Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tania Febrianti Winanto
"[ABSTRAK
Studi ini mempelajari perilaku obsesif-kompulsif seseorang dengan fobia sosial
menggunakan alat ukur yang sudah peneliti evaluasi. Studi ini bertujuan untuk melihat
hubungan antara perilaku obsesif-kompulsif dengan social fobia yang dimiliki
paritsipan.Sebanyak 194 mahasiswa dari University of Queensland menjadi partisipan studi
ini dengan mengisi kuesioner yang peneliti sebar. Hasil penelitian menunjukkan kolerasi
positif antara perilaku obsesif-kompulsif dengan sosial fobia. Semakin tinggi hasil skor dari
perilaku obsesif-kompulsif yang dimiliki partisipan, semakin tinggi juga hasil skor dari sosial
fobia.ABSTRACT This study investigated individual?s obsessive-compulsive behaviour with social fobia using
a new evaluated measurement. This study aims to see an association between obsessivecompulsive
behaviour with social phobia in the participants. There are 194 students from
University of Queensland contributed in this study by filling in a set of questionnaires. This
study showed that there was a positive correlation between obsessive-compulsive behaviours
with social phobia. The higher the score of the obsessive, This study investigated individual’s obsessive-compulsive behaviour with social fobia using
a new evaluated measurement. This study aims to see an association between obsessivecompulsive
behaviour with social phobia in the participants. There are 194 students from
University of Queensland contributed in this study by filling in a set of questionnaires. This
study showed that there was a positive correlation between obsessive-compulsive behaviours
with social phobia. The higher the score of the obsessive]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Fobia ialah kelompok gangguan yang kecemasannya dictuskan oleh
adanya obyek yang jelas, yang sebenarnya secara umum tidak berbahaya; dan
sebagai akibatnya situasi obyek yang demikian secara khusus dihindari atau
dihadapi dengan perasaan terancam.
Fobia dapat mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari_ Penderita fobia
membutuhkan terapi agar mereka dapat rnenjalankan fungsi kehidupan sehari-
hari dengan nyaman. Menumt beberapa kepustakaan desensitisasi sistematik
merupakan terapi yang efektif untuk mengatasi fobia. Atas dasar ini penulis
ingin meneliti tentang penerapan terapi desensitisasi sistematik terhadap
penderita fobia.
Desensitisasi sistematik, suatu teknik terapi perilaku yang diciptakan
oleh Wolpe (1982) untuk menghilangkan respon cemas ini didasarkan pada
prinsip counterconditioning dan recivrocal inhibition yang menyatakan bahwa
jika suatu penghambat respon cemas dapat diciptakan pada saat hadirnya stimuli
yang menimbulkan cemas, maka penghambat ini akan memperlemah ikatan
antara stimuli dengan kecemasan. Caranya ialah dengan menghadapkan secara
bertahap pasien yang sedang dalam keadaan rilek kepada situasi/obyek yang
menyebabkan ia cemas.
Penulis ingin meneliti apakah ada perubahan perilaku fobia pada
subyek penelitian, khususnya apakah kecemasan terhadap obyek fobia menjadi
hilang atau berkurang sebagai hasil dari perlakuan desensitisasi sistematik.
Penulis juga ingin mengetahui bagaimana berlangsungnya prosedur penerapan
terapi desensiiisasi sistematik yang meliputi penyusunan hirarki lcecemasan,
latihan :ileksasi dan desensitization proper; apa saja yang terjadi pada subyek
selama menjalani terapi, bagaimana proses terapeutik berlangsung dan kndala
apa yang dialami subyek dalam menjalani terapi.
Metoda yang dipakai adalah studi kasus tunggal dengan desain kuasi
eksperimen ABA yang terdiri dari fase baseline A yaitu masa sebelum
periakuan, fase perlakuan B yaitu masa terapi diberikan dan fasefoilow-rqn A.
