Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Semyonov-Tyan-Shansky, V.
Moscow: Peace Publishers, [19?-]
623.82 SEM s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Bangun Wismantoro
"ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang kebijakan penghapusan pajak pertambahan nilai atas impor komponen kapal untuk meningkatkan daya saing bagi industri galangan kapal nasional. Pembahasan berdasarkan latar belakang dikeluarkannya kebijakan azas cabotage yang meningkatkan armada kapal nasional namun lebih condong ke arah import kapal ketimbang memproduksi kapal di dalam negeri, karena terdapat perbedaan harga produksi sangat jauh ketimbang mengimport langsung dari luar negeri. Setelah azas cabotage tahap pertama dilaksanakan maka tahap berikutnya adalah mendorong regulasi pemberian insentif yang sama dari pemerintah untuk industri galangan kapal nasional. Hasil penelitian ini memberikan gambaran terkait besarnya perputaran investasi ekonomi bila pembangunan dilakukan di galangan kapal nasional.


ABSTRACT

This thesis discusses the policy of removal of value added tax upon import of ship components to enhance the competitiveness of the national shipbuilding industry. Discussion upon the promulgation of the policy background the principle of cabotage that enhance national flotilla but more leaning towards import ships rather than producing boats in the country, because there is a difference in price of production very much rather than imported directly from overseas. After the first stage of the cabotage principles then the next stage is to encourage regulation of granting the same incentives from the Government to the national shipbuilding industry. The results of this research gives an overview concerning the magnitude of the turnaround in economic investment when construction is done at national shipyards.

"
2015
S59868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isman Anshori
"Penelitian dampak penetrasi impor terhadap produktifitas industri umumnya dilakukan pada indusri yang mempunyai keunggulan komparatif. Dengan mengambil studi kasus galangan kapal, penelitian ini bermaksud mengkaji dampak peningkatan impor kapal terhadap produktifitas industri galangan kapal sebagai industri yang tidak mempunyai keunggulan komparatif.
Dengan menggunakan data time series dari 1975 - 2012, disimpulkan bahwa penetrasi impor dan kebijakan perdagangan bebas dengan Cina berdampak negatif terhadap produktifitas industri galangan kapal. Namun, kebijakan pembebasan PPN dan asas caboage berdampak positif terhadap produktifitas indusri gakangan kapal kerena kebijakan ini meningkatkan permintaan kebutuhan kapal tanpa disertai peningkatan liberalisasi perdagangan.

The research about import penetration impact on the productivity generally performed on industry which has a comparative advantage. With a case study of shipyard, this research intends to analyze the impact of increased import penetration towards productivity of shipbuilding industry as an industry that does not have a comparative advantage.
By using time series data from 1975 to 2012, concluded that the import penetration and free trade policies with China have a negative impact on the productivity of the shipbuilding industry. However, the VAT exemption policies and principles cabotage have positive impact on the productivity of shipbuilding industry because they can increase demand for vessels without an increase in trade liberalization.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathir Fauzi
"Negara-negara Asia Selatan mendominasi industri ship recycling, namun mereka menghadapi masalah terkait kontaminasi, kesehatan kerja, dan praktik yang tidak berkelanjutan. Regulasi terbaru dalam industri ship recycling sekarang memungkinkan galangan kapal di luar Asia dengan praktik berkelanjutan untuk di sertifikasi oleh Hong Kong Convention (HKC) untuk berpartisipasi dalam pasar ini. Mengingat bahwa galangan kapal Indonesia sedikit mendapatkan pesanan kapal baru, kapasitas produksi mereka dapat dialihkan untuk daur ulang kapal. Kemudian, kontribusi baru dari makalah ini adalah bahwa ini merupakan studi pertama untuk menganalisan potensi ekonomi dari ship recycling untuk galangan kapal di Indonesia. Strategi penelitian yang diadopsi didasarkan pada armada Indonesia yang berpotensi untuk didaur ulang selama 25 tahun ke depan. Wawancara semi-terstruktur dengan profesional sektor maritim, serta pemangku kepentingan galangan kapal dan pemilik kapal, dilakukan untuk mengidentifikasi persepsi terhadap aktivitas ini di Indonesia. Potensi ekonomi yang diwakili oleh nilai pasar LDT yang diekstraksi dari kapal-kapal tua dalam armada Indonesia menawarkan peluang menarik bagi galangan kapal Indonesia, yang jumlahnya mencapai sekitar IDR 90,9 triliun Rp 3,498,192,620,500 per tahun. Hasil analisis Input-Output menunjukkan bahwa peningkatan sebesar Rp. 1 dalam aktivitas ekonomi di sektor daur ulang kapal berpotensi meningkatkan nilai tambah dalam perekonomian sebesar Rp. 0,79. Namun, pemangku kepentingan lokal dan internasional menyarankan bahwa galangan kapal Indonesia perlu memperoleh keahlian dan memperluas studi kelayakan untuk mengembangkan daur ulang kapal secara lokal.

