Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Megawindah Paramitha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi buah, sayur, makanan cepat saji, tinggi gula, dan tinggi lemak dihubungkan dengan tingkat stres, jenis kelamin, pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media, dan pengaruh teman sebaya. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama bulan April- Mei 2012. Jumlah sampel yang pada penelitian ini adalah 106 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan melalui kuesioner, Food Frequency Questionnaire, dan Perceived Stress Scale.
Hasil analisis univariat menunjukkan 55,7% responden tergolong jarang mengonsumsi buah dan sayur dan 53,8% responden sering mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. 72,6% dari responden adalah wanita dan 27,4% responden adalah pria. Sebanyak 71,7% responden memiliki tingkat stres yang tergolong tinggi. 52,8% responden memiliki pengetahuan gizi baik, 52,8% responden tergolong tidak memiliki pengaruh media massa, dan 87,7% responden termasuk dalam kategori ada pengaruh teman sebaya.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur (OR = 4,366). Selain itu juga ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (OR = 2,977) dan tingkat stres (OR = 2,648) dengan konsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan konsumsi buah dan sayur dan antara pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media massa dan teman sebaya dengan konsumsi sayur, buah, makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula.
......The purpose of this study was to understand consumption frequency of fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets and their relation to stress level, gender, nutritional knowledge, pocket money, media influence, and peer influence. This cross sectional study was held in Architecture Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia in April-May 2012. Total sample in this study was 106. Data was collected using questionnaire, Food Frequency Questionnaire, and Perceived Stress Scale.
The result of univariate analysis showed that 55,7% respondents rarely consume fruit and vegetable and 53,8% respondents often consume fast food, fats, and sweets. 72,6% respondents were women and 27,4% respondents were men. 71,7% respondents reported had high stress level, 52,8% respondents had good nutritional knowledge, 52,8% respondents didn?t have media influence, and 87,7% respondents had peer influence.
The result of bivariate analysis using chi square test found significant relation between gender and fruit and vegetable consumption (OR = 4,366). Furthermore, significant relation was also found between gender (OR = 2,977) and stress level (OR = 2,648) with fast food, fats, and sweets consumption, but there was no significant relation found between stress level and fruit and vegetable consumption, also between nutritional knowledge, pocket money, media and peer influence with fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
14-17-711689305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Irianton
"Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Masalah gizi lebih timbal karena makin meningkatnya pendapatan dan perubahan gaya hidup yang mengancam penduduk golongan menengah ke atas dan kelompok lanjut usia. Pola makan mulai bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, serat dan sayuran ke pola makan yang komposisinya terlalu banyak mengandung lemak, gula, garam dan sedikit serat. Proporsi energi dari karbohidrat berkurang diikuti meningkatnya proporsi energi lemak dan protein yang bila tidak terkendali berakibat terjadinya kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah.
Tujuan penelitian ini mempelajari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi proporsi energi lemak konsumsi pangan pada 1952 sampel rumahtangga dari data Survai Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun1993, khususnya dipilih Propinsi D.1.Yogyakarta. SUSENAS merupakan survey rumahtangga yang diadakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Jenis penelitian ini observasional tipe potong-lintang. Analisis data dengan statistik regresi logistik multivariat menggunakan perangkat lunak komputer SUDAAN (Survey Data Analysis) sesuai dengan cara pengambilan sampel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi: tingkat pengeluaran perkapita sebulan., jumlah anggota rumahtangga dan jumlah anak balita sebagai faktor risiko proporsi energi lemak yang tinggi. Sedangkan tingkat pendidikan kepala keluarga dan isteri serta daerah tempat tinggal sebagai efek pencegah terhadap proporsi energi lemak yang tinggi, namun khusus untuk tingkat pendidikan kepala keluarga hubungannya tidak signifikan (p>0,05).
......
Proportion Of Energy From Fat Household Food Consumption And Socioeconomy Determinants In Province D.I. Yogyakarta In 1993Indonesia have double nutrition problems is undernutrition and overnutrition. Overnutrition problem related with increased of income and change of life style, and age old group people. Food pattern change from traditional that high carbohydrat, fiber and vegetable to a high fat, sugar, salt and less fibre. Proportion of energy from carbohydrat decreased and proportion of energy from fat and protein increased. If could not controlled consequence to obese, heart disease and blood vessel.
