Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Direktorat Jendral PPG, Departemen Penerangan , 1991
791.43 IND f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Christoper Sabungan
"Penelitian ini mengeksplorasi dinamika perlindungan hukum terhadap karya cipta film yang dilombakan dalam festival film, dengan fokus utama pada pelanggaran hak moral. Ide dan gagasan kreatif adalah fondasi dasar dalam penciptaan karya, namun ide tidak dapat dilindungi hingga diwujudkan dalam bentuk ekspresi yang konkret. Hak cipta memberikan perlindungan hukum bagi karya seni dan kesusasteraan melalui Konvensi Bern, yang kemudian diperkuat oleh perjanjian TRIPs dalam lingkup perdagangan internasional. Indonesia, sebagai bagian dari kerangka global ini, telah mengadopsi regulasi yang relevan melalui undang-undang dan ratifikasi konvensi internasional. Proses pembuatan film terdiri dari pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan distribusi, di mana setiap tahap memerlukan perlindungan hak cipta. Namun, tantangan muncul ketika karya film diikutsertakan dalam kompetisi festival film, terutama terkait klausula baku dalam perjanjian yang dapat merugikan peserta, seperti pengalihan hak cipta kepada panitia. Meskipun Konvensi Bern hanya mengatur hak moral yang terdiri dari right of paternity dan right of integrity, ada dua hak lain dalam doktrin hak cipta, yaitu right of divulgate dan right of retraction, yang belum diatur dalam undang-undang di Indonesia. Penelitian ini juga menyoroti masalah hukum yang muncul, khususnya pelanggaran hak moral yang terjadi ketika potongan film digunakan tanpa mencantumkan pemilik aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum yang ada, mengevaluasi kecukupan regulasi di Indonesia, dan menawarkan solusi untuk melindungi hak moral pencipta film. Dengan demikian, penelitian ini memberikan tinjauan yuridis yang mendalam mengenai pelanggaran hak moral dalam konteks festival film, yang diharapkan dapat meningkatkan perlindungan hukum bagi karya cipta digital sinematografi di Indonesia.

This study delves into the legal protection dynamics for film copyrights submitted to film festivals, with a primary focus on moral rights violations. Creative ideas and concepts form the fundamental basis for the creation of works; however, these ideas cannot be protected until they are manifested in concrete expressions. Copyright law provides legal protection for artistic and literary works through the Berne Convention, which is further bolstered by the TRIPs agreement within the international trade framework. As part of this global framework, Indonesia has implemented relevant regulations through domestic laws and the ratification of international conventions. The film production process encompasses pre-production, production, post-production, and distribution, each stage necessitating copyright protection. Nonetheless, challenges arise when films are submitted to festival competitions, particularly concerning standard clauses in agreements that may disadvantage participants, such as the transfer of copyright to the organizers. While the Berne Convention addresses moral rights, including the right of paternity and the right of integrity, it does not encompass other rights in copyright doctrine, such as the right of divulgation and the right of retraction, which remain unregulated under Indonesian law. This study also highlights the legal issues arising from the use of film excerpts without proper attribution to the original creators, constituting a violation of moral rights. The objective of this research is to analyze the current legal protections, assess the adequacy of Indonesian regulations, and propose solutions to safeguard the moral rights of filmmakers. Consequently, this study provides a comprehensive juridical review of moral rights violations within the context of film festivals, aiming to enhance legal protection for digital cinematographic works in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Aprilia Latukau
" ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai preferensi penonton dewasa muda di Indonesia terhadap festival film. Festival film pada penelitian ini merujuk pada screening dalam acara The World of Ghibli Jakarta. Melalui penelitian ini, penjelasan mengenai preferensi penonton dewasa muda terhadap screening film ini akan dipaparkan menggunakan teori Media Use. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian menemukan bahwa penonton memiliki preferensi terhadap screening film ini. Preferensi terhadap screening ini yang terbentuk didasari atas dua hal, yaitu kesukaan atau preferensi penonton terhadap film-film Studio Ghibli (sebagai film-film yang ditayangkan pada screening ini), serta adanya ekspektasi akan adanya pengalaman menonton yang berbeda, melihat bahwa screening ini diadakan di bioskop.

