Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vincentius Sutarmo Setiadji
Jakarta: UI-Press, 2006
612.8 SUT n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Prasetyo Wibowo
Abstrak :
Proyek Rusunawa adalah sebuah proyek rumah susun yang ditujukan untuk kalangan menengah.yang berlokasi di daerah Cimahi, Bandung ? Jawa Barat. Konstruksi bangunan ini mengunakan konstruksi beton bertulang yang terdiri dari 5 lantai. Dalam proses pembangunannya, pelaksana proyek mempergunakan metode pracetak untuk konstruksi kolom, balok, pelat lantai dan tangga. Adapun yang dimaksud konstruksi beton pracetak adalah pengerjaan komponenkomponen tersebut di cor di tempat fabrikasi, baik dipabrik maupun dilapangan yang bukan merupakan posisi akhir dari komponen tersebut dalam suatu struktur. Pada proyek Rusunawa fabrikasi dilakukan di lapangan. Perbedaan lokasi dari pengecoran ini yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan mutu dari hasil konstruksi. Adanya tuntutan dari stakeholder berupa hasil produk precast yang berkualitas sesuai dengan persyaratan dan spesifikasi perencanaan, membuat para pelaksana proyek harus membuat standar prosedur agar dapat mengurangi kemungkinan yang dapat menyebabkan rendahnya mutu hasil produksi. Selain itu, untuk menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar perlu dilakukan pengendalian mutu atas aktivitas yang dijalani. Pengendalian mutu ini juga berguna untuk mengurangi kegagalan dari suatu produk. Penyebab utama rendahnya produk pracetak biasanya terjadi pada saat pekerjaan fabrikasi dan erection dari komponen pracetak. Dalam penulisan tugas akhir ini penyusun mencoba meninjau tentang pengendalian mutu dalam proyek beton pracetak, khususnya komponen balok dan kolom dengan cara mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi pada saat proses fabrikasi dan erection, dan menetapkan risiko dominan yang kemudian membuat prosedur pengendalian mutu dari risiko dominan tersebut sesuai dengan standar ISO 9000:2000. Dengan demikian dapat dihasilkan produk beton pracetak yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar. ......Rusunawa project was a construction project that built a building for middle class people or below which live in Cimahi, Bandung-Jawa Barat. This Construction used a rainforced concrete for 5-floor building. This project used the precast method for coloumn, slab, beam and stairs modul. Precast concrete method means that modul was made before it erection in the place where it installed. Fabrication for this construction was an onsite fabrication. The differences of place for fabrication can cause the diferrence of quality for its modul. There are a wants from each stakeholder like that quality of modul have a quality same as specification plan and standard requirement. It means that project organization must make the standard procedure for reducing the risk connected to quality standard. Beside that, for making sure that quality of product has a same quality as what market wants, so there was a need to do a quality control. In precast project, the factor that affect to the modul quality was an erection and fabrication precast modul. In this paper, writer try to make a quality control in that precast project by risk identification in fabrication and erection, then make a quality control procedure from dominated risk according to fabrication and erection proccess based on ISO 9001:2000. So the product that produce has a same quality as what market wants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihaloho, Harnold Parulian
Abstrak :
Latar Belakang Terganggunya fungsi ereksi merupakan hal yang sering dijumpai pada penderita penyakit ginjal kronik, di mana prevalensi DE meningkat sesuai dengan pertambahan umur. Belum didapatkan data prevalensi DE pada penderita penyakit ginjal kronik dengan dan tanpa hemodialisis. Tujuan Penelitian Mengetahui prevalensi DE pada penderita penyakit ginjal kronik dengan dan tanpa hemodialisis di RSHS Bandung, yang dinilai dengan IIEF-5. Metode Penelitian Dilakukan penelitian secara prospektif di instalasi rawat jalan subbagian Urologi/Nefrologi RSHS, pada penderita penyakit ginjal kronik yang dinilai dengan AEF-5.Data yang didapatkan, dikelompokkan berdasarkan umur, derajat DE, dengan HD, dan tanpa HD. Hasil Penelitian Distribusi umur penderita penyakit ginjal kronik dengan dan tanpa hemodialisis, terbanyak pada umur 50-59 tahun (34,33% dan 35,29%).Pada penderita penyakit ginjal kronik dengan dan tanpa hemodialisis, derajat DE berat adalah terbanyak (29,85% clan 45,09%). Didapatkan 11,94% dan 7,84% penderita penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis dan tanpa hemodialisis yang tidak mengalami DE.Prevalensi DE pada penderita penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis dan tanpa hemodialisis adalah 88,06% dan 92,16% dengan rentang umur terbanyak masing-masing sama yaitu 50-59 tahun. Kesimpulan Prevalensi DE pada penderita penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis 88,06%, sedangkan yang tanpa hemodialisis 92,16%.
