktu periode penelitian yang lebih panjang.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Nugroho S. Nagoro
Abstrak :
Meskipun sarat dengan semangat dan ide untuk mewujudkan tatanan kepemerintahan yang lebih demokratis, tetapi UU No. 22199 dinilal memelihara ketegangan antara Daerah Kabupaten dan Desa. Fenomena ketegangan berpeluang terjadi karena Daerah Kabupaten memiliki kewenangan luas untuk mengatur Desa dilain sisi hak berdasarkan asal usul dan adat istiadat ingin dihidupkan kembali. Hal itu menunjukkan betapa kewenangan Daerah Kabupaten yang bersumber dari pemberian pada saat yang sama berhadapan langsung dengan kewenangan Desa yang bersumber dari hak asal usul dan adat istiadat. Untuk mengatasi ketegangan itu maka kerangka kerja pembagian kewenangan antara Daerah dan Desa harus segera dirumuskan, namun demikian ada hambatan mendasar yakni mengenai rumusan kewenangan desa berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang tidak jelas. Berdasarkan persoalan tersebut, maka penelitian ini ingin mempelajari kewenangan Desa berdasarkan asal usul dan adat istiadat adat. Konseptualiasi - kewenangan Desa itu sendiri diletakkan dalam konteks Desa sebagai bagian integral atau subsistem dari Pemerintah/Daerah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan merumuskan konsep kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan adat istiadat serta merumuskan konsepsi kewenangan Desa berdasarkan asal usul dan adat istiadat, (2) Mendiskripsikan proses terwujudnya kewenangan Desa melalui tinjauan terhadap kegiatankegiatan pembangunan di desa penelitian selama berlakunya UU No. 22 Th. 1999. Untuk tujuan pertama peneliti menggunaan metode studi kepustakaan, untuk tujuan kedua peneliti menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif dengan cara melakukan analisis dan interpretasi data melalui pemahaman konsep-konsep yang dibangun atas dasar pengalaman empiris terhadap data yang dikumpulkan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa hak asal usul masyarakat Desa sebagal kesatuan masyarakat hukum mencakup ; hak membentuk peraturan atau tata nilai ; hak membentuk lembaga-lembaga yang berfungsi menyusun peraturan maupun yang melaksanakan peraturan ; Hak merumuskan kepentingan-kepentingan masyarakat sendiri, yaitu kepentingan dalam aspek keagamaan/kepercayaan dan adat istiadat dan kepentingan kemasyarakatan (kepemerintahan) ; Hak atas sumbersumber daya di dalam teritoriainya, terutama air dan tanah ; Hak menentukan pemimpin sendiri. Segala pengaturan dan pengurusan kepentingan masyarakat desa itu didasarkan pada tata nilai atau adat istiadat yang secara sistemik berfungsi sebagai pendorong dan sekaligus pembatas tindakan-tindakan individu atau kelompok di dalamnya. Adapun sumber tata nilai masyarakat desa adat meliputi ; sumber internal terdiri dari nilai-nilai agama atau kepercayaan dan lingkungan alam (fisik non fisik). sumber eksternal terdiri dari perkembangan ekonomi, sosial politik, perkembangan teknologi dan kebijakan - pemerintahan supradesa. Dengan adanya intervensi kekuasaan eksternal maka hak asal usul tersebut bergeser wacananya menjadi kewenangan atau hak yang berasal dari pemberian. Dari diskripsi pada kasus pertama dan kasus kedua dapat disimpulkan pula bahwa kewenangan mengatur dan mengurus di dalam suatu kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada akhirnya terakumulasi menjadi kewenangan Desa. Dari kesimpulan studi ini maka dapat dikemukakan bahwa ketidakjelasan mengenai kewenangan Desa pada dasarnya bersumber dari Pasal 99 UU No. 22 Th. 1999 yang dapat dipandang mendistorsi pasal 1 (o) mengenai pengertian Desa. Keberadaan pasal 99 memberikan pengertian yang membingungkan, karena pada dasarnya hak yang sudah ada berdasarkan asal usul mencakup pula kewenangan yang bersumber dari pemberian atau kewenangan mengurus kepentingan pemerintah supradesa. Untuk menghilangkan kerancuan itu, maka pasal 99 UU No. 22 Th. 1999 dan peraturan perundangan di bawahnya yang mengatur hal yang sama selayaknya dihapuskan. Menyadari bahwa kewenangan mengatur dan mengurus mutlak adanya karena menyangkut kepentingan Desa dan supradesa maka kepentingan-kepentingan itu harus terumuskan dengan jelas di dalam konsep pembagian kewenangan antara Daerah dan Desa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanvinson
Abstrak :
ABSTRAK