South Asian countries dominate the ship recycling industry, but they face issues related to contamination, occupational health, and unsustainable practices. Recent regulations in the ship recycling industry now allow shipyards outside Asia with sustainable practices to be certificated by the Hong Kong Convention (HKC) to participate in this market. Given that Indonesian shipyards have not been securing new ship orders, their production capacity could be redirected towards ship recycling. Then, the novelty of this paper contribution is that it is the first to examine economic potential of ship recycling for Indonesian shipyards. The research strategy adopted was based data collected from the Indonesian fleet with the potential to be recycled over the next 25 years. Semi-structured interviews with maritime sector professionals, as well as shipyard stakeholders and ship owners, were conducted to identify the perception of this activity in Indonesia. The economic potential represented by the market value of LDT extracted from obsolete ships within the Indonesian fleet offers an appealing opportunity for Indonesian shipyards, amounting to approximately IDR 90,9 trillion or Rp 3,498,192,620,500 per year. This indicate that Indonesia has a chance to be one of the player in Asia. The result of I-O analysis shows that an increase of Rp. 1 in economic activity in the ship recycling sector has the potential to boost the added value in the economy by Rp. 0,79. However, local and international stakeholders suggest that Indonesian shipyards need to acquire expertise and expand feasibility studies to develop ship recycling locally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muningrum
"Pertumbuhan kapasitas galangan di Indonesia yang tidak secepat pertumbuhan kapal menyebabkan ketidakmampuan galangan memenuhi kebutuhan reparasi dan pembangunan kapal baru. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat akan pemenuhan kebutuhan armada transportasi laut yang baik di indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah Kab.Tanggamus di Prov. Lampung berinisiatif membuat klaster industri perkapalan. Di klaster industry perkapalan kabupaten Tanggamus ini selain direncanakan adanya pembangunan galangan dan fasilitas penunjang klaster perkapalan yang umumnya ada, juga direncanakan konsep baru dimana proses fabrikasi pembuatan kapal yang biasanya dilakukan di galangan, dilakukan ditempat terpisah. Penunjang fabrikasi ini dapat mengakomodasi kebutuhan fabrikasi beberapa galangan. Dengan konsep ini diharapkan dapat dilakukan penghematan pada galangan dalam pengadaan alat serta peningkatan kualitas hasil produksi yang tinggi dapat tercapai dikarenakan pembagian kerja yang spesifik. Adapun tujuan perancangan ini adalah untuk mendapatkan tata letak fabrikasi yang optimal melalui perhitungan luas areal kerja dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada didalamnya. Hasil perancangan berupa layout tata letak fabrikasi penunjang galangan yang optimal serta optimasi luas alokasi ruang sesuai dengan kebutuhan dan alur proses produksi.