ABSTRACT
This study discusses the preferences of young adult audiences in Indonesia for film festivals. The film festival in this study refers to screening in The World of Ghibli Jakarta event. Through this research, an explanation of young adult audience preferences towards screening this film will be presented using Media Use theory. This research was conducted with a qualitative research method, with a constructivism paradigm. The results found that viewers have a preference for screening this film. Preference for this screening is formed based on two things, namely the audiences preference for Studio Ghibli films (as films shown on this screening), as well as the expectation of a different viewing experience, seeing that this screening is held in cinema."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Adriandini
"ABSTRAK
Artikel jurnal ini bertujuan untuk membahas ARKIPEL ? Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival dan kaitannya dengan counter-hegemony terhadap industri film arus utama. Studi literatur atau studi kepustakaan adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan data-data sekunder dalam jurnal ini.
Hasil menunjukkan bahwa ARKIPEL dapat dikategorikan sebagai bentuk counter-hegemony terhadap industri film arus utama dari kehadiran Forum Lenteng sebagai intelektual organik yang mengungkap keburukan sistem lama industri film dan memberikan kesadaran baru melalui rangkaian acara ARKIPEL. ARKIPEL menghadirkan ruang publik sebagai wadah untuk berwacana tentang sinema secara bebas dan menawarkan cara alternatif dalam mengonsumsi sinema. ARKIPEL juga membangkitkan kembali sinema avantgarde dengan memutarkan film-film yang mengandung ?semangat melanggar? atas bentuk-bentuk estetika yang sudah baku. Selain itu, isu lokalitas yang diangkat pada film-film yang diputar dalam ARKIPEL menunjukan ekspresi masing-masing budaya yang mampu membangkitkan semangat lokal.

ABSTRACT
The objective of this journal article is to explore how ARKIPEL - Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival relates to the form of counter-hegemony of mainstream film industry. The literature study is used in this journal to collect secondary data.
The result shows that ARKIPEL can be categorized as a form of counter-hegemony from Forum Lenteng?s role as organic intellectuals to uncover the evil systems of film industry and providing new awareness through a series of events in ARKIPEL. ARKIPEL also presents public spaces as a forum to discuss on cinema and provides an alternative way to consume cinema. ARKIPEL resurrects avant-garde cinema by choosing films that contain "spirit to violate" over the standard aestethic forms of film. In addition, locality issues that found in the choosen films can evoke the local spirit by showing the expression of each culture.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Ihwanny
"Festival film tidak lagi hanya menjadi tempat pemutaran film, tetapi juga memiliki banyak divisi di dalamnya, antara lain pasar film, pelatihan, dan program pendanaan, yang diberikan kepada sineas-sineas baru berbakat. Disertasi ini membahas program pendanaan dari festival film Eropa, yang dianggap problematis karena melibatkan relasi kuasa yang tidak sejajar antara festival film Eropa sebagai pendana dari dunia pertama dan sineas dari dunia ketiga sebagai penerima dana. Penelitian ini berfokus untuk mengungkap strategi yang digunakan para sineas penerima dana dari Indonesia dalam menghadapi praktik hegemoni dana dan selera yang beroperasi dalam program pendanaan. Teori yang digunakan adalah teori hegemoni dari Antonio Gramsci, encoding-decoding dari Stuart Hall, dan konsep kapital dan arena dari Pierre Bourdieu. Wawancara dengan sineas dan pembacaan film mereka menjadi sumber data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para sineas berstrategi dengan mengafirmasi nilai dominan untuk mendapat kapital ekonomi, akan tetapi dalam perjalanannya, mereka mendapat keuntungan lainnya berupa kapital sosial, kapital simbolik, dan akses go-international, yang lalu menjadi modal penting untuk bertarung di arena film nasional. Hasil penelitian menemukan bahwa kaum subordinat tidak dapat selalu dilihat sebagai korban pasif yang tunduk patuh pada kaum hegemon, akan tetapi merupakan kaum yang mampu berstrategi dan menjadi agen aktif dalam suatu praktik "
2019
D2539
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Dwi Yulianto
"Pertumbuhan penggunaan internet yang begitu cepat telah mengubah cara berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satunya adalah dengan penggunaan media sosial. Media sosial adalah suatu media elektronik dimana para partisipannya dapat membuat, mempublikasi, mengontrol, mengkritik, menilai, dan berinteraksi dalam konten online yang memungkinkan terbentuknya berbagai interaksi seperti mengikuti following, mengirim atau membagikan post sharing, menyukai liking, dan lain sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh interaksi di media sosial social media interaction terhadap keterikatan emosi emotional attachment, kualitas hubungan dengan brand brand relationship quality, serta word of mouth terhadap Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Sampel penelitian ini adalah 170 orang pengunjung Jogja-NETPAC Asian Film Festival dalam tiga tahun terakhir. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik convenience dan snowball sampling. Pengolahan data menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi di media sosial berpengaruh langsung terhadap emotional attachment. Namun, social media interaction tidak berpengaruh langsung terhadap brand relationship quality. Kemudian emotional attachment berpengaruh langsung terhadap brand relationship quality dan word of mouth, penelitian ini juga menemukan bahwa brand relationship quality berpengarug langsung pada word of mouth.