The objective this study to examine socio-economy determinants of proportion of energy from fat food consumption in 1952 household sample using the National Socio-economy Survey (SUSENAS) 1993, particularly in Province D.I.Yogyakarta. The SUSENAS is a household survey conducted annually by the Central Bureau of Statistics (CBS). This study observational type is crossectional. Data analysis with statistical methods by multivariate-regression logistic using computer programme SUL)AAN (Survey Data Analysis).
The result of study showed that socio-economy factors: expenditure per capita per month, family size and number of child 0-4 years old associated a risk factor with high proportion of energy from fat. The education level of leader of family and wife, and region area of household live associated is effect prevention with high proportion of energy from fat, but associated education level of leader of family no significant (P>0,05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Meilan Yuliani Fernandez
"ABSTRAK
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menghadapi isu yang sama di kalangan anak pra-sekolah, yaitu terdapat peningkatan prevalensi obesitas yang memiliki kaitan dengan iklan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara keterpaparan iklan makanan dan pemilihan makanan di rumah untuk anak di Jakarta Pusat. Studi potong lintang dan melibatkan 240 pengasuh dilakukan di pusat pendidikan anak usia dini PAUD . Kuisioner terstruktur dan food frequency questionnaire FFQ digunakan untuk menilai keterpaparan iklan makanan dan konsumsi makanan yang dilakukan oleh enumerator yang telah dilatih. Binary logistic digunakan dengan tingkat kepercayaan 0.05. Sekitar 80 dari responden adalah ibu, kurang dari 15 memiliki pendidikan tinggi, 82 dari mereka tidak bekerja dan 42 tinggal dalam keluarga besar. Kurang dari 80 responden pernah terpapar iklan makanan dari media. Makanan yang paling banyak dipilih adalah produk susu 85 dan diikuti oleh sereal 75.8 serta gula dan konfeksioneri 60 dalam sebulan terakhir. Terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan iklan makanan dengan pemilihan produk gula konfeksioneri p

ABSTRACT
Indonesia as one of developing country faces the same issue of obesity among pre school children. There was increasing of obesity prevalence, which the food marketing has the role in it. The study aims to assess the association between food marketing exposure and home food selection for children in Central Jakarta. Cross sectional study with 240 caregivers rsquo was carried out through early childhood education centers in Central Jakarta. Structured questionnaire and food frequency questionnaire FFQ was used to assess food marketing exposure and dietary consumption by trained enumerator. Binary logistic was used with significant level 0.05. Approximately 80 of the respondents were mothers, less than 15 had high education, 82 were non working and 42 lived in extended family. Less than 80 of the respondents ever exposed to the media food marketing. The most selected food was milk products 85 and followed by cereal 75.8 and sugar confectionery 60 on monthly basis. There was significant association between food marketing exposure and the selection of sugar confectionery products p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira Anggie Nauli
"Kekurangan zat-zat gizi mikro dari konsumsi pangan, menurut WHO, menjadi penyebab utama anemia yang terjadi pada 2,5-5 miliar anak-anak hingga usia dewasa di dunia. Khususnya pada remaja putri, anemia akibat defisiensi zat besi menjadi masalah signifikan dalam kesehatan masyarakat. Anemia pada remaja putri menimbulkan dampak yang cukup berat, di antaranya menurunnya kapasitas belajar dan prestasi sekolah remaja perempuan, meningkatnya morbiditas, menurunnya kapasitas kerja fisik, terhambatnya fungsi kognitif, hingga risiko kehamilan, kelahiran dan pengasuhan di masa yang akan datang.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks konsumsi pangan pada remaja puteri dan hubungannya dengan status anemia remaja putri tersebut. Penelitian ini juga melihat hubungan dari faktor sosiodemografi remaja puteri dengan status anemianya. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan antara nilai Indeks Konsumsi Pangan dengan status anemia dengan nilai sebesar p value = 0,009 dengan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0,638.
Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan antara faktor sosiodemografi dengan status anemia pada remaja putri. Pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, domisili asal, dan suku bangsa adalah faktor-faktor sosiodemografi yang tidak berhubungan dengan status anemia remaja putri.

Lack of micronutrients from food consumption, according to WHO, a major cause of anemia that occurs in 2.5-5 billion children up to the mature age in the world. Especially in young women, iron deficiency anemia becomes a significant problem in public health. Anemia in young women has a severe impact, including the declining learning capacity and achievement of girls' school, increased morbidity, decreased physical work capacity, inhibition of cognitive function, until the risk of pregnancy, birth and nurture in the future.
This study aims to analyze the index of food consumption in adolescent girls and their relationship with the status of anemia of these girls. This study also looked at the relationship of socio-demographic factors of adolescent girls to their anemic status. The result of analysis shows that there is a relationship between Food Consumption Index value with anemia status with value equal to p value = 0,009 with the value of correlation coefficient of r = 0,638.
The result of the analysis shows that there is no correlation between sociodemographic factor with anemia status in female adolescent. The education of father and mother, parent's job, parent's income level, domicile of origin, and ethnicity are sociodemographic factors unrelated to anemia status of female adolescent."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
......People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pola konsumsi telah diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari masalah gizi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan pola konsumsi dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Disain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 200 ibu hamil yang dipilih secara proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan oleh petugas lapangan yang terlatih meliputi pola konsumsi, kadar hemoglobin, berat dan tinggi badan ibu hamil.
Analisis multivariat digunakan untuk melihat hubungan pola konsumsi dan kadar hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil sebesar 41% di mana umumnya anemia ringan dan sedang (54,9% dan 43,9%). Pola makan ibu hamil pada umumnya nasi, ikan, dan sayur-sayuran secukupnya. Sayuran dan buah sangat
jarang dikonsumsi dan hanya 3-6 kali seminggu. Asupan energi dan protein hanya 59% dan 72% AKG (angka kecukupan gizi) atau 1300 kcal dan 48 gr. Umumnya vitamin hanya dikonsumsi sekitar 40% AKG kecuali untuk vitamin A (76%, 605 RE), asam folat (195%, 1170 ug), dan Vitamin B12 (142%, 3,7 ug). Analisis multivariat menunjukkan lama sekolah, status gizi lingkar lengan atas (LILA), konsumsi tablet besi, asupan vitamin C dan B6 berhubungan bermakna dengan kadar hemoglobin ibu hamil (p = 0,001; R2 = 0,24). Disimpulkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan pendidikan, status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi. Diharapkan perbaikan pola konsumsi dapat dijadikan program dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
Food consumption pattern is known as a determinant factor for nutritional problems among pregnant mothers. This study was intended to assess food consumption and its relationship to anemia in Maros Districts, Indonesia. This study was conducted in two sub-districts and pregnant mothers was randomly selected (n = 200) and proportionally from both districts. Data was collected by train field workers including measurement of hemoglobin, height and weight, 24-hour recall and food frequency questionnaire. Multivariate analyses were performed to see the relationship between food consumption and anemia. It showed that anemia prevalence was 41% whereas mostly in mild and moderate levels (44% and 55% respectively). The most common pattern of food consumption was rice, fish, and some vegetables. However, vegetables and fruit mostly consumed only 3-6 time a week. Energy and protein intakes were only 59% to 72% recommended dietary allowance (RDA) or 1300 kcal and 48 gr respectively. Most vitamin was consumed only around 40% except for vitamin A (76%, 605 RE), folic acid (195%, 1170 ug), and Vitamin B12 (142%, 3,7 ug). However, iron and zinc intakes were only 6.1 gr (17.5% RDA) and 5.9 gr (44% RDA), respectively. Multivariate analyses showed that
education duration of mothers, nutritional status, iron tablet intakes, vitamin C, and B6 consumption were significantly related to anemia of pregnant mothers in the study and accounted for 24% (p<0.05). We conclude that food consumption was relatively low and caused lack intakes for both macro and micro nutrients of pregnant mothers in the
study. Education and nutritional status of the mothers contributed also to the anemia prevalence."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat;Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titus Priyo Harjatmo
"Di seluruh dunia penyakit kardiovaskuler merupakan pembunuh paling besar dengan kematian hampir 12 juta diikuti oleh penyakit diare 5 juta, kanker 4.8 juta dan tuberkolosis 3 juta kematian setiap tahunnya.
Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1996 proporsi penyakit utama sebagai sebab kematian, penyakit sirkulasi menduduki peringkat pertama sebesar 24.5%.
Profit lipida darah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Prevalensi hiperkolesterolmia cenderung meningkat dalam beberapa tahun. Hal ini terbukti dari hasil studi MONICA I pada tahun 1988 yang kemudian dilanjutkan dengan MONICA II pada tahun 1993 menunjukkan bahwa prevalensi dyslipidemia meningkat 3% selama 5 tahun (1988-1993).
Dari sejumlah teori telah diketahui bahwa konsumsi makan sangat menentukan profil lipida darah. Informasi yang belum banyak diungkap adalah pengaruh jenis makanan dan frekuensinya terhadap lipida darah.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dan penelitian "Survei Gizi dan Kesehatan pada Orang Dewasa di 12 Kota besar di Indonesia" yang merupakan kerjasama antara Direktorat Bina Gizi Masyarakat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia tahun 1996. Rancangan penelitian adalah cross sectional yang dilakukan terhadap 309 responden di Kotamadya Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% adalah perempuan dan selebihnya (42%) berjenis kelamin laki-1aki. Bila diidentifikasi berdasarkan umur, sebanyak 26.6 % sampel berusia antara 18-24 tahun. Gambaran lipida darah sampel adalah rata-rata kolesterol total 183.5 mg% (95% CI: 177.1-189.7), kolesterol LDL 124.7 mg% (95% CI: 119.8-130.3), kolesterol HDL 36.7 mg% (95% CI: 34.9-38,3) dan trigliserida 109.5 mg % (95% Cl: 99.1-119.9), Indeks Massa Tubuh yang dikategorikan berdasarkan batasan WHO dan Departemen Kesehatan RI menunjukkan persentase yang hampir sama (61.2%) dalam kategori normal. Indeks aktifitas fisik sebagian besar dalam kategori ringan sebanyak 72.9% dan hanya sebagian kecil (0.3%) mempunyai aktifitas berat. Sebagian besar sampel (75.7%) mempunyai kebiasaan tidak merokok.
Gambaran konsumsi jenis makanan yang diidentifikasi menurut skor variasi konsumsi bahan makanan (food variety score) memperlihatkan bahwa sebagian besar (98%) dalam kategori kurang dan hanya 2% baik. Sedangkan frekuensi konsumsi jenis makanan per minggu menunjukkan bahwa ayarn goreng merupakan yang jarang dikonsumsi, sedangkan gula yang paling sering dikonsumsi.
Hasil analisis bivariate dari sejumlah variabel independen terhadap kolesterol total menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin, umur, IMT dan frekuensi konsumsi telur per minggu mempunyai hubungan yang signifikan (p<0.05). Analisis lanjut menggunakan regresi liner ganda, variabel independen yang bertahan dalam model adalah jenis kelamin, umur, IMT, frekuensi konsumsi tempe goreng dan frekuensi konsumsi telur dengan koefisien determinan sebesar 20.4%. Sedangkan variabel yang bertahan dalam model terhadap kolesterol LDL adalah jenis kelamin, umur dan IMT dengan nilai R2 sebesar 13.4%.
Analisis regresi linier ganda dengan variabel dependen kolesterol HDL, variabel yang bertahan dalam model adalah jenis kelamin, IMT, aktifitas fisik, frekuensi konsumsi sayuran hijau dan interaksi antara aktifitas fisik dan IMT dengan nilai R2 sebesar 13.1%. Koefisien determinan dari persamaan regresi liner ganda dengan variabel dependen trigliserida sebesar 14.3 % dengan variabel yang bertahan dalam model adalah umur, IMT dan frekuensi konsumsi gula pasir.
Variabel yang dominan berhubungan dengan lipida darah berdasarkan perhitungan beta standardized lebih ditentukan variabel biologis sedangkan frekuensi konsumsi bahan makanan peranannya tidak terlalu besar.
Daftar bacaan: 49 (1981-1998).