One of the inhibiting factors to the good marine transportation in Indonesia is the development of shipyard capacity that isn’t as fast as the amount of ships. That factor causes an inability to meet the needs of ship repair and construction of the new ship building. To overcome that problem, Pemda Tanggamus made Tanggamus as the shipbuilding industry cluster. In this cluster, shipyards and other facilities that generally support the cluster will be built. Not only that, a new shipyard fabrication system concept is also planned to be built. In this new shipyard fabrication system, the fabrication work that is usually done in shipyard, is done in separate area. This central fabrication work is designed to be able to accommodate the fabrication work load of shipyards in Tanggamus. Due to the specific division of laboring, a high quality production can be achieved and savings in the procurement of machines is a fact. The goal of this layout design is to obtain an optimum layout design by considering the calculation of the work area and the facility that exist. The output of the design is a layout design and its allocation of the central fabrication work and its supported area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Anasyaira Khairunisa
"Proses nesting merupakan salah satu proses yang sangat krusial pada produksi pembuatan kapal. Nesting bertujuan untuk mengatur dan mengoptimalkan penggunaan material selama tahap pemotongan pelat. Bentuk pelat yang sudah dilakukan marking akan ditata pada pelat baja sebagai material dasar dengan tujuan untuk meminimalkan limbah material dan mengurangi biaya produksi. Persaingan industri galangan kapal saat ini pun semakin kompetitif meskipun pasarnya semakin naik, tetapi juga banyak bermunculan galangan kapal baru lainnya yang saling berkompetisi. Sehingga, salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk bisa bertahan di industri ini adalah dengan melakukan optimasi. Salah satunya melakukan optimasi pada nesting, dimana metode ini didesain berbasis komputasi karena dapat memberikan solusi berupa susunan layout nesting yang optimal dengan waktu yang singkat. Penelitian ini dilakukan dengan proses komputasi untuk optimasi tata letak bentuk potongan pada nesting. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Branch and Bound. Terdapat beberapa kriteria yang digunakan dari branching dan bounding untuk meningkatkan efisiensi produksi dan akurasi pada proses optimasi. Hasil penelitian ini memberikan susunan layout nesting yang paling optimum dan nilai yield rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan nesting yang dilakukan secara manual oleh desainer. Layout nesting paling optimum ini memberikan nilai yield rate sebesar 69%.

The nesting process is one of the most crucial processes in shipbuilding production. Nesting aims to regulate and optimize the use of materials during the cutting phase of the plate. The forms of the plates that have already been marked will be placed on the steel plate as the base material with the aim of minimizing material waste and reducing production costs. Today's competition in the shipbuilding industry is increasingly competitive despite the rising market, but there are also many other new shipbuilders that compete with each other. So, one of the steps that can be taken to survive in this industry is to do optimization. One of them performed optimization on nesting, where this method is computational because it can provide an optimal nesting layout solution in a short time. This research was done using a computational process to optimize the shape layout of the piece on the nesting. The method used in this research is Branch and Bound. There are several criteria used from branching and bounding to improve production efficiency and accuracy in the optimization process. The results of this study provide the most optimal nesting layout arrangement and higher yield rate values compared to nesting performed manually by the designer. The most optimum nesting layout gives a yield rate of 69%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Kurniawan
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lautan yang
terbentang diantara daratan. Kontribusi kapal sebagai alat transportasi utama
penghubung antar pulau, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta kemajuan
pembangunan nasional merupakan salah satu alasan perlunya pedoman
peningkatan kemampuan galangan untuk menghasilkan pembangunan kapal-kapal baru. Peneliti menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) untuk
menentukan faktor Internal yang mempengaruhi Produktivitas Galangan
selanjutnya untuk menentukan strategi digunakan Metode SWOT, dimana setiap
Indikator diantaranya Efektivitas, Efisiensi dan Inferensial serta Ratio yang sudah
ditetapkan dalam faktor produksi dapat di kembangkan dengan mengetahui
permasalahan disetiap indikatornya. Sehingga dapat memberikan masukan dalam
proses produksi untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam peningkatan
Industri Kapal Nasional. Dengan menggunakan Metode OMAX didapatkan nilai
Index Produktivitas pada tahun 2013 hingga 2018 dengan nilai berturut turut
102.82%, 97.74%, 107.63% 92.66%, 70.62%, 59.04%, dengan menggunakan
Metode SWOT didapatkan bahwa Industri tersebut terdapat pada Kuadran I
Progresif yang bernilai Positif dengan nilai IFE sebesar 0.64 dan EFE sebesar 0,96.