yaitu masa setelah terapi tidalc diberikan lagi. Menurut Kazdin (1992) studi
kasus tunggal kuasi eksperimen terletak di antara ekstrim studi kasus dan
penelitian eksperimen kasus tunggal mumi sehingga mempunyai sebagian ciri-
ciri kualitatif dan sebagian ciri-ciri kuantitatif yang mungkin tidak sempurna
Metoda seperti ini diperlukan karena dalam penelitian klinis persyaratan studi
eksperimen kasus tunggal mumi sulit dipenuhi_ Namun demikian Kazdin
menyarankan beberapa persyaratan yang sbaiknya diusahakan untuk
meningkatkan validitas intemal dari penelitian yang dasarnya adalah studi kasus
ini. Dalam penelitian ini sebagian besar persyaratan yang diajukan oeh Kazdin
diusahakan dipenuhi oleh penulis. Subyek penelitian terdiri dari lima orang
mahasiswi. Pengambilan sampel dilakukan secara accidema! sampling, Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan self rating scale dengan
subjective unit of disturbance (sud) scale dari Wolpe (1982) dan alatnya ialah
kuesioner, beberapa petunjuk pedoman perlakuan, fasilitas pendukung perlakuan
dan alat-alat yang diperlukan untuk pencatatan. Analisis dilakukan dengan
melihat secara visual kepada gratik dan tabel hasil terapi serta didasarkan
kepada persyaratan yang diajukan oleh Kazdin (1992) lentang studi kasus
tunggal kuasi eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi desensitisasi sistematik dapat
menurunkan taraf kecemasan terhadap obyek Fobia pada klima kasus dan
penurunan kecemasan ini ditransfer dalam kehidupan sehari-hari bila
berhadapan dengan sitruasifobyek fobia dalam kenyataan.
Atas dasar hasil penelitian ini disarankan agar terapi desensitisasi
sistematik ini dikembangkan di bidang psikologi klinis; agar terapis yang
melakukan terapi ini juga mernperhatikan pentingnya hubungan terapeutik
terapis-Pasien, empati dan pembinaan harapan; memperhatikan persyaratan
ruang serta tempat duduk untuk rileksasi dan desensitisasi sistematik sehingga
hasil terapi bisa optimal dan agar dilakukan penelitian dengan jumlah sampel
yang lebih banyak; dilakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih
banyak.
"
[Depok, Depok]: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashrina Nailulmuna Haikal
"Kepribadian dan kejiwaan seorang individu dapat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Baik atau buruknya pengaruh tersebut tergantung dari peristiwa yang dialaminya. Dalam hal ini, peristiwa buruk dapat menimbulkan perasaan trauma yang menjadi dasar berkembangnya sebuah fobia. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini berfokus kepada kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel dalam novel Jakarta Sebelum Pagi terkait dengan fobia yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel diungkapkan dan bagaimana faktor-faktor yang membangun kepribadian dan kejiwaan tokoh Abel. Kedua hal tersebut dianalisis dengan memperhatikan fobia yang diderita oleh tokoh Abel. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan kepribadian tokoh Abel yang terbuka dan bersahabat, tegar dan mandiri, bertekad dan berpendirian kuat, berani, berhati-hati, dan antisipatif. Sementara itu, kejiwaan tokoh Abel ditunjukkan melalui pengalaman traumatis penyebab timbulnya fobia terhadap sentuhan dan suara, sifat paranoid dan perasaan tidak aman, anggapan bahwa dunia luar adalah ancaman, dan upaya melakukan suatu tindakan untuk ketenangan diri sendiri. Kepribadian dan kejiwaan Abel diungkapkan melalui interaksinya dengan orang-orang di sekitarnya. Sementara itu, faktor yang membangun kondisi tersebut di antaranya adalah kesadaran yang dimiliki oleh Abel atas fobianya sendiri.