Merger dan akuisisi merupakan topik yang msnarik untuk dibahas karena bisa berdampak baik, positif untuk kepentingan umum dan dapat juga dipakai untuk tujuan-tujuan yang tidak baik, negatif dan berdampak merugikan kepentingan orang banyak. Penulis dalam penelitian ini membahas segi positif dari merger dan akuisisi yaitu masalah "sinergis" yang secara spesifik ditinjau dari kepentingan pemegang saham (pemilik) dan kepentingan mana.jemen. Efek sinergi tersebut terjadi apabila ada peningkatan return saham dan profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi dibandingkan dengan sebelum merger/akuisisi, Berta profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi lebih besar daripada profitabilitas perusahaans pesaing.

Penelitian-penelitian sebelumnya di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara return saham setelah merger/akuisisi dengan return saham sebelum merger/akuisisi. Hal yang sama juga terjadi jika yang diperbandingkan adalah tingkat profitabilitas perusahaan sebelum dan setelah merger/akuisisi. Bahkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi lebih buruk daripada sebelum merger/akuisisi. Demikian pula halnya apabila yang diperbandingkan adalah profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi dengan profitabilitas perusahaan pesaing. Hasilnya menyatakan bahwa: walaupun tingkat profitabilitas perusahaan-perusahaan yang diteliti sedikit lebih besar daripada tingkat profitabilitas perusahaan pesaing, tetapi perbedaannya secara statistik tidak signifikan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan return saham setelah merger/akuisisi dengan return saham sebelum merger/akuisisi, perbedaan profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi dengan profitabilitas pesaing, dan perbedaan profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi dengan profitabilitas sebelum merger/akuisisi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan merger/akuisisi dalam kurun waktu tahun 1990 sampai dengan tahun 1992. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan induk raja (perusahaan yang melakukan akuisisi) dan perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang sudah go public. Ada delapan belas perusahaan yang menjadi subyek penelitian ini. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis uji beda dua rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan perangkat software Microstat Copyright (C) 1984 by Ecosoft Incorporated pada taraf signifikasi 1%, 5%, dan 10%.

Hasil.penelitiannya secara umum dinyatakan sebagai berikut: Merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang diteliti belum dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan manajemen ditinjau dari segi return saham dan profitability perusahaan. Bahkan, secara keseluruhan rata-rata tingkat profitabilitas perusahaan setelah merger/akuisisi lebih buruk daripada tingkat profitabilitas sebelum merger/akuisisi.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurraya Lukitasari
Abstrak :
Community-acquired pneumonia (CAP) adalah suatu peradangan akut pada parenkim paru yang disebabkan oleh mikroorganisme dan didapat dari masyarakat. Terapi optimal antibiotik extended empiric sering diperdebatkan sehingga penatalaksanaan CAP merupakan tantangan besar bagi para klinisi. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan luaran terapi, efektivitas biaya dan pilihan terapi antibiotik yang baik serta hubungan ketepatan penggunaan dengan biaya antibiotik extended empiric monoterapi dan dualterapi CAP. Desain penelitian ini adalah kohort prospektif dengan waktu pengambilan sampel Juni-September 2018 di ruang boarding IGD RSUP Fatmawati Jakarta. Diperoleh hasil dualterapi tertinggi diberikan pada komorbid gangguan kesadaran. Nilai P=0,643 untuk perbaikan klinis setelah hari ke-5 pemberian antibiotik extended empiric monoterapi dengan dualterapi. Nilai ACER monoterapi lebih rendah (Rp.256.896,36) dibandingkan dualterapi (Rp.609.505,56) dengan antibiotik terbaik yaitu seftriakson serta kombinasi siprofloksasin dan seftriakson. Terdapat hubungan antara ketepatan penggunaan dengan biaya antibiotik extended empiric (r=0,282;P=0,005). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara penggunaan antibiotik monoterapi dengan dualterapi tidak berbeda signifikan dalam luaran klinis setelah hari ke-5 pemberian antibiotik extended empiric, efektivitas biaya monoterapi lebih baik dibandingkan dualterapi dengan pilihan monoterapi terbaik adalah seftriakson dan dapat dipertimbangkan pemberian kombinasi siprofloksasin dan seftriakson pada komorbid gangguan kesadaran serta terdapat kekuatan hubungan sedang antara ketepatan penggunaan dengan biaya antibiotik extended empiric.