Relationship Between Food Consumption and Lipid Profile for Adult in Bandung Municipality.Cardiovascular diseases is the major causes of fatality rate in the world with 12 million cases/ year, followed with diarrhea 5 million cases/ year, cancer 4.8 million and tuberculosis 3 million cases/year. In Indonesia, based on Household Survey 1996, the major causes of fatality is cardiovascular disease in the first rank (24.5%).
Lipid profiles one of the risk factor of cardiovascular diseases. The prevalence of hypercholesterolemia tend to increased by years. The result of MONICA 1st studied in 1988 and continued with MONICA II in 1993 showed that the prevalence of dislipidemia increased 3% in five years (1988-1993).
Based on the theories, it's proved that food consumption has significant caused of lipid profile, but the association of food items frequencies has not been proved yet.
This research was part of secondary data analysis from "Nutrition and Health Survey for Adult at 12 cities in Indonesia" as a project of Ministry of Health, and School of Public Health University of Indonesia in 1996. The method of the study was cross sectional and carried out of 309 respondents in Bandung municipalities.
The result showed that 58% female and 42% male. Respondent's age mostly (26.6%) in the age of 18-24 year. Mean of choresterol 183.5 mg %(95%CI:177.1-189.7), mean of LDL cholesterol 1243 mg % (95% CI:119.8-130.0), HDL cholesterol 36.7% (95% CI: 34.9-38.3) and Triglycerides 109.5 mg % (95% CI: 99.1-119.9). Body Mass Index (BMI) based WHO and Ministry of Health standard showed 61.2% respondents has normal category. Most of respondents (72.9%) has mild physical activity index and 0.3% has severe physical activity index. Most of the respondents (753%) are non smoking and 24.3% are smoker.
Based of food variety score showed that 98% respondents are in tow category and only 2% has good category. Food frequency per week showed that chicken was rarely consumed but frequency of sugar consumed was mostly.
The result of bivariate analysis between independent variables showed that sex, age, BMI and eggs consumption per week has significantly associated with cholesterol total (p<0,05). Further analysis with multiple linear regression showed that sex, age, BMI, frequency of tempe and eggs had determinant coefficient 20A%. The variable that fit to the model of LDL cholesterol where sex, age, BMI with R2= 13.4%.
Multiple linear regression analysis with dependent HDL cholesterol showed the variable that fit to the model were sex, BM, physical activity, green vegetables and interaction of physical activity and BMI with R2 13.1%. Coefficient of determinant of multiple linear regression with triglycerides variable was 14.3% with variable that fit to the model were sex, BMI, sugar consumption.
The variables associated with lipid profiles based on 13 standardized related to biological variables and the role of food item frequency has less associated.
References: 49 (1981-1998)"
Universitas Indonesia, 2000
T2823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri Susilowati
"Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 dan dampak kekeringan yang berkepanjangan telah membawa masalah baru berupa penurunan daya beli dan penurunan konsumsi pangan terutama pada keluarga miskin sehingga mempengaruhi kesehatan dan status gizi masyarakat.
Anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah golongan usia yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi, terutama masalah Kurang Energi Protein (KEP) dan hal ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena dapat mempengaruhi kecerdasan melalui kerusakan otak yang akan bersifat permanen.
Ibu kota propinsi Riau adalah kota Pekanbaru, memiliki 8 kecamatan dan merupakan pusat aktivitas perekonomian, pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan. dimana berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) balita tahun 2001 didapatkan 5 (lima) kecamatan masih memiliki prevalensi gizi buruk lebih dari atau lama dengan 1% (>1%), sehingga untuk menghindari agar status gizi balita tidak jatuh kepada keadaan yang lebih buruk, dilakukan penelitian terhadap sistem tata laksana kurang energi protein (KEP) balita.
Penelitian dilakukan di kota Pekanbaru terhadap kecamatan yang memiliki balita dengan status gizi sedang dimana berdasarkan batasan kritis kesehatan masyarakat dengan berat badan menurut umur (BB/U)adalah lebih dari 15% (<-2SD). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang dilaksanakan pada bulan februari 2003. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth Interview), observasi dan telaah dokumen terhadap variabel pengetahuan petugas, dana, sarana dan prasarana, metode, perencanaan, pengorganisasian. penggerakan, pengawasan, cakupan program dan tindak lanjut penanganan masalah. Informan dalam penelitian ini adalah pejabat pengambil keputusan, penanggung jawab operasional program gizi dan masyarakat pengguna dalam hal ini kader dan ibu balita dengan status gizi sedang.