Personality and psychological condition of an individual can be influenced by many things, including events that occur around them. Whether the influence is good or not depends on the event that they experience. In this case, a bad event can create a traumatic feeling that is a basic reason for a phobia. Based on this description, this study focuses on personality dan psychological condition of a character named Abel in the novel Jakarta Sebelum Pagi in relation to his phobia. This study aims to explain how the personality and psychological condition of Abel are exoressed and how the factors that build it. Those two things are analyzed by considering Abel's phobia. This study uses qualitative method and psychology literature approach. The result shows the personality of Abel who is open and friendly, tough and independent, determined, courageous, cautious, and antisipatory. Meanwhile, the psychological condition of Abel is shown through traumatic experience that caused phobia to touch and sound, paranoid and feelings of insecurity, a belief that the outside world is a threat, and some actions that taken for self calm. The personality and psychological condition of Abel are expressed through his interactions with people around him. Meanwhile, one of the factors that contributed to build it is the awareness that Abel has of his own phobia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan dalam rangka memahami kesadaran
orang tua terhadap masalah anak-anak dengan fobia spesifik, meneliti bagaimana orang tua mengidentifikasi
fobia spesifik, memahami tahapan metode yang digunakan untuk mengatasi orang tua anak yang fobia spesifik, dan menjelaskan alasan orang tua
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengatasi fobia spesifik anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Objek penelitian ini adalah komunikasi terapeutik orang tua. Subyek penelitian adalah lima anak dari
orang tua yang memiliki fobia spesifik sebagai
sumber informasi utama, yaitu, ibu dari
anak-anak fobia spesifik; anak-anak dan kerabat sebagai sumber pendukung informasi. Hasil dari penelitian ini adalah adanya tiga model komunikasi terapeutik orang tua dengan anak fobia spesifik: model pengalaman perwakilan, model pengalaman nyata, dan bermain model
pengalaman"
384 JKKOM 3:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farhanif Fauzanputra
"Latar Belakang TOPICOP adalah suatu skala yang dikembangkan untuk mengevaluasi topical steroidphobia pada pasien dermatitis atopik atau orang tuanya yang telah menjalani validasi statistik awal. TOPICOP dibuat dan diuji di Perancis, namun dimensi yang dieksplorasi pada kuesioner ini tidak terbatas pada pasien di Perancis dan validasi skala lebih lanjut di negara dan budaya lain diperlukan untuk memfasilitasi studi perbandingan internasional. Saat ini, belum tersedia instrumen penilaian prevalensi fobia steroid topikal di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan terjemahan serta uji validasi dan reliabilitas untuk membuat kuesioner TOPICOP berbahasa Indonesia agar dapat digunakan untuk penelitian dan pelayanan. Setelah divalidasi, akan dilakukan survey terhadap responden terkait topical steroid-phobia. Metode Kuesioner TOPICOP asli berbahasa Inggris diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Pengisian kuesioner TOPICOP ini dilakukan pada 30 subjek penelitian (SP) di Poliklinik Kulit dan Kelamin dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai Pearson Correlation dan nilai signifikansi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung nilai Cronbach’s alpha. Hasil Terjemahan kuesioner TOPICOP asli berbahasa Inggris menghasikan kuesioner TOPICOP versi Bahasa Indonesia. Rentang nilai Pearson Correlation. pada seluruh pernyataan pada kuesioner ini sebesar 0,162-0,768 dan nilai signifikansi berada di rentang 0,000001-0,394. Terdapat tiga butir kuesioner yang tidak valid, yaitu BEL1, WOR2, dan BEH3. Nilai uji reliabilitas konsistensi internal pada pertanyaan yang valid pada kuesioner ini sebesar 0,826. Kesimpulan Perlu dilakukan beberapa modifikasi pada beberapa butir instrumen kuesioner TOPICOP agar dapat memenuhi uji validitasi.

Introduction TOPICOP is a scale developed to evaluate topical steroid-phobia in atopic dermatitis patients or their parents that has undergone initial statistical validation. TOPICOP was created and tested in France, however the questionnaire are not limited to patients in France and further validation of the scale in other countries and cultures is needed to facilitate international comparative studies. Currently, there is no instrument available to assess the prevalence of topical steroid phobia in Indonesia. Translation as well as validation and reliability tests are needed to create a TOPICOP questionnaire in Indonesian so that it can be used for research and services. After validation, a survey will be conducted on respondents regarding topical steroid-phobia Method The original TOPICOP questionnaire in English was translated into Indonesian. Filling out the TOPICOP questionnaire was answered by 30 research subjects at the Dermatology and Venereology clinic of dr. Cipto Mangunkusumo. The validity test is carried out by calculating the Pearson Correlation value and significance value. The reliability test was carried out by calculating the Cronbach's alpha value. Results The translation of the original TOPICOP questionnaire into English produces the Indonesian version of the TOPICOP questionnaire. Pearson Correlation value range. for all statements in this questionnaire it is 0.162-0.768 and the significance value is in the range 0.000001-0.394. There are three invalid questionnaire items, namely BEL1, WOR2, and BEH3. The internal consistency reliability test value for valid questions on this questionnaire is 0.826. Conclusion Several modifications need to be made to several items of the TOPICOP questionnaire instrument so that they can meet the validity test."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library