ABSTRACT
Indonesia is the worlds biggest archipelagic country with oceans spreading across
the nation. The contribution of ships as the main transportation between islands,
means to enhancing living standards and advancing national development is one of
the reasons for the need to have guidelines for shipyard capability improvement to
produce new ships. The researcher used the Objective Matrix (OMAX) method to
determine the internal factors that influence the next Shipyard Productivity, to
determine the strategy used the SWOT Method, where each Indicator including
Effectiveness, Efficiency and Inferential and the Ratio set in the production factor
can be developed by knowing the problems in each indicator. In order to be able to
provide feedback in the manufacturing process to enhance the competitiveness of
businesses in enhancing the National Ship Industry. Using the OMAX Method, the
productivity index values obtained in 2013 to 2018 with values respectively
102.82%, 97.74%, 107.63% 92.66%, 70.62%, 59.04%, using the SWOT Method
discovered that the Industry is in Progressive Quadrant I which has Positive value
with an IFE value of 0.64 and EFE of 0.96.
"
2019
T53838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Sejak diterapkannya azas cabotage pada tahun 2005, jumlah armada nasional tumbuh dengan sangat signifikan dari sekitar 6.000 unit menjadi sekitar 32.500 unit pada 2019. Namun armada tersebut didominasi oleh kapal berusia tua. Selain pertumbuhan armada kapal tua yang harus ditutuh, pertumbuhan industri penutuhan kapal juga dipicu oleh tingginya permintaan skrap besi baja dari industri baja nasional. Kondisi ini menjadi pendorong berkembangnya industri penutuhan kapal di Indonesia, namun kebanyakan dilakukan secara tradisional, tanpa memerhatikan keselamatan dan kesehatan pekerja, dan lingkungan. Selain itu beberapa galangan reparasi melakukan penutuhan kapal dengan lebih ramah lingkungan, karena adanya potensi pasar internasional. Untuk mewujudkan industri penutuhan kapal yang ramah lingkungan dan mendapat rekognisi internasional, diperlukan adanya prosedur keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan atau K3L yang benar. praktik keinsinyuran yang dilakukan ini bertujuan untuk menyusun pedoman K3L pada galangan penutuhan kapal yang ramah lingkungan. Praktik keinsinyuran ini dilakuakn pada PT X, yang merupakan galangan penutuhan kapal terbesar di Jawa. Pedoman yang disusun disesuaikan dengan tahapan penutuhan kapal, mulai dari kedatangan kapal sampai dengan selesainya proses penutuhan, dan berfokus pada: pekerjaan di ketinggian, pekerjaan dengan panas, pekerjaan di ruang terbatas, dan pekerjaan dengan bahan berbahaya dan beracun.