Background Erectile dysfunction is commonly found in patient with chronic kidney disease, which the prevalence increased with aging. There is no data prevalence erectile dysfunction in chronic kidney disease patient with or without haemodialysis. Objective To investigate prevalence of erectile dysfunction in patient with chronic kidney disease with and without dialysis in Hasan Sadikin Hospital Bandung, which evaluated by IIEF-5. Method The prospective study is conducted at outpatient Department of Urology and Nephrology Hasan Sadikin Hospital, in patient with chronic kidney disease with and without dialysis which is evaluated by IIEF-5.The data is classified based on age, severity of erectile dysfunction, with and without haemodialysis. Results Distribution of patient with chronic kidney disease with or without haemodialysis mostly at 50-59 years old (34,33% and 35,29%).Severe erectile dysfunction is mostly found in chronic kidney disease with or without haemodialysis (29,85% and 45,09%).There are 11,94% and 7,84% chronic kidney disease patient with or without haemodialysis have no erectile dysfunction. The prevalence of erectile dysfunction in chronic kidney disease patient with or without haemodialysis is 88,06% and 92,16%, both is commonly found at the same age (50-59 years old). Conclusions The prevalence of erectile dysfunction in chronic kidney disease patient with haemodialysis is 88.06% and without haemodialysis 92,16%.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Yulianti Priandini
Abstrak :
ABSTRAK
Galangan kapal adalah industri kontruksi yang memproduksi pembuatan kapal dan terdapat berbagai macam jenis pekerjaan di dalamnya. Pekerjaan membangun kapal (shipuilding) merupakan salah satu pekerjaan kontruksi yang sangat kompleks, dimana terdapat banyak jenis pekerjaan yang harus dikerjakan secara paralel. Penulis melakukan kajian akan potensi kecelakaan kerja pada proses block erection. Studi ini menggunakan metode Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) yang merupakan salah satu metode identifikasi kecelakaan kerja dengan penilaian risiko sebagai salah satu poin penting untuk mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dilakukannya HIRA bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang terdapat disuatu perusahan untuk dinilai besarnya peluang terjadinya suatu kecelakaan atau kerugian.
ABSTRACT
Shipyard is a construction industry that produces shipbuilding and there are various types of work on it. Shipbuilding is one of the construction works are very complex, where there are many types of work to be done in parallel. The author conducted a study of the potential of workplace accidents on the block erection process. This study uses a Hazard Identification and Risk Assessment Method (HIRA), whis is one method of identification of occupational accidents with risk assessment as one of the key points to implement the Occupational Safety and Health Management System (SMK3). HIRA does aim to identify the potential hazard that exist in a company to assess the magnitude of the chances of an accident or loss.
2016
S62683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Farouk Khasougi
Abstrak :
Dengan semakin berkembangnya teknologi konstruksi di dunia, maka semakin berkembang pula teknologi konstruksi di Indonesia diantaranya dengan pemanfaatan teknologi precast dan bekisting (formwork). Dimana teknologi bekisting ini selalu dikembangkan untuk mendapatkan biaya, waktu dan mutu pekerjaan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perencanaan, disain, dan pelaksanaan pekerjaan bekisting perlu mendapat perhatian penting dari kontraktor mengingat pekerjaan bekisting ini dapat menghabiskan 50 % dari total biaya pekerjaan pembetonan. Pengendalian pekerjaan bekisting yang buruk akan menyebabkan pemborosan material bekisting yang digunakan dan juga dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan proyek secara menyeluruh karena hasil dari pekerjaan bekisting tersebut tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan di awal. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai simulasi pengendalian biaya dan waktu pekerjaan bekisting berdasarkan prosedur mutu pekerjaan bekisting untuk masingmasing penjadwalan pelaksanaan proyek dengan metode konvensional ataupun dengan metode precast. Dari hasil simulasi pekerjaan bekisting masing-masing metode di atas, akan dibandingkan satu sama lainnya sehingga pada akhirnya diperlihatkan kelebihan ataupun kekurangan dari metode precast dibandingkan dengan metode konvensional (cor di tempat). Pada skripsi ini juga diharapkan akan menghasilkan variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi pekerjaan bekisting pada saat proses pabrikasi modul beton precast. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting proyek RUSUNAWA lainnya.
As the construction technology in the world is developing continuously, it also affect the development of technology in Indonesia. One of the impact that can be observed is the development of precast and formwork technology used in the construction projects in order to achieve certain standards that has already been determined previously at the planning process. Planning, design and formwork fabrication and instalation needs to be considered as the main focus for construction projects because of the high precentage as high as 50% of the total acticity related to concrete works. Poor control of the activities related to this matter can cause inefficient formwork material usage and also progress setback due to the extra work which has to be done because of spesification divergence from the initial planning. This final assignment will explain coprehensively about the cost and time control simulation based on the quality procedure of formwork from project scheduling of both conventional and precast method. The result from the formwork simulation of each method will be compared one to another so that each method will show its strong points and disadvantages. This final assignment is also expected to generate variables which affect the formwok exertion at the precast module fabrication and installation process. This conclusion is expected to be a good recommendation for the contractor for the subsequent project related to the matter discussed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library