The rapid growth of Internet usage has changed the way we interact and communicate. One of them is with the use of social media. Social media is an electronic medium where participants can create, publish, control, criticize, rate, and interact in online content that allows for the formation of various interactions such as following, sending or sharing post, liking, and etc.
This study aims to analyze the effect of social media interaction to emotional attachment, brand relationship quality, and word of mouth to Jogja NETPAC Asian Film Festival. The sample of this research is 170 visitors Jogja NETPAC Asian Film Festival in the last three years. Samples were collected using non probability sampling method using convenience and snowball sampling technique. The data was processed using Structural Equation Modeling SEM method.
The results of this study indicate that social media interaction has a direct effect on emotional attachment. However, social media interaction doesnt have a direct effect on brand relationship quality. Then emotional attachment has a direc effect on brand relationship quality and word of mouth. The results also show that brand relationship quality directly on the word of mouth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lerryant Krisdy Gunanto Basuki
"Sejak publikasi buku International Relations on Film karya Robert W. Gregg pada tahun 1998, muncul sebuah tren analisis film dalam HI. Oleh karena itu, pola analisis film dalam HI perlu ditinjau lebih lanjut dalam sebuah tinjauan pustaka. Tulisan ini bertujuan untuk memetakan dan melacak pola analisis film dalam Ilmu Hubungan Internasional. Tinjauan literatur ini merujuk ke 68 bahan bacaan utama, yang terdiri dari 8 buku dan 60 artikel jurnal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode literature meta-analysis dimana penulis mengumpulkan detail-detail dari berbagai macam literatur dengan topik film dalam HI dan kemudian menyatukan hasilnya. Lewat metode tersebut, penulis
mengelompokkan literatur-literatur tersebut ke dalam lima kategori utama, yaitu: 1) Film sebagai Alat Pedagogi HI, 2) Film sebagai Objek Analisis HI, 3) Genre Film dalam Analisis HI, 4) Analisis Kawasan Industri Film Global, dan 5) Bahasan Minor dalam Analisis Film HI. Tulisan ini berusaha melihat perdebatan, konsensus, dan celah
penelitian dalam literatur film HI. Penulis menarik kesimpulan bahwa film memiliki relevansi yang semakin berkembang dalam ilmu dan praktik HI. Terlepas dari relevansi yang makin berkembang tersebut, penulis menilai bahwa film masih memiliki perjalanan yang panjang untuk menjadi tradisi analisis yang kuat.

Since the publication of Robert W. Gregg`s International Relations on Film book in 1998, there has been a trend of film analysis in IR. Therefore, the pattern of film analysis in IR needs to be further reviewed in a literature review. This paper aims to map and track the patterns of film analysis in International Relations. This literature review refers to 68 main reading materials, consisting of 8 books and 60 journal articles. The research method used is the literature meta-analysis method in which the reseracher collects details from various
kinds of literature then unifies the results. Through this method, the literatures mentioned are grouped into five main categories, namely: 1) Film as an IR Pedagogy Tool, 2) Film as an Object of IR Analysis, 3) Film Genres in IR Analysis, 4) Analysis of the Global Film Industries, and 5) Minor Discussions in IR Film Analysis. This paper attempts to see the debate, consensus, and research gaps in IR film literatures. The author draws the conclusion that film has a growing relevance in IR. Despite the growing relevance, film still has a long way to go to become a strong analysis tradition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library