Since the implementation of cabotage principle in 2005, the number of Indonesian shipping fleet has been growing significantly from around 6,000 units to 32,500 units in 2019. But the feet are dominated by old ships. Beside triggered by the growth of old shipping fleet, the growth of ship recycling industry is also generated by the high deman of iron steel scraps from the national steel industry. The ship recycling activities in Indonesia are mostly carried out traditionally, without considering the work safety and health, and the the environment. Beside that, some ship repair yards are recycling ships in a more environmentally friendly ways, due to high potential of international market. To realize the environmentally friendly ship recycling industry, and gain the international recognition, proper procedures are needed. The engineering practise that has been conducted aimed to arrange a guideline for work safety and health, and environment at a green ship recycling yard, which was carried out at PT X, the largest ship recycling yard in Jawa. The guideline was refered to the stages of ship recycling processes, starting from the ship arrival to the completion of the recycling processes, and focussed on the work at height, work with heat, work in the confined space, and work with hazardous and toxic materials.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pahalatua, Dovan
"Kapal memiliki batas usia dalam pengoperasiannya. Galangan scrapping bisa menjadi solusi untuk industri perkapalan nasional Indonesia dan diharapkan bisa menjadi galangan scrap percontohan yang memenuhi regulasi dan menjadi bahan masukan untuk Pemerintah dan pihak PEMDA Kabupaten Tanggamus. Ship Scrapping adalah aktivitas membongkar seluruh atau sebagian suatu kapal yang bertujuan untuk mengembalikan komponen-komponen dan material untuk diproses ulang dan digunakan kembali. Perancangan galanganscrapping berkapasitas maksimum 30.000 DWT ini berdasarkanIMO (International Maritime Organization), galanganscrapping yang tidak mencemari lingkungan.Ramah lingkungan didefinisikan bahwa dengan fasilitas yang ada, limbah dari proses scrapping tidak mencemari lingkungan baik darat maupun laut. Perancangan terdiri dari fasilitas galangan scrapping dan desain layout galangan.

The ship has an age limit to operate. Scrapping shipyard could be a solution to Indonesia's national shipping industry and expected to be a pilot project that satisfies scrap yard regulation and become inputs to the Government and the Local Goverment of the Regency Tanggamus. Ship Scrapping is the activity of unpacking all or part of a ship that aims to restore the components and materials for reprocessed and reused. The design of the maximum capacity of 30,000 DWT scrapping shipyard based on IMO (International Maritime Organization), the scrapping shipyard does not pollute the environment. Environmentally friendly is defined that with existing facilities, waste from the process of scrapping is not polluting the environment both ashore and at sea. The design consists of a scrapping shipyard facilities and design layout scrapping shipyard.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Pratama Rinaldi
"Berdasarkan Konvensi Hong Kong, kapal yang berusia lebih dari 25 tahun harus didaur ulang karena dapat merusak lingkungan dan dinilai tidak memiliki dampak ekonomis. Namun, industri ship recycling di Indonesia kurang diperhatikan. Skripsi ini bertujuan untuk mendesain galangan ship recycling yang ramah lingkungan dan mengikuti prosedur yang sesuai dengan IMO dan memiliki kapasitas maksimum 30.000 DWT. Skripsi ini dibuat berdasarkan studi literature dari regulasi yang ada seperti Konvensi Hong Kong, Regulasi Ship Recycling Uni Eropa, dan laporan inspeksi dari biro klasifikasi untuk mengidentifikasi kondisi ship recycling di Indonesia saat ini serta memberikan saran untuk melaksanakan prosedur yang baik dan benar. Dengan menggunakan gap analysis untuk mengidentifikasi kondisi ship recycling di Indonesia, dapat ditentukan fasilitas galangan yang dibutuhkan. Galangan ship recycling akan menggunakan marine airbag untuk menggerakan kapal ke slipway dan kapal akan dipotong di darat.

According to Hong Kong Convention, ships older than 25 years old must be recycled because it could bring harm to environment and cannot be operated economically. However, there is a lack of attention about ship recycling in Indonesia. This study aims to design a green ship recycling yard that follows IMO procedure and have a maximum capacity of 30.000 DWT. The study conducts literature on rules and regulations such as Hong Kong Convention, EU Ship Recycling Regulations, and inspection reports from classification societies to identify the current condition of ship recycling in Indonesia and suggest recommendation acts to conduct ship recycling process. By identifying the conditions of ship recycling in Indonesia with gap analysis, the yard’s facilities could be determined. The ship recycling yard will use marine airbag to move ships into slipway and ship will be cut on land."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>