Berdasarkan hasil penelilian terhadap penemuan Kurang Energi Protein menunjukkan bahwa kurang lengkapnya pengetahuan petugas lapangan, masih rendahnva kemampuan advokasi Dinas Kesehatan Kota kepada pihak pemerintah Kota dalam hal penyediaan dana bagi penemuan Kurang Energi Protein balita, lemahnya sistim pencatatan dan pelaporan dalam ketersediaan sarana, belum dilaksanakannya penggunaan metode penanggulangan Kurang Energi Protein balita secara optimal, masih lemahnya data dan informasi dalam penyusunan perencanaan dan evaluasi, tidak aktifnya koordinasi lintas sektoral, belum berjalannya fungsi penggerakan secara maksimal di tingkat puskesmas, belum dilaksanakannya fungsi pengawasan secara menyeluruh meliputi komponen input, proses, dan out put, dan belum terkoordinasinya sistim rujukan antara Rumah sakit dan puskesmas maka manajemen penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru perlu diperkuat.
Dalam upaya penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas kesehatan kota Pekanbaru disarankan agar pihak Dinas kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas lebih meningkatkan perhatiannva pada kegiatan peningkatan pengetahuan petugas lapangan, advokasi yang efektif kepada pemerintah kota dan DPRD, peningkatan hubungan kerja sama lintas sektoral, peningkatan sistem manajemen data dan informasi terutama pencatatan, pelaporan dan pengolahan data, serta meningkatkan fungsi pengawasan meliputi komponen input, proses dan out put.
......An Analysis of Protein Energy Malnutrition (PEM) Management System for Children Under-Five in District Health Office of Pekanbaru in 2002Economic crisis, which has started since 1997, and the effect of long dry season in Indonesia have brought about some new problems, such as the decrease of public purchasing power and food consumption especially for the poverty family. This decrease may influence public health and nutritional status.
The group of children under five is susceptible to health and nutritional problems, especially to the problem of Protein Energy Malnutrition (PEM), and this is a main nutrient problem in Indonesia that is necessary to prevent due to its bad effect to one's intelligence through permanent brain decay.
The capital city of Riau Province is Pekanbaru. It is a center of economic activities, government administration and social activities and has 8 sub districts. Data of Nutritional Assessment (NA) of children under five in 2001 show that 5 (five) sub districts remained to have bad nutrient prevalence, which is more or equivalent to 1% (> 1%). To prevent the bad nutritional status of children under five is not becoming worse, it is necessary to carry out a research about Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five.
This research was conducted in Pekanbaru City in five sub districts that have medium nutritional status, vbere its public health critical limit to the body mass based on age is more than 15% (< -2SD). The research was conducted by using qualitative method, which is conducted in February 2003. The data were collected by using in-depth interview, observation and documents review for the variables of personnel's knowledge, fund, structure and super-structure, methods, planning, organization, movement, supervision, program coverage, and follow up of problem treatment. The informants of the research were policy makers, operational coordinator of nutritional program, and communities: mother candidates or mothers of children under five with medium nutritional status.
According to the result the study of finding management system of protein energy malnutrition, there are less completeness of field personnel?s' knowledge, lack ness of City of Health Office's advocacy ability to the City Government to provide sufficient fund for protein energy malnutrition for children under five, weaknesses in recording and reporting system due to facilities availability: not optimum of using protein malnutrition energy finding method, weaknesses of data and information in plan arrangement and evaluation, inactiveness of cross sectoral coordination, not maximum of moving function in the level of Public health center, not carrying out of overall supervision function, which consists input, process, and output component, and no coordination of reference system between Hospital and Public Health Center. Therefore, Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five in the Health Office of Pekanbaru is necessary to be strengthened.
In the effort of Protein Energy Malnutrition (PEM) management system in City Health Office of Pekanbaru, it is suggested to Health Office to work together with Public Health Centers to increase their attention to the programs of field personnel's' knowledge development, to make effective advocacy to the City Government and Local House Representative, to increase cross-sectoral coordination, to improve data and information systems especially in recording, reporting, and data processing, also to increase supervision function, which consists input, process, and output component."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fasya Khalida Suffah
"Pemberian intervensi self-affirmation, dengan meminta individu merefleksikan nilai yang dipercayai, terbukti memberi banyak pengaruh pada perilaku kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang berada di kelompok yang diberikan intervensi self-affirmation mengalami penurunan berat badan dibanding kelompok yang tidak diberikan Logel Cohen, 2012. Menggunakan prosedur yang serupa, yaitu menuliskan esai mengenai nilai atau karakteristik yang dipercayai, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi self-affirmation terhadap pola konsumsi makan, aktivitas fisik, dan massa tubuh. Pengukuran dilaksanakan selama dua minggu terhadap mahasiswi Universitas Indonesia yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen n = 28 dan kelompok kontrol n = 22.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh intervensi self-affirmation terhadap pola konsumsi makan, aktivitas fisik, dan massa tubuh. Hasil ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan rentang waktu pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini 2 minggu dan penelitian yang dilakukan oleh Logel dan Cohen 2012 10 minggu . Meskipun begitu, pada penelitian ini ditemukan bahwa kelompok yang berjalan kaki sebagai transportasi utama memiliki skor aktivitas fisik yang lebih tinggi dibanding kelompok yang berkendara dan berjalan kaki serta berkendara.
......
Self affirmation intervention, which involves individuals reflecting values or characteristics they hold dearly, show a promising benefits especially in health behavior. A study by Logel Cohen 2012 sowed that affirmed participants had lost more weight than non affirmed participant. Using the same procedure, writing an essay about valued characteristic, this study was conducted to see the effect of self affirmation on food consumption, physical activity, and body mass. Fifty undergraduate women at Universitas Indonesia were participated and assigned to self affirmation condition n 28 and a non affirmation condition n 22.
The result showed that self affirmation had no significant effect on food consumption, physical activity, and body mass. These result might be due to the different time interval used in this study 2 weeks and by Logel and Cohen 2012 10 weeks. However, participants who walk to campus significantly have a higher physical activity compared to those who use transportation or both transportation and walking."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Dhestina
"Penelitian ini membahas tentang kegemukan dan faktor-faktor penyebabnya pada siswa SD X di Bekasi tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran prevalensi kegemukan dan membuktikan konsumsi junk food sebagai faktor dominan dari kegemukan pada populasi studi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan observasional pada siswa kelas IV dan V SD X di Bekasi selama bulan April 2017. Proses pengambilan data meliputi pengukuran antropometri menggunakan microtoise dan timbangan yang telah divalidasi, wawancara food recall 24 jam, dan pengisian angket untuk mengetahui informasi terkait pola makan dan aktivitas fisik.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 55,9 siswa yang gemuk IMT/U Z-score > 1,00. Faktor risiko yang memiliki perbedaan signifikan dengan kegemukan adalah asupan energi, asupan lemak, konsumsi junk food, jenis kelamin, dan berat badan lahir. Konsumsi junk food terbukti sebagai faktor dominan. Peneliti merekomendasikan upaya peningkatan edukasi gizi dan kontrol terhadap konsumsi junk food.
......This study explores overweight obesity and the risk factors in students of SD X Bekasi 2017. The purpose of this study is to find out the prevalence of overweight obesity and to determine its dominant factor in the study population. This study uses cross sectional design with observational approach to grade 4 and 5 students of SD X Bekasi in April 2017. The collection data processes are consist of anthropometric measurement using calibrated microtoise and digital weight scale and dietary assessment using 24 hour food recall interview and self administer questionnaire about dietary and physical activity pattern.
The result of this study shows that 55,9 students are overweight obese BMI Z score 1,00. The risk factors that have significant difference with overweight obesity are energy intake, fat intake, junk food consumption, sex, and birth weight. Junk food consumption is identified as the dominant factor. Recommendations from this study are to increase nutritional education and to control junk food consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>