Community-acquired pneumonia (CAP) is an acute inflammation of the pulmonary parenchyme caused by microorganisms and obtained from community. Optimal therapy for extended empirical antibiotics is debated so CAP management is still a major challenge. This study aims to analyze the comparison of therapeutic outcomes, cost effectiveness and the best choice of antibiotic therapy also the correlation between the accuracy of use and cost of monotherapy and dualtherapy extended empirical antibiotics in prospective cohort. The sampling time was June-September 2018 in the ED boarding room Fatmawati Hospital, Jakarta. Highest dualtherapy results for unconsciousness comorbid. P value=0,643 for clinical improvement after the 5th day of extended empiric monotherapy and dualtherapy. Monotherapy ACER is lower (Rp 256.896,36) than dualtherapy (Rp.609.505,56), the best antibiotics are ceftriaxone and ciprofloxacin-ceftriaxone. There is a relationship between the accuracy of use and cost of extended empiric antibiotics (r=0,282;P=0,005). It can be concluded that between the use of monotherapy and dualtherapy did not differ significantly in clinical outcomes after the 5th day, cost effectiveness of monotherapy was better than dualtherapy with the best choice was ceftriaxone and consideration of ciprofloxacin-ceftriaxone for unconsciousness comorbid, there is a moderate relationship between the accuracy of use and cost of extended empirical antibiotics.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T52526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sobirin Suryadimaja
Abstrak :
Marsh telah membuktikan bahwa metoda analisis residu dasar lebih tepat digunakan untuk pengujian efisiensi pasar karena metoda tersebut lebih menggambarkan returns yang diperoleh para investor di sekitar kejadian berdasar perbedaan actual returns sekuritas terhadap model indeks yang diberikan. Dengan menggunakan metoda Marsh tersebut, penelitian ini lebih dikhususkan untuk pengujian efisiensi pasar setengah kuat (semi-strong) yang lebih dikhususkan pada pendaftaran saham, baik saham-saham tambahan maupun saham-saham baru di pasar sekunder. Dan 341 saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), 68 saham telah diuji dalam penelitian ini. Saham-saham tersebut dipilih dan termasuk dalam kategori pendaftaran tambahan (additional listing) dan IPD selama periode Januari 2001 sampai dengan Februari 2004. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa informasi-informasi (pengumuman pendaftaran saham) yang ada tidak terefleksikan dalam harga-harga sekuritas, akibatnya para investor tidak mendapatkan abnormal return yang cukup. Oleh karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa pengumuman pendaftaran saham tidak cukup signifikan untuk mengidentifikasikan keefisienan pasar modal.
Marsh has proved that Basic Residue Analysis Method more suitable to used for efficient market test because that method more describe the returns of investor gain around the depend on the difference of actual returns securities to index mode that given. Using that Marsh method, this research will be speciality for semi-strong efficient market test that more especially to stocks listing, even that for additional Stocks or new stocks in secondary market. From 341 stocks that have been listed in Jakarta Stock Exchange (JSE), 68 stock have been tested in this research. The stocks have been choosen and include in additional listing category and IPO around periods of January 2001 to February 2004. The result of this study, we can make conclusion that informations about stocks listing could not be reflected on the price of securities, and the fact to the investor could not get enough abnormal return. Because of that, We can get general conclusion that announcement of Stocks Listing is not enough significant to describe Efficient Capital